Beranda / Pendekar / LANTING BRUGA / Kekuatan Yang Mustahil

Share

Kekuatan Yang Mustahil

Penulis: Pancur Lidi
last update Terakhir Diperbarui: 2022-09-02 20:40:10

Sesosok mahluk berpakaian putih usang muncul dengan penutup kepala tanpa wajah. Benar, tidak ada wajah sama sekali, di balik penutup kepala itu hanya ada asap hitam dengan setitik cahaya ungu.

Dia melayang di udara, dengan sayap terbuka tapi tidak mengepak. Warna sayap hitam pekat, dan mirip seperti empat selendang besar.

Di belakang mahluk tersebut, ada lingkaran asap berputar cepat. Inti dari asap seperti malam tanpa bintang, mirip seperti portal yang akan membawa ke jurang tanpa batas.

Ares bergerak lebih dahulu, menjelma menjadi petir untuk mendekati Dewa Kehancuran, tapi energi kegelapan menolak kehadiran Ares.

Satu depa sebelum tubuh Ares mencapai tubuh Dewa Kehancuran, dia merasakan ada energi yang menghadang tubuhnya.

Sebuah dinding udara yang begitu padat, lalu melempar Ares jatuh terhempas ke permukaan tanah.

Pria terseok beberapa jauhnya, dan mendarat tepat di kaki Satrio Langit.

"Apa yang kau lakukan?" tanya Satrio Langit.

Ares meringis kesal, memberi isyarat agar Satrio L
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Arif Ridwan
lanjuut lg thoor... nanggung
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • LANTING BRUGA   Kehancuran Pasukan Aliansi

    Para pendekar kini bersatu padu untuk menyerang Dewa Kehancuran. Menggunakan formasi-formasi bertarung."Gabungkan energi pedang!" teriak Guru Kilat Putih.Para pendekar pedang kemudian mulai menyatukan kekuatan, dengan mengumpulkan energi pedang di angkasa.Sebuah pedang energi kini tercipta, dengan empat mata pedang yang melingkar. Beberapa saat kemudian, pedang itu berputar seperti gasing, dan bergerak cepat ke arah Dewa Kehancuran.Wush.Dewa Kehancuran menghindari serangan itu, berkelit dengan cepat, tapi pedang energi yang dikendalikan seluruh pendekar pedang kembali mengejar dirinya.Boom.Pedang energi menembus bukit besar, menunjukan betapa tajam pedang energi itu. Dewa Kehancuran kembali mengelak ketika pedang itu bergerak ke arah lehernya.Lagi-lagi senjata itu menghantam beberapa ujung bukit hingga puncaknya terpotong dengan rapi."Pusatkan konsentrasi!" teriak Guru Kilat Putih. Pedang bermata empat mulai bersinar terang, dan terus mengincar Dewa Kehancuran.Namun kali i

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-02
  • LANTING BRUGA   Bola Hitam

    Sebelum tubuh Satrio Langit hendak dihancurkan oleh kekuatan kegelapan, Dewa Pemarah langsung bertindak cepat. Dia melepaskan pukulan tinju ke arah Dewa Kehancuran itu, yang membuat konsentrasinya terganggu, sehingga leher Satrio Langit dapat terbebas dari cengkraman kegelapan.Namun, karena gagal membunuh Satrio Langit, Dewa Kehancuran melampiaskan kekesalannya ke arah Dewa Pemarah.Lima selendang kegelapan yang keluar dari sayap Dewa Kehancuran menyerang Dewa Pemarah dalam waktu yang cepat.Karena gerakan Dewa Pemarah tidak begitu cepat, dia kesulitan menghindari serangan tersebut. Alhasil, satu selendang kegelapan mengenai dadanya hingga pria itu mengeluarkan cairan merah dari dalam mulut.Dewa Pemarah terpukul mundur beberapa belas depa ke belakang, dan beruntung Dewa Penidur menahan tubuh Dewa Pemarah."Kau baik-baik saja?" tanya Dewa Penidur."Aku merasa jantungku seolah akan pecah, serangan energi kegelapannya begitu hebat ...uhuk uhuk ...." Darah keluar dari mulut pria itu ket

