Share

Pertemuan Kecil

Author: Pramesti GC
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Pov Banyu

"Sudah lama sekali Bapak tidak kepantai le."

Bapak berucap saat melihat pantai di sebelah kanan kami.

"Nyaman ya pak, melihat birunya laut. Bapak dulu sering ke pantai?"

Bapak hanya tersenyum. "Iya, Bapak besar di pesisir pantai."

"Bapak bukan asli orang Solo?"

"Bukan, Bapak tinggal di pesisir pantai. Orang tua Bapak nelayan, kami hidup dalam banyak kesulitan le."

Aku terkejut, kisah ini tak pernah Dina ceritakan. Dan aku memang tak pernah bertanya asal usul orang tua Dina.

"Saya juga pernah hidup sulit pak."

Bapak tertawa.

"Kesulitan apa yang bisa di dapat putra mahkota sepertimu le? Bapak tau, kamu pewaris tunggal Amarta Group kan?"

"Bapak baca di mana?"

"Di artikel, wajahmu tampan sekali di sana"

Kami tertawa, meski aku jadi sedikit tersinggung. Memangnya wajah asliku tak setampan foto artikel itu?

"Yang Bapak lihat hanya foto dewasa saya. Tidak akan ada foto remaja saya di artikel"

Bapak terdiam, seperti sedang menginggat kembali.

"Iyaa, semua hanya foto dewasamu. Meman
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (3)
goodnovel comment avatar
Rieca Chandra
Michelle kali misyel jelek namanya
goodnovel comment avatar
Murni Aty
aku pendukung banyu tp sedih juga, kasian pandu yg pernah ditolak bapak..
goodnovel comment avatar
Yanyan
cie.. cie yg udh kebelet nikah.. king putra mahkota amartha grup ..
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Kuretas Hidup Suamiku Dan Simpanannya   Jangan Berhenti King!

    King mengajakku berjalan menyusuri pantai, aku menikmati sore kami di sini. Nyaman sekali, merasakan kaki menginjak pasir dan wajah diterpa air laut yang lembut, angin bahkan membelai jilbab panjangku."Bagaimana keadaan Mala?"Aku menghela nafas. Membayangkan kembali keadaan gadis itu. Dadaku terasa sesak."Dia baik, hanya kurus dan terlihat seperti bukan Mala""Dia sudah melalui banyak hal ya, Aku terkejut mendengar ceritamu subuh tadi."Aku tersenyum, serasa ada luka mengagga dalam dada ini. Ia, dia melalui banyak hal karenaku. "Aku tak pernah membayangkan, kehidupan Mala ternyata begitu perih. Jika saja aku tau lebih awal, mungkin aku tak akan membalasnya Banyu.""Tidak apa Dina, kamu dan Mala bisa memperbaiki semuanya kan?"Aku menganggukkan kepala."Iya, aku sudah berjanji pada diriku sendiri, aku akan merawat anak Mala untuk menebus rasa bersalahku juga padanya."King terlihat tersenyum, dia memandang laut yang biru, lalu kembali menatapku."Aku tak keberatan, aku juga akan me

    Last Updated : 2024-10-29
  • Kuretas Hidup Suamiku Dan Simpanannya   Minta Harta Gono-gini? Nanti Dulu!

    "Ndok, eneng dayoh"(Ndok, ada Tamu)Aku sedang asyik memberi makan semua ikan di belakang saat Emak tiba-tiba memanggil."Sinten Mak?"(Siapa Mak?)"Ibune Haris, koe ndang salin kelambi."(Ibunya Haris. Kamu cepat ganti baju)"Ngeten mawon Mak."(Begini saja mak)"Ora apek ndok, arep kepie-kepie, ibu e Haris kui tetep wong tuomu."(Tidak bagus ndok. Bagaimanapun, ibunya Haris itu tetap orang tuamu)"Njeh Mak, Dina gantos riyen."(Njeh Mak, Dina ganti dulu)"Iya wes ndang kono, emak nyelok Bapakmu neng kandang sapi disek."(Iya sudah sana, Emak panggil Bapakmu di kandang sapi dulu)Bergegas saja aku mengganti bajuku di kamar. Sebenarnya bajuku tadi tak buruk, hanya bagi Emak, menemui orang yang lebih tua dengan daster itu tak sopan.Aku ke depan, hanya ibu mas Haris dan seorang lelaki duduk di ruang tamu. Sepertinya Emak dan Bapak belum kembali.Aku menyalami Ibu mas Haris, dia menerima tanganku meski enggan menatap. Aku hanya tersenyum tipis, melihat tingkahnya yang tak menunjukkan k

