Beranda / Pendekar / LANTING BRUGA / Bertemu Kembali

Share

Bertemu Kembali

Penulis: Pancur Lidi
last update Terakhir Diperbarui: 2021-08-11 12:58:02

Menyadari Intan Ayu sedang menyelidiki kekuatannya, Rismananti berkata pelan, "aku tidak akan mengikuti pertandingan itu, kau tidak usah khawatir."

"Kenapa kau tidak mengikutinya?" tanya Lanting Beruga, tapi pertanyaan bodoh seperti itu tidak akan dijawab oleh Rismananti.

Sekarang di era ini, Putri Rismananti mungkin bisa dikatakan sebagai salah satu dari 3 pemuda terbaik yang pernah ada. Dia memiliki hak masuk ke dalam bintang suci bersama dua orang yang lain, dalam artian tidak perlu mengikuti pertandingan lagi.

Mencapai level tanding di usinya yang baru 20 tahun merupakan sebuah keberuntungan bagus. Jika menggunakan beberapa sumber daya kualitas terbaik, dia mungkin akan mencapai pendekar pilih tanding dalam satu atau dua tahun ke depan.

"Ini sudah malam, murid Jendral Dewangga dan Benggala Cokro sebaiknya masuk ke dalam Istana, untuk menghindari perlakuan buruk dari pangeran lain."

Kali ini Intan Ayu terdiam sebelum memutuskan, dia mulai menyar

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (3)
goodnovel comment avatar
🅰️nny Maheswari
ya.. pemuda bodoh yg sama ......
goodnovel comment avatar
noname
agak mahal yah bayar nya
goodnovel comment avatar
nugraha rangga
waaa, rebutaann
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • LANTING BRUGA   Tidak Harus Mengumpulkan Semuanya

    Sekar Ayu dengan wajah senang menceritakan pertemuan dirinya dengan Lanting Beruga, dan tindakan hiroik yang dilakukan oleh pemuda itu terhadap dirinya. Benar-benar cerita yang sangat bagus, membuat Intan Ayu menjadi penasaran dengan sosok pemuda tersebut. Dan hebatnya lagi, Sekar Ayu mengatakan jika dia bisa melihat wajah Lanting Beruga dengan begitu jelas, seperti dia melihat ketika malam hari. "Kau beruntung adikku," ucap Intan Ayu. "Sepertinya aku mengetahui kenapa kau bisa melihat dirinya, itu mungkin karena kau telah jatuh cinta." Mendengar kalimat itu, Sekar Ayu malah tersipu malu. Usia mereka masih 16 tahun, mana mungkin telah mengenal yang namanya cinta. Namun Intan Ayu berkata, ketika seseorang telah mengenal cinta, segala isi dunia ini akan dipenuhi dengan wajah kekasihnya. Hhh, apa kalian percaya? "Sayangnya, ceritaku tidak seindah dirimu ..." Intan Ayu kemudian menjelaskan pertemuannya dengan seorang pemuda yang setiap wak

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-11
  • LANTING BRUGA   Wujud Pusaka Sursena

    Beberapa jam lagi sebelum malam perayaan, tampak terlihat orang tua dengan pakaian serba emas dan mahkota besar di kepalanya, sedang mengintip dari balik jendela Istana. Raja Besar Lakuning Banyu.Tua sekali orang ini, penuh dengan kerutan dan ruam hitam melingkar di bola matanya.Di luar Istana, semua rakyat kalangan atas mulai berdatangan, memberikan macam-macam hadiah untuk malam nanti."Ini akan jadi malam perayaan terbesar yang pernah diadakan oleh Sursena," seorang pria berdiri di belakang daun pintu, usianya mungkin baru 45 atau 40 tahunan."Jubarda Agung, kau tidak pernah mengecewakan diriku seperti yang dilakukan oleh kedua kakakmu," ucap Lakuning Banyu.Ya, rupanya inilah Pangeran ke tiga Sursena, Pangeran Jubarda Agung, ayah dari Putri Rismananti, seorang gadis terbaik dari tiga orang terbaik di generasi muda ini."Jikalah kau lahir lebih dahulu dari Ritra Bayu, kakak tertuamu, malam ini aku sendiri yang akan menobatkan dirimu men