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-02
  • LANTING BRUGA   Kedatangan Bony An

    "Kemana perginya bola hitam itu?" para pendekar tidak melihat apa yang terjadi karena mereka diselimuti oleh ketakutan, tapi yang jelas bola hitam itu menghilang atau mungkin hancur tanpa menciptakan kerusakan yang begitu berarti.Dewa Kehancuran tampaknya juga tidak mengerti apa yang terjadi, bahkan hal ini sama sekali tidak diduga oleh dirinya.Namun setelah beberapa saat kemudian, Ares dan tiga pendekar dewa yang lain langsung menyadari sesuatu."Bukankah ini karena kekuatan dirinya ....?""Dimana dia?" tanya Satrio Langit."Aku ingat kekuatan ini," Delima Kemala Putri pernah melihat teknik seperti ini sebelumnya, dan berhasil menghalau serangan Dewa Kehancuran ketika berada di pulau rahasia milik kelompok sayap putih. "Bony An ....." gumam Ares."Maaf karena aku sedikit terlambat," ucap Bony An.Wanita itu berdiri tidak jauh dari empat pendekar leve dewa.Ya, dengan kutukan mata asuranya, Bony An berhasil menghancurkan bola hitam yang diciptakan oleh Dewa Kehancuran. Namun tentu

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-04
  • LANTING BRUGA   Kekuatan Roh Angin

    Tubuh Dewa Kehancuran mengalami banyak luka berukuran besar, ketika serangan para pendekar menembus lapisan pelindung tubuh tak kasat mata.Tubuhnya terlempar jauh, menembus beberapa bukit kecil hingga meremukan sebagian besar tulang di tubuhnya.Namun, Dewa Kehancuran hanya tersenyum tipis saat ini. Meski tubuhnya telah terbenam di dalam tubuh gunung, nyatanya dia masih hidup."Luar biasa, kombinasi serangan yang sangat sempurna, jika saja aku tidak menguasai lima roh, kalian sudah membunuhku dengan serangan tersebut ...." Perlahan tubuh Dewa Kehancuran terangkat dari dalam tanah, mulai melayang tinggi ke udara.Namun tidak lama kemudian, nyala api di tengah wajahnya semakin terang. Dia menatap wajah setiap pendekar yang ada di atas tanah, satu persatu. Seperti sedang menghitung atau menimbang siapakah yang pantas dibunuhnya terlebih dahulu.Sementara itu, semua pendekar tidak bisa tidak terkejut melihat ketahan tubuh Dewa Kehancuran itu. Dengan nafas tersengkal-sengkal, mereka semua

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-05
  • LANTING BRUGA   Jatuhnya Bulan Kecil

    Dewa Pemarah dan Dewa Penidur akhirnya sadar bahwa yang mereka lihat di atas awang adalah kenyataan yang sesungguhnya,bukan ilusi di alam mimpi.Yang dipikirkan oleh Ares memang benar, bahwa Dewa Kehancuran menggunakan kekuatan roh bumi untuk menciptakan 7 bulan kecil di atas awang.Namun tentu pula itu memiilki maksud tertentu, karena jelas Dewa Kehancuran berniat menggunakan 7 bulan kecil itu untuk menghancurkan aliansi para pendekar.Tidak selang beberapa lama kemudian, semua aliansi tersadar meski ada sebagian yang telah meninggal dunia akibat dari serangan sebelumnya.Yang bertahan adalah pendekar di atas level bumi tinggi, dan sisanya hanya keberuntungan yang menyelamatkan nyawa mereka."Apakah aku sudah berada di alam baka?" salah satu pendekar bertanya, tapi kemudian dia meringis kesakitan saat berniat berdiri dari tempatnya. "Aku belum mati-" sentak pria tersebut. "Rasa sakit ini ...."Tidak lama kemudian dia melihat pergerakan di balik tanah, dan muncul sepasang tangan kelua