    Last Updated : 2024-10-29
  • Kuretas Hidup Suamiku Dan Simpanannya   Inikah Karmamu Bulek?

    Hari berganti bulan, tak terasa sudah tiga bulan setelah putusan sidang datang. Aku sering mengunjungi Mala. Perutnya semakin membesar. Hubungan kami juga semakin membaik, dia jadi terbuka padaku.Bulek Ningrum tak pernah terlihat sejak terakhir menemui Mala. Beberapa kali aku coba hubungi. Bahkan dua kali aku kerumahnya. Namun rumah itu nampak kosong. Daun kering bahkan menyebar di pelataran. Menjadi jawaban bahwa bulek tak pernah pulang.Menginggat watak bulek yang sangat perfeksionis, rasanya tak mungkin membiarkan halamanya, bahkan terlihat seperti tempat penampungan sampah."Mak, hari ini bawa masakan apa?"Aku membuka tempat makan dimeja. Capcay hati ampela, sambal goreng kerni dan ipor ayam suwir dan acar, terlihat didalam kotak makanan."Kemarin Mala pengen nasi rames. Nasi seperti di tempat orang nikahan katanya. Jadi meruput pagi tadi Emak sama mbak Warsi masak besar""Iyoo mbak Din, gawene wae sek nyicil kawet wingi""Nggak apa mbak. Yang penting rasanya" kuberikan dua jemp

    Last Updated : 2024-10-29
  • Kuretas Hidup Suamiku Dan Simpanannya   Dobel Pov

    "Maafkan bulek ndok" Emak mengiba menatapku.Aku masih tertegun menatap langit yang terlihat menjingga dari dalam mobil. Aku belum sanggup memberinya maaf. Bahkan hingga kami pulang dari rumah Bulek Tri, Bulek Ningrum masih meraung memanggilku."Sudah mak, jangan memaksa. Biarkan Dina memikirkan apa yang menurutnya baik"Aku menatap Bapak didepan. Maafkan Dina Emak dan Bapak, Dina masih merasa tak sanggup berlapang dada memaafkan Bulek Ningrum.***" Sepertinya aku datang disaat yang salah"Ucapan Banyu membuyarkan lamunanku. Aku memang sedang tak disini. Sejak kedatanganku kerumah Bulek Tri, rasanya jiwaku tertinggal disana. Aku merasa pulang membawa sejuta beban didalam dadaku. Sesak dan nyaris tak dapat menikmati hariku."Aku yang sedang tak disini. Maaf"Aku berucap tulus. Sejak tadi banyu mencoba memancingku untuk fokus pada, tapi entahlah. Rasaku tak d

    Last Updated : 2024-10-29
  • Kuretas Hidup Suamiku Dan Simpanannya   Lamaran kok Ijab Qobul!

    Hari lamaran tiba, rumahku begitu ramai. Bapak sibuk dengan dekorasi rumah. Ibu dan para tetanggu sibuk didapur. Bapak menyembelih seekor sapi,memasaknya dan dibagikan kepada warga sekitar. Sisanua diolah untuk jamuan nanti malam.Hanya lamaran, tak banyak yang di undang. Hanya tetangga sekitar dan keluarga besar saja. Emak sudah sibuk sejak beberapa hari ini. Melebihi acara lamaranku yang pertama dulu."Dina bantu apa ini mak?"Aku melihat kedapur yang dipenuhi tetangga dan juru masak ditempat kami tinggal."Nggak usah bantu apa-apa. Sudah, duduk saja mbak Dina.""Iya, sudah sana didalam saja."Para tetanggaku hampir bersamaan melarang. Aku merasa bosan tak melakukan apapun. Sejak beberapa hari tugasku hanya makan dan tidur."Mbak Din, ngapain disitu? Ayo masuk kamar!"Anik yang sudah sehat kini bertambah cerewet dan menggatur. Aku bahkan sering mengusirnya keluar kamar.

