Bagas kembali termenung dengan ucapan Bu Ratna. Setiap rencana yang dibuat oleh wanita bergelar ibu itu sangat berbahaya tapi dia pun tak ingin ibu dan kakaknya terkena imbasnya karena masalah ini. Entah apa yang terjadi saat membuat hatinya dilema. Dia pun harus waspada meskipun dia tinggal satu rumah dengan Ibu dan Bella tidak menutup kemungkinan mereka bisa saja menjadi pengkhianat untuk mencari aman bagi dirinya sendiri.“Ya Allah apa yang harus aku lakukan? Aku sangat bingung dan kakiku tidak bisa dipakai, seandainya saja waktu bisa kembali seperti dulu, aku akan berusaha menjadi suami dan ayah yang baik agar Kaysha tidak merasa sendiri, aku bisa melindungi dan menjaganya. Ya memang Khaidir adalah orang yang tepat,” ucapnya dalam kegelisahan.Bagas lalu mengambil ponselnya dia lalu mengirimkan pesan untuk Khaidir tentang rencana buat besok pagi. Dia tidak mungkin menghubunginya karena tidak ingin Bu Ratna dan Bella atau orang informan akan mengamati gerak gerik dirinya. “Aku h
“Sepertinya memang mereka yang kita cari, gerak geriknya sangat mencurigakan,” sahut Khaidir masih menatap ke arah dua wanita yang terlihat gelisah.“Elo benar Dir, mereka mungkin masih amatiran, terus apa yang kuat lakukan? Apakah langsung menangkap mereka?” tanya balik Rahmad. “Sepertinya tunggu sebentar lagi, kita selidiki dulu jika mereka bergerak akan mengambil Fatih tentu saja kita langsung menangkapnya,” lanjut Khaidir. “Oke, terserah elo aja.”Khaidir dan dua sahabatnya masih mengintai. Ahmad dan Ipul membaur dengan kerumunan orang yang memang pada saat ini sekolah memang ramai karena banyak wali murid mendaftarkan anak-anak sekolah. Khaidir masih memantau dari luar. ***Setengah jam berlalu akhirnya Fatih keluar. Entah di mana Kaysha dan Bu Salwa yang terpisah dari Fatih. Khaidir melihat jelas kalau Fatih sedikit kebingungan karena selain kakinya masih belum terlalu pulih kini kedua wanita penjaganya tidak nampak.“Di mana Kaysha dan Ibu?” geramnya saat melihat Fatih cema
“Stop!” teriak lantang seorang pria yang duduk di kursi roda. Semua orang seketika berhenti berdebat dan menoleh secara bersamaan ke arah sumber suara. Itu. Fatih dan Khaidir pun terkejut melihat Bagas. “Ayah Bagas? Benarkah dia membantu kami?” tanya Fatih dengan mata yang mulai berkaca-kaca. Bagas mendekati di kerumunan itu di mana Khaidir dan Fatih berdiri. “Kenapa kalian meributkan siapa Khaidir sebenarnya? Siapa kalian bisa menghakimi seseorang seperti itu?” teriaknya dengan nada marah.“Dan siapa kamu, kenapa kamu membela orang ini? Apa kamu keluarganya juga?” tanya salah satu warga di sana. Bagas menatap nyalang kepada Bu Rina dan Bella. Bu Rina memberikan isyarat tapi Bagas malah terlihat sangat marah. “Ada apa dengan Bagas, jangan bilang dia ingin membongkar semuanya,” batin Bu Rina menjadi khawatir.“Kenalkan saya Bagas dan saya adalah ayah kandung anak ini yaitu Fatih. Dan memang benar kalau mantan istri saya menikah lagi dengan orang lain yang tidak lain adalah orang ya
