“Tidak mungkin!” serunya dengan nada tak percaya. “Menurut team sandi kita, dia hanya anak berusia 21 tahun. Jika dia sudah sehebat itu, dia pasti lebih terkenal daripada Qin Yu dari Klan Qin, Long Murtamshin dari Sekte Gunung Abadi di Wujie, dari Sekte Tujuh Jiwa, dan San Zizho dari Sekte Pedang Surgawi. Aku belum pernah mendengar nama Xiao Tian dari Sekte manapun, bahkan aku belum pernah mendengar ada Klan bermarga Xiao di Alam Qinwu.” “Patriark, apa yang harus kita lakukan? Apakah kita akan membiarkan kematian para anggota kita?” Tanya salah satu petinggi dengan aura yang mengesankan. “Bagaimana bisa seperti itu?! Klan Yao kita bukan seperti Klan Xiang dari Kota Zhao. Walaupun kita memiliki posisi yang sama seperti mereka, kekuatan Klan Yao kita sama dengan Klan-klan penguasa. Yao Ye, kamu pimpin 100 Tetua leluhur beladiri peringkat sembilan, dengan kamu sebagai pemimpinnya, aku tidak percaya ada orang yang bisa menghentikanmu. Biarkan semua orang tahu konsekuensi seperti apa ka
“Tian, cepat lakukan penyempurnaan agar mutiara itu berubah menjadi ungu! Ini kesempatan langka yang mungkin tak akan kamu temui lagi,” kata Leihuo Dashi dengan nada mendesak. Xiao Tian mengerutkan alis, merasa bingung. “Leihuo Dashi, jelaskan dengan lebih jelas, jangan hanya berteriak! Apa yang terjadi dengan energi spiritualku hingga membentuk mutiara transparan ini?” “Dasar bodoh! Kamu terlalu emosi sebelumnya," Leihuo Dashi menggerutu. "Walaupun kamu membenci ayahmu, setidaknya kamu tidak membakar kitabnya. Penjelasan ini pasti tertulis di sana!” "Hmm, kalau begitu, kamu tak perlu khawatir. Aku hanya perlu mengingatnya," ujar Xiao Tian dengan tenang. Ia segera memusatkan pikirannya pada isi kitab yang pernah ia bakar. Meskipun kitab itu sudah tak ada, seluruh isinya telah tersalin dalam ingatannya. "Aku menemukannya," katanya dengan penuh kegembiraan. Ternyata, mutiara itu adalah hasil transformasi energi spiritual menjadi energi bela diri sesungguhnya. Tanpa menunggu lama, Xi
Zhao Guang menyipitkan matanya, dia melihat siapa pendatang baru ini. Ketika orang itu mulai terlihat, Zhao Guang mengerutkan keningnya. Dia mengenali orang itu, dia adalah Nangong Xun, pemimpin Organisasi Hantu. “Nangong Xun, mengapa kamu juga datang? Apakah kamu ingin membunuh Xiao Tian, atau hanya merampoknya?” tanya Zhao Guang dengan penuh waspada. “Aku datang untuk keduanya, merampoknya dan juga membunuhnya!” Nangong Xun langsung mengutarakan niatnya, tanpa menutupinya sama sekali. Zhao Guang sedikit mengernyit, merasa terkejut dan cemas. Ia tidak menyangka akan menghadapi dua kekuatan dari ranah Yin sekaligus. Kedatangan Nangong Xun benar-benar di luar prediksinya. Saat dia bersiap untuk berbicara, sebuah suara yang sangat tenang dan penuh ketenangan terdengar dengan jelas, mengejutkan semua orang yang hadir. "Aku penasaran, siapa yang ingin merampok bahkan sampai berniat membunuhku?" Suara itu terdengar begitu jelas dan mantap, datang dari arah Toko Lantian. Mereka semua l
