"Setuju banget bahkan Ibu akan bernazar jika kamu berhasil menaklukkan hati dan menikahinya maka Ibu akan memotong kambing sebagai tanda rasa syukur Ibu, dan selama seminggu Ibu akan berpuasa," jawabnya lantang."Nggak boleh loh Bu sembarang bernazar, jangan main-main!""Ibu serius nih, Ibu tidak pernah mengingkari janji selama Ibu hidup, percaya sama Ibu," sahutnya dengan semangat."Baiklah Bu!""Maksudnya?" tanya Ibu bingung."Iya, Bu, kata orang dulu luasnya lautan akan kuseberangi, gunung tinggi akan aku daki, tuntutlah cinta setinggi langit!" ucapku bahagia."Ngawur kamu mana ada perumpaan kaya gitu yang ada juga tuntutlah ilmu bukan cinta," jawab Ibu tersenyum."Sekarang apa yang akan kamu lakukan?""Makanya itu Khaidir nggak jualan hari ini, mudah-mudahan saja Fatih hari ini datang ke sini, dan Khaidir pingin tahu apakah yang diomongin kemarin dengan ibunya benar-benar sesungguhnya atau ...""Nah kan, gantung lagi deh ...""Kalau perasaan Ibu sih Fatih hanya ingin melihat respo
"Iya nih Om Khaidir nggak romantis banget jadi orang," gerutu Fatih tang terlihat kesal."Berisik tahu, itu nama panggilan kesayanganku untuk Kaysha, waktu kita kecil" jawabku semangat.Seketika semua orang terkejut dan kaget dengan yang aku utarakan."Maksudnya gimana Den?""Begini Mbok ... sebenarnya ... anu Mbok.."Walah kok malah gagap begitu, biar Ibu saja yang menjelaskan sama Mbok Darsi," pinta Ibu."Sebenarnya dari awal saya juga bertemu dengan Mbok Darsi rasa-rasanya saya pernah lihat di mana gitu.""Nah setelah Khaidir ngomong ke saya kalau Kaysha ini dulu waktu masih kecil pernah tinggal di desa kami selama setahun."Ada tanda lahir di kaki kanannya Kaysha, sejak saat itu dia ini tahu kalau Kaysha adalah teman masa kecilnya dulu.""Tunggu sebentar, kami memang pernah tinggal di desa selama setahun lantaran Juragan saya tepatnya eyangnya Kaysha juga tinggal di sana, dan ..."Dan kami pulang ke kota karena papahnya Kaysha ingin menetap di kota dan membuka cabang baru di sana.
"Man, coba cubit aku!""Augh sakit Man!""Nggak jelas amat jadi orang, tadi katanya suruh nyubit, sekarang aku disalahkan," gerutunya."Iya, memang tapi jangan kuat-kuat dong!""Jadi di suruh pergi nih tamunya?" ledek Arman."Ya enggaklah, ngawur!"Aku menatapnya tanpa berkedip, hampir saja mata ini perih namun tak ku hiraukan."Ba-bagaimana mungkin kamu ada di sini, bukannya kata kalian kamu lagi di Jogja sama si Dewa itu?" ucapku bingung."Dir-- Dir, sebenarnya yang Telmi itu kamu atau Kaysha sih, begini saja harus di ajarin," kata Arman membuatku kesal."Jangan bilang kalian sudah merencanakan semua ini!" tanyaku balik."Iya!" jawab mereka serentak kecuali Kaysha."Kamu ini Dir, Ibu tahu kamu itu orangnya pemalu tetapi mbo' ya jangan malu-maluin dong, masa kamu nggak peka sih?" ucap Ibu yang terlihat kesal."Bukan begitu Bu, hanya saja Khaidir takut kalau Kaysha tidak tahu siapa saya, dan malah menolak cinta saya, malu Bu!""Jadi maksudmu harus aku duluan yang bilang, dengar ya Mas
