Beranda / Romansa / Kunkungan Pernikahan Suami Psikopat / Memandang Langit Malam yang Sama

Share

Memandang Langit Malam yang Sama

Penulis: Ndaka
last update Terakhir Diperbarui: 2024-05-11 15:09:15

Rasanya sedikit perih bahkan setelah ditutup luka itu dengan plester luka, Arum kemudian memandang perekam suara itu sejenak lantas menekan tombol kecil yang berada di sampingnya untuk dinyalakan.

["Coba kau jawab jujur, tidak. Aku ingin kau menjawab dengan jujur. Di mana saja kau pada tanggal xx?"]

["Tentu saja aku di kantor. Kantorku terbilang baru jadi ada banyak hal yang harus aku lakukan."]

["Aku sudah bertanya ke beberapa pegawai di sana. Katanya kau sempat pergi selama beberapa jam pada tanggal itu."]

["Itu pasti karena aku terlalu lama menemui istriku."]

Percakapan itu tidak menimbulkan kesan negatif apa pun terhadap Julvri sendiri, ia mengatakannya secara lugas namun tanpa bukti. Sedikitnya ia mendengar Julvri tertawa pelan, Arum dibuat bingung karena Julvri sendiri.

“Percakapan antara Julvri dan Jean. Ini memang berbeda dari interogasi polisi sewaktu itu. Aku ingat dengan jelas Julvri hampir mengatakan hal yang sama tapi dengan membawa saksi sebagai bukti tentang alibi kami
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Kunkungan Pernikahan Suami Psikopat   Keteguhan Seorang Istri

    Arum merasa kecewa sekaligus marah terhadap Jean yang memperlakukan Julvri, suaminya sebagai seorang kriminal. Ia tidak menyangka bahwa Jean akan berpikir seburuk itu meski kenyataannya bahkan lebih jauh dari hanya sekadar seorang penculik.“Jangan sebut dia penculik! Seenaknya saja kamu bicara, Jean!” pekik Arum. “Memangnya salah aku berpikir begitu? Dia telah memperlakukanmu sangat buruk. Mengurungmu bahkan menyakitimu secara mental maupun fisik.”“Ya, aku tahu. Tapi meskipun begitu dia tidaklah sejahat yang kamu kira!”“Kenapa kamu masih saja membela dia setelah semua perlakuan buruknya padamu?!” bentak Jean, meninggikan suara. Arum berdecak kesal, sorot mata tajam hanya tertuju pada Jean seorang. Dahinya pun berkerut. Mereka saling bertukar tatap satu sama lain dan tak pernah berhenti saling adu argumen dengan emosi tinggi.“Jean, tarik kata-katamu!”“Itu fakta.”“Bukan, dia tidak akan melakukan itu. Lagi pula sebutan "penculik", itu tidak pas.”“Oh iya benar.” Jean mengulas sen

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-13
  • Kunkungan Pernikahan Suami Psikopat   Momen Indah

    Sudah cukup lama Jean menyukainya bahkan mengungkapkan perasaan itu secara langsung tanpa berbasa-basi lagi. Jean Caspiro adalah orang kedua yang menyukai Arum, tapi kenyataannya hubungan lebih dari sekadar teman tidak akan pernah terwujud. Mungkin amat disayangkan namun Jean tak kenal menyerah.“Aku memang curang, membawanya tanpa seijin suaminya tapi itu aku lakukan demi keselamatan Arum. Terlebih tinggal satu atap dengan seorang pembunuh, mana mungkin aku biarkan begitu saja.”Mereka bertiga sudah pulang ke rumah, Jean saat itu sedang menyendiri di taman yang berada di belakang rumah. Duduk termenung sembari berpikir baik-baik tentang apa yang seharusnya ia lakukan untuk menjauhkan Arum dari Julvri.Amarah, kebencian, dendam dan rasa iri. Emosi negatif yang terus menggulung di dalam dada. Sesak rasanya jika memikirkannya bahwa Arum akan kembali pada Julvri, suaminya.“Ck!&r

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-14
  • Kunkungan Pernikahan Suami Psikopat   Tahun Baru I