Polisi bergerak cepat membawa Bu Rina dan Bella. Pihak polisi juga meminta beberapa keterangan dari warga sekitar yang sempat melihat kejadian menghebohkan itu. Mereka juga meminta rekaman CCTV di sekitar area sekolah. Mau tak mau mereka pun memberikannya dan itu pun menjadi sorotan karena pelaku kejahatan itu menggunakan sekolah untuk melakukan aksi bejatnya. “Pul, Ibu titip Fatih tolong antar dia pulang ke rumah dan pastikan semua kalau keadaan rumah baik-baik saja, kasih tahu juga sama Mbok Darmi pasti dia sangat cemas,” pesan Bu Salma.“Fatih ikut saja sama Nenek, Fatih takut nanti kalau di rumah orang itu datang lagi bagaimana? Dan Papa tidak ada di rumah,” sahut Fatih yang masih syok mendengar kalau bundanya tidak ada. Bu Salma melirik ke arah Bagas. “Apakah kamu bisa dipercaya?” Bu Salma menatap tajam ke arah Bagas. “Saya memang sudah melakukan kesalahan dimasa lalu tapi bolehkah saya membantu sekali lagi?” pinta Bagas memelas. Bu Salma sebenarnya masih ragu tapi dia pun t
Sambungan telepon itu tersambung. Bagas semakin terkejut karena itu tandanya kalau Dewa sudah berada di Indonesia. Sampai ketiga kalinya baru telepon itu terdengar suara khas dari pemilik pria tampan itu menyahut.“Selamat pagi Bagas!” “Kurang ajar kamu Dewa, apa yang kamu rencanakan sebenarnya? Kamu menculik Kaysha?” “Ya ketahuan ... Kamu memang pintar Bagas tapi kamu terlambat untuk menyadarinya. Sudah aku bilang kalau rencanaku akan selangkah lebih depan dari kamu dan terbukti, kan?” “Apa yang sebenarnya kamu inginkan, Dewa? Kamu tidak mencintai Kaysha, kenapa kamu ingin membuat hidup Kaysha menderita?” “Karena dia telah berani menikah dengan orang lain tanpa sepengetahuan aku, dan sekarang aku akan melenyapkannya sehingga tidak ada yang bisa mendapatkan wanita itu, tapi sebelumnya aku ingin bermain-main dulu dengan tubuhnya sebelum aku melenyapkannya. Katakan apa yang kamu suka dari tubuh Kaysha, meskipun dia seperti barang second tapi aku yakin dia sangat memuaskan diatas ra
Wanita cantik itu baru terbangun dari tidurnya. Efek dari obat yang diciumkannya mulai memudar. Sakit kepala langsung menyerang saat dia perlahan-lahan membuka matanya.“Ah ... di mana aku ini, kenapa begitu asing dan ...” Kaysha baru menyadari kalau tangan dan kakinya seperti terikat kuat dengan tali karena posisi duduk. Kedua tangannya terikat ke belakang dan kakinya pun tidak bisa di gerakkan. Kaysha berusaha untuk melepaskan tali itu tapi usahanya pun sia-sia. Apalagi ruangan itu begitu gelap tidak ada cahaya apa pun yang bisa dia lihat meskipun kedua matanya tidak tertutup. “Tempat apa ini, kenapa aku ada di sini? Tolong! Lepaskan! Siapa kalian!” teriak Kaysha berusaha berontak di tempat duduknya tapi seolah tidak ada orang yang mendengarkan teriakannya. Beberapa saat kemudian terdengar suara langkah kaki menuju ke dirinya. “Si—siapa kamu!” Apa maumu!” teriaknya lagi.Tak ada jawaban, tapi ada sebuah tangan yang membelai halus wajah Kaysha. Wanita cantik itu sangat takut karena
Dia pun menjelaskan bagaimana Dewa melakukan hal itu kepada Pak Firman yang diketahui mempunyai riwayat penyakit jantung. Perlahan-lahan Dewa meracuni pikiran dan otak Pak Firman tentang hidup Kaysha yang sangat menderita bersama Bagas.Rupanya saat hidup berumah tangga dengan Bagas, Dewa sudah mengetahui tempat tinggal Mereka dan sengaja memberikan informasi kepada Pak Firman tentang kehidupan Kaysha. Mendengar kalau Kaysha menderita lama kelamaan kesehatannya terganggu bahkan obat-obatan dari dokter sudah diganti oleh Dewa dengan obat lain. Pak Firman juga meminta kepada Dewa untuk membawanya pulang tapi Dewa kembali mengatakan kalau putrinya masih marah dan tidak mau pulang, padahal Dewa tidak pernah bertemu dengan Kaysha.Lama-kelamaan tubuh Pak Firman mati rasa dan seketika lumpuh sehingga tidak bisa bekerja dengan baik di kantor. Sebelum betul-betul lumpuh secara permanen Dewa buru-buru meminta persetujuan untuk mengambil alih perusahaan. Dibantu pengacara tanda tangan Pak Firm