"Ehem ... duh kok ada yang malu-malu kucing sih," ledek Arman kepadaku."Sudah-sudah calon pengantinnya jangan di ganggu terus," ucap Ibu."Man, tolong kamu bawa itu Khaidir ke kamar ganti, cepat buruan," ucapnya lagi."Oke, siap Komandan!""Ayuk Bro, kita ke kamar.""Ke kamar sama kamu, nanti kamu lihat semua onderdilku, iih ... takut!" jawab Khaidir bergidik ngeri dengan Arman."Woy sadar, memang aku pria apaan lihat begituan, wajah kita ini sebelas dua belas nggak jauh beda dengan ketampananmu!”"Lagian aku nggak belok ya, lurus kaya jalan tol tanpa hambatan," sahut Arman sedikit geram."Loh, kok kalian malah bertengkar, tepat sana jangan lama-lama ke buru waktu baiknya hilang," teriak Bu Salma yang sibuk memperhatikan dekorasi akad nikah mereka."Maaf ya Neng Kay, mungkin ini kesannya mendadak karena tidak sesuai dengan apa yang kamu harapkan, kamu kan tahu sendiri kalau nggak disegerakan dan Dewa duluan tahu maka dia akan membuat rencana untuk menggagalkan pernikahan ini," ucap M
"Bagaimana kita latihan dulu, nanti kamu grogi lagi di depan penghulu?""Iya benar juga sih, ayuk kita coba dulu, kamu sebagai penghulunya.""Ciyee semangat bener mau latihannya?" ledek Arman."Tadi katanya suruh latihan sekarang di ledekin, gimana sih?""Aduh jangan ngambek dong, masa mau nikah mukanya cemberut, oke-oke, let's go!""Bismillahirrohmannirohim.""Saya nikahkan engkau (ananda) Khaidir Ali bin Abdul Kadir dengan Kaysha Almira Adibrata binti Firmansyah Adibrata dengan mas kawin seperangkat alat salat dan emas 10 gram dibayar tunai."Ayuk Dir sekarang giliran kamu, jangan grogi ya malu sama orang ....""Iya ini mau ngomong, aku harus konsentrasi jangan banyak ngomong!""Iya maaf, habis dari tadi wajahmu itu kelihatan tegang banget, tuh lihat keringatmu sudah mulai bercucuran, lap dulu bisa-bisa di depan bukan air mata terharu melainkan bermandikan keringat, hahaha ..." tawa Arman menggema."Kapan mulainya nih ngomong melulu!""Oke Bro, ayuk!""Saya terima nikahnya Khaysha
"Iya Bu, Kay akan berusaha menjadi istri yang baik dan menjaga hubungan baru ini, mohon bantuannya ya Bu, jujur Bu Kay masih ada sedikit trauma dengan pernikahan tetapi jika kalian ada di samping Kay semua rasa takut akan hilang begitu saja," ucapnya dengan sopan."Pastilah Nak, kita sama-sama menuju keluarga sakinah, mawadah dan Warohmah, Ibu tidak mencampuri urusan rumah tangga kalian, jika kalian mempunyai masalah lebih baik di bicarakan bersama-sama, jangan dipendam sendiri.""Hidup itu tantangan seberapa kita bisa menantang hidup, jika kita ingin bahagia bagaimana caranya bisa bahagia lahir dan batin, jika kita ingin terluka itu termasuk orang yang patah semangat, tidak bergairah dalam hidup, tidak ada motivasi dalam hidupnya," terang Bu Salma panjang lebar.Setelah mendapat wejangan dari sang mertua, Kaysha sangat bahagia, baru kali ini dia mendapatkan sentuhan kasih sayang kedua setelah Mbok Darsi.Bagi Kaysha Mbok Darsi dan Bu Salma adalah orang tua yang sangat menyayanginya d
"Sudah-sudah sekarang kita istirahat, besok adalah hari penuh perjuangan, siapkan dirimu Nduk, karena kamu akan bertemu kembali dengan mantan keluargamu," ucap Mbok Darsi."Iya Mbok, Bu kami permisi dulu!Akhirnya mereka pergi ke kamar Khaidir. Saat di buka pintu kamar oleh Kaysha tiba-tiba ada sekeranjang kelopak bunga mawar jatuh tepat di kepala Kaysha.Kaysha pun senang dan terharu, dan berpikir Khaidir orang yang romantis. Alunan musik terasa mendayu-dayu terdengar sehingga Kaysha melamun sesaat sembari menatap Khaidir dengan penuh makna, namun tiba-tiba Kaysha terkejut dan langsung membuyarkan lamunannya saat keranjang tempat menaruh kelopak bunga itu ikut terjatuh juga persis di kepala Kaysha sehingga menutupi separuh kepalanya.Khaidir pun tersentak kaget dan menahan tawa, tetapi malu juga kepada Kaysha.Seketika raut wajahnya memerah antara marah dan malu, lalu dengan cepat Khaidir mengambil keranjang bunga itu dari kepala Kaysha.Khaidir pun langsung meminta maaf kepada Kaysh
