Home / Pendekar / LANTING BRUGA / Jatuhnya Bulan Kecil

Share

Jatuhnya Bulan Kecil

Author: Pancur Lidi
last update Last Updated: 2022-09-06 22:37:47

Dewa Pemarah dan Dewa Penidur akhirnya sadar bahwa yang mereka lihat di atas awang adalah kenyataan yang sesungguhnya,bukan ilusi di alam mimpi.

Yang dipikirkan oleh Ares memang benar, bahwa Dewa Kehancuran menggunakan kekuatan roh bumi untuk menciptakan 7 bulan kecil di atas awang.

Namun tentu pula itu memiilki maksud tertentu, karena jelas Dewa Kehancuran berniat menggunakan 7 bulan kecil itu untuk menghancurkan aliansi para pendekar.

Tidak selang beberapa lama kemudian, semua aliansi tersadar meski ada sebagian yang telah meninggal dunia akibat dari serangan sebelumnya.

Yang bertahan adalah pendekar di atas level bumi tinggi, dan sisanya hanya keberuntungan yang menyelamatkan nyawa mereka.

"Apakah aku sudah berada di alam baka?" salah satu pendekar bertanya, tapi kemudian dia meringis kesakitan saat berniat berdiri dari tempatnya. "Aku belum mati-" sentak pria tersebut. "Rasa sakit ini ...."

Tidak lama kemudian dia melihat pergerakan di balik tanah, dan muncul sepasang tangan kelua
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App
Comments (26)
goodnovel comment avatar
Dede Suandy
kepala dewa hancur bukannya udah ga ada? hadeeuuhhh
goodnovel comment avatar
wenotrad yandex
kok dewa kehancuran ada kepala??
goodnovel comment avatar
Lararang
sabar menunggu Author yg konsisten mengetik meskipun dalam keadaan kurang sehat...
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • LANTING BRUGA   Harapan Tinggal Harapan

    Perjuangan keras semua aliansi para pendekar untuk menahan serangan dari Dewa Kehancuran.Dan akhirnya....Berhasil, serangan itu bisa menghentikan bulan kecil yang dijatuhkan dari langit. Namun, menghancurkan serangan itu telah menguras banyak aura alam yang dimiliki oleh para pendekar, termasuk pula Ares dan Satrio Langit serta dua pendekar dewa yang lain.Terlihat saat ini, tubuh Satrio Langit di penuhi oleh peluh yang begitu banyak, hingga pakaiannya basah karena keringat.Ares masih berdiri dengan tegap, tampak tidak ingin memperlihatkan kelemahannya, tapi hanya dia yang tahu bahwa sekarang dia juga kehabisan aura alam."Dadaku terasa sesak ...." ucap Dewa Penidur seraya mengusap beberapa kali dadanya, "Bagaimana kita menahan serangan selanjutnya?"Dewa Pemarah tidak ingin menjawab pertanyaan sahabatnya, karena dia sendiri juga mengalami hal yang sama, kehabisan stamina.Paling tidak butuh beberapa waktu yang cukup lama untuk mengembalikan aura alam."Berapa banyak yang masih ber

    Last Updated : 2022-09-07
  • LANTING BRUGA   Elang Api

    Semua bulan kecil yang ada di atas langit kini mulai dijatuhkan oleh Dewa Kehancuran. Dia tersenyum sinis melihat manusia yang berada dibawahnya akan segera musnah. Jelas, karena tidak mungkin manusia itu bisa menahan serangannya kali ini.“Aku tidak akan menyerah!!!” Delima Kemala Putri berteriak keras, seraya mengerahkan seluruh kemampuannya, pada saat yang sama pula, muncul banyak sekali air dari dalam tanah.Air bah yang begitu dahsyat mulai membentuk sebuah prisai untuk melindungi teman-temannya. “Delima apa yang kau lakukan? Bukankah aku sudah meminta dirimu untuk pergi dari tempat ini?!” Satrio Langit berseru keras, tapi Delima Kemala Putri sudah kehilangan control akan roh air yang ada di dalam tubuhnya.Benar, sebelumnya gadis kecil itu telah menyerahkan semuanya kepada roh air yang ada di dalam tubuh, termasuk mengambil alih kesadarannya sendiri. Hanya dengan car aini, Roh Air bisa leluasa mengeluarkan kemampuan terbaiknya. Namun Tindakan ini bukan tanpa resiko. Tubuh Deli

