Share

Bab 185

last update Huling Na-update: 2025-01-21 17:01:14

Xiao Tian menatapnya dengan dingin. "Hmm, sebenarnya walaupun aku tidak membunuhmu, apa yang bisa kau lakukan untukku? Tidak ada. Kau bukan ancaman bagiku. Tapi, orang sepertimu, yang berpotensi merugikan banyak orang, tak bisa dibiarkan hidup. Xiang Ru, selamat tinggal. Penjaga neraka pasti akan senang menyambutmu dan ayahmu bersama-sama."

Trak—

Boom—

Tubuh Xiang Ru meledak seperti Xiang Shen. Setelah membunuh keduanya, Xiao Tian kembali dengan cepat ke Toko Lantian. Dia tidak membantai anggota Klan Xiang, karena mereka tidak tahu apa-apa tentang konflik ini, dia hanya membunuh Patria dan para Tetua Tertinggi, karena mereka adalah biang masalahnya.

Setelah kembali ke Tokonya, Xiao Tian turun dari lantai empat untuk menemui Zhao Wei. Pemuda itu terlihat seperti baru keluar dari pengasingannya, tidak menunjukkan bahwa dia telah melakukan hal besar di Klan Xiang.

Melihat Xiao Tian mengunjunginya, Zhao Wei segera berdiri. “Tuan Muda Tian, apakah ada yang perlu aku lakukan?”

“Senior
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter
Mga Comments (1)
goodnovel comment avatar
Sabam Silalahi
mantap bah
Tignan lahat ng Komento

Kaugnay na kabanata

  • Kultivator Inti Semesta   Bab 186

    Xiao Tian membuka mulutnya. Dia langsung menghisap 500 miliar batu suci. Mulutnya seperti lubang tanpa batas, batu yang menumpuk seperti gunung itu habis tersedot ke dalam tubuhnya. Energi yang mengagumkan berputar-putar seperti badai dalam tubuh Xiao Tian. Tapi, energi itu tidak membahayakannya, malah membuatnya merasa sangat nyaman karena energi itu sudah dimurnikan oleh Binatang Api Petir. Setelah menelan 500 miliar batu suci, Xiao Tian sangat terkejut. Dia hanya berhasil menerobos dua peringkat, padahal harapannya lebih tinggi. “Binatang bau! Apa yang kamu lakukan? Dengan 52 miliar batu suci, aku bisa menerobos empat tingkat! Kenapa sekarang, dengan 500 miliar, aku hanya naik dua peringkat?” Xiao Tian berteriak marah, geram karena frustrasi. “Bocah! Lain kali, coba benturkan kepalamu lebih sering, supaya otakmu tidak sebodoh ini! Aku pikir kamu benar-benar jenius, ternyata kamu malah yang paling bodoh!” “Apa maksudmu dengan mengatakan aku bodoh, binatang bau?” “Iya, kamu mema

    Huling Na-update : 2025-01-21
  • Kultivator Inti Semesta   Bab 187

    Di Klan Xiang, para tetua berkumpul, mereka sedang mengatur rencana untuk memulihkan keadaan Klan. “Kita tidak bisa terus begini, kita harus melaporkan hilangnya Patriark dan yang lainnya kepada leluhur.” “Xiang Ze, tapi perjalanan menuju Paviliun Alkemis Abadi tidak sebentar, itu membutuhkan waktu 10 tahun. Bahkan jika kita membeli kapal tercepat yang hanya dimiliki Klan Zhao, masih membutuhkan waktu delapan tahun. Aku takut sebelum leluhur tiba, Klan Xiang kita sudah musnah. Lebih baik kita semua pergi dari Kota Zhao. Masih banyak hutan tanpa tuan yang bisa dijadikan markas Klan.” Xiang Ze menggelengkan kepalanya. “Jika kita pergi dari tempat ini, dan suatu saat leluhur kembali. Lalu, menemukan kita tidak ada, bahkan Patriark serta Tuan Muda sudah meninggal, dia pasti murka terhadap kita semua. Dengan sifat leluhur, tidak menutup kemungkinan dia membunuh kita semua.” Mendengar itu, semua orang menunduk. Mereka memahami karakter leluhur mereka, apa yang dikatakan Xiang Ze tidak sa

