Khaidir pun pergi meninggalkan Kaysha dengan kebingungan, sebenarnya dia ingin mengatakan kalau mau membantunya, tetapi mungkin melihat Kaysha mengantuk, sehingga Khaidir menyuruhnya segera pergi tidur. “Mas-mas padahal Kay mau bilang kalau ingin membantu Mas, tetapi ya sudahlah besok pagi saja, kebetulan capek juga seharian,” gerutunya dalam hati.Khaidir dengan cekatan menyusun semua bahan siomay dan juga saos kacangnya yang enak, sebelum akhirnya akan dieksekusi oleh dirinya sendiri.Sudah dua jam Khaidir di dapur membuat Khaysa tidak bisa memejamkan matanya, padahal tubuhnya sudah sangat lelah, namun hati dan pikirannya selalu mengarah ke Khaidir.Entah apa yang terjdi dengannya tiba-tiba Kaysha ingin menghampiri Khaidir di dapur.Dia pun memberanikan diri pergi ke sana, dengan cara mengendap-ngendap seperti maling.Tinggal tiga langkah lagi Kaysha hampir sampai di dapur, namun ada Bu Salma yang lebih dulu muncul menemui suaminya itu.Kaysha pun bersembunyi di balik gorden panjan
“Apa maksudmu, Dir!”“Khaidir, tunggu!” dia berlari mengejar Khaidir sampai di pintu mobilnya.Khaidir menghentikan langkahnya saat Dewa memanggilnya dengan berteriak kencang.Dewa bernapas ngos-ngosan berhenti sejenak melihat kembali wajah Khaidir yang penuh dendam.“Apakah kamu masih tidak bisa melupakan peristiwa itu?” Dewa bertanya dengan sedikit ragu.“Menurutmu?”“Ya, aku pikir kamu sudah melupakannya karena itu sudah sepuluh tahun yang lalu, lagian ada orang mengatakan kita harus melihat ke depan jangan melihat ke belakang,” sanggahnya dengan penuh keyakinan.Khaidir tidak menanggapinya, dia langsung masuk ke mobilnya dan melaju pesat meninggalkan Dewa yang masih berdiri di pinggir jalan.“Ternyata aku harus bertemu dia lagi, malas banget, tetapi aku penasaran dengan kata-katanya. Apa maksudnya coba!” gumamnya dalam hati.Dia pun kembali ke mobilnya dan menuju ke kantor.Di perjalanan ke kantor, tidak sengaja dia melihat Kaysha sedang memarkirkan mobilnya di sebuah minimarket.“
“Oke, kalau begitu aku kembali ke kantor dan kamu pulang saja ke rumahmu!” ucap Dewa kepada Tante Lisa dengan tersenyum.Mereka pun pergi dari rumah Dewa, meninggalkan Syeira yang masih tak sadarkan diri dengan tangan dan kaki diikat kuat.Dewa mengantarkan Tante Lisa pulang ke rumah Kaysha. Namun saat sampai di rumah Kaysha ternyata Bagas sudah setia menunggu di pintu gerbang bersama dua orang wanita. Pak Satpam memang tidak mengizinkan mereka masuk karena sudah diperintahkan oleh Kaysha untuk tidak memperbolehkan mereka masuk.“Siapa mereka Sayang?” tanya Tante Lisa saat melihat mereka.“Mereka adalah mantan keluarganya Kaysha di kampung, dan yang duduk di kursi roda itu adalah mantan suaminya yang kere,” jelasnya tersenyum.“Oh ya, bukannya dia dulu cleaning servis di kantor papahnya Kaysha dulu yang terkenal dengan ketampanannya tetapi miskin dan dia sekarang lumpuh? Waw, berita yang sangat mengejutkan.Tante Lisa lalu turun dari mobil dan menghampiri mereka, begitu juga dengan