Pada saat ini, riak-riak kekuatan energi beladiri yang liar dan dahsyat menyapu langit di atas gunung besar. Shoot — Tatapan Xiao Tian berubah dingin bak es yang membekukan. Perlahan, kedua tangannya membesar. Di punggungnya, dua sayap megah muncul — satu sayap terbuat dari petir, yang memancarkan kilatan cahaya, sementara satu sayap lagi terbuat dari api yang berkobar ganas. Penampilannya begitu agung dan menakutkan, bagai dewa penghancur yang turun dari langit. Saat itu, energi bela diri dalam tubuhnya meningkat dengan cepat. Ranah kekuatannya yang semula berada di tingkat satu Abadi Beladiri kini melonjak drastis, melewati batas-batas normal hingga mencapai tingkat lima. Dengan kecepatan yang menggetarkan udara, Xiao Tian melesat ke arah Nangong Xun. Suara 'swoosh' muncul bersama dengan banyak bayangan sebelum dia muncul di depan Nangong Xun dengan kecepatan seperti kilat. Lalu, sebuah pukulan langsung dilancarkan dengan ganas. Begitu pukulannya dilayangkan, ruang di depannya l
Ular putih raksasa yang terbuat dari energi spiritual itu meraung. Berputar-putar di langit. “KETERAMPILAN TABU, ULAR SURGAWI PENGHANCUR ANGKASA!” Teriakan Nangong Xun yang keras bergema di langit. Setelah itu, ular putih itu melesat ke arah Xiao Tian, kemanapun ular itu lewat, kehampaan langsung hancur. Ular putih itu dengan cepat membesar menuju ke arah Xiao Tian. Xiao Tian tidak menunggu ular itu datang menghantamnya, dia langsung membentuk segel tangan juga. “TANGAN PENGHANCUR SURGA!” Sebuah telapak tangan besar yang terbuat dari api tiba-tiba muncul di langit. Lalu, telapak tangan itu menembus kekosongan kemudian langsung mencengkram tubuh ular putih itu. Baang— Ular putih Nangong Xun langsung hancur, membuat fluktuasi energi yang tak tertandingi menyapu seperti badai dan meratakan lautan pepohonan di bawahnya. "Brengsek!" Nangong Xun mengutuk Xiao Tian. Dia adalah Yin peringkat satu, sedangkan Xiao Tian hanya Abadi Beladiri peringkat enam. Bagaimana mungkin dia dibua
Yao Ye tidak menyangka dia akan berada dalam keadaan seperti ini. Sekarang dia tidak hanya harus menghadapi Zhao Guang, dia juga harus menghadapi Xiao Tian yang bisa membunuh Nangong Xun. Xiao Tian tidak seperti Zhao Guang, dia tidak banyak berkata-kata ketika membunuh. Saat Yao Ye tertegun, Pedang Karat Misterius sudah melesat kembali. Shoot — Baang— Hanya saja, ketika Pedang Karat Misterius akan mengenai Yao Ye, sebuah kekuatan yang terbuat dari energi beladiri menghantam Pedang Karat Misterius. “Anak kecil, kamu benar-benar sangat kejam. Untuk membuat Alam Qinwu ini aman, sepertinya aku harus membunuhmu! Anak kecil yang memiliki keinginan membunuh sepertimu harus disingkirkan. Jika tidak, kehadiranmu akan menjadi bencana.” Xiao Tian dan Zhao Guang memalingkan pandangan mereka menuju sumber suara itu. Mereka melihat seorang lelaki tua mengenakan jubah putih seputih salju. Pria itu memiliki tinggi sekitar 180 sentimeter, dengan rambut panjang sepinggang yang berwarna pu
Tidak ada seorang pun yang menyadari bahwa tubuh Xiao Tian kini telah sepenuhnya dikuasai oleh Binatang Api Petir, Leihuo Dashi. Dari luar, tubuh Xiao Tian tidak menunjukkan perubahan ukuran apa pun. Namun, penampilannya telah mengalami transformasi signifikan. Api dan petir yang kini menyelimuti tubuhnya. Xiao Tian bisa melihat semua yang terjadi, dia hanya bertukar tempat saja dengan Leihuo Dashi. Jadi dia bisa menyaksikan semuanya. Zhao Guang menyaksikan itu dengan pandangan yang berbeda, dia tidak tahu mengapa kekuatan Xiao Tian tiba-tiba meningkat pesat, bahkan peringkat tiga alam Yin bukan tandingannya. Xiao Tian yang sudah memenjarakan mereka dalam bola api petir, langsung mengepalkan tangannya, seketika tubuh keduanya meledak. Setelah menghabisi Yao Ye dan Yao Shi, Xiao Tian menghembuskan napas dingin. Namun, seiring dengusannya, sesuatu yang luar biasa terjadi. Suasana mendadak berubah drastis. Dunia terasa seperti berhenti berputar, dan waktu tampak terhenti secara paks