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-06
  • LANTING BRUGA   Harapan Tinggal Harapan

    Perjuangan keras semua aliansi para pendekar untuk menahan serangan dari Dewa Kehancuran.Dan akhirnya....Berhasil, serangan itu bisa menghentikan bulan kecil yang dijatuhkan dari langit. Namun, menghancurkan serangan itu telah menguras banyak aura alam yang dimiliki oleh para pendekar, termasuk pula Ares dan Satrio Langit serta dua pendekar dewa yang lain.Terlihat saat ini, tubuh Satrio Langit di penuhi oleh peluh yang begitu banyak, hingga pakaiannya basah karena keringat.Ares masih berdiri dengan tegap, tampak tidak ingin memperlihatkan kelemahannya, tapi hanya dia yang tahu bahwa sekarang dia juga kehabisan aura alam."Dadaku terasa sesak ...." ucap Dewa Penidur seraya mengusap beberapa kali dadanya, "Bagaimana kita menahan serangan selanjutnya?"Dewa Pemarah tidak ingin menjawab pertanyaan sahabatnya, karena dia sendiri juga mengalami hal yang sama, kehabisan stamina.Paling tidak butuh beberapa waktu yang cukup lama untuk mengembalikan aura alam."Berapa banyak yang masih ber

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-07
  • LANTING BRUGA   Elang Api

    Semua bulan kecil yang ada di atas langit kini mulai dijatuhkan oleh Dewa Kehancuran. Dia tersenyum sinis melihat manusia yang berada dibawahnya akan segera musnah. Jelas, karena tidak mungkin manusia itu bisa menahan serangannya kali ini.“Aku tidak akan menyerah!!!” Delima Kemala Putri berteriak keras, seraya mengerahkan seluruh kemampuannya, pada saat yang sama pula, muncul banyak sekali air dari dalam tanah.Air bah yang begitu dahsyat mulai membentuk sebuah prisai untuk melindungi teman-temannya. “Delima apa yang kau lakukan? Bukankah aku sudah meminta dirimu untuk pergi dari tempat ini?!” Satrio Langit berseru keras, tapi Delima Kemala Putri sudah kehilangan control akan roh air yang ada di dalam tubuhnya.Benar, sebelumnya gadis kecil itu telah menyerahkan semuanya kepada roh air yang ada di dalam tubuh, termasuk mengambil alih kesadarannya sendiri. Hanya dengan car aini, Roh Air bisa leluasa mengeluarkan kemampuan terbaiknya. Namun Tindakan ini bukan tanpa resiko. Tubuh Deli

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-08
  • LANTING BRUGA   Lanting vs Dewa Kehancuran

    Kedatangan Lanting Beruga benar-benar mengejutkan semua orang dan tentu pula menjadi dewa pelindung bagi semua aliansi para pendekar aliran putih.Tidak tanggung-tanggung, Lanting Beruga menghancurkan semua serangan Dewa Kehancuran hanya dalam satu kali tebasan energi pedang yang kuat.Namun lebih terkejut lagi adalah Dewa Kehancuran, yang begitu percaya diri dengan serangannya mampu menyapu semua aliansi para pendekar.Lanting Beruga langsung turun dari Garuda Kencana, dan berdiri tepat di antara Delima Kemala Putri dan Dewa Kehancuran. Pria itu lantas menatap Dewa Kehancuran dengan raut wajah yang sinis, "Kau akan membayar semuanya!""Lanting ....!" Seru Intan Ayu, kemudian ucapannya juga diiringi oleh Bony An dimana kedua belah matanya masih mengeluarkan darah merah.Lanting Beruga langsung menatap ke dua istrinya yang dipenuhi dengan banyak luka. Sekilas Lanting Beruga tersenyum pahit, jelas merasa sangat sedih melihat kondisi mereka berdua.Di dalam hatinya, ada banyak hal yang i