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-12
  • LANTING BRUGA   Pewaris Pusaka

    "Tapi Ayah, bukankah keris ini harusnya dimiliki oleh penerus tahta?" tanya Jubarda Agung."Siapa yang bilang?" tanya Lakuning Banyu."Ritra Bayu tidak akan dapat mengendalikan kekuatan besar yang ada di dalam keris ini, dengan hati keras seperti batu."Lakuning Banyu kemudian berjalan menghampiri keris itu, perlahan meletakan telapak tangannya pada gagang keris.Memberi hormat tiga kali, Lakuning Banyu dengan dua tangannya mengulurkan keris tersebut di hadapan Jubarda Agung.Jubarda Agung sekali lagi masih berniat menolak hal itu, dia merasa tidak layak untuk memiliki sebuah pusaka kerajaan, tapi Lakunign Banyu memaksa dirinya.Menurut Lakuning Banyu, Ritra Bayu akan tenggelam ke dalam jurang yang semakin dalam, ketika keris ini berada di tangan dirinya.Seekor harimau di beri taring berbisa seperti ular kobra, menurut kalian apa yang akan terjadi kemudian? Jelas kehancuran.Lakuning Banyu menyadari Putra pertamanya akan menim

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-12
  • LANTING BRUGA   Pemuda Lemah Yang Tersesat

    Benggala Cokro dan Dewangga boleh jadi berteman dekat, tapi diantara dua cucu mereka malah timbul perselisihan dan persaingan.Sejak kecil, baik Subansari dan Intan Ayu tidak pernah akur, selalu menunjukan keegoisan mereka, dan bertarung dengan teknik yang mereka kuasai.Ini sudah beberapa tahun lamanya, mungkin sudah tiga tahun mereka tidak bertemu, tampaknya waktu tetap tidak bisa menyatukan dua gadis cantik tersebut."Kau ingin mengikuti pertandingan ini, kalau begitu kau akan bertemu denganku," ucap Subansari, merasa jika kini teknik Awan Berarak miliknya sudah lebih kuat dari tahun-tahun sebelumnya.Intan Ayu tersenyum tipis, kemudian berpaling, "11 kali pertarungan, aku hanya kalah lima kali.""Kalau begitu aku akan membuat kekalahan yang ke enam kalinya," timpal Subansari.Di sisi lain, Sekar Ayu malah tersenyum tipis, dia jelas tidak pernah melihat bentuk wajah Subansari seperti apa, karena pertemuan mereka hanya terjadi di siang har

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-13
  • LANTING BRUGA   Jendral Paling Tua

    Sabdo Jagat adalah kakak Cempaka Ayu, nenek dari Intan Ayu dan Sekar Ayu.Dari banyak Jendral, hanya dia yang menggunakan tongkat sebagai senjatanya.Orang tua itu, telah melewati banyak masa pahit, berharap mati setiap saat, tapi takdir tampaknya masih menunda kematian orang itu.Sebagai Jendral terkuat nomor dua, tidak ada Jendarl lain yang berani kepada orang tua itu, meski dia mengamali luka dalam yang parah.Di antara banyak Jendral yang datang, Sabdo Jagat sendiri yang tidak memabawa muridnya ke aula suci ini.Intan Ayu menanyakan dimana keberadaan Saudara sepupunya itu, tapi Sabdo Jagat bilang dia tidak perlu bertarung lagi.Cucu Sabdo Jagat adalah 1 dari 3 orang murid terbaik di generasi ini, orang yang telah mencapi pendekar tanding di usianya yang baru menginjak 21 tahun.Lanting Beruga membuka matanya, cukup terkejut mendengar penuturan itu. Dia semakin penasaran siapakah 1 orang lagi yang paling kuat dari semua murid ini.