    Last Updated : 2022-09-08
  • LANTING BRUGA   Lanting vs Dewa Kehancuran

    Kedatangan Lanting Beruga benar-benar mengejutkan semua orang dan tentu pula menjadi dewa pelindung bagi semua aliansi para pendekar aliran putih.Tidak tanggung-tanggung, Lanting Beruga menghancurkan semua serangan Dewa Kehancuran hanya dalam satu kali tebasan energi pedang yang kuat.Namun lebih terkejut lagi adalah Dewa Kehancuran, yang begitu percaya diri dengan serangannya mampu menyapu semua aliansi para pendekar.Lanting Beruga langsung turun dari Garuda Kencana, dan berdiri tepat di antara Delima Kemala Putri dan Dewa Kehancuran. Pria itu lantas menatap Dewa Kehancuran dengan raut wajah yang sinis, "Kau akan membayar semuanya!""Lanting ....!" Seru Intan Ayu, kemudian ucapannya juga diiringi oleh Bony An dimana kedua belah matanya masih mengeluarkan darah merah.Lanting Beruga langsung menatap ke dua istrinya yang dipenuhi dengan banyak luka. Sekilas Lanting Beruga tersenyum pahit, jelas merasa sangat sedih melihat kondisi mereka berdua.Di dalam hatinya, ada banyak hal yang i

    Last Updated : 2022-09-09
  • LANTING BRUGA   Pertarungan Sengit

    Di langit yang kelam, Lanting Beruga dan Dewa Kehancuran masih bertukar ratusan serangan dalam beberapa menit yang cepat. Ke dua mahluk itu terlihat saling menekan, dan saling menjatuhkan.Tidak jarang serangan Dewa Kehancuran berhasil mengenai tubuh Lanting Beruga, membuat pria itu jatuh terhempas hingga menghantam gunung.Goncangan setiap kali salah satu tubuh terhempas dapat dirasakan oleh sebagian kecil para pendekar, meskipun keberadaan mereka cukup jauh dari tempat tersebut.Namun pula, tidak jarang Lanting Beruga berhasil menekan kekuatan Dewa Kehancuran yang kini cendrung menggunakan serangan jarak jauh dibandingkan dengan serangan jarak dekat.Ya, Dewa Kehancuran mengetahui bahaya jika terkena serangan pedang pembantai iblis, jadi dia memutuskan untuk terus menggunakan serangan jarak jauh kepada Lanting Beruga.Seberapa keras Lanting Beruga ingin mendekati mahluk tersebut, tetap saja Dewa Kehancuran selalu menjaga jarak yang cukup jauh.Sebuah bola hitam besar bergerak ke ara

    Last Updated : 2022-09-12
  • LANTING BRUGA   Strategi Serangan

    "Percayakan kepada diriku," ucap Ares, dia menatap ke arah Ledakan yang terus berlangsung, sebelum kemudian berubah menjadi cahaya putih terang dan lenyap dari pandangan Bony An."Aku juga akan membantunya ...." Satrio Langit tidak bisa membiarkan Lanting Beruga bertarung sendirian saat ini, walaupun dia tahu kekuatan Lanting Beruga sudah jauh di atas dirinya.Namun, Satrio Langit percaya jika kekuatannya sedikit banyak bisa membantu Lanting Beruga menghadapi Dewa Kehancuran."Lanting memiliki pedang pembantai iblis," ucap Dewa Pemarah, "Dia akan menjadi ujung tombak kita, tugas kita membuka celah agar Lanting bisa menebas mahluk tersebut."Dewa Pemarah akhirnya pergi mengiringi Satrio Langit, walaupun luka-lukanya masih belum sembuh setelah dirawat oleh Delima Kemala Putri."Begitu ya?" Dewa Penidur menggaruk kepala beberapa kali, "Jadi sekarang kita sudah memiliki tujuan yang tepat, serangan kita kali ini akan lebih terarah dibandingkan dengan sebelumnya."Ya, mereka semua sepakat u