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-09

Bab terbaru

  • LANTING BRUGA   TAMAT

    Satu minggu telah berlalu, dan kini sudah waktunya bagi Rambai Kaca untuk pergi dari dunia lelembut.Dia telah menyiapkan semuanya, mental dan keberanian, bertemu dengan manusia untuk kali pertama bagi dirinya.Ibunya hanya bisa pasrah dengan pilihan Rambai Kaca, dia hanya bisa menyeka air mata yang setiap saat keluar membasahi pipi.Sementara itu, Pramudhita tampaknya begitu tabah melepaskan kepergian putra angkat yang telah dibesarkan00000000 dari bayi.Namun, ada yang lebih parah, yaitu Nagin Arum. Dia bersikeras untuk pergi bersama Rambai Kaca ke alam manusia, bahkan setelah ayahnya menjelaskan mengenai kehiudapan manusia, dia tetap bersikeras untuk pergi ke sana.Ya, impian Nagin Arum adalah keluar dari alam ini, dan berniat untuk menjelajahi seluruh dunia. Menurut dirinya, di sini dia tidak bisa hidup dengan bebas, ada batas-batasan yang ada di dalam alam lelembut tersebut.“Ayah, apapun yang terjadi, kau harus memikirkan caranya agar aku bisa pergi bersama Rambai Kaca!” ketus N

  • LANTING BRUGA   Keinginan

    Dua hari telah berlalu, pendekar dari Padepokan Pedang Bayangan terlihat sedang berbenah saat ini. Membenahi apa yang bisa dibenahi, seperti bangunan dan beberapa peralatan lainnya.Terlihat pula, ada banyak pendekar yang dirawat di dalam tenda darurat. Para medis bekerja cepat, memastikan tidak ada satupun dari korban yang mati.Di salah satu tenda darurat tersebut, tiga anak Pramudhita masih terkapar dengan kondisi tubuh penuh dengan ramuan obat-obatan.“Apa mereka baik-baik saja?” Rambai Kaca bertanya kepada salah satu tabib muda di sana. Dia sudah berada di tempat itu sejak tiga saudara angkatnya dibawa oleh Pramudhita.Meskipun Rambai Kaca juga terluka cukup parah, tapi tubuhnya luar biasa kuat, dia mampu bertahan, bahkan masih bisa berdiri atau bahkan berlari.Ditubuhnya sengaja dililit oleh banyak perban, menunjukan jika Rambai Kaca sebenarnya tidak baik-baik saja. Namun, hal biasa bagi pemuda itu merasakan sakit seperti ini, jadi ini bukanlah hal yang harus dipikirkan.“Ketig

  • LANTING BRUGA   Maaf

    Satu gerakan dari pemuda itu melesat sangat cepat, tepat menuju leher pria tersebut yang saat ini tengah bersiap dengan serangan yang di berikan oleh Rambai Kaca barusan.Melihat pemuda itu bergerak sangat cepat, Reban Giring menggigit kedua rahangnya, sembari menatap Rambai dengan tajam, kemudian bersiap dengan gerakan kuda-kuda.Nafasnya kembali teratur ketika dia melakukan gerakan barusan, lalu menyilangkang senjata yang dia miliki tepat ke arah dada.Sesaat kemudian, dia melesat kearah Rambai Kaca lalu melepaskan jurus Murka Pedang Bayangan.“Dengan ini, matilah kau..!!”Satu teriakkan pria itu menggema di udara, yang membuat siapapun yang mendengarnya, akan merinding ketakutan.Namun, hal itu tidak berlaku pada Rambai Kaca, yang seakan meminta hal tersebut benar-benar terjadi terhadap dirinnya.Dengan jurusnya tersebut, Reban Giring melepaskan semua tenaga yang dia miliki berharap ia dapat mengenai pemuda itu tepat sasaran.Wush.Tebasan itu di lepaskan ketika jarak mereka tingg