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-13
  • LANTING BRUGA   Diskusi di Aula

    Selang beberapa menit kemudian, Pangeran Jubarda Agung memasuki aula suci.Tahun-tahun biasanya, Pangeran Ritra Bayu yang selalu menemani para Jendral ini.Melihat kedatangan Pangeran Jubarda Agung, Dewangga dan Benggala Cokro memiliki perasaan yang cukup baik.Namun sayangnya, ada 6 Jendral lain tidak menyukai Pangeran Jubarda Agung yang dinilai tidak memiliki ketegasan dan ambisi yang jelas.Para Jendral di sini adalah penjilat, mereka sudah tahu bahwa Jubarda Agung tidak mungkin menaiki tahta, tidak pula memiliki pasukan yang kuat, jadi untuk apa menjalin hubungan baik dengan dirinya.Selebihnya, 6 Jendral yang lain, lebih mendukung Ritra Bayu yang jelas-jelas Putra Mahkota Sursena.Atau mendukung Rosalawu, yang merupakan Pangeran terkuat dan memiliki orang-orang kuat di sekitarnya.Hanya tiga Jendral Tua saja yang berada di pihak Jubarda Agung."Maaf karena yang datang bukan Putra Mahkota, dia punya urusan yang harus di

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-14
  • LANTING BRUGA   Memasuki Ranah Terlarang

    Pertarungan antar murid Jendral langsung saja terjadi di dalam Aula Suci ini. Beberapa dari mereka melepaskan pukulan yang mengandung tenaga dalam besar, dan beberapa yang lain menggunakan jurus-jurus level tinggi yang mereka miliki. Untunglah Aula Suci ini didesain secara khusus, jadi serangan pemuda-pemuda ini tidak berhasil menghancurkan bagian utama Aula Suci. Namun demikian, ada lebih banyak dekorasi di dalam Aula Suci yang hancur karena serangan mereka. Itulah kenapa setiap mengadakan pertemuan, Istana selalu membuat anggaran pengeluaran lebih besar untuk memperbaiki Aula Suci. Nyaris semua orang di sini seolah akan saling cekik, bahkan Subansari dan Intan Ayupun tidak bisa menahan godaan bertarung. "Namun hanya dia yang tetap tenang ..." Sekar Ayu tersenyum tipis melihat Lanting Beruga masih menutup matanya, seolah dia memang tidur pulas. "Bahkan tidak terusik oleh keributan ini." Ya, hanya dua orang yang sangat tenang s

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-14
  • LANTING BRUGA   Sekar Dan Lanting

    Angga Nurmeda memasang wajah sinis, ini sudah lama dia tahankan. Di Desa Ranting Hijau, Angga Nurmeda melihat potensi Lanting Beruga cukup bagus dibanding semua peserta yang lain, bahkan mungkin lebih bagus dari dirinya sendiri ketika dia seumuran Lanting Beruga.Angga Nurmeda tentu saja ingin menjajal kekuatan Lanting Beruga saat itu, tapi statusnya sebagai Sesepuh Muda, akan tercoreng jika dia melawan bocah ingusan.Angga Nurmeda tidak ingin Lanting Beruga tumbuh menjadi pendekar kuat, karena hal itu, Lanting Beruga tidak terpilih menjadi salah satu dari dua orang yang akan masuk ke dalam Sekte Macan Giok.Padahal, saat itu Lanting Beruga adalah yang terbaik di desa Ranting Hijau."Angga Nurmeda ..." ucap Lanting Beruga, "kau ingin bertarung? tentu saja, tapi tidak saat ini.""Apa kau takut?" tanya Angga Nurmeda, mencibir Lanting Beruga."Takut kepadamu?" Lanting Beruga menggaruk kepalanya. "Malam nanti adalah hari perayaan, aku ingin bert

