Share

Part 21

Seperti yang sudah diucapkan, Jema mampir ke rumah Pak Mahesa setelah pulang kerja. Ava menentangnya mentah-mentah, tetapi perempuan itu tetap pada pendiriannya untuk menyelesaikan masalah ini secepat mungkin.

Bukan karena Jema tidak tahan akan cibiran orang-orang kantor, melainkan dia takut jika rumor buruk itu sampai ke telinga ibunya. Menjadi anak tunggal dari keluarga yang tidak utuh bukanlah perkara mudah. Di sisinya, hanya sang ibu yang menjadi alasan Jema tetap tegar dengan kedua kaki sendiri. Apa jadinya jika ibunya tahu bahwa sang anak menjadi bahan omongan sebagai wanita perusak rumahtangga orang lain?

Jema tiba di depan pintu rumah bercat putih dengan dua lantai itu. Dia memencet bel dua kali. Membutuhkan waktu untuknya menunggu agar pintu terbuka.

Mobil pria tua itu ada di depan rumah, jadi tidak mungkin rumah ini kosong, bukan? Saat dia akan menekan bel lagi, mendadak pintu itu terbuka.

"Akhirnya yang ditunggu datang juga."

Jema bersumpah bahwa senyum Pak Mahesa terli
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status