Rasa panas kembali terasa mengalir di dalam tubuhnya. Berusaha menahan gairah yang ditimbulkan akibat obat itu yang sudah bekerja maksimal. Kaysha tak henti-hentinya beristigfar dalam hati untuk melawan rasa panas obat itu yang membuatnya kegerahan. Tubuhnya meliuk-liuk, memberontak ke sana ke mari. “Ya Allah bagaimana ini, aku tidak mau disentuh oleh orang itu dan di mana Mas Khaidir lama sekali dia datang apakah alat itu bekerja, hampir saja dia membuka hijabku jika tidak selain aku membuka aurat kepada orang lain, alat pelacak itu akan ketahuan dan diambil oleh orang itu,” batin Kaysha sambil menahan gejolak dengan keringat dingin sudah mengucur membasahi keningnya.Kaysha kembali berusaha mencerna setiap perkataan mereka. Entah kenapa dia mendengar suara itu tidak asing dengannya, meskipun rasanya sangat tidak enak dengan dirinya sendiri. “Syeira?” panggil lirih suara Kaysha kala menyebut nama itu.“Iya itu Syeira dia ah .... Syeira!” panggilnya lagi dengan suara sedikit mende
“Aku mau ke kamar dulu, istirahatlah besok aku akan mencarikan tempat tinggal untukmu. Benar dengan apa yang dikatakan oleh Ibu, seharusnya aku memandang suamiku!” ucapnya sambil beranjak pergi dari meja makan.“Tunggu Kay! Kamu tidak ingin bicara denganku lagi bahkan untuk terakhir kalinya?” ucapan Bagas mampir menghentikan langkah Kaysha seketika.“Aku sudah berbuat baik untuk keluargamu untuk terakhir kalinya. Dan sekarang kita berada di jalan yang berbeda. Aku sudah mempunyai keluarga yang baru nggak mungkin aku menyambut tangan yang lain apalagi kamu ada mantan suamiku. Benar kata Ibu dan kau harus bicara dengan Mas Khaidir, permisi!” ucap Kaysha tegas dan berlalu meninggalkan Bagas sendirian.“Ya kamu benar Kay, tapi tenang saja setelah hati ini aku akan pergi jauh untuk selama-lamanya,” ucapnya dalam hati sembari menatap punggung wanita cantik itu sampai hilang dari penglihatannya. ***Sampai di pintu kamar Fatih Kaysha memberanikan diri untuk masuk meskipun ada sedikit ketak
Khaidir mengendurkan pelukannya dan menatap lekat wajah Fatih yang sudah dibanjiri air mata. “Tidak Sayang, kamu tidak boleh menangis. Papa hanya bertanya dan sangat khawatir saat tahu kalau kamu sudah dijemput dengan mobil orang lain. Maafkan Papa, sudah telat menjemput kamu di sekolah, maafkan ....” ucapannya dipotong langsung oleh Kaysha dengan wajah memerah “Kamu bohong Mas, kamu bilang Fatih baik-baik saja denganmu, tapi apa ini dia pulang bersama Syeira!” bentak Kaysha yang tiba-tiba saja datang dan menghampiri mereka.Khaidir terkejut dengan kedatangan Kaysha di tambah lagi wanita cantik itu mendorong kursi roda yang ternyata dengan santai pria itu duduk dan tersenyum sinis.“Ba—Bagas? Kamu ada di sini juga dan kenapa kamu?” Khaidir semakin tidak mengerti karena merasa sudah dipermainkan oleh mereka. “Apa Khaidir, kamu pikir aku hilang dari rumah sakit? Nggak Dir, justru aku ingin menyelamatkan kalian tapi tidak ada yang mau percaya denganku!” sungutnya dengan penuh percaya