    Last Updated : 2024-10-29
  • Kuretas Hidup Suamiku Dan Simpanannya   Aduh, Aku Panas Dingin!

    Ijab Qobul berjalan lancar, tamu para tetangga dan keluarga Banyu sudah pulang. Tinggal Mak Rum dan mbak Warsi, Anik dan beberapa tetangga perempuan di dapur belakang. Aku sudah masuk ke kamar beberapa menit lalu, menghapus riasan yang menepel di wajah. Pantas saja aku begitu pantang masuk ke dapur, mereka semua ternyata menjebakku! Tapi aku suka, eh!Lah, wajahku bersemu merah sendiri, mengingat Ijab Qobul singkat beberapa saat lalu.Tok..tok..tok..Aku terkejut sendiri saat pintu di buka, ternyata Anik, jantungku sudah berpacu saja karena kukira...Ah sudahlah! Aku menepuk jidatku sendiri."Mbak Din, nggak ada niat bantu aku?"Aku memandang Anik yang nampak menahan berat bawaannya."Apa sih Nik?"Aku melihat kotak Kayu besar di tangannya, aku baru ingat, Banyu memberiku mahar satu kilo gram emas. Akan aku apakan emas yang bergerumpul di dalam kotak ini?"Mbak, malah melamun. Ini berat mbak!"Aku tersenyum sendiri, membuka lebih lebar pintu kamar, aku justeru terkejut di belakang An

    Last Updated : 2024-10-29
  • Kuretas Hidup Suamiku Dan Simpanannya   Salah Tingkah

    Aku bangun saat azan subuh berkumandang, kubuka lebih lebar mataku dan mengamati kamar yang masih begitu gelap."Huuaahhh, astagfirullahhalazim." Aku mengguap, menutup mulutku dengan tangan, dan meregangkan diri di atas tempat tidur. Kugerakkan tangan dan kaki dia atas ranjang, kebiasaan uang sudah kumulai sejak lama."Satu, dua, tiga. Satu, dua, ti..." Tunggu! Apa ini, ada rambut di ujung tanganku. Kujambak rambut itu kencang..."Aaahhh!" Suara teriakan nyaring kudengar.Aku bangun, ikut menjerit karena teriakan itu, Ku tendang asal suara itu.Bug!Aku sudah siap dengan kuda-kuda di atas tempat tidur. Sesuatu terdengar membentur lantai kayu. Apa itu? Aku mengintipnya sebentar, dia meringkuk menghadap lantai."Astagfirullah!" Ucapnya pelanLho tapi tunggu, setan kok beristigfar. Aku melompat menyalakan lampu kamarku nampak berbeda. Ya Allah, kamarku penuh dengan barang-barang baru. Aku lupa, semalam aku sudah ijab qobul dan sekarang sudah sah menjadi istri Banyu. Ah, aku tersipu send

    Last Updated : 2024-10-29
  • Kuretas Hidup Suamiku Dan Simpanannya   Istana Keluarga Amartha

    Resepsi pernikahan tinggal dua hari lagi, segala persiapan sudah sangat matang di buat. Aku dan Banyu terbang ke jakarta, kami tiba siang hari dan langsung menuju rumahnya di kawasan Pondok Indah.Kami memasuki gerbang, jarak gerbang dengan rumahnya saja hampir dua puluh meter. Rumah mewah bernuansa putih dengan ukiran emas pada interior di atap dan pilarnya. Aku merasa sedang masuk kesebuah istana di kawasan timur tengah."Ayo masuk!"Pintu mobil dibuka, ibu mertuaku sudah berdiri menyambut kami. Dia wanita bersahaja, dengan jilbab besar dan wajah yang nyaris tanpa make up."Selamat datang sayangku.""Terimakasih Mami"Aku disambut hangat, kucium takzim tangannya. Ibu tiri jahat tak berlaku di mataku padanya. Dia ramah, bahkan selama aku di Solo, ibu sambung King lebih sering menelphonku ."Ayo masuk sayang, di dalam sudah banyak anggota keluarga yang lain."Aku menganggukkan kepala. Masuk melewati pintu yang tingginya lebih dari dua meter, sebuah vas bunga besar begitu indah ada di

