Share

Kuliah Bareng Anak
Kuliah Bareng Anak
Penulis: Mars Mipai

Episode 1 & 2

Penulis: Mars Mipai
last update Terakhir Diperbarui: 2020-11-15 01:56:49

Author POV

      Hari ini, Brian akan mendaftarkan dirinya dan ibunya di Universitas Pratama. Luna, ibu Brian masih terus menolak ajakan Brian untuk melanjutkan kuliah.

"Bu, ayo siap-siap kita daftar kuliah."  Seru Brian dari depan pintu kamar mandi kepada ibunya yang sedang memasak di dapur.

"Enggak,enggak Ibu sudah tua Brian.." Jawab Ibu Brian sambil menyiapkan makanan.

Setelah mandi dan siap-siap, Brian ke ruang makan untuk sarapan.

"Nih, Ibu sudah siapkan sarapan kesukaan kamu." Ucap Luna sambil menuangkan nasi goreng ke piring Brian.

"Bu, aku serius ingin mendaftarkan Ibu kuliah." Brian berbicara sambil mengunyah sarapannya.

"Brian, Ibu juga serius enggak mau kuliah. Ibu sudah tidak muda lagi,Ibu sudah tua." Tolak Luna dengan tegas.

"Ya Ampun.. Ibu itu masih muda,belum tua-tua banget. Lihat deh di cermin! Ibu masih terlihat cantik dan awet muda." Puji Brian untuk meyakinkan ibunya.

"Halah kamu ini, bisa aja muji Ibu." Ucap Luna dengan senyuman malu-malu.

"Ayolah Bu! Ibu itu kan lulusan terakhir SMP,sudah ikut paket SMA dan selanjutnya kuliah Bu. Jangan pandang karena Ibu sudah tidak muda lagi, pandanglah dari segi ilmunya. Umur Ibu tidak dipermasalahkan yang penting niatnya. Ibu selalu bilang ke aku, teruslah mencari ilmu sampai akhir hayat. Itu juga berlaku untuk Ibu dong. Ibu bebas mau masuk jurusan apa saja Brian pasti setuju." Jelas Brian dengan nada yang lembut dan menatap mata ibunya.

"Tapi Ibu malu Brian. Masa Ibu sama anak, kuliah bareng." Ucap Luna memasang muka sendu.

"Bu,kalau Ibu bisa melanjutkan kuliah,almarhum ayah pasti senang." Ujar Brian.

"Brian.. Ayahmu dulu pernah bilang sama Ibu. Ayah ingin menyekolahkan Ibu sampai sarjana. Tapi, Allah lebih sayang sama ayahmu." Tutur Luna sedih.

"Maka dari itu, karena ayah sudah tidak ada, sekarang tugas Brian untuk mendaftarkan Ibu ke Universitas." Kata Brian dengan semangat.

"Ibu tidak bisa ambil keputusan sekarang. Ibu pikir-pikir dulu ya." Ucap ibu,lalu langsung berjalan menuju kamar.

Hhmm, Brian sedih kalau melihat ibunya sedih. Ibu kalau sudah mengingat ayah pasti dia akan sedih dan menyendiri. Rencana Brian mengajak ibunya kuliah adalah agar Ibu bisa besosialisasi dengan orang banyak dan Brian mengharapkan ayah baru agar Ibu tidak terlarut dalam kesedihan terus.

 Luna masih tidak bisa melupakan suaminya yang telah tiada. Banyak kenangan bersama suaminya yang sangat tidak bisa terlupakan.

Author POV

#Flashback on

Luna adalah anak yang penurut,dia akan melakukan apa saja yang orangtuanya inginkan,termasuk menikah dengan Dodi. Luna yakin dengan pilihan orangtuanya pasti akan bahagia. 

Dodi dikenal sebagai orang yang baik di kampung. Dia memiliki pabrik kerupuk udang. Di usianya yang menginjak 29 tahun dia ingin segera melepas masa lajangnya dengan menikahi Luna.

Menurut Dodi, selain cantik & manis. Luna juga orang yang sangat baik & penurut. Maka dari itu, sebelum Luna di ambil orang lain Dodi segera ingin menikahinya.

Saat itu, baru saja Luna lulus SMP. Dodi, suami Luna, langsung melamar Luna yang berusia 13 tahun. Dodi langsung meminta Luna kepada ayahnya agar segera merestui lamaran Dodi. 

"Assalamu'alaikum.." Dodi mengetuk pintu rumah Pak Ahmad, ayah Luna.

"Wa