  • LANTING BRUGA   Terserah

    Di sisi lain, Pramudita yang saat ini telah berhasil membunuh semua sosok hasrat berukuran besar, sempat terdiam beberapa detik, ketika ia melihat dari kejauhan langit berubah warna menjadi hitam pekat.Tidak hanya itu, dari sumber cahaya kehitaman tersebut, sempat terjadi kilatan petir di ikuti dengan beberapa ledakan yang mengguncang area tersebut.Dari sana, dia dapat menebak, jika saat ini terdapat seseorang yang sedang bertarung di tempat itu, akan tetapi ia bahkan telah menebak jika serangan beberapa saat yang lalu di akibatkan olah anaknya sendiri.“Rambai Kaca, apa yang sedang terjadi?” gumamnya bertanya.Namun pada yang sama, dia mulai menyadari jika dari cahaya berwarna hitam pekat itu, tidak lain ialah kekuatan yang di timbulkan dari kegelapan.Saat ini, Pramudita dapat menebak, jika Rambai Kaca tengah bertarung dengan sosok yang tidak lain ialah Reban Giring.Anggapan itu di landasi oleh tindakan yang telah di lakukan Reban Giring sebelumnya, ketika memulai pertempuran yan

  • LANTING BRUGA   Matilah

    Pedang Bayangan...." Satu jurus tersebut melesat, dengan terbentuk nya beberapa pedang bayangan yang melesat kearah sosok hasrat. Bom. Ledakan terjadi cukup besar, ketika jurus yang di lepaskan Pramudita berhasil mengenai musuh. Ya, satu serangan tersebut berhasil membunuh setidaknya, tiga atau lebih sosok hasrat yang berukuran besar. Tentu hal tersebut tidak dapat di lakukan oleh siapapun, selain Maha Sepuh Pramudita. Jabatan yang pantang bagi seseorang dengan kemampuan sangat tinggi. "Berakhir sudah."Di sisi lain, saat ini tengah terjadi gejolak batin yang mendalam bagi seorang pria ketika tengah merasa sangat kehilangan akan kehadiran sosok seorang adik. Isak tangis tidak dapat terbendung, ketika ia berusaha untuk menghampiri adiknya tersebut.Dengan langkah yang tertatih ia berusaha sekuat tenaga, tetapi langkah yang ia lakukan, bahkan tidak sebanding dengan jumlah tenaga yang dia keluarka"Adik...""Bertahanlah!"Langkah demi langkah berhasil membuatnya tiba di tempat ya

  • LANTING BRUGA   Satu Serangan

    Tubuh Reban Giring saat ini, tengah terdorong mundur akibat mendapat serangan tak terduga oleh Rambai, yang menyerang lehernya.Beberapa pohon bahkan telah tumbang dibuatnya, akibat bertabrakan dengan tubuh pria tua itu, sementara Rambai Kaca masih melakukan gerakan mendorong dengan tangan yang mencekik leher pria tua tersebut.Tidak banyak yang dapat pria itu lakukan, selain berusaha untuk melepaskan diri dari cengkraman jurus yang telah Rambai Kaca berikan. Brak. Brak. Beberapa pohon kembali tumbang, sementara mereka melesat dengan cepat, yang pada akhirnya gerakan tersebut berhenti ketika Rambai Kaca merasa cukup terhadap aksinya. "Bocah sialan!" "Kau bebas untuk berkata sesuka hatimu." timpal Rambai Kaca."Hiat.!"Kerahkan semua kemampuan yang kau miliki, Bocah!" Dalam keadaan ini, Reban Giring sempat menggigitkan kedua rahangnya, untuk bersiap menerima serangan dari Rambai Kaca, ketika telah mencapai titik dimana pemuda ini akan melepaskan tekanan tenaga dalam yang tinggi.