    Last Updated : 2024-10-29

Latest chapter

  • Kuretas Hidup Suamiku Dan Simpanannya   Berjuang hidup

    Sky yang melihat itu tersenyum, dia tau Banyu akan punya cara membawaanya pergi. Ya, Tali itu di ayun Terus agar ujungnya bisa mendekati Sky. beberapa kali ayunan membuat ujungnya lebih dekat ke arah Sky, dirinya mencoba meraih namun masih belum tergapai."Kamu harus lompat!" Teriak Banyu, dipa merasakan angin terlalu kuat sekarang."Lompat Sky!" Banyu merasakan ombak mulai tinggi menghantam"Kompat? sekarang?""Tahun depan, sekarang lah!" Ucap Banyu kesal, kapal terbakar itu mulai tenggelam dan Sky masih juga ragu untuk meninggalkan nya.Sky melihat air laut semakin dekat, jika dia gagal melopat, artinya takk ada lagi kesempatan, tali kapal tak cukup jika harus menyentuh lautan dan jangkar tak bisa di keluarkan dengan segera, sementara gulungan awan hitam mulai terlihat di atas mereka."Kenapa cuaca tiba-tiba berubah mbak?" Anik panik melihat badai akan segera datang."Tidak tiba-tiba, awan itu sudah bergelantung di atas kita sejak pagi hanya saja tidak sebesar ini.""Sky, lompat!" T

  • Kuretas Hidup Suamiku Dan Simpanannya   Tanpa batasan

    Kanaya begitu marah mendengar kabar pelarian Banyu, dia sudah berbuat banyak sejauh ini, namun justeru kebodohan demi kebodohan dia dengar."Tolol kalian semua!" Teriaknya kesal di ruang sunyi tempatnya bersembunyi.Panggilan dari Philip tak lagi di gubrisnya, Kanaya merasa semua sudah berakhir sekarang. "Aku benci pada Kalian semua!" Teriaknya lagi, bayang wajah Banyu semakin membuat hatinya tercabik dan nyeri.Mencoba perbikir jernih bagaimana dia akan menemui Banyu sekarang, Kanaya berjalan keluar ruangan, berusaha tersenyum pada beberapa orang staf nya di luar, Kanaya berjalan menuju lif."Ada apa lagi Naya?" Khan menarik tangan adiknya itu.Kanaya menatap Khan dengan kesal, berusaha melepaskan tangan kakaknya."Aku ada urusan.""Soal Banyu lagi?" Khan bertanya, setelah pertengkaran dengan adiknya tempo hari, Khan mencoba kembalu memberikan kesempatan."Bukan, aku harus pergi menemui temanku!" Ucapnya dingin lalu meninggalkan Khan di depan Lif.Kanaya turun ke lanti dasar, ingin

  • Kuretas Hidup Suamiku Dan Simpanannya   Bebas

    Banyu keluar lebih dulu ke dalam kabin, Rock masih terduduk di sana dengan mata hampir tak bisa terbuka lagi."Tidurlah, aku akan gantikan." Ucapnya pada Rock, lelaki itu berdiri dan berpindah posisi ke belakang, menyandarkan tubuhnya pada kursi yang lebih lega."Aku masih ada di jalur yang benar, kemudikan saja begitu, mungkin beberapa jam lagi kita sampai di darat." Ucap Rock dengan suara sedikit meracau.Banyu hanya tersenyum tipis menyadari kantuk menguasai sahabatnya itu. "Tidur saja di dalam, aku akan Pastika semua aman." Ucap Banyu lagi, namun Rock sudah tak mendengar, dengkurannya halus sudah menemani tidurnya yang lelap.Banyu kembali menatap ke laut, semalam benar-benar membuatnya ketakutan, matanya yang bening seolah menelisik arah mana dirinya dan yang lain datang semalam."Cari sesuatu?" Sky masuk degan semangkuk mie dalam sterofom, aromanya membuat perut banyu serasa meronta."Baru buat?" Tanya banyu."Ya, di belakang ada, air panas yang aku buat juga masih, bikin saja s