Khaidir pun pergi meninggalkan Kaysha dengan kebingungan, sebenarnya dia ingin mengatakan kalau mau membantunya, tetapi mungkin melihat Kaysha mengantuk, sehingga Khaidir menyuruhnya segera pergi tidur. “Mas-mas padahal Kay mau bilang kalau ingin membantu Mas, tetapi ya sudahlah besok pagi saja, kebetulan capek juga seharian,” gerutunya dalam hati.Khaidir dengan cekatan menyusun semua bahan siomay dan juga saos kacangnya yang enak, sebelum akhirnya akan dieksekusi oleh dirinya sendiri.Sudah dua jam Khaidir di dapur membuat Khaysa tidak bisa memejamkan matanya, padahal tubuhnya sudah sangat lelah, namun hati dan pikirannya selalu mengarah ke Khaidir.Entah apa yang terjdi dengannya tiba-tiba Kaysha ingin menghampiri Khaidir di dapur.Dia pun memberanikan diri pergi ke sana, dengan cara mengendap-ngendap seperti maling.Tinggal tiga langkah lagi Kaysha hampir sampai di dapur, namun ada Bu Salma yang lebih dulu muncul menemui suaminya itu.Kaysha pun bersembunyi di balik gorden panjan
“Aku mau ke kamar dulu, istirahatlah besok aku akan mencarikan tempat tinggal untukmu. Benar dengan apa yang dikatakan oleh Ibu, seharusnya aku memandang suamiku!” ucapnya sambil beranjak pergi dari meja makan.“Tunggu Kay! Kamu tidak ingin bicara denganku lagi bahkan untuk terakhir kalinya?” ucapan Bagas mampir menghentikan langkah Kaysha seketika.“Aku sudah berbuat baik untuk keluargamu untuk terakhir kalinya. Dan sekarang kita berada di jalan yang berbeda. Aku sudah mempunyai keluarga yang baru nggak mungkin aku menyambut tangan yang lain apalagi kamu ada mantan suamiku. Benar kata Ibu dan kau harus bicara dengan Mas Khaidir, permisi!” ucap Kaysha tegas dan berlalu meninggalkan Bagas sendirian.“Ya kamu benar Kay, tapi tenang saja setelah hati ini aku akan pergi jauh untuk selama-lamanya,” ucapnya dalam hati sembari menatap punggung wanita cantik itu sampai hilang dari penglihatannya. ***Sampai di pintu kamar Fatih Kaysha memberanikan diri untuk masuk meskipun ada sedikit ketak
Khaidir mengendurkan pelukannya dan menatap lekat wajah Fatih yang sudah dibanjiri air mata. “Tidak Sayang, kamu tidak boleh menangis. Papa hanya bertanya dan sangat khawatir saat tahu kalau kamu sudah dijemput dengan mobil orang lain. Maafkan Papa, sudah telat menjemput kamu di sekolah, maafkan ....” ucapannya dipotong langsung oleh Kaysha dengan wajah memerah “Kamu bohong Mas, kamu bilang Fatih baik-baik saja denganmu, tapi apa ini dia pulang bersama Syeira!” bentak Kaysha yang tiba-tiba saja datang dan menghampiri mereka.Khaidir terkejut dengan kedatangan Kaysha di tambah lagi wanita cantik itu mendorong kursi roda yang ternyata dengan santai pria itu duduk dan tersenyum sinis.“Ba—Bagas? Kamu ada di sini juga dan kenapa kamu?” Khaidir semakin tidak mengerti karena merasa sudah dipermainkan oleh mereka. “Apa Khaidir, kamu pikir aku hilang dari rumah sakit? Nggak Dir, justru aku ingin menyelamatkan kalian tapi tidak ada yang mau percaya denganku!” sungutnya dengan penuh percaya