    Last Updated : 2022-09-12
  • LANTING BRUGA   Jangan Menyerah

    Dewa Kehancuran terlambat menyadarinya, bahwa yang akan dijadikan sebagai ujung tombak serangan adalah Lanting Beruga.Dia mungkin ingin menghindari serangan cepat dari pria bertubuh merah itu, tapi dia tidak memiliki kesempatan untuk melakukannya. Ares serta yang lain menahan dirinya.-Tarian Dewa Angin-Lanting Beruga mendaratkan serangan pedang pembantai iblis tepat di tubuh Dewa Kehancuran, menembus dinding tak kasat mata yang selalu melindungi tubuhnya.Serangan yang sangat tajam.Dewa Kehancuran berteriak keras, dan pada saat yang sama gelombang kejut yang dihasilkan dari tebasan tersebut juga melempar semua pendekar level dewa ke segala sisi.Lanting Beruga telah melewati tubuh Dewa Kehancuran, dan kini terlihat pada pedang pembantai iblis noda darah berwarna hitam pekat.Buk.Ares jatuh di sisi tanah yang berbatu, Satrio Langit terseok di permukaan tanah, sementara Dewa Pemarah dan Dewa Penidur terpisah pada jarak yang cukup jauh.Ke empat orang itu menatap ke arah langit, pa

    Last Updated : 2022-09-12
  • LANTING BRUGA   Kekuatan Sebenarnya Dari Asura Kuno

    Telaga energi batin di dalam alam bawah sadar pria tersebut mulai bergejolak saat ini. Pada saat yang sama pula, aliran energi batin mulai menyeruak keluar dari mata kiri Lanting Beruga.Ya, Lanting Beruga masih memiliki kekuatan yang lain. Sebuah kekuatan yang lahir dari dalam jiwanya sendiri, kekuatan yang tidak dimiliki oleh bangsa asura atau pula bangsa dewa sekalipun.Itulah kekuatan batin dari Lanting Beruga.Pow.Mata kirinya kini terbuka sangat lebar, berwana merah redup tapi dapat dilihat dari jarak yang cukup jauh oleh sebagian besar mahluk asura dan para siluman.Tidak lama setelah itu, sosok Asura Kuno muncul dari dalam mata itu, bertubuh tinggi dengan wajah garang.Dua tangan besar mahluk tersebut direntangkan ke depan, semua jari terbuka lebar, tapi kemudian dua tangan yang lain muncul di belakang pundaknya, dan kini menyilang di atas kepala."Apa itu?" Dewa Kehancuran begitu terkejut melihat hal tersebut, tapi pandangannya tidak begitu jelas karena bola api kini telah m

    Last Updated : 2022-09-13
  • LANTING BRUGA   Belum Berakhir

    "Aku sarankan, agar kalian semua menyerap aura alam dan menyembuhkan luka," ucap asura wanita tersebut, "Ah ngomong-ngomong, namaku adalah Medusa.""Aku tidak peduli," timpal Bony An."Manusia, kau akan membutuhkan kekuatanku lagi, jadi aku hanya akan menolongmu jika kau memanggil namaku."Bony An tersenyum sinis, bersamaan dengan itu Medusa juga lenyap dari pandangannya. Namun usulah Medusa tidak terlalu buruk, dibandingkan mereka tidak melakukan apapun, maka lebih baik semuanya memulihkan diri dan menyerap aura alam sebanyak mungkin.Masing-masing masih memiliki pil air kehidupan yang diberikan oleh Delima Kemala Putri, lebih dari cukup untuk mengobati luka pisik mereka."Semuanya!" ucap Bony An, memanggil para pendekar untuk berkumpul, "selagi Lanting bertarung, aku ingin kalian semua menyembuhkan diri, aku memiliki firasat buruk mengenai hal yang akan kita hadapi nanti.""Untuk berjaga-jaga, jika saja ada hal yang tidak diinginkan terjadi?" tanya Ares."Benar, kita belum melihat