    Huling Na-update : 2025-01-21
  • Kultivator Inti Semesta   Bab 188

    Setelah orang-orang dari Klan Yao pergi, Xiao Tian berkata, “Aku menghargai antusiasme kalian, tapi jangan membuat keributan. Jika ada yang kalian butuhkan, silahkan diskusikan dengan Lao Xun.” Para Patriark yang hadir segera menangkupkan tangan mereka dengan hormat. Meski belum sepenuhnya memahami posisi Xiao Tian, mereka tetap berkata, “Tuan Muda Xiao Tian, terima kasih. Kami akan mematuhi peraturan di toko ini.” Xiao Tian tidak memberikan jawaban, namun para Patriark tidak merasa tersinggung. Mereka menyadari bahwa Toko Lantian tidak sesederhana kelihatannya. Pasti ada sosok kuat yang menjaga toko ini, karena tanpa perlindungan seperti itu, seorang Abadi Beladiri peringkat lima tidak mungkin dapat dikalahkan dengan begitu mudah. Lao Xun menerima banyak transaksi dari mereka, namun sesuai aturan baru yang ditetapkan oleh Xiao Tian, para pengunjung tidak lagi melakukan tukar-menukar dengan batu suci. Sebaliknya, mereka menukarkan harta-harta langka yang layak dijadikan alat tukar

    Huling Na-update : 2025-01-21
  • Kultivator Inti Semesta   Bab 189

    “Oh, anak itu juga bisa menyediakan Pil Tingkat Unggul. Sekarang, katakan apa tujuanmu datang kesini, apakah anak itu yang menyuruhmu?” tanya Kepala Klan Zhao. “Tuan, benar. Aku diperintahkan untuk menyerahkan pesanan Tetua Zhao Guang.” Zhao Guang langsung berdiri. “Bukankah dia akan memberikan itu ketika tokonya dibuka kembali?” Zhao Wei segera menjelaskan semuanya dengan detail. Setelah mendengar penjelasannya, Zhao Guang memberi perintah, "Perlihatkan pesanannya." Tanpa menunda, Zhao Wei menyerahkan semua pesanan, termasuk sebuah kotak berwarna emas yang terlihat istimewa. Sambil menyerahkannya, Zhao Wei menambahkan, "Tetua, kotak emas ini adalah hadiah dari pemilik toko. Ini bukan bagian dari pil yang Anda pesan." "Oh, begitu rupanya," Zhao Guang tersenyum tipis, matanya berkilat penuh minat. Para Tetua, bahkan Kepala Klan menatap kotak-kotak itu. “Zhao Guang, perlihatkan isinya!” perintah Kepala Klan. “Baik, Patriark,” Zhao Guang segera membukanya. Buzz — Begitu kotak-ko

    Huling Na-update : 2025-01-21
  • Kultivator Inti Semesta   Bab 190

    “Tidak mungkin!” serunya dengan nada tak percaya. “Menurut team sandi kita, dia hanya anak berusia 21 tahun. Jika dia sudah sehebat itu, dia pasti lebih terkenal daripada Qin Yu dari Klan Qin, Long Murtamshin dari Sekte Gunung Abadi di Wujie, dari Sekte Tujuh Jiwa, dan San Zizho dari Sekte Pedang Surgawi. Aku belum pernah mendengar nama Xiao Tian dari Sekte manapun, bahkan aku belum pernah mendengar ada Klan bermarga Xiao di Alam Qinwu.” “Patriark, apa yang harus kita lakukan? Apakah kita akan membiarkan kematian para anggota kita?” Tanya salah satu petinggi dengan aura yang mengesankan. “Bagaimana bisa seperti itu?! Klan Yao kita bukan seperti Klan Xiang dari Kota Zhao. Walaupun kita memiliki posisi yang sama seperti mereka, kekuatan Klan Yao kita sama dengan Klan-klan penguasa. Yao Ye, kamu pimpin 100 Tetua leluhur beladiri peringkat sembilan, dengan kamu sebagai pemimpinnya, aku tidak percaya ada orang yang bisa menghentikanmu. Biarkan semua orang tahu konsekuensi seperti apa ka