Khaidir terdiam sejenak tapi langsung disadarkan kembali dengan bunyi klakson dari sepeda motor milik Bapak tua itu. “Kenapa kamu malah bengon, cepat naik!” perintahnya lagi. Khaidir pun langsung naik di belakang. “Kamu pegangan ya, kita ngebut,” ucapnya lagi dengan Khaidir yang masih begitu syok. Meskipun penampilan orang itu lusuh tapi wangi tubuhnya itu masih tercium sehingga Khaidir tak bisa berkata-kata. Mulutnya terasa seperti terkunci. Tenggorokannya seakan tercekat tidak bisa mengeluarkan suara.“Ya Allah, siapa Bapak ini kenapa tubuhnya begitu harum?” tanyanya dalam hati sambil mengamati tubuh pria tua renta itu. “Kamu masih harus mengalami banyak masalah. Setiap manusia selalu diuji tapi kadang manusia menganggap itu masalah. Kamu masih harus melewati rintangan mungkin ada yang harus dikorbankan tapi semua itu jika kamu ikhlas maka kamu mendapatkan keberkahan dan kebahagiaan. Pada dasarnya semua makhluk hidup terutama manusia akan meninggalkan jasadnya hanya caranya saja
“Saya Dok ...Saya yang bernama Khaidir,” sahutnya cepat. “Baik, Bapak bisa masuk sepertinya dia ingin menyampaikan sesuatu dengan Bapak.”“Bagaimana kondisinya Dok, apa pasien terkuak parah?” tanya Khaidir penasaran.“Kalau dibilang parah iya, karena kecelakaan itu telah membuat kedua kakinya hancur dan harus diamputasi, kami juga harus memeriksa organ dalam kemungkinan juga ada yang terluka, tapi saya salut kesadarannya masih terjaga dan meminta saya untuk mencari orang yang bernama Khaidir. Segera temui dia, Pak,” jelas dokter itu. “Terima kasih Dok,, permisi saya ke dalam dulu.”Khaidir bergegas masuk ke ruang IGD dan sedikit terkejut dengan kondisi Agus yang memang terluka parah. Banyak darah di kereta itu, bahkan masih menetes. “Dengan Mas Agus?” tanya Khaidir pelan mendekati wajah orang itu. Orang itu pun kembali membuka matanya dan menatap sendu wajah Khaidir. “Pak Khaidir?” tanyanya dengan suara pelan.“Iya saya Khaidir, kenapa kamu memanggil saya? Apakah ini berkait
Rupanya Tante Lisa mempunyai rencana baru yang hanya Syeira saja yang tahu. Tante Lisa sengaja berpura-pura gila lantaran sangat capek bekerja sebagai wanita penghibur yang melayani para hidung belang, bahkan cara mereka tak lazim sering memukul hingga memar saat mereka sedang bercinta . Syeira dan Tante Lisa ingin melenyapkan Kaysha dan Fatih agar bisa mengambil harta warisan itu. Dan tentu saja bisa menggantikan posisi Kaysha menjadi istrinya Khaidir. Rencana yang matang sudah mereka susun. Hanya perlu melibatkan Fatih, anak kecil itu. Semua sudah dibongkar oleh Syeira sendiri. Kenikmatan yang diberikan oleh Dewa membuatnya tak berdaya. Satu jam mereka bercinta membuat Syeira kelelahan dan tertidur pulas. Dewa pun bangkit dari tempat tidur dan segera menghubungi seseorang. “Kamu bisa memakainya datanglah kemari dia masih tertidur dengan nyenyak. Aku masih ada urusan dan buat dia menikmati surga dunia sampai kalian puas.”Dewa langsung menutup sambungan teleponnya dan bergegas pe
Setelah sedikit tenang Bu Rina bisa menceritakan apa yang terjadi sebenarnya di dalam sel tahanan. Rupanya ada yang sengaja membuat kegaduhan di dalam sana. Seorang teman satu kamarnya langsung menyerang membabi buta pada saat Bella sedang terlelap tidur. Di saat kejadian naas itu Bu Rina memang tidur di sebelahnya, dan saat mendengarkan teriakan Bella, beliau langsung terbangun dan sudah melihat wanita itu diatas tubuh Bellla dengan memegang sebilah pisau menusuk tanpa arah ke tubuh Bella. Bu Rina segera mencoba menghentikan aksi wanita itu tapi dia pun ikut terkena sayatan benda tajam itu. Wanita paru baya itu segera berteriak meminta bantuan sedangkan teman satu sel lainnya tidak ada yang membantu lantaran takut terkena benda tajam itu. Tubuh Bella sudah tak sadarkan diri dengan bersimbah darah. Wanita itu langsung beranjak dari atas tubuh Bella setelah melihat genangan cairan yang kental dan pekat. Bu Rina pun sampai tidak berani mendekati wanita itu karena takut terkena kembali