    Sepekan telah berlalu. Bulan Desember pada minggu terakhir, menjelang pergantian tahun malam nanti akan diadakan sebuah festival. Kota yang berdekatan dengan pantai dan laut sebelumnya sepi, kini telah ramai dari berbagai macam orang berdatangan. Entah dari kota lain, pedesaan atau bahkan dari luar negeri. Para turis asing bersemangat.Daya tarik kota ini tentu saja adalah sebuah pantai dengan keindahan laut tak tertandingi. Deburan ombak menerpa lembut ke bibir pantai, membasahi pasir hingga berubah warna menjadi gelap. Fajar telah menyingsing, setiap orang dari rumah mereka mulai beraktivitas tuk menyiapkan festival malam nanti.Begitu pula dengan Benedetta, Jean dan Arum yang berada satu rumah. Agar tidak menimbulkan kecurigaan, Arum dianggap sebagai kerabat dari kejauhan sehingga takkan memancing sebuah kesalahpahaman begitu para tetangga mendapati keberadaannya.“Kakak, sepertinya sudah terla

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-15
  • Kunkungan Pernikahan Suami Psikopat   Tahun Baru II

    Pemandangan di senja hari tak kalah cantik dengan matahari yang baru saja terbit, matahari perlahan mulai tenggelam menampakkan keindahan yang sulit diungkapkan lewat kata-kata. Embusan angin menerpanya lembut, seolah sadar, Arum yang merasakan sakit di kedua pergelangan tangannya itu lantas menoleh ke belakang. “Aku kira Julvri sudah datang,” pikirnya yang merasa kecewa.Kontak batin tersalurkan dalam sadar, meski berupa dugaan nampaknya Arum yakin bahwa Julvri benar-benar telah datang meski tidak mendapati keberadaannya itu.Berjalan di atas pasir tanpa alas terasa lembut dan basah. Cuaca pun mendukung festival yang diadakan. Para pengunjung mulai tak sabar malam nanti, begitu juga dengan Arum. “Arum, kamu sedang menunggu siapa?” Dari samping Jean muncul dan membuat Arum sedikit terkejut, reflek ia menghindar. Sesaat mereka sama-sama terdiam. Dalam beberapa waktu setelahnya barulah Arum angkat bicara. “Apa maksudmu? Kamu membuatku terkejut saja, Detektif Jean.” Sekaligus bertan

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-16
  • Kunkungan Pernikahan Suami Psikopat   Pengakuan Tak Sebanding

    Julvri mengenakan pakaian biasa, seperti orang-orang pada umumnya yang pergi ke pantai. Ia juga mengenakan topi guna menutupi wajahnya saat datang kemari. Berharap pertemuan dengan Arum berjalan lancar justru ia mendapati istrinya yang hendak menjatuhkan diri ke laut dari atas tebing.Julvri sangat terkejut dan lekas menghampiri dan menarik lengannya mundur agar tidak terjatuh sesuai harapan Arum sendiri. Wajah yang pertama kali dilihat setelah sepekan tidak berjumpa adalah wajah sedih.Air mata mengalir deras dari kedua matanya, berkaca-kaca sampai sulit melihat keadaan sekitar. Jika tidak mendengar suaranya saat berbicara maka mungkin Arum tidak akan tahu bahwa itu Julvri.“Julvri. Katakan padaku, apakah aku yang sudah berbohong ini tetap berharga di matamu?” tanya Arum.Keningnya mengerut, kelopak matanya bergetar, pupil yang hendak menghindari tatapan seorang p

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-17
  • Kunkungan Pernikahan Suami Psikopat   Kembang Api I

    Tidak adil. Satu kata yang paling pantas bagi Arum untuk dirinya sendiri ketika menghadapi kenyataan akan perasaan Julvri yang sebenarnya. Sosok pria yang seharusnya tidak punya hati, bahkan membunuh orang dengan mudah. Wajah yang tidak memperhatikan siapa yang dibunuh dan dengan apa."Bagaimana kamu bisa mengatakannya semudah itu?" Arum bertanya-tanya dalam hatinya saat ini.Tidak memahami dengan jelas apa maksud ucapan Julvri, Arum hanya bisa diam di sana. Air laut yang dingin membuat tubuh mereka gemetar kedinginan. Didekap di dada serta merasakan embusan napas darinya. Aneh tapi Arum merasa nyaman.“Aku sudah berbohong. Justru aku sudah siap jika kamu akan membunuhku karena itu jangan pernah menyakiti orang lain,” ucap Arum.“Tidak. Jangan mengatakan hal yang tidak masuk akal. Aku 'kan hanya sekadar mendorong kita berdua ke laut agar kamu tahu bahwa kemat

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-18
  • Kunkungan Pernikahan Suami Psikopat   Kembang Api II