    Huling Na-update : 2025-01-22
  • Kultivator Inti Semesta   Bab 191

    “Tian, cepat lakukan penyempurnaan agar mutiara itu berubah menjadi ungu! Ini kesempatan langka yang mungkin tak akan kamu temui lagi,” kata Leihuo Dashi dengan nada mendesak. Xiao Tian mengerutkan alis, merasa bingung. “Leihuo Dashi, jelaskan dengan lebih jelas, jangan hanya berteriak! Apa yang terjadi dengan energi spiritualku hingga membentuk mutiara transparan ini?” “Dasar bodoh! Kamu terlalu emosi sebelumnya," Leihuo Dashi menggerutu. "Walaupun kamu membenci ayahmu, setidaknya kamu tidak membakar kitabnya. Penjelasan ini pasti tertulis di sana!” "Hmm, kalau begitu, kamu tak perlu khawatir. Aku hanya perlu mengingatnya," ujar Xiao Tian dengan tenang. Ia segera memusatkan pikirannya pada isi kitab yang pernah ia bakar. Meskipun kitab itu sudah tak ada, seluruh isinya telah tersalin dalam ingatannya. "Aku menemukannya," katanya dengan penuh kegembiraan. Ternyata, mutiara itu adalah hasil transformasi energi spiritual menjadi energi bela diri sesungguhnya. Tanpa menunggu lama, Xi

    Huling Na-update : 2025-01-22
  • Kultivator Inti Semesta   Bab 192

    Zhao Guang menyipitkan matanya, dia melihat siapa pendatang baru ini. Ketika orang itu mulai terlihat, Zhao Guang mengerutkan keningnya. Dia mengenali orang itu, dia adalah Nangong Xun, pemimpin Organisasi Hantu. “Nangong Xun, mengapa kamu juga datang? Apakah kamu ingin membunuh Xiao Tian, atau hanya merampoknya?” tanya Zhao Guang dengan penuh waspada. “Aku datang untuk keduanya, merampoknya dan juga membunuhnya!” Nangong Xun langsung mengutarakan niatnya, tanpa menutupinya sama sekali. Zhao Guang sedikit mengernyit, merasa terkejut dan cemas. Ia tidak menyangka akan menghadapi dua kekuatan dari ranah Yin sekaligus. Kedatangan Nangong Xun benar-benar di luar prediksinya. Saat dia bersiap untuk berbicara, sebuah suara yang sangat tenang dan penuh ketenangan terdengar dengan jelas, mengejutkan semua orang yang hadir. "Aku penasaran, siapa yang ingin merampok bahkan sampai berniat membunuhku?" Suara itu terdengar begitu jelas dan mantap, datang dari arah Toko Lantian. Mereka semua l

    Huling Na-update : 2025-01-22
  • Kultivator Inti Semesta   Bab 193

    Pada saat ini, riak-riak kekuatan energi beladiri yang liar dan dahsyat menyapu langit di atas gunung besar. Shoot — Tatapan Xiao Tian berubah dingin bak es yang membekukan. Perlahan, kedua tangannya membesar. Di punggungnya, dua sayap megah muncul — satu sayap terbuat dari petir, yang memancarkan kilatan cahaya, sementara satu sayap lagi terbuat dari api yang berkobar ganas. Penampilannya begitu agung dan menakutkan, bagai dewa penghancur yang turun dari langit. Saat itu, energi bela diri dalam tubuhnya meningkat dengan cepat. Ranah kekuatannya yang semula berada di tingkat satu Abadi Beladiri kini melonjak drastis, melewati batas-batas normal hingga mencapai tingkat lima. Dengan kecepatan yang menggetarkan udara, Xiao Tian melesat ke arah Nangong Xun. Suara 'swoosh' muncul bersama dengan banyak bayangan sebelum dia muncul di depan Nangong Xun dengan kecepatan seperti kilat. Lalu, sebuah pukulan langsung dilancarkan dengan ganas. Begitu pukulannya dilayangkan, ruang di depannya l