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-15

Bab terbaru

  • LANTING BRUGA   TAMAT

    Satu minggu telah berlalu, dan kini sudah waktunya bagi Rambai Kaca untuk pergi dari dunia lelembut.Dia telah menyiapkan semuanya, mental dan keberanian, bertemu dengan manusia untuk kali pertama bagi dirinya.Ibunya hanya bisa pasrah dengan pilihan Rambai Kaca, dia hanya bisa menyeka air mata yang setiap saat keluar membasahi pipi.Sementara itu, Pramudhita tampaknya begitu tabah melepaskan kepergian putra angkat yang telah dibesarkan00000000 dari bayi.Namun, ada yang lebih parah, yaitu Nagin Arum. Dia bersikeras untuk pergi bersama Rambai Kaca ke alam manusia, bahkan setelah ayahnya menjelaskan mengenai kehiudapan manusia, dia tetap bersikeras untuk pergi ke sana.Ya, impian Nagin Arum adalah keluar dari alam ini, dan berniat untuk menjelajahi seluruh dunia. Menurut dirinya, di sini dia tidak bisa hidup dengan bebas, ada batas-batasan yang ada di dalam alam lelembut tersebut.“Ayah, apapun yang terjadi, kau harus memikirkan caranya agar aku bisa pergi bersama Rambai Kaca!” ketus N

  • LANTING BRUGA   Keinginan

    Dua hari telah berlalu, pendekar dari Padepokan Pedang Bayangan terlihat sedang berbenah saat ini. Membenahi apa yang bisa dibenahi, seperti bangunan dan beberapa peralatan lainnya.Terlihat pula, ada banyak pendekar yang dirawat di dalam tenda darurat. Para medis bekerja cepat, memastikan tidak ada satupun dari korban yang mati.Di salah satu tenda darurat tersebut, tiga anak Pramudhita masih terkapar dengan kondisi tubuh penuh dengan ramuan obat-obatan.“Apa mereka baik-baik saja?” Rambai Kaca bertanya kepada salah satu tabib muda di sana. Dia sudah berada di tempat itu sejak tiga saudara angkatnya dibawa oleh Pramudhita.Meskipun Rambai Kaca juga terluka cukup parah, tapi tubuhnya luar biasa kuat, dia mampu bertahan, bahkan masih bisa berdiri atau bahkan berlari.Ditubuhnya sengaja dililit oleh banyak perban, menunjukan jika Rambai Kaca sebenarnya tidak baik-baik saja. Namun, hal biasa bagi pemuda itu merasakan sakit seperti ini, jadi ini bukanlah hal yang harus dipikirkan.“Ketig

  • LANTING BRUGA   Maaf

    Satu gerakan dari pemuda itu melesat sangat cepat, tepat menuju leher pria tersebut yang saat ini tengah bersiap dengan serangan yang di berikan oleh Rambai Kaca barusan.Melihat pemuda itu bergerak sangat cepat, Reban Giring menggigit kedua rahangnya, sembari menatap Rambai dengan tajam, kemudian bersiap dengan gerakan kuda-kuda.Nafasnya kembali teratur ketika dia melakukan gerakan barusan, lalu menyilangkang senjata yang dia miliki tepat ke arah dada.Sesaat kemudian, dia melesat kearah Rambai Kaca lalu melepaskan jurus Murka Pedang Bayangan.“Dengan ini, matilah kau..!!”Satu teriakkan pria itu menggema di udara, yang membuat siapapun yang mendengarnya, akan merinding ketakutan.Namun, hal itu tidak berlaku pada Rambai Kaca, yang seakan meminta hal tersebut benar-benar terjadi terhadap dirinnya.Dengan jurusnya tersebut, Reban Giring melepaskan semua tenaga yang dia miliki berharap ia dapat mengenai pemuda itu tepat sasaran.Wush.Tebasan itu di lepaskan ketika jarak mereka tingg