    Mulut senjata api diarahkan langsung pada Julvri. Percuma saja hal seperti ini disembunyikan dan Julvri melepas pelukannya agar Arum mengerti situasi yang terjadi saat ini. “Semua wanita mengatakan hal yang sama. Kau itu sampah dan penipu ulung yang hanya bisa mempermainkan mereka,” sindir Jean sembari menatapnya tajam. “Jahat sekali. Mengatakan aku seperti itu, tapi itu hanya setengah benar saja.” Julvri sedikit tertawa. Arum mengernyitkan dahi, mendengar suara seseorang selain Julvri dan ia sadar suara siapa itu. Perlahan menoleh ke belakang dengan perasaan ragu, Arum berharap ini bukan seperti yang dipikirkannya. “Astaga ...,” Sayang seribu sayang, hal yang tak diinginkan ternyata sudah terjadi. Jean berada persis di belakang mereka dan mengetahui pertemuan ini secara langsung, namun yang membuatnya heran adalah untuk apa Jean menodongkan pistol?“Jean?” “Arum, cepat menyingkirlah dari sana!” pinta Jean setengah berteriak.Arum terdiam kebingungan, tidak begitu memahami apa m

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-22
  • Kunkungan Pernikahan Suami Psikopat   Julvri Vandam I

    Tidak ada yang tahu suatu insiden itu terjadi, seolah lenyap seketika. Malam berlalu tanpa halangan. Benedetta pun tidak tahu kejadian itu.Di ambang kematian, Arum bermimpi hal indah, saat-saat ia bertemu dengan Julvri untuk yang pertama kalinya.Tap! Tap! Tap!Berlari cepat menuju ke luar halaman, sesosok wanita bergegas dengan wajah panik luar biasa. Ada sesuatu yang terlupa sebab itulah ia hendak pulang dan mengambilnya. Niatnya hanya begitu tapi seorang pria berjaket hitam dan baru saja turun dari motornya membuat pandangan Arum terpaku sejenak.“Eh?”Keduanya saling bertukar tatap dengan ekspresi datar tapi juga dibaluti dengan rasa penasaran. Tentang siapakah ia, apa yang sedang dilakukan dan lain sebagainya. Tiba-tiba mereka saling menaruh rasa penasaran yang sama, seolah takdir dari langit telah mempertemukan mereka. 

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-23

Bab terbaru

  • Kunkungan Pernikahan Suami Psikopat   Cinta Kematian

    Kehadiran seorang lelaki adalah pendamping bagi seorang wanita dan begitu juga dengan sebaliknya. Akan tetapi pasutri yang terikat pernikahan suci selama setengah tahun ini memiliki persepsi berbeda dari lainnya. Mereka memiliki sisi buruk yang tak terbayangkan serta sisi baik tak terduga. "Aku ... akan mati." Pikiran Arum hanya tertuju pada kematian saja. Dirinya berpikir ini sudah berakhir hingga beberapa petugas kepolisian menerobos masuk ke dalam rumah sembari menodongkan senjata. “Angkat tanganmu!” Luka lecet, lebam, bekas tusukan, darah terus mengalir di bagian lukanya, bahkan bekas luka jeratan tali masih terlihat. Tidak hanya itu, luka di hati pun sudah terpampang jelas di hadapan mereka. Arum sudah lemas dan tak sanggup bergerak di sisa napasnya yang sedikit. “Gawat! Orang ini tidak mau berhenti!”“Biar saya yang melakukannya!” seru seorang lelaki berpakaian jas coklat muda. Lelaki itu bergegas menghampiri lalu mem

  • Kunkungan Pernikahan Suami Psikopat   Sosok Iblis yang Dicintai

    “Ah!” Arum terbangun dalam keadaan tubuh basah berkeringat dingin. Wajahnya memucat, pupil matanya pun bergetar kuat dengan mengingat semua hal buruk yang ia pikir sedang terjadi saat ini. Namun ternyata Arum salah, begitu kesadarannya pulih dan mendapati dirinya berada di atas ranjang, ia mulai merasa tenang dan lega.“Syukurlah,” ucap Arum. “Ada apa, Arum?” Sampai melupakan sosok lelaki yang membuat Arum bermimpi buruk itu bertanya. Julvri yang telah membuka mata, lantas meraih wajah Arum dan memberinya kecupan pagi.Perasaan gelisah kembali hadir, seolah kabur hitam mengitari sekeliling tubuh mereka. Merinding tanpa bisa berekspresi lebih selain terdiam merasa takut.“Arum?” Sekali lagi sang suami memanggil dan bertanya apa masalahnya. “Ada apa?”“Julvri ... aku hanya kembali bermimpi buruk.” Perlahan Arum berucap sembari menyentuh punggung tangan kekar itu. “Mimpi buruk? Apakah itu tentang aku?”Awalnya Arum terkejut, dengan mata terbelalak dan mulut sedikit menganga, nyaris