“Bocah, aku kembalikan tubuhmu. Lain waktu, jangan menarik kekuatanku terlalu berlebihan, apalagi membiarkanku untuk mengendalikan tubuhmu. Jika kamu lemah, jangan melawan yang kuat, persiapkan dulu dirimu hingga kamu bisa melawannya.” “Leihuo Dashi, kemunculan orang tua itu terlalu tiba-tiba, ini diluar dugaanku. Aku juga tidak bermaksud menarik kekuatanmu, apalagi membuatmu mengendalikan tubuhku. Hanya, aku juga tidak akan membiarkan tubuhku dipaksa berlutut oleh bajingan tua itu, memangnya siapa dia memaksaku berlutut?!” Setelah tubuhnya dikendalikan lagi olehnya, Xiao Tian tidak menyapa Zhao Guang, karena itu pasti akan menimbulkan banyak pertanyaan. Bagaimana bisa seorang Abadi Beladiri mengalahkan Alam Yin peringkat tiga? Xiao Tian hanya mengirimkan transmisi suara kepada Zhao Guang. “Senior, terima kasih karena sudah bersedia membantu. Sekarang aku harus memulihkan dulu tubuhku. Aku telah menggunakan keterampilan rahasia, yang memungkinkan bisa membunuh peringkat tiga alam
Xiao Rui mengerutkan kening. Matanya menyipit, dan pandangannya menjadi jauh lebih tajam. “Garis darah Klan Xiao, tapi bukan dari Klan cabang. Lalu dari mana asalnya? Berani sekali menggunakan nama Klan Xiao.” “Tuan muda, benar. Tapi kebanyakan dari kami menyangka dia berasal dari Klan Inti. Sekarang aku akan menunjukkan potretnya. Apakah Tuan muda mengenalnya?” Tetua dari Klan Xiao cabang melangkah maju. Di tangannya tergenggam sebuah gulungan kuno berlapis pelindung energi. Dengan gerakan halus namun terlatih, ia membuka gulungan itu, menampilkan potret seseorang yang tak asing lagi bagi para pembaca, namun asing total bagi para tokoh yang berdiri di hadapan gambar tersebut. Sosok dalam gambar itu adalah Xiao Tian. Tatapan tajam, rahang tegas, dan aura tenang namun mengancam terpancar dari lukisan tersebut. Begitu gambar itu terlihat jelas, Xiao Rui, Xiao Zimo, dan Xiao Yue mengerutkan kening bersamaan. Bahkan Xiao Fa yang jarang menunjukkan perubahan ekspresi ikut memperlihatk
Melihat seluruh hadirin berlutut seolah dunia ini telah tunduk kepada mereka, dua pemuda dari Klan Xiao inti hanya tersenyum dingin. Tidak ada rasa bangga yang terpancar dari mata mereka, seolah penghormatan dari puluhan juta makhluk itu tidak lebih dari angin lalu. Namun, satu di antara mereka masih membuka suara dengan nada netral namun penuh tekanan. “Bangun.” Hanya satu kata. Satu kalimat pendek tanpa penekanan emosi, namun suara itu menggema tajam di setiap telinga yang mendengarnya. Tanpa satu pun berani menunda, seluruh yang berlutut segera berdiri. “Terima kasih, Tuan.” Pemuda itu hanya mengangguk ringan, seperti sudah terbiasa dengan pemujaan semacam ini. Tatapannya kemudian beralih ke pria paruh baya yang berdiri dengan tenang di belakang mereka. “Tetua Xiao Fa, apakah kamu bisa tahu hal apa yang ada di balik cahaya itu?” Pria itu melangkah setengah maju. Wajahnya tidak menunjukkan ekspresi gugup, meskipun kini sedang menjawab langsung pertanyaan dari generasi muda Kl