  • LANTING BRUGA   Terserah

    Di sisi lain, Pramudita yang saat ini telah berhasil membunuh semua sosok hasrat berukuran besar, sempat terdiam beberapa detik, ketika ia melihat dari kejauhan langit berubah warna menjadi hitam pekat.Tidak hanya itu, dari sumber cahaya kehitaman tersebut, sempat terjadi kilatan petir di ikuti dengan beberapa ledakan yang mengguncang area tersebut.Dari sana, dia dapat menebak, jika saat ini terdapat seseorang yang sedang bertarung di tempat itu, akan tetapi ia bahkan telah menebak jika serangan beberapa saat yang lalu di akibatkan olah anaknya sendiri.“Rambai Kaca, apa yang sedang terjadi?” gumamnya bertanya.Namun pada yang sama, dia mulai menyadari jika dari cahaya berwarna hitam pekat itu, tidak lain ialah kekuatan yang di timbulkan dari kegelapan.Saat ini, Pramudita dapat menebak, jika Rambai Kaca tengah bertarung dengan sosok yang tidak lain ialah Reban Giring.Anggapan itu di landasi oleh tindakan yang telah di lakukan Reban Giring sebelumnya, ketika memulai pertempuran yan

  • LANTING BRUGA   Matilah

    Pedang Bayangan...." Satu jurus tersebut melesat, dengan terbentuk nya beberapa pedang bayangan yang melesat kearah sosok hasrat. Bom. Ledakan terjadi cukup besar, ketika jurus yang di lepaskan Pramudita berhasil mengenai musuh. Ya, satu serangan tersebut berhasil membunuh setidaknya, tiga atau lebih sosok hasrat yang berukuran besar. Tentu hal tersebut tidak dapat di lakukan oleh siapapun, selain Maha Sepuh Pramudita. Jabatan yang pantang bagi seseorang dengan kemampuan sangat tinggi. "Berakhir sudah."Di sisi lain, saat ini tengah terjadi gejolak batin yang mendalam bagi seorang pria ketika tengah merasa sangat kehilangan akan kehadiran sosok seorang adik. Isak tangis tidak dapat terbendung, ketika ia berusaha untuk menghampiri adiknya tersebut.Dengan langkah yang tertatih ia berusaha sekuat tenaga, tetapi langkah yang ia lakukan, bahkan tidak sebanding dengan jumlah tenaga yang dia keluarka"Adik...""Bertahanlah!"Langkah demi langkah berhasil membuatnya tiba di tempat ya

  • LANTING BRUGA   Satu Serangan

    Tubuh Reban Giring saat ini, tengah terdorong mundur akibat mendapat serangan tak terduga oleh Rambai, yang menyerang lehernya.Beberapa pohon bahkan telah tumbang dibuatnya, akibat bertabrakan dengan tubuh pria tua itu, sementara Rambai Kaca masih melakukan gerakan mendorong dengan tangan yang mencekik leher pria tua tersebut.Tidak banyak yang dapat pria itu lakukan, selain berusaha untuk melepaskan diri dari cengkraman jurus yang telah Rambai Kaca berikan. Brak. Brak. Beberapa pohon kembali tumbang, sementara mereka melesat dengan cepat, yang pada akhirnya gerakan tersebut berhenti ketika Rambai Kaca merasa cukup terhadap aksinya. "Bocah sialan!" "Kau bebas untuk berkata sesuka hatimu." timpal Rambai Kaca."Hiat.!"Kerahkan semua kemampuan yang kau miliki, Bocah!" Dalam keadaan ini, Reban Giring sempat menggigitkan kedua rahangnya, untuk bersiap menerima serangan dari Rambai Kaca, ketika telah mencapai titik dimana pemuda ini akan melepaskan tekanan tenaga dalam yang tinggi.