“Tidak ... saya tidak mau Bu, kalian telah membohongi kami!”“Kata Pak Dewa, saya bisa kembali dengan Kaysha makanya kami kemari dan sekarang ternyata Pak Dewa sendiri ingin menikahi seorang janda, dia itu seperti barang bekas, Pak?”“Pak Dewa ini kaya, ganteng lagi bisa kok mendapatkan wanita yang masih tersegel bukan janda, Pak!” “Kalau saya malah ingin kembali dengan Kaysha, kami punya anak Fatih, pasti mereka merindukan saya!”“Karena saya ayahnya, bukan kamu Pak Dewa!” Bagas tersulut emosi.“Hahaha ... Bagas ... Bagas kamu itu dari dulu sampai sekarang tidak selevel dengan Kaysha!”“Apalagi kamu itu lumpuh, cacat, kamu tidak berguna lagi, buat apa Kaysha menikahi kamu seperti ini, jangan mimpi kamu!” bentaknya seketika.“Saya membawa kalian ke sini hanya untuk menggertak Kaysha agar dia takut dan mencari perlindungan dan mau menikahi saya, bukan kamu pecundang!”“Bagaimana, apa kamu sanggup?”“Jika tidak mau kalian boleh pulang ke kampung kalian dan jangan harap bisa mendapa
“Kamu ingin aku menjadi pacarmu kan dan menikah denganmu?” tanya Dewa menyeringai.“Mas, aku takut, jangan kamu dekati aku!” teriaknya lebih kencang.“Tenang Sayang, kita hanya mau bermain-main saja, bukannya kamu ingin sekali disentuh kan?”“Atau begini saja anggap saja kita sudah menikah dan kita melakukan malam pertama kita, bagaimana kamu setuju kan?” tanyanya bersemangat.“Tidak-tidak, aku tidak mau!”“Setelah aku tahu kamu bermesraan dengan mamah dan mempunyai niat jahat dengan Mbak Kaysha, aku jijik sama kamu!”“Oh ya, baiklah kamu akan lihat bagaimana aku merenggut kesucianmu dan aku mau lihat apakah kamu masih bisa berbicara seperti itu denganku!”Dewa tidak memedulikan omongan Syeira, dia tetap melancarkan aksinya.Syeira tidak bisa berbuat apa-apa karena obat yang diberikan oleh pria itu beraksi sangat kuat, dan malam itu pun terjadi.***“Kamu puas sekarang, Mas?”“Sangat puas ternyata kamu sangat menantang ya dan aku suka gayamu, Sayang!”Dewa lalu melihatkan rekaman vide
Kaysha berharap semua akan baik-baik saja, tetapi entah kenapa hatinya selalu gelisah walaupun sudah ditenangkan oleh Khaidir.Pria hitam manis itu pun sebenarnya ikut merasakan kegelisahan dan khawatir dengan keselamatan Kaysha dan Fatih. Khaidir sangat mengenal sifat Dewa yang pemarah dan selalu bertindak ceroboh tetapi bisa membahayakan, apalagi saat mengetahui kalau Kaysha telah menikah dengannya. ***Jarum jam sudah menunjukkan jam enam pagi, semua sarapan sudah selesai dibuat oleh Kaysha yang memang hobi memasak. Kepiawaiannya di dapur membuat Khaidir semakin terpesona saat mencium aroma masakan yang tidak biasanya. Fatih pun bisa melihat raut wajah ayah angkatnya yang berbinar bahagia sampai-sampai dia memberikan bedak tabur yang banyak di wajar Fatih.Setelah berpelukan mesra di pagi hari, Khaidir pun bergegas ke kamar Fatih untuk melihat bocah tampan itu sudah selesai mandi atau belum. Fatih yang sekarang ingin belajar mandiri karena menganggap dirinya sudah semakin dewasa.