  • Kunkungan Pernikahan Suami Psikopat   Persidangan

    Semilir angin membawa pergi dedaunan gugur, beterbangan bagai sehelai bulu yang ringan dan entah ke mana perginya mereka kala angin terus menggerakkannya. Sejenak suasana terasa tenang, Arum merasa begitu memejamkan mata maka dirinya akan cepat terlelap. “Julvri, apa kamu benar-benar akan membunuhku?” Dari sekian banyaknya pertanyaan, hanya kalimat itu yang terlontar dari bibir tipisnya. Sosok lelaki yang hadir berada di sampingnya itu hanya bisa terdiam dengan mulut setengah terbuka seakan hendak mengatakan sesuatu tapi tertahan. Setelah beberapa saat lelaki itu melengos dan kembali menghadap arah depan sambil menggandeng tangan sang istri dengan kuat."Ada apa dengan Julvri?" batin Arum bertanya-tanya dalam kebingungan. Sebab tak pernah merasa bahwa Julvri akan bersikap begini karena ini adalah pertama kalinya. Rasa bimbang ataupun bingung, resah dan gelisah. Entah apa yang sebenarnya Julvri pikirkan. “Tidak menjawab itu artinya benar. Lalu kenapa nggak lakukan saja sekarang? Aku

  • Kunkungan Pernikahan Suami Psikopat   Rahasia Ibu dan Ayah

    “Lalu kamu akan melakukan apa setelah menemukan sesuatu di laptopku?” Bagai disambar petir di siang bolong, Arum tersentak kaget mendapat pertanyaan yang jelas adalah sebuah sindiran. Arum mengubah posisinya menjadi duduk, sekali lagi terkejut, ia menatap tajam pada Julvri seolah sedang berbalik menghakimi.Julvri lantas bangkit dan berkata, “Ayo katakan sesuatu. Jangan sampai aku dibuat penasaran.” Di lain sisi ia merasa ada seseorang yang memperhatikan mereka. Spontan Arum menoleh ke arah pintu yang terdapat celah sedikit. “Julvri, pintunya tidak ditutup?” tanyanya sembari berusaha mengalihkan pembicaraan. “Ah, benar. Aku melupakannya,” ucap Julvri. Di celah pintu terbuka, Arum melihat sosok siluet familiar. Ia pun turun dari ranjang dan berjalan ke arah pintu dan membukanya.“Bibi Elli?” Rasanya tak pernah habis keterkejutan Arum dalam hidupnya. Ia dikagetkan oleh bibinya sendiri yang ternyata mengintip.“Ikut aku sebentar, rum.” Begitulah bibi memanggil, lalu Arum hanya mengi

  • Kunkungan Pernikahan Suami Psikopat   Berkas Kosong

    Bibi Ella dan Elli adalah kembar seiras, yah, meskipun dari sifat mereka berbanding terbalik. Bibi Ella orang yang lembut sedangkan bibi Elli orangnya galak. Lalu sekarang bibi Elli berhadapan dengannya, dan entah kenapa seperti sedang marah. “Aku tidak berharap kamu mengerti ucapanku, Arum. Tapi kupikir sebaiknya ...,”“Bibi membicarakan apa?” Seolah tak ingin membahas sesuatu hal buruk itu, Arum kembali melanjutkan jahitannya yang belum selesai. Mulai dari pakaian hingga ke taplak meja, dengan sangat giat Arum mengerjakannya sepenuh hati hingga kembali sempurna seperti sedia kala. Sementara ia merasakan punggungnya dingin akibat tatapan tajam dari bibi Elli. “Aku belum selesai bicara,” katanya.Arum menelan ludah, bibir bawahnya sedikit tergigit. Setelah selesai menjahit, ia lantas menoleh ke belakang. Arum sangat terkejut akan tatapan yang dirasa semakin tajam dan menakutkan itu. “Iya, baiklah. Aku akan mendengarkannya tapi tentang apa? Bibi Elli selalu bicara setengah-setenga

  • Kunkungan Pernikahan Suami Psikopat   Aura yang Sama

    Suasana di kampung halaman yang terasa lebih sejuk membuat Arum merasa rileks sejenak. Saat ini ia sedang membantu nenek menjahit pakaian yang sedikit rusak dengan cara manual. Nenek tampak sehat dengan kegesitan yang ia gunakan tuk menjahit. Sungguh hebat. “Arum, jujurlah pada nenekmu ini tentang satu hal.”Nenek memulai percakapan yang sejujurnya terdengar seolah Arum menyembunyikan sesuatu. Arum pun menghentikan gerakan tangannya terkejut. “Iya, nek. Kenapa?”“Ibumu sudah tiada dan aku ingin tahu bagaimana keadaan Ayahmu.” Rasa terkejut kembali bertambah, Arum sepenuhnya bungkam karena tak mengira bahwa nenek tidak mengetahui kabar tentang Ayahnya.“Ayahku ...,” Arum menggumam. Pikirannya mulai kalut dalam kebingungan, ia bimbang apakah perlu menceritakan yang sebenarnya atau tidak lantaran ibunya sendiri pun sengaja tidak memberitahukan hal tersebut. "Kenapa Ibu menyembunyikan hal ini? Kejadiannya sudah cukup lama. Apa aku perlu menceritakannya?" batin Arum yang memiliki bany