  • Kuretas Hidup Suamiku Dan Simpanannya   Menyelam Bersama Rindu

    "Kami ada di tempat semula, bergeser sedikit kearah barat."Suara Rock terdengar pada alat yang Dina pakai dalam baju selamnya.Bus... Bus...Suara peluru menembus air, mereka dapat melihat peluru-peluru itu membelah air membentuk gelembung-gelembung yang menjurus ke bawah.Dina memberi sinyal bahaya pada Rock, sementara Banyu membuat isyarat agar mereka berenang lebih dalam.Matikan lampuBanyu meminta dengan isyarat, Dina dan Anik mematikan lampu di tangan mereka.Ke bawah!Sky meunjuk arah bawah dan mereka bergandengan menjauhi peluru yang masih terus menerjang ke dalam air.Mereka menyelam menjauhi tembakan yang masih terdengar, semakin ke dalam menuju ke arah yang di rasa benar. Banyu menyalakan lampu merah di dalam air, mereka saling melihat untuk membaca isyarat selanjutnya.Kalian di mana?Rock kembali menghubungi dan mencari dimana sahabat-sahabat nya sekarang. Anik menyalakan sinyal yang ada di pinggangnya, lalu mencari di mana letak kapal mereka berhenti.Ke arah barat kali

  • Kuretas Hidup Suamiku Dan Simpanannya   Pelarian

    "Bagaimana kita bisa ke bawah? Lihat semua tempat penuh dengan pengawasan." Sky memperhatikan setiap tempat yang mereka lewati, namun tak satupun tempat sepi."Jika begitu kita harus turun." Banyu berbisik, mereka berhenti sebentar di atas sebuah lorong."Bagaimana bisa kita turun? Lantas dimana kita akan turun?" Sku masih tak mengerti apa yang Nanti rencanakan."Jika kita tak bisa mengelabuhi mereka, maka jadilah bagian dari mereka!" Ucap Banyu lalu berusaha membuka tutup lubang angin di bawahnya."Kamu benar!" Ucap Sky saat sadar bahwa ide Banyu mungkin bisa di gunakan membawa mereka ke ruang bawah.Mereka melompat turun, lalu bersembunyi di antara tepian lorong, Banyu sedikit lega sekarang, sebab semua cctv berada di bawah kendali teamnya.Sky berada di belakang Bantu, menyelinap di antara lorong dan tak lama empat lelaki keluar dari sebuah ruangan."Ada yang datang!" Ucap Sky bersembunyi dinujung lorong bersama Banyu. Empat orang itu berbatus rapi, dan dua di antaranya masuk ke ru

  • Kuretas Hidup Suamiku Dan Simpanannya   Pertaruhan hidup dan mati

    Dina menyelam lautan dingin, dia tau bisa saja nyawanya tak selamat malam ini, tugasnya bersama anik adalah masuk dari bawah kabin kapal. Banyu sudah memberikan koordinasi kapal tempatnya di tawan, Sky dan dirinya sudah bisa mengendalikan ruang kontrol kapal sejak kemarin.Anik dan Dina hanya bisa berkomunikasi dengan sandi cahaya, sandi yang sudah mereka pelajari selama perjalanan kemari. Tiba di dekat pintu bawah, Dina dan Anik berusaha meraih tangga besi di atasnya. Kapal itu berhenti di satu tempat jadi cukup aman berada tepat di ujung belakang kapal untuk bisa meraih tangga ke atas.Hup!Anik naik lebih dulu, dia melepas tabung oksigen di pijakan terakhir dan menalinya dengan erat, lalu menarik tubuh Dina naik lebih dulu. Dina Menik melewati Anik dan ikut melepaskan tabung oksigen nya lalu Anik menerimanya dengan sigap, ia menali lagi tabung itu tepat di sisi bawah tabung miliknya.Tanpa banyak bicara, mereka lalu naik mengikuti tangga yang membawa mereka ke pintu belakang kapal