“Kita akan cari tahu nanti, Sayang,” jawab Khaidir membuat Kaysha tersipu malu saat mendengar kata itu. Begitu juga dengan yang lain ikut menahan tawa karena Khaidir menyebut Kaysha dengan sebutan “Sayang.” “Mas, malu tahu,” ucap wanita cantik itu sedikit pelan.“Apanya yang malu?” tanya Khaidir yang masih fokus melajukan mobilnya sedikit bingung. “Ih Papa romantis banget, senang deh,” sanggah Fatih tak bisa menyembunyikan rasa bahagianya.“Loh memang Fatih tahu apa itu romantis? Dapat dari mana kata itu?” selidik Khaidir tersenyum.“Lihat di ponsel dong Pa, sekarang apa yang kita mau cari, kan tinggal buka di sana, Fatih sudah bisa baca dan tulis jadi bisa ketik sendiri, tenang kalian jangan khawatir Fatih enggak cari yang aneh-aneh kok.” Fatih meyakinkan kepada mereka kalau dia tidak sembarangan untuk membuka ponsel, tapi tetap saja kekhawatiran sebagai orang akan teknologi yang semakin canggih. “Sayang ingat ya jangan buka yang aneh-aneh ya, fokus dengan belajar,” sahut Kaysha
Setelah istirahat sejenak sepasang pengantin baru itu pun pergi ke rumah Pak RT untuk menyerahkan beberapa dokumen untuk status hubungan mereka. Khaidir disambut baik oleh warga di sana. Kaysha pun akan menggelar acara sederhana semacam syukuran atas pernikahan mereka. Kaysha tidak ingin merayakannya yang terlalu besar. Khaidir sangat disambut baik oleh warga sekitar, apalagi mereka sangat mengenal siapa Kaysha di lingkungan itu. Banyak yang mendoakan pasangan baru itu agar pernikahan mereka bahagia. ***Sudah dua hari ini Dewa tidak menunjukkan batang hidungnya. Bahkan ponselnya pun tidak aktif. Kaysha menyuruh orang untuk mendatangi rumahnya yang ternyata kosong. Bahkan security mengatakan kalau majikannya itu sedang ada perjalanan bisnis di luar negeri.Sedangkan kecemasan Kaysha kini menjadi-jadi karena kepergian Tante Lisa dan Syeira yang secara tiba-tiba. Kaysha menerima pesan singkat dari nomor ponsel Syeira kalau dia mengundurkan diri karena permintaan ibunya yang mengingink
“Aku mau ke kamar dulu, istirahatlah besok aku akan mencarikan tempat tinggal untukmu. Benar dengan apa yang dikatakan oleh Ibu, seharusnya aku memandang suamiku!” ucapnya sambil beranjak pergi dari meja makan.“Tunggu Kay! Kamu tidak ingin bicara denganku lagi bahkan untuk terakhir kalinya?” ucapan Bagas mampir menghentikan langkah Kaysha seketika.“Aku sudah berbuat baik untuk keluargamu untuk terakhir kalinya. Dan sekarang kita berada di jalan yang berbeda. Aku sudah mempunyai keluarga yang baru nggak mungkin aku menyambut tangan yang lain apalagi kamu ada mantan suamiku. Benar kata Ibu dan kau harus bicara dengan Mas Khaidir, permisi!” ucap Kaysha tegas dan berlalu meninggalkan Bagas sendirian.“Ya kamu benar Kay, tapi tenang saja setelah hati ini aku akan pergi jauh untuk selama-lamanya,” ucapnya dalam hati sembari menatap punggung wanita cantik itu sampai hilang dari penglihatannya. ***Sampai di pintu kamar Fatih Kaysha memberanikan diri untuk masuk meskipun ada sedikit ketak
Khaidir mengendurkan pelukannya dan menatap lekat wajah Fatih yang sudah dibanjiri air mata. “Tidak Sayang, kamu tidak boleh menangis. Papa hanya bertanya dan sangat khawatir saat tahu kalau kamu sudah dijemput dengan mobil orang lain. Maafkan Papa, sudah telat menjemput kamu di sekolah, maafkan ....” ucapannya dipotong langsung oleh Kaysha dengan wajah memerah “Kamu bohong Mas, kamu bilang Fatih baik-baik saja denganmu, tapi apa ini dia pulang bersama Syeira!” bentak Kaysha yang tiba-tiba saja datang dan menghampiri mereka.Khaidir terkejut dengan kedatangan Kaysha di tambah lagi wanita cantik itu mendorong kursi roda yang ternyata dengan santai pria itu duduk dan tersenyum sinis.“Ba—Bagas? Kamu ada di sini juga dan kenapa kamu?” Khaidir semakin tidak mengerti karena merasa sudah dipermainkan oleh mereka. “Apa Khaidir, kamu pikir aku hilang dari rumah sakit? Nggak Dir, justru aku ingin menyelamatkan kalian tapi tidak ada yang mau percaya denganku!” sungutnya dengan penuh percaya