Khaidir terdiam sejenak tapi langsung disadarkan kembali dengan bunyi klakson dari sepeda motor milik Bapak tua itu. “Kenapa kamu malah bengon, cepat naik!” perintahnya lagi. Khaidir pun langsung naik di belakang. “Kamu pegangan ya, kita ngebut,” ucapnya lagi dengan Khaidir yang masih begitu syok. Meskipun penampilan orang itu lusuh tapi wangi tubuhnya itu masih tercium sehingga Khaidir tak bisa berkata-kata. Mulutnya terasa seperti terkunci. Tenggorokannya seakan tercekat tidak bisa mengeluarkan suara.“Ya Allah, siapa Bapak ini kenapa tubuhnya begitu harum?” tanyanya dalam hati sambil mengamati tubuh pria tua renta itu. “Kamu masih harus mengalami banyak masalah. Setiap manusia selalu diuji tapi kadang manusia menganggap itu masalah. Kamu masih harus melewati rintangan mungkin ada yang harus dikorbankan tapi semua itu jika kamu ikhlas maka kamu mendapatkan keberkahan dan kebahagiaan. Pada dasarnya semua makhluk hidup terutama manusia akan meninggalkan jasadnya hanya caranya saja
“Saya Dok ...Saya yang bernama Khaidir,” sahutnya cepat. “Baik, Bapak bisa masuk sepertinya dia ingin menyampaikan sesuatu dengan Bapak.”“Bagaimana kondisinya Dok, apa pasien terkuak parah?” tanya Khaidir penasaran.“Kalau dibilang parah iya, karena kecelakaan itu telah membuat kedua kakinya hancur dan harus diamputasi, kami juga harus memeriksa organ dalam kemungkinan juga ada yang terluka, tapi saya salut kesadarannya masih terjaga dan meminta saya untuk mencari orang yang bernama Khaidir. Segera temui dia, Pak,” jelas dokter itu. “Terima kasih Dok,, permisi saya ke dalam dulu.”Khaidir bergegas masuk ke ruang IGD dan sedikit terkejut dengan kondisi Agus yang memang terluka parah. Banyak darah di kereta itu, bahkan masih menetes. “Dengan Mas Agus?” tanya Khaidir pelan mendekati wajah orang itu. Orang itu pun kembali membuka matanya dan menatap sendu wajah Khaidir. “Pak Khaidir?” tanyanya dengan suara pelan.“Iya saya Khaidir, kenapa kamu memanggil saya? Apakah ini berkait
Rupanya Tante Lisa mempunyai rencana baru yang hanya Syeira saja yang tahu. Tante Lisa sengaja berpura-pura gila lantaran sangat capek bekerja sebagai wanita penghibur yang melayani para hidung belang, bahkan cara mereka tak lazim sering memukul hingga memar saat mereka sedang bercinta . Syeira dan Tante Lisa ingin melenyapkan Kaysha dan Fatih agar bisa mengambil harta warisan itu. Dan tentu saja bisa menggantikan posisi Kaysha menjadi istrinya Khaidir. Rencana yang matang sudah mereka susun. Hanya perlu melibatkan Fatih, anak kecil itu. Semua sudah dibongkar oleh Syeira sendiri. Kenikmatan yang diberikan oleh Dewa membuatnya tak berdaya. Satu jam mereka bercinta membuat Syeira kelelahan dan tertidur pulas. Dewa pun bangkit dari tempat tidur dan segera menghubungi seseorang. “Kamu bisa memakainya datanglah kemari dia masih tertidur dengan nyenyak. Aku masih ada urusan dan buat dia menikmati surga dunia sampai kalian puas.”Dewa langsung menutup sambungan teleponnya dan bergegas pe
Setelah sedikit tenang Bu Rina bisa menceritakan apa yang terjadi sebenarnya di dalam sel tahanan. Rupanya ada yang sengaja membuat kegaduhan di dalam sana. Seorang teman satu kamarnya langsung menyerang membabi buta pada saat Bella sedang terlelap tidur. Di saat kejadian naas itu Bu Rina memang tidur di sebelahnya, dan saat mendengarkan teriakan Bella, beliau langsung terbangun dan sudah melihat wanita itu diatas tubuh Bellla dengan memegang sebilah pisau menusuk tanpa arah ke tubuh Bella. Bu Rina segera mencoba menghentikan aksi wanita itu tapi dia pun ikut terkena sayatan benda tajam itu. Wanita paru baya itu segera berteriak meminta bantuan sedangkan teman satu sel lainnya tidak ada yang membantu lantaran takut terkena benda tajam itu. Tubuh Bella sudah tak sadarkan diri dengan bersimbah darah. Wanita itu langsung beranjak dari atas tubuh Bella setelah melihat genangan cairan yang kental dan pekat. Bu Rina pun sampai tidak berani mendekati wanita itu karena takut terkena kembali