“Binatang tua, pertarungan tidak harus menggunakan kekuatan terus menerus. Tetapi membutuhkan kecerdasan juga. Kesempatan ini sangat berguna untuk melatih kecerdasanku, apakah aku bisa keluar hidup-hidup dalam kondisi saat semua orang memburuku atau tidak. Jika aku tertangkap dan mati, itu hanya bisa dikatakan otakku tak berfungsi.” Leihuo Dashi tertawa keras dalam pikirannya. “Hahaha, bagus. Jika kultivator takut mati, diam saja di rumah menjadi manusia biasa. Kalau ingin bertambah kuat, berarti harus berani menantang kematian!” Ketika semua orang menatap pilar cahaya yang masih memancar ke langit, keheningan seketika terpecah oleh getaran aneh yang berasal dari atas. Langit, yang semula hanya menjadi latar bagi cahaya, tiba-tiba bergemuruh hebat. Awan-awan terbelah, angin menjerit seperti menyambut kehadiran sesuatu yang tak biasa. Lalu, tanpa aba-aba, sebuah celah dimensi robek dengan paksa di angkasa. Retakan itu seolah membuka pintu menuju dunia lain. Dari balik retakan ters
“Niu Gan, Jilang, Bairu. Walaupun aku pergi, kita pasti akan bertemu lagi,” ucap Xiao Tian, suaranya tenang namun mengandung keyakinan yang dalam. Ketiga sosok di hadapannya menatap dalam diam sejenak. Mata mereka menyimpan kesedihan, tetapi tidak satu pun yang memohon Xiao Tian untuk tetap tinggal. Mereka tahu, jalan yang dipilih oleh Kakak Tian bukanlah jalan biasa. “Baiklah Kakak, hati-hati. Aku harap Kakak Tian mendapatkan keberuntungan di Alam Guijian. Walaupun anggota klan Xiao inti kemungkinan datang, Kakak tidak boleh kalah oleh mereka,” ujar Niu Gan akhirnya. Suaranya serak tertahan, namun penuh semangat. Xiao Tian menanggapi dengan senyum tipis yang hanya muncul di saat-saat seperti ini—bukan sekadar senyum, melainkan ketegasan yang telah melalui ribuan pertarungan. “Tentu saja.” Tanpa kata tambahan, dia melangkah mengikuti Jue Giang yang telah bergerak menuju sisi utara halaman tempat formasi kuno disembunyikan. Pepohonan rimbun menggantungkan dedaunan panjang ke tanah
"Anak muda, aku tidak menyangka kamu bisa mengetahui kondisiku tanpa memeriksaku secara langsung," ucapnya pelan namun penuh wibawa. Xiao Tian tidak menjawab, hanya tersenyum kecil. Sejak masuk rumah ini, ia telah mengaktifkan mata langitnya dan memeriksa keadaan lelaki itu secara mendalam, tanpa menyentuh satu pun bagian tubuhnya. "Senior belum menjawab pertanyaanku," ujar Xiao Tian, nadanya datar tapi penuh penekanan. Pria itu menghela napas panjang, kemudian memutar tubuhnya perlahan agar lebih tegak. Ia menatap langit-langit rumah yang mulai menghitam karena waktu senja. "Aku hanya ingin membuat Niu Gan dan yang lainnya merasakan dunia luar. Mereka terlalu lama tinggal di tempat ini, terlalu nyaman dan terlalu tertutup. Tapi aku memang benar-benar menyuruh mereka mencarikan obat. Bukan karena aku sakit parah, tapi karena aku tahu... tanpa perbaikan pada jiwaku, aku akan selamanya terjebak sebagai Setengah Dewa peringkat satu." Xiao Tian mendekat satu langkah. Tatapannya tidak
Xiao Tian, Niu Gan, Jilang dan Bairu tiba di kota Lizuang. Begitu mereka mendarat di dataran rendah, langkah Xiao Tian terhenti sejenak. Pandangannya menyapu jalan berbatu dan bangunan-bangunan tua yang berdiri dalam kesunyian yang menekan. Alisnya mengerut. Bahkan tanpa menajamkan persepsi, ia bisa merasakan betapa tipisnya energi spiritual di wilayah ini. Kering dan mati, seperti tanah yang sudah lama tidak tersentuh kehidupan. “Alam seperti ini masih ada di Langit Berbintang?” bisiknya, lebih kepada dirinya sendiri. Udara yang ia hirup seakan tak memiliki daya, hanya beban kosong yang membungkam kekuatan batin. Dalam diam, kenangan tentang kampung halamannya perlahan menyeruak. “Alam ini hampir sama dengan Alam Tianwu, bahkan tidak bisa dibandingkan dengan Alam Qinwu.” Suara gumamannya terdengar oleh Niu Gan. Anak muda itu menoleh dengan cepat. “Kakak Tian, kenapa?” tanyanya, suara pelan namun penuh perhatian. “Tempat ini sangat tipis dari energi spiritual. Apakah kalian tum