Khaidir terdiam sejenak tapi langsung disadarkan kembali dengan bunyi klakson dari sepeda motor milik Bapak tua itu. “Kenapa kamu malah bengon, cepat naik!” perintahnya lagi. Khaidir pun langsung naik di belakang. “Kamu pegangan ya, kita ngebut,” ucapnya lagi dengan Khaidir yang masih begitu syok. Meskipun penampilan orang itu lusuh tapi wangi tubuhnya itu masih tercium sehingga Khaidir tak bisa berkata-kata. Mulutnya terasa seperti terkunci. Tenggorokannya seakan tercekat tidak bisa mengeluarkan suara.“Ya Allah, siapa Bapak ini kenapa tubuhnya begitu harum?” tanyanya dalam hati sambil mengamati tubuh pria tua renta itu. “Kamu masih harus mengalami banyak masalah. Setiap manusia selalu diuji tapi kadang manusia menganggap itu masalah. Kamu masih harus melewati rintangan mungkin ada yang harus dikorbankan tapi semua itu jika kamu ikhlas maka kamu mendapatkan keberkahan dan kebahagiaan. Pada dasarnya semua makhluk hidup terutama manusia akan meninggalkan jasadnya hanya caranya saja
“Saya Dok ...Saya yang bernama Khaidir,” sahutnya cepat. “Baik, Bapak bisa masuk sepertinya dia ingin menyampaikan sesuatu dengan Bapak.”“Bagaimana kondisinya Dok, apa pasien terkuak parah?” tanya Khaidir penasaran.“Kalau dibilang parah iya, karena kecelakaan itu telah membuat kedua kakinya hancur dan harus diamputasi, kami juga harus memeriksa organ dalam kemungkinan juga ada yang terluka, tapi saya salut kesadarannya masih terjaga dan meminta saya untuk mencari orang yang bernama Khaidir. Segera temui dia, Pak,” jelas dokter itu. “Terima kasih Dok,, permisi saya ke dalam dulu.”Khaidir bergegas masuk ke ruang IGD dan sedikit terkejut dengan kondisi Agus yang memang terluka parah. Banyak darah di kereta itu, bahkan masih menetes. “Dengan Mas Agus?” tanya Khaidir pelan mendekati wajah orang itu. Orang itu pun kembali membuka matanya dan menatap sendu wajah Khaidir. “Pak Khaidir?” tanyanya dengan suara pelan.“Iya saya Khaidir, kenapa kamu memanggil saya? Apakah ini berkait
Rupanya Tante Lisa mempunyai rencana baru yang hanya Syeira saja yang tahu. Tante Lisa sengaja berpura-pura gila lantaran sangat capek bekerja sebagai wanita penghibur yang melayani para hidung belang, bahkan cara mereka tak lazim sering memukul hingga memar saat mereka sedang bercinta . Syeira dan Tante Lisa ingin melenyapkan Kaysha dan Fatih agar bisa mengambil harta warisan itu. Dan tentu saja bisa menggantikan posisi Kaysha menjadi istrinya Khaidir. Rencana yang matang sudah mereka susun. Hanya perlu melibatkan Fatih, anak kecil itu. Semua sudah dibongkar oleh Syeira sendiri. Kenikmatan yang diberikan oleh Dewa membuatnya tak berdaya. Satu jam mereka bercinta membuat Syeira kelelahan dan tertidur pulas. Dewa pun bangkit dari tempat tidur dan segera menghubungi seseorang. “Kamu bisa memakainya datanglah kemari dia masih tertidur dengan nyenyak. Aku masih ada urusan dan buat dia menikmati surga dunia sampai kalian puas.”Dewa langsung menutup sambungan teleponnya dan bergegas pe