    Huling Na-update : 2025-01-22

Pinakabagong kabanata

  • Kultivator Inti Semesta   CH-432

    Xiao Rui mengerutkan kening. Matanya menyipit, dan pandangannya menjadi jauh lebih tajam. “Garis darah Klan Xiao, tapi bukan dari Klan cabang. Lalu dari mana asalnya? Berani sekali menggunakan nama Klan Xiao.” “Tuan muda, benar. Tapi kebanyakan dari kami menyangka dia berasal dari Klan Inti. Sekarang aku akan menunjukkan potretnya. Apakah Tuan muda mengenalnya?” Tetua dari Klan Xiao cabang melangkah maju. Di tangannya tergenggam sebuah gulungan kuno berlapis pelindung energi. Dengan gerakan halus namun terlatih, ia membuka gulungan itu, menampilkan potret seseorang yang tak asing lagi bagi para pembaca, namun asing total bagi para tokoh yang berdiri di hadapan gambar tersebut. Sosok dalam gambar itu adalah Xiao Tian. Tatapan tajam, rahang tegas, dan aura tenang namun mengancam terpancar dari lukisan tersebut. Begitu gambar itu terlihat jelas, Xiao Rui, Xiao Zimo, dan Xiao Yue mengerutkan kening bersamaan. Bahkan Xiao Fa yang jarang menunjukkan perubahan ekspresi ikut memperlihatk

  • Kultivator Inti Semesta   CH-431

    Melihat seluruh hadirin berlutut seolah dunia ini telah tunduk kepada mereka, dua pemuda dari Klan Xiao inti hanya tersenyum dingin. Tidak ada rasa bangga yang terpancar dari mata mereka, seolah penghormatan dari puluhan juta makhluk itu tidak lebih dari angin lalu. Namun, satu di antara mereka masih membuka suara dengan nada netral namun penuh tekanan. “Bangun.” Hanya satu kata. Satu kalimat pendek tanpa penekanan emosi, namun suara itu menggema tajam di setiap telinga yang mendengarnya. Tanpa satu pun berani menunda, seluruh yang berlutut segera berdiri. “Terima kasih, Tuan.” Pemuda itu hanya mengangguk ringan, seperti sudah terbiasa dengan pemujaan semacam ini. Tatapannya kemudian beralih ke pria paruh baya yang berdiri dengan tenang di belakang mereka. “Tetua Xiao Fa, apakah kamu bisa tahu hal apa yang ada di balik cahaya itu?” Pria itu melangkah setengah maju. Wajahnya tidak menunjukkan ekspresi gugup, meskipun kini sedang menjawab langsung pertanyaan dari generasi muda Kl

  • Kultivator Inti Semesta   CH-430

    “Binatang tua, pertarungan tidak harus menggunakan kekuatan terus menerus. Tetapi membutuhkan kecerdasan juga. Kesempatan ini sangat berguna untuk melatih kecerdasanku, apakah aku bisa keluar hidup-hidup dalam kondisi saat semua orang memburuku atau tidak. Jika aku tertangkap dan mati, itu hanya bisa dikatakan otakku tak berfungsi.” Leihuo Dashi tertawa keras dalam pikirannya. “Hahaha, bagus. Jika kultivator takut mati, diam saja di rumah menjadi manusia biasa. Kalau ingin bertambah kuat, berarti harus berani menantang kematian!” Ketika semua orang menatap pilar cahaya yang masih memancar ke langit, keheningan seketika terpecah oleh getaran aneh yang berasal dari atas. Langit, yang semula hanya menjadi latar bagi cahaya, tiba-tiba bergemuruh hebat. Awan-awan terbelah, angin menjerit seperti menyambut kehadiran sesuatu yang tak biasa. Lalu, tanpa aba-aba, sebuah celah dimensi robek dengan paksa di angkasa. Retakan itu seolah membuka pintu menuju dunia lain. Dari balik retakan ters