  • LANTING BRUGA   Terlambat

    Melihat Eruh Limpa dan Nagin Arum yang sudah tidak berdaya, Reban Giring berniat untuk segera mengakhiri nyawa kedua orang tersebut. Perlahan pria itu mendekati Nagin Arum yang terlihat masih berusaha untuk meraih tangan kakaknya, akan tetapi bergerakan wanita itu terpaksa berhenti, ketika Reban Giring menginjak tangannya. Tidak hanya itu, saat ini, Reban Giring sedang menekan kakinya dengan cukup kuat, sehingga membuat Nagin Arum berteriak. "Aggrr..!" Rasa sakit tiada tara sedang di rasakan oleh Nagin Arum yang berusaha untuk melepaskan tangannya dari injakkan kaki Reban Giring saat ini. Melihat hal tersebut, Eruh Limpa hanya bisa memaki pria itu, lalu mengutuknya beberapa kali dengan melampiaskan rasa amarahnya menggunakan kata-kata. Namun sayang, hal tersebut bahkan tidak dihiraukan sama sekali oleh Reban Giring dengan tetap melakukan aksinya, seakan sedang menikmati rasa sakit yang dialami oleh wanita tersebut. "Ini belum seberapa!" ujarnya, "Setelah ini, akan ku pastik

  • LANTING BRUGA   Ingin Menjadi Mahasepuh

    Kedua kakak beradik tersebut lantas langsung mengejar keberadaan Reban Giring yang sempat mereka lihat tengah terluka. Hal itu menjadi sesuatu yang sangat mereka nantikan, karena menduga jika mereka akan dapat mengalahkan pria itu dengan cukup mudah. Namun di saat yang sama, salah satu pria juga menyadari kepergian Eruh Limpa dan Nagin Arum, akan tetapi saat ini, pria itu masih sibuk berhadapan dengan musuh yang seakan tidak pernah habis. "Mau kemana mereka pergi?" batinnya bertanya. Saat ini, pemuda yang tidak lain memiliki nama Saka ini, tengah menjadi pusat perhatian, ketika dia menggila dengan jurusnya yang mematikan. Tebasan demi tebasan berhasil membunuh sosok hasrat yang berada di dalam jangkauannya, sehingga hal itu membuat para sepuh sempat merasa kagum atas aksi yang telah dia lakukan. Bukan hanya kagum, bahkan beberapa sepuh, berniat untuk mengangkat menantu pria itu, akan tetapi jika Pramudita mengiyakan tentunya. "Menarik, sungguh menarik!" ujar salah satu Sepuh.

  • LANTING BRUGA   Apakah Terluka

    Di sisi lain, Rambai Kaca dan Tabib Nurmanik yang saat ini tengah menyusul rombongan yang berada paling depan, perlahan mulai mendekat kearah pasukan yang tengah bertarung melawan musuh-musuh mereka. Melihat hal tersebut, kedua orang yang baru saja tiba ini, lantas lasung mengambil posisi masing-masing untuk berhadapan dengan para sosok hasrat yang semakin menggila. Dengan beberapa gerakan, Rambai Kaca berhasil membunuh satu sosok hasrat dan menyelamatkan hidup satu orang pasukan mereka yang hampir saja tewas, akibat tidak dapat mempertahankan diri, dari serangan sosok hasrat yang menyerangnya. "Tuan muda, terimakasih!" Mendengar jawaban dari pria itu Rambai Kaca hanya mengangguk satu kali, sebelum dirinya bergegas menuju pasukan paling depan, seakan tidak begitu peduli dengan kondisi yang menimpa orang tersebut. Tampaknya pemuda itu sedang merasakan sesuatu yang buruk akan segera terjadi, sehingga membuat dia bergerak lalu mengeluarkan jurus kilat putih yang membantunya seakan m

DMCA.com Protection Status