Mereka berjalan menyusuri jalan utama kota. Aktivitas sudah mulai ramai. Para kultivator dengan berbagai pakaian dan lambang sekte berlalu-lalang. Xiao Tian memilih restoran yang menempati tiga lantai dan terletak di perempatan jalan yang paling sibuk. Begitu mereka masuk, aroma makanan langsung menyambut. Ruangan penuh dengan suara tawa dan obrolan para pelanggan yang sebagian besar memiliki ranah tinggi. Xiao Tian bahkan melihat tiga orang Setengah Dewa sedang berbicara di lantai dua. Mereka duduk di lantai pertama, di meja dekat jendela. Pelayan datang dengan senyum sopan, tidak menunjukkan sedikit pun kecurigaan. “Apa yang bisa saya sajikan, tamu sekalian?” “Apa pun yang spesial di tempat ini,” jawab Xiao Tian tanpa menoleh. Pelayan mencatat, lalu berlalu. Beberapa menit berlalu. Xiao Tian terus memerhatikan sekitar. “Kakak Tian, mereka tidak memperhatikan kita sama sekali,” ujar Jilang sambil menyesap tehnya. “Itu artinya berhasil,” sahut Niu Gan. “Tapi aku tetap merasa de
“Dengan begini, aku tidak kesulitan membuat pil yang bisa membuat persepsi Setengah Dewa tak berfungsi.” Tanpa menunda, ia segera mengeluarkan tungku Naga Azure. Tungku itu berdiri kokoh di hadapannya, dan begitu dibakar, nyala apinya menyala dengan warna tenang namun menyimpan kekuatan yang mengintimidasi. Xiao Tian langsung mengontrol apinya dengan sangat presisi. Ia tidak ingin terjadi gangguan sekecil apa pun. Untungnya, seluruh ruangan sudah diperkuat dengan formasi isolasi, jadi tidak ada suhu maupun aroma obat yang bocor keluar. Tungku mulai memanas secara bertahap. Xiao Tian membuka tutupnya dan memasukkan berbagai jenis tanaman obat. Semua telah ia siapkan dengan perhitungan yang sangat ketat. Tidak ada tanaman yang digunakan secara sembarangan, karena setiap komposisi harus selaras dengan kekuatan jiwa dan struktur energi yang ingin ia bentuk dalam pil. Begitu semua tanaman masuk, energi jiwanya menyembur keluar. Ia mulai mengatur suhu tungku, membentuk sirkulasi panas ya
“Kamu tunggu sebentar,” ucap Xiao Tian kepada Kaisar Obat Suci. “Aku akan mencarikan jumlah yang lebih banyak.” Ia menarik kesadarannya keluar dari dunia itu dan segera menghubungi Niu Gan, Jilang, dan Bairu. Cincin dewa milik anggota klan Han sebelumnya telah ia bagikan kepada mereka. Xiao Tian tahu, kemungkinan besar masih ada sisa sumber daya di dalamnya. Beruntung, ketiganya merespons dengan cepat. Mereka memeriksa isi cincin masing-masing dan menemukan bahwa masih terdapat cukup banyak batu immortal, serta sembilan Vena batu ilahi. Sumber daya itu adalah hadiah dari Villa Hati Seribu Bintang setelah mereka memenangkan posisi ketiga dalam kompetisi pemburuan manik-manik bintang. “Maafkan aku,” ucap Xiao Tian. “Aku akan meminjam ini dulu dari kalian. Di lain waktu, aku pasti akan menggantinya.” Namun balasan dari mereka membuat Xiao Tian sedikit terdiam. “Kakak, kamu sudah banyak membantu kami. Tanpa kakak, mana mungkin kami bisa mendapatkan juara tiga secara bersamaan. Jadi