  • Kunkungan Pernikahan Suami Psikopat   Melepas Rindu di Kampung Halaman

    Arum mencercanya habis-habisan tanpa kenal takut, ia sudah tidak peduli bila suaminya akan marah karena hal ini sebab Arum pun merasa bahwa dirinya sudah tidak bisa menahannya lebih lama lagi. "Aku ingin merekam bagian ini tapi tak aku sangka aku kehabisan cara dan yang aku andalkan sekarang kata-kata meskipun tenggorokanku terasa kering sekarang," batin Arum. Rasa takut adalah hal wajar, ia berpikir sudah tak mungkin menyembunyikan kekesalannya lagi tapi di luar dugaan Julvri merespon seolah ini candaan. “Hahaha! Apa yang kamu bicarakan, Arum?” sahut Julvri yang juga tertawa bahak-bahak.“Sejak tadi kamu sepertinya berusaha membuatku marah ya? Tapi tidak masalah,” imbuhnya. “Kamu lah yang mempermainkan aku, membuatku marah dan jengkel karena terus memperlakukan aku seperti hewan ternak. Kalau kamu kesal seharusnya bunuh saja aku!” Senyum terukir semakin lebar di wajahnya yang tampan. Jemari yang besarnya dua kali lipat itu lantas kembali meraih dan membelai wajahnya dengan penuh

  • Kunkungan Pernikahan Suami Psikopat   Trik Bermain II

    Dengan memanfaatkan paras tampannya, Julvri Vandam selalu mencari kesempatan untuk bermain dengan banyak wanita. Bohong kalau ia sungguhan mencintai mereka, sebab kenyatannya ia hanya mempermainkan para wanita saja. Ia bersenang-senang demi dirinya sendiri. Julvri adalah seorang lelaki tidak waras. “Hei, bagaimana kalau kita kencan besok?” Paras tampan, berduit dan memiliki hati yang baik. Itu semua terlihat di mata para wanita, ketika diajak kencan, siapa yang akan menolak? Tentu saja tidak akan ada kecuali orang buta.“B-boleh saja.” Wanita berambut pendek sebahu menjawab dengan gugup. Namun satu syarat mutlak bagi Julvri, ia memilih wanita yang sama sekali tidak berguna di kemasyarakatan. Julvri akan mengencani setiap wanita yang statusnya kadang tidak jelas, ada yang buron, setengah tidak waras, peminum dan masih banyak lagi. Rata-rata wanitanya tidak bisa dibilang wanita normal sehingga akan mudah bagi Julvri yang akan menghabisi mereka jika sudah bosan. “Julvri, hari ini kit

  • Kunkungan Pernikahan Suami Psikopat   Trik Bermain I

    “Jangan kamu kira aku tidak tahu.”“Kenapa kamu berpikir begitu? Bisa saja bukan aku 'kan?” “Tapi kupikir begitu.”Semenjak perilaku Julvri yang sebenarnya terungkap jelas di depan mata, Arum dengannya selalu berdebat dan beradu kemampuan di samping ada rasa keinginan untuk melenyapkan. Kehidupan yang didambakan oleh Arum selama ini nyatanya takkan pernah terwujud karena orang yang sekarang berada di hadapannya. Apa yang Arum masukan ke dalam makanan Julvri adalah obat pencahar sementara Julvri memasukan obat pelemas otot sehingga dengan kondisi Arum saat ini akan cepat berefek, ia lemas dan sudah tak bertenaga lagi. “Taksi online pesanan kita sudah sampai. Ayo cepat pulang ke kampung halaman rumahmu, Arum.” Sambil tersenyum pria itu kembali menuntunnya masuk ke taksi online, Arum hanya bisa pasrah kala Julvri sepenuhnya mengendalikan dirinya seperti sekarang ini. “Ayo pak, jalan.”“Baik.” Perasaan mual kembali muncul setelah sekian lama, kehamilannya membuat keadaan Arum semaki

DMCA.com Protection Status