    Last Updated : 2022-09-14

Latest chapter

  • LANTING BRUGA   TAMAT

    Satu minggu telah berlalu, dan kini sudah waktunya bagi Rambai Kaca untuk pergi dari dunia lelembut.Dia telah menyiapkan semuanya, mental dan keberanian, bertemu dengan manusia untuk kali pertama bagi dirinya.Ibunya hanya bisa pasrah dengan pilihan Rambai Kaca, dia hanya bisa menyeka air mata yang setiap saat keluar membasahi pipi.Sementara itu, Pramudhita tampaknya begitu tabah melepaskan kepergian putra angkat yang telah dibesarkan00000000 dari bayi.Namun, ada yang lebih parah, yaitu Nagin Arum. Dia bersikeras untuk pergi bersama Rambai Kaca ke alam manusia, bahkan setelah ayahnya menjelaskan mengenai kehiudapan manusia, dia tetap bersikeras untuk pergi ke sana.Ya, impian Nagin Arum adalah keluar dari alam ini, dan berniat untuk menjelajahi seluruh dunia. Menurut dirinya, di sini dia tidak bisa hidup dengan bebas, ada batas-batasan yang ada di dalam alam lelembut tersebut.“Ayah, apapun yang terjadi, kau harus memikirkan caranya agar aku bisa pergi bersama Rambai Kaca!” ketus N

  • LANTING BRUGA   Keinginan

    Dua hari telah berlalu, pendekar dari Padepokan Pedang Bayangan terlihat sedang berbenah saat ini. Membenahi apa yang bisa dibenahi, seperti bangunan dan beberapa peralatan lainnya.Terlihat pula, ada banyak pendekar yang dirawat di dalam tenda darurat. Para medis bekerja cepat, memastikan tidak ada satupun dari korban yang mati.Di salah satu tenda darurat tersebut, tiga anak Pramudhita masih terkapar dengan kondisi tubuh penuh dengan ramuan obat-obatan.“Apa mereka baik-baik saja?” Rambai Kaca bertanya kepada salah satu tabib muda di sana. Dia sudah berada di tempat itu sejak tiga saudara angkatnya dibawa oleh Pramudhita.Meskipun Rambai Kaca juga terluka cukup parah, tapi tubuhnya luar biasa kuat, dia mampu bertahan, bahkan masih bisa berdiri atau bahkan berlari.Ditubuhnya sengaja dililit oleh banyak perban, menunjukan jika Rambai Kaca sebenarnya tidak baik-baik saja. Namun, hal biasa bagi pemuda itu merasakan sakit seperti ini, jadi ini bukanlah hal yang harus dipikirkan.“Ketig

  • LANTING BRUGA   Maaf

    Satu gerakan dari pemuda itu melesat sangat cepat, tepat menuju leher pria tersebut yang saat ini tengah bersiap dengan serangan yang di berikan oleh Rambai Kaca barusan.Melihat pemuda itu bergerak sangat cepat, Reban Giring menggigit kedua rahangnya, sembari menatap Rambai dengan tajam, kemudian bersiap dengan gerakan kuda-kuda.Nafasnya kembali teratur ketika dia melakukan gerakan barusan, lalu menyilangkang senjata yang dia miliki tepat ke arah dada.Sesaat kemudian, dia melesat kearah Rambai Kaca lalu melepaskan jurus Murka Pedang Bayangan.“Dengan ini, matilah kau..!!”Satu teriakkan pria itu menggema di udara, yang membuat siapapun yang mendengarnya, akan merinding ketakutan.Namun, hal itu tidak berlaku pada Rambai Kaca, yang seakan meminta hal tersebut benar-benar terjadi terhadap dirinnya.Dengan jurusnya tersebut, Reban Giring melepaskan semua tenaga yang dia miliki berharap ia dapat mengenai pemuda itu tepat sasaran.Wush.Tebasan itu di lepaskan ketika jarak mereka tingg