  • LANTING BRUGA   Terlambat

    Melihat Eruh Limpa dan Nagin Arum yang sudah tidak berdaya, Reban Giring berniat untuk segera mengakhiri nyawa kedua orang tersebut. Perlahan pria itu mendekati Nagin Arum yang terlihat masih berusaha untuk meraih tangan kakaknya, akan tetapi bergerakan wanita itu terpaksa berhenti, ketika Reban Giring menginjak tangannya. Tidak hanya itu, saat ini, Reban Giring sedang menekan kakinya dengan cukup kuat, sehingga membuat Nagin Arum berteriak. "Aggrr..!" Rasa sakit tiada tara sedang di rasakan oleh Nagin Arum yang berusaha untuk melepaskan tangannya dari injakkan kaki Reban Giring saat ini. Melihat hal tersebut, Eruh Limpa hanya bisa memaki pria itu, lalu mengutuknya beberapa kali dengan melampiaskan rasa amarahnya menggunakan kata-kata. Namun sayang, hal tersebut bahkan tidak dihiraukan sama sekali oleh Reban Giring dengan tetap melakukan aksinya, seakan sedang menikmati rasa sakit yang dialami oleh wanita tersebut. "Ini belum seberapa!" ujarnya, "Setelah ini, akan ku pastik

  • LANTING BRUGA   Ingin Menjadi Mahasepuh

    Kedua kakak beradik tersebut lantas langsung mengejar keberadaan Reban Giring yang sempat mereka lihat tengah terluka. Hal itu menjadi sesuatu yang sangat mereka nantikan, karena menduga jika mereka akan dapat mengalahkan pria itu dengan cukup mudah. Namun di saat yang sama, salah satu pria juga menyadari kepergian Eruh Limpa dan Nagin Arum, akan tetapi saat ini, pria itu masih sibuk berhadapan dengan musuh yang seakan tidak pernah habis. "Mau kemana mereka pergi?" batinnya bertanya. Saat ini, pemuda yang tidak lain memiliki nama Saka ini, tengah menjadi pusat perhatian, ketika dia menggila dengan jurusnya yang mematikan. Tebasan demi tebasan berhasil membunuh sosok hasrat yang berada di dalam jangkauannya, sehingga hal itu membuat para sepuh sempat merasa kagum atas aksi yang telah dia lakukan. Bukan hanya kagum, bahkan beberapa sepuh, berniat untuk mengangkat menantu pria itu, akan tetapi jika Pramudita mengiyakan tentunya. "Menarik, sungguh menarik!" ujar salah satu Sepuh.

  • LANTING BRUGA   Apakah Terluka

    Di sisi lain, Rambai Kaca dan Tabib Nurmanik yang saat ini tengah menyusul rombongan yang berada paling depan, perlahan mulai mendekat kearah pasukan yang tengah bertarung melawan musuh-musuh mereka. Melihat hal tersebut, kedua orang yang baru saja tiba ini, lantas lasung mengambil posisi masing-masing untuk berhadapan dengan para sosok hasrat yang semakin menggila. Dengan beberapa gerakan, Rambai Kaca berhasil membunuh satu sosok hasrat dan menyelamatkan hidup satu orang pasukan mereka yang hampir saja tewas, akibat tidak dapat mempertahankan diri, dari serangan sosok hasrat yang menyerangnya. "Tuan muda, terimakasih!" Mendengar jawaban dari pria itu Rambai Kaca hanya mengangguk satu kali, sebelum dirinya bergegas menuju pasukan paling depan, seakan tidak begitu peduli dengan kondisi yang menimpa orang tersebut. Tampaknya pemuda itu sedang merasakan sesuatu yang buruk akan segera terjadi, sehingga membuat dia bergerak lalu mengeluarkan jurus kilat putih yang membantunya seakan m

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status