  • Kuretas Hidup Suamiku Dan Simpanannya   36. Pertarungan harga diri

    Banyu tau dirinya dan Sky dalam keadaan terancam, kapanpun mereka bisa saja mati sia-sia, sebab semua penjaga di sini tak pernah lepas dari senjata api. Philip diam-diam terus mengawasi, meski Banyu pura-pura tak tau, namun mata-mata yang di bayarnya bisa banyu ketahui.Hari ini terpaksa juga Banyu meminum sesuatu yanh sudah di campur obat pencahar, ia tau Philip yang sudah membuatnya begini, bahkan siapa yang membawakan obat itu Banyu juga tau, tapi untuk sesuatu yang lebih besar, dia relakan perutnya terkuras hari ini."Harusnya jangan kamu telan minuman itu!" Sky berbisik kesal, mereka sedang berada di klinik saat ini."Lalu menurutmu Philip tak akan curiga?" Banyu bertanya dengan alis terangkat."Entah, tapi menyebalkan sekali saat kita tau seseorang ingin mengerjaimu tapi kamu justeru pura-pur bodoh untuk membiarkannya." Ucap Sky kesal sendiri.Banyu tersenyum sendiri, meski benar apa yang Sky katakan, kali ini dia harus mengalah dulu."Ini obat diarenya, jangan lupa untuk banyak

  • Kuretas Hidup Suamiku Dan Simpanannya   Misi Rahasia

    Pov author.Mereka tiba di bandara Banyuwangi, lalu Rock membawa mereka semua ke sebuah tempat yang tak pernah mereka kunjungi. Rock meminta bantuan seseorang untuk bisa membawanya datang kempat ini. Perjalanan mereka cukup menguras tenaga, menyeberangi lautan dengan kapal kecil dan membawa team Dream Net ke pulau misterius."Kita sudah ada di ujung timur jawa.""Lantas apa maksudnya kak?" Anik bertanya, gadis itu begitu tak sabar memulai misinya membawa pulang sang kekasih."Kalian tau Kanaya jelas tak sendiri, kita bahkan tak yakin apakah Khan memang tak tau apa yang di lakukan adiknya atau ini hanya bagian dari rencana mereka.""Lantas apa maksudnya kak Rock?" Anik masih belum memahami."Maksudnya adalah kita kecoh mereka!" Ucapk Dina menjelaskan lebih gamblang apa yang akan mereka lalukan."Jika untuk mengecoh, kenapa hanya di ujung timur kita bisa pergi ke luar jawa, mereka akan berpikir tujuan kita bukan di tempat kapal itu berada." Anik dengan kritisnya mencoba menerka apa yang

  • Kuretas Hidup Suamiku Dan Simpanannya   34. Kami pergi mak, pak.

    Emak terus mendekapku malam ini, tak ada sedikitpun kalimat terucap dari bibirnya setalah aku berpamitan sore tadi, bahkan ketika makan malam bersama, emak tak banyak bicara, bibirnya terkatup dan hanya tersenyum saat dua cucunya mengajak bicara.Dingin udara malam semakin membuat aku menyadari bahwa kehilangan itu terasa sangat menyesakkan. Bapak bahkan menahan tangis saat aku pamit selepas magrib tadi."Mak..."Aku memanggilnya, namun wanita yang melahirkan aku itu hanya memejamkan mata dan diam."Mak, apa emak..." Belum juga aku selesai bicara, emak sudah mengatup bibirku dengan jarinya."Koe ra perlu ngomong opo-opo nduk, emak wes reti kabeh." (kami tak perlu bicara apapun nduk, emak sudah tau semua.)Aku hanya diam, lalu memeluk erat emak. Mungkin juga ini kali terakhir aku bisa mencium aroma tubuh wanita yang begitu aku cintai ini. Mungkin ini juga kali terakhir aku bisa mendekap dan merasakan napas hangatnya menyentuh kulit ku.Mataku terpejam, merasakan setiap detik kasih emak

DMCA.com Protection Status