“Selamat pagi.” “Selamat pagi dengan Pak Bagas?” “Iya saya sendiri, ada apa ya Pak, ada masalah dengan ibu atau kakak saya di sana?”“Maaf sebelumnya Pak, ada masalah memang di dalam penjara dan mengakibatkan saudara Anda harus di rawat di rumah sakit.”“A—apa maksudnya Mbak Bella?” “Iya Pak, Saudari Bella berkelahi dengan salah satu teman selnya sehingga mengakibatkan dia harus dilarikan ke rumah sakit, karena dia tertusuk benda tajam di perut sebelah kirinya.”“Apa?” “Bagaimana bisa, Pak?”“Lebih baik Anda bisa datang ke rumah sakit Bhayangkara ruang mawar nomor empat belas. Sekarang masih ditangani oleh dokter.”“Baiklah saya langsung ke sana, terima kasih informasinya Pak.”Bagas buru-buru menutup teleponnya tapi dia juga tidak bisa ke rumah sakit tempat di mana Bela di rawat karena dia juga masih tahap pemulihan. “Ah bagaimana ini? Aku tidak bisa ke sana dan apakah aku bisa meminta tolong dengan Kaysha tapi apakah dia mau setelah aku mengatakan semuanya saat itu? Apakah
“Sayang kenapa kamu ada di sini?” tanya Khaidir bingung. Ucapan yang dikatakan Khaidir membuat Kaysha tersentuh. Wanita cantik itu melangkah masuk dan mendekati mereka. Meskipun Kaysha sangat membenci pria yang terbaring di rumah sakit itu tapi dia pun ingin tahu apa yang dia ingin bicarakan dengannya. “Terima kasih Kay, kamu mau datang ke rumah sakit dan ....” mata Bagas bergerilya tapi tidak menemukan sosok itu.“Kamu mencari Fatih?” tanya Kaysha saat melihat Bagas celingak-celinguk.“Di mana Fatih, kenapa kamu tidak ajak sekalian?” Kaysha menatap dingin Bagas. “Apa yang kamu harapkan, Mas, setelah kamu kembali melukainya? Dia masih kecil tapi sudah memikirkan masalah dewasa. Kami kira kamu sudah bertobat karena kamu sudah cacat tapi ternyata kebusukan hatimu masih sama seperti dulu.”“Kay, aku minta maaf, aku memang salah dan tak pantas untuk menerima maaf darimu, tapi untuk kali ini aku janji tidak akan membuat kamu lebih membenciku. Ya aku memang datang menemui Dewa hanya unt
Bagas terengah-engah melangkah. Sesekali dai berhenti untuk memberikan istirahat kaki dan tubuhnya sangat letih. Kakinya yang baru saja diobati kini kembali terasa sakit dan ngilu.Keringat dingin sudah membasahi tubuhnya. Rasanya sudah tidak kuat berjalan tapi tidak mungkin dia berlama-lama di sana dan bertemu kembali dengan Dewa. Bagas ingin sekali memberitahukan kepada polisi kalau orang yang mereka cari ada di hotel ini dengan wajah menyamar. Semua bisa dilakukan oleh Dewa, dan berhasil mengelabui pihak hotel yang tidak mencurigai Dewa. “Aahhh! Sialan aku seperti pria lemah karena tidak bisa membalas hinaan dari dia, gara-gara kaki ini. Ya Tuhan kenapa aku mau aja berurusan dengan orang gila ini? Sekarang bukan Kaysha saja yang menjadi sasaran karena dia sangat dendam dengan Khaidir, dan Fatih?” tanyanya dalam hati. Bayangan masa lalu kembali mengitari pikirannya. Bagaimana dia memperlakukan Kaysha dan Fatih seperti orang asing. Dia sudah mendapatkan karmanya dan ingin memperba