  • Kultivator Inti Semesta   CH-429

    “Niu Gan, Jilang, Bairu. Walaupun aku pergi, kita pasti akan bertemu lagi,” ucap Xiao Tian, suaranya tenang namun mengandung keyakinan yang dalam. Ketiga sosok di hadapannya menatap dalam diam sejenak. Mata mereka menyimpan kesedihan, tetapi tidak satu pun yang memohon Xiao Tian untuk tetap tinggal. Mereka tahu, jalan yang dipilih oleh Kakak Tian bukanlah jalan biasa. “Baiklah Kakak, hati-hati. Aku harap Kakak Tian mendapatkan keberuntungan di Alam Guijian. Walaupun anggota klan Xiao inti kemungkinan datang, Kakak tidak boleh kalah oleh mereka,” ujar Niu Gan akhirnya. Suaranya serak tertahan, namun penuh semangat. Xiao Tian menanggapi dengan senyum tipis yang hanya muncul di saat-saat seperti ini—bukan sekadar senyum, melainkan ketegasan yang telah melalui ribuan pertarungan. “Tentu saja.” Tanpa kata tambahan, dia melangkah mengikuti Jue Giang yang telah bergerak menuju sisi utara halaman tempat formasi kuno disembunyikan. Pepohonan rimbun menggantungkan dedaunan panjang ke tanah

  • Kultivator Inti Semesta   CH-428

    "Anak muda, aku tidak menyangka kamu bisa mengetahui kondisiku tanpa memeriksaku secara langsung," ucapnya pelan namun penuh wibawa. Xiao Tian tidak menjawab, hanya tersenyum kecil. Sejak masuk rumah ini, ia telah mengaktifkan mata langitnya dan memeriksa keadaan lelaki itu secara mendalam, tanpa menyentuh satu pun bagian tubuhnya. "Senior belum menjawab pertanyaanku," ujar Xiao Tian, nadanya datar tapi penuh penekanan. Pria itu menghela napas panjang, kemudian memutar tubuhnya perlahan agar lebih tegak. Ia menatap langit-langit rumah yang mulai menghitam karena waktu senja. "Aku hanya ingin membuat Niu Gan dan yang lainnya merasakan dunia luar. Mereka terlalu lama tinggal di tempat ini, terlalu nyaman dan terlalu tertutup. Tapi aku memang benar-benar menyuruh mereka mencarikan obat. Bukan karena aku sakit parah, tapi karena aku tahu... tanpa perbaikan pada jiwaku, aku akan selamanya terjebak sebagai Setengah Dewa peringkat satu." Xiao Tian mendekat satu langkah. Tatapannya tidak

  • Kultivator Inti Semesta   CH-427

    Xiao Tian, Niu Gan, Jilang dan Bairu tiba di kota Lizuang. Begitu mereka mendarat di dataran rendah, langkah Xiao Tian terhenti sejenak. Pandangannya menyapu jalan berbatu dan bangunan-bangunan tua yang berdiri dalam kesunyian yang menekan. Alisnya mengerut. Bahkan tanpa menajamkan persepsi, ia bisa merasakan betapa tipisnya energi spiritual di wilayah ini. Kering dan mati, seperti tanah yang sudah lama tidak tersentuh kehidupan. “Alam seperti ini masih ada di Langit Berbintang?” bisiknya, lebih kepada dirinya sendiri. Udara yang ia hirup seakan tak memiliki daya, hanya beban kosong yang membungkam kekuatan batin. Dalam diam, kenangan tentang kampung halamannya perlahan menyeruak. “Alam ini hampir sama dengan Alam Tianwu, bahkan tidak bisa dibandingkan dengan Alam Qinwu.” Suara gumamannya terdengar oleh Niu Gan. Anak muda itu menoleh dengan cepat. “Kakak Tian, kenapa?” tanyanya, suara pelan namun penuh perhatian. “Tempat ini sangat tipis dari energi spiritual. Apakah kalian tum