  • LANTING BRUGA   Terserah

    Di sisi lain, Pramudita yang saat ini telah berhasil membunuh semua sosok hasrat berukuran besar, sempat terdiam beberapa detik, ketika ia melihat dari kejauhan langit berubah warna menjadi hitam pekat.Tidak hanya itu, dari sumber cahaya kehitaman tersebut, sempat terjadi kilatan petir di ikuti dengan beberapa ledakan yang mengguncang area tersebut.Dari sana, dia dapat menebak, jika saat ini terdapat seseorang yang sedang bertarung di tempat itu, akan tetapi ia bahkan telah menebak jika serangan beberapa saat yang lalu di akibatkan olah anaknya sendiri.“Rambai Kaca, apa yang sedang terjadi?” gumamnya bertanya.Namun pada yang sama, dia mulai menyadari jika dari cahaya berwarna hitam pekat itu, tidak lain ialah kekuatan yang di timbulkan dari kegelapan.Saat ini, Pramudita dapat menebak, jika Rambai Kaca tengah bertarung dengan sosok yang tidak lain ialah Reban Giring.Anggapan itu di landasi oleh tindakan yang telah di lakukan Reban Giring sebelumnya, ketika memulai pertempuran yan

  • LANTING BRUGA   Matilah

    Pedang Bayangan...." Satu jurus tersebut melesat, dengan terbentuk nya beberapa pedang bayangan yang melesat kearah sosok hasrat. Bom. Ledakan terjadi cukup besar, ketika jurus yang di lepaskan Pramudita berhasil mengenai musuh. Ya, satu serangan tersebut berhasil membunuh setidaknya, tiga atau lebih sosok hasrat yang berukuran besar. Tentu hal tersebut tidak dapat di lakukan oleh siapapun, selain Maha Sepuh Pramudita. Jabatan yang pantang bagi seseorang dengan kemampuan sangat tinggi. "Berakhir sudah."Di sisi lain, saat ini tengah terjadi gejolak batin yang mendalam bagi seorang pria ketika tengah merasa sangat kehilangan akan kehadiran sosok seorang adik. Isak tangis tidak dapat terbendung, ketika ia berusaha untuk menghampiri adiknya tersebut.Dengan langkah yang tertatih ia berusaha sekuat tenaga, tetapi langkah yang ia lakukan, bahkan tidak sebanding dengan jumlah tenaga yang dia keluarka"Adik...""Bertahanlah!"Langkah demi langkah berhasil membuatnya tiba di tempat ya

  • LANTING BRUGA   Satu Serangan

    Tubuh Reban Giring saat ini, tengah terdorong mundur akibat mendapat serangan tak terduga oleh Rambai, yang menyerang lehernya.Beberapa pohon bahkan telah tumbang dibuatnya, akibat bertabrakan dengan tubuh pria tua itu, sementara Rambai Kaca masih melakukan gerakan mendorong dengan tangan yang mencekik leher pria tua tersebut.Tidak banyak yang dapat pria itu lakukan, selain berusaha untuk melepaskan diri dari cengkraman jurus yang telah Rambai Kaca berikan. Brak. Brak. Beberapa pohon kembali tumbang, sementara mereka melesat dengan cepat, yang pada akhirnya gerakan tersebut berhenti ketika Rambai Kaca merasa cukup terhadap aksinya. "Bocah sialan!" "Kau bebas untuk berkata sesuka hatimu." timpal Rambai Kaca."Hiat.!"Kerahkan semua kemampuan yang kau miliki, Bocah!" Dalam keadaan ini, Reban Giring sempat menggigitkan kedua rahangnya, untuk bersiap menerima serangan dari Rambai Kaca, ketika telah mencapai titik dimana pemuda ini akan melepaskan tekanan tenaga dalam yang tinggi.