Setelah sedikit tenang Bu Rina bisa menceritakan apa yang terjadi sebenarnya di dalam sel tahanan. Rupanya ada yang sengaja membuat kegaduhan di dalam sana. Seorang teman satu kamarnya langsung menyerang membabi buta pada saat Bella sedang terlelap tidur. Di saat kejadian naas itu Bu Rina memang tidur di sebelahnya, dan saat mendengarkan teriakan Bella, beliau langsung terbangun dan sudah melihat wanita itu diatas tubuh Bellla dengan memegang sebilah pisau menusuk tanpa arah ke tubuh Bella. Bu Rina segera mencoba menghentikan aksi wanita itu tapi dia pun ikut terkena sayatan benda tajam itu. Wanita paru baya itu segera berteriak meminta bantuan sedangkan teman satu sel lainnya tidak ada yang membantu lantaran takut terkena benda tajam itu. Tubuh Bella sudah tak sadarkan diri dengan bersimbah darah. Wanita itu langsung beranjak dari atas tubuh Bella setelah melihat genangan cairan yang kental dan pekat. Bu Rina pun sampai tidak berani mendekati wanita itu karena takut terkena kembali
“Selamat pagi.” “Selamat pagi dengan Pak Bagas?” “Iya saya sendiri, ada apa ya Pak, ada masalah dengan ibu atau kakak saya di sana?”“Maaf sebelumnya Pak, ada masalah memang di dalam penjara dan mengakibatkan saudara Anda harus di rawat di rumah sakit.”“A—apa maksudnya Mbak Bella?” “Iya Pak, Saudari Bella berkelahi dengan salah satu teman selnya sehingga mengakibatkan dia harus dilarikan ke rumah sakit, karena dia tertusuk benda tajam di perut sebelah kirinya.”“Apa?” “Bagaimana bisa, Pak?”“Lebih baik Anda bisa datang ke rumah sakit Bhayangkara ruang mawar nomor empat belas. Sekarang masih ditangani oleh dokter.”“Baiklah saya langsung ke sana, terima kasih informasinya Pak.”Bagas buru-buru menutup teleponnya tapi dia juga tidak bisa ke rumah sakit tempat di mana Bela di rawat karena dia juga masih tahap pemulihan. “Ah bagaimana ini? Aku tidak bisa ke sana dan apakah aku bisa meminta tolong dengan Kaysha tapi apakah dia mau setelah aku mengatakan semuanya saat itu? Apakah
“Sayang kenapa kamu ada di sini?” tanya Khaidir bingung. Ucapan yang dikatakan Khaidir membuat Kaysha tersentuh. Wanita cantik itu melangkah masuk dan mendekati mereka. Meskipun Kaysha sangat membenci pria yang terbaring di rumah sakit itu tapi dia pun ingin tahu apa yang dia ingin bicarakan dengannya. “Terima kasih Kay, kamu mau datang ke rumah sakit dan ....” mata Bagas bergerilya tapi tidak menemukan sosok itu.“Kamu mencari Fatih?” tanya Kaysha saat melihat Bagas celingak-celinguk.“Di mana Fatih, kenapa kamu tidak ajak sekalian?” Kaysha menatap dingin Bagas. “Apa yang kamu harapkan, Mas, setelah kamu kembali melukainya? Dia masih kecil tapi sudah memikirkan masalah dewasa. Kami kira kamu sudah bertobat karena kamu sudah cacat tapi ternyata kebusukan hatimu masih sama seperti dulu.”“Kay, aku minta maaf, aku memang salah dan tak pantas untuk menerima maaf darimu, tapi untuk kali ini aku janji tidak akan membuat kamu lebih membenciku. Ya aku memang datang menemui Dewa hanya unt
Bagas terengah-engah melangkah. Sesekali dai berhenti untuk memberikan istirahat kaki dan tubuhnya sangat letih. Kakinya yang baru saja diobati kini kembali terasa sakit dan ngilu.Keringat dingin sudah membasahi tubuhnya. Rasanya sudah tidak kuat berjalan tapi tidak mungkin dia berlama-lama di sana dan bertemu kembali dengan Dewa. Bagas ingin sekali memberitahukan kepada polisi kalau orang yang mereka cari ada di hotel ini dengan wajah menyamar. Semua bisa dilakukan oleh Dewa, dan berhasil mengelabui pihak hotel yang tidak mencurigai Dewa. “Aahhh! Sialan aku seperti pria lemah karena tidak bisa membalas hinaan dari dia, gara-gara kaki ini. Ya Tuhan kenapa aku mau aja berurusan dengan orang gila ini? Sekarang bukan Kaysha saja yang menjadi sasaran karena dia sangat dendam dengan Khaidir, dan Fatih?” tanyanya dalam hati. Bayangan masa lalu kembali mengitari pikirannya. Bagaimana dia memperlakukan Kaysha dan Fatih seperti orang asing. Dia sudah mendapatkan karmanya dan ingin memperba