  • Kultivator Inti Semesta   CH-426

    Mereka berjalan menyusuri jalan utama kota. Aktivitas sudah mulai ramai. Para kultivator dengan berbagai pakaian dan lambang sekte berlalu-lalang. Xiao Tian memilih restoran yang menempati tiga lantai dan terletak di perempatan jalan yang paling sibuk. Begitu mereka masuk, aroma makanan langsung menyambut. Ruangan penuh dengan suara tawa dan obrolan para pelanggan yang sebagian besar memiliki ranah tinggi. Xiao Tian bahkan melihat tiga orang Setengah Dewa sedang berbicara di lantai dua. Mereka duduk di lantai pertama, di meja dekat jendela. Pelayan datang dengan senyum sopan, tidak menunjukkan sedikit pun kecurigaan. “Apa yang bisa saya sajikan, tamu sekalian?” “Apa pun yang spesial di tempat ini,” jawab Xiao Tian tanpa menoleh. Pelayan mencatat, lalu berlalu. Beberapa menit berlalu. Xiao Tian terus memerhatikan sekitar. “Kakak Tian, mereka tidak memperhatikan kita sama sekali,” ujar Jilang sambil menyesap tehnya. “Itu artinya berhasil,” sahut Niu Gan. “Tapi aku tetap merasa de

  • Kultivator Inti Semesta   CH-425

    “Dengan begini, aku tidak kesulitan membuat pil yang bisa membuat persepsi Setengah Dewa tak berfungsi.” Tanpa menunda, ia segera mengeluarkan tungku Naga Azure. Tungku itu berdiri kokoh di hadapannya, dan begitu dibakar, nyala apinya menyala dengan warna tenang namun menyimpan kekuatan yang mengintimidasi. Xiao Tian langsung mengontrol apinya dengan sangat presisi. Ia tidak ingin terjadi gangguan sekecil apa pun. Untungnya, seluruh ruangan sudah diperkuat dengan formasi isolasi, jadi tidak ada suhu maupun aroma obat yang bocor keluar. Tungku mulai memanas secara bertahap. Xiao Tian membuka tutupnya dan memasukkan berbagai jenis tanaman obat. Semua telah ia siapkan dengan perhitungan yang sangat ketat. Tidak ada tanaman yang digunakan secara sembarangan, karena setiap komposisi harus selaras dengan kekuatan jiwa dan struktur energi yang ingin ia bentuk dalam pil. Begitu semua tanaman masuk, energi jiwanya menyembur keluar. Ia mulai mengatur suhu tungku, membentuk sirkulasi panas ya

  • Kultivator Inti Semesta   CH-424

    “Kamu tunggu sebentar,” ucap Xiao Tian kepada Kaisar Obat Suci. “Aku akan mencarikan jumlah yang lebih banyak.” Ia menarik kesadarannya keluar dari dunia itu dan segera menghubungi Niu Gan, Jilang, dan Bairu. Cincin dewa milik anggota klan Han sebelumnya telah ia bagikan kepada mereka. Xiao Tian tahu, kemungkinan besar masih ada sisa sumber daya di dalamnya. Beruntung, ketiganya merespons dengan cepat. Mereka memeriksa isi cincin masing-masing dan menemukan bahwa masih terdapat cukup banyak batu immortal, serta sembilan Vena batu ilahi. Sumber daya itu adalah hadiah dari Villa Hati Seribu Bintang setelah mereka memenangkan posisi ketiga dalam kompetisi pemburuan manik-manik bintang. “Maafkan aku,” ucap Xiao Tian. “Aku akan meminjam ini dulu dari kalian. Di lain waktu, aku pasti akan menggantinya.” Namun balasan dari mereka membuat Xiao Tian sedikit terdiam. “Kakak, kamu sudah banyak membantu kami. Tanpa kakak, mana mungkin kami bisa mendapatkan juara tiga secara bersamaan. Jadi

Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status