“Selamat pagi.” “Selamat pagi dengan Pak Bagas?” “Iya saya sendiri, ada apa ya Pak, ada masalah dengan ibu atau kakak saya di sana?”“Maaf sebelumnya Pak, ada masalah memang di dalam penjara dan mengakibatkan saudara Anda harus di rawat di rumah sakit.”“A—apa maksudnya Mbak Bella?” “Iya Pak, Saudari Bella berkelahi dengan salah satu teman selnya sehingga mengakibatkan dia harus dilarikan ke rumah sakit, karena dia tertusuk benda tajam di perut sebelah kirinya.”“Apa?” “Bagaimana bisa, Pak?”“Lebih baik Anda bisa datang ke rumah sakit Bhayangkara ruang mawar nomor empat belas. Sekarang masih ditangani oleh dokter.”“Baiklah saya langsung ke sana, terima kasih informasinya Pak.”Bagas buru-buru menutup teleponnya tapi dia juga tidak bisa ke rumah sakit tempat di mana Bela di rawat karena dia juga masih tahap pemulihan. “Ah bagaimana ini? Aku tidak bisa ke sana dan apakah aku bisa meminta tolong dengan Kaysha tapi apakah dia mau setelah aku mengatakan semuanya saat itu? Apakah
“Sayang kenapa kamu ada di sini?” tanya Khaidir bingung. Ucapan yang dikatakan Khaidir membuat Kaysha tersentuh. Wanita cantik itu melangkah masuk dan mendekati mereka. Meskipun Kaysha sangat membenci pria yang terbaring di rumah sakit itu tapi dia pun ingin tahu apa yang dia ingin bicarakan dengannya. “Terima kasih Kay, kamu mau datang ke rumah sakit dan ....” mata Bagas bergerilya tapi tidak menemukan sosok itu.“Kamu mencari Fatih?” tanya Kaysha saat melihat Bagas celingak-celinguk.“Di mana Fatih, kenapa kamu tidak ajak sekalian?” Kaysha menatap dingin Bagas. “Apa yang kamu harapkan, Mas, setelah kamu kembali melukainya? Dia masih kecil tapi sudah memikirkan masalah dewasa. Kami kira kamu sudah bertobat karena kamu sudah cacat tapi ternyata kebusukan hatimu masih sama seperti dulu.”“Kay, aku minta maaf, aku memang salah dan tak pantas untuk menerima maaf darimu, tapi untuk kali ini aku janji tidak akan membuat kamu lebih membenciku. Ya aku memang datang menemui Dewa hanya unt
Bagas terengah-engah melangkah. Sesekali dai berhenti untuk memberikan istirahat kaki dan tubuhnya sangat letih. Kakinya yang baru saja diobati kini kembali terasa sakit dan ngilu.Keringat dingin sudah membasahi tubuhnya. Rasanya sudah tidak kuat berjalan tapi tidak mungkin dia berlama-lama di sana dan bertemu kembali dengan Dewa. Bagas ingin sekali memberitahukan kepada polisi kalau orang yang mereka cari ada di hotel ini dengan wajah menyamar. Semua bisa dilakukan oleh Dewa, dan berhasil mengelabui pihak hotel yang tidak mencurigai Dewa. “Aahhh! Sialan aku seperti pria lemah karena tidak bisa membalas hinaan dari dia, gara-gara kaki ini. Ya Tuhan kenapa aku mau aja berurusan dengan orang gila ini? Sekarang bukan Kaysha saja yang menjadi sasaran karena dia sangat dendam dengan Khaidir, dan Fatih?” tanyanya dalam hati. Bayangan masa lalu kembali mengitari pikirannya. Bagaimana dia memperlakukan Kaysha dan Fatih seperti orang asing. Dia sudah mendapatkan karmanya dan ingin memperba