  • LANTING BRUGA   Terlambat

    Melihat Eruh Limpa dan Nagin Arum yang sudah tidak berdaya, Reban Giring berniat untuk segera mengakhiri nyawa kedua orang tersebut. Perlahan pria itu mendekati Nagin Arum yang terlihat masih berusaha untuk meraih tangan kakaknya, akan tetapi bergerakan wanita itu terpaksa berhenti, ketika Reban Giring menginjak tangannya. Tidak hanya itu, saat ini, Reban Giring sedang menekan kakinya dengan cukup kuat, sehingga membuat Nagin Arum berteriak. "Aggrr..!" Rasa sakit tiada tara sedang di rasakan oleh Nagin Arum yang berusaha untuk melepaskan tangannya dari injakkan kaki Reban Giring saat ini. Melihat hal tersebut, Eruh Limpa hanya bisa memaki pria itu, lalu mengutuknya beberapa kali dengan melampiaskan rasa amarahnya menggunakan kata-kata. Namun sayang, hal tersebut bahkan tidak dihiraukan sama sekali oleh Reban Giring dengan tetap melakukan aksinya, seakan sedang menikmati rasa sakit yang dialami oleh wanita tersebut. "Ini belum seberapa!" ujarnya, "Setelah ini, akan ku pastik

  • LANTING BRUGA   Ingin Menjadi Mahasepuh

    Kedua kakak beradik tersebut lantas langsung mengejar keberadaan Reban Giring yang sempat mereka lihat tengah terluka. Hal itu menjadi sesuatu yang sangat mereka nantikan, karena menduga jika mereka akan dapat mengalahkan pria itu dengan cukup mudah. Namun di saat yang sama, salah satu pria juga menyadari kepergian Eruh Limpa dan Nagin Arum, akan tetapi saat ini, pria itu masih sibuk berhadapan dengan musuh yang seakan tidak pernah habis. "Mau kemana mereka pergi?" batinnya bertanya. Saat ini, pemuda yang tidak lain memiliki nama Saka ini, tengah menjadi pusat perhatian, ketika dia menggila dengan jurusnya yang mematikan. Tebasan demi tebasan berhasil membunuh sosok hasrat yang berada di dalam jangkauannya, sehingga hal itu membuat para sepuh sempat merasa kagum atas aksi yang telah dia lakukan. Bukan hanya kagum, bahkan beberapa sepuh, berniat untuk mengangkat menantu pria itu, akan tetapi jika Pramudita mengiyakan tentunya. "Menarik, sungguh menarik!" ujar salah satu Sepuh.

  • LANTING BRUGA   Apakah Terluka

    Di sisi lain, Rambai Kaca dan Tabib Nurmanik yang saat ini tengah menyusul rombongan yang berada paling depan, perlahan mulai mendekat kearah pasukan yang tengah bertarung melawan musuh-musuh mereka. Melihat hal tersebut, kedua orang yang baru saja tiba ini, lantas lasung mengambil posisi masing-masing untuk berhadapan dengan para sosok hasrat yang semakin menggila. Dengan beberapa gerakan, Rambai Kaca berhasil membunuh satu sosok hasrat dan menyelamatkan hidup satu orang pasukan mereka yang hampir saja tewas, akibat tidak dapat mempertahankan diri, dari serangan sosok hasrat yang menyerangnya. "Tuan muda, terimakasih!" Mendengar jawaban dari pria itu Rambai Kaca hanya mengangguk satu kali, sebelum dirinya bergegas menuju pasukan paling depan, seakan tidak begitu peduli dengan kondisi yang menimpa orang tersebut. Tampaknya pemuda itu sedang merasakan sesuatu yang buruk akan segera terjadi, sehingga membuat dia bergerak lalu mengeluarkan jurus kilat putih yang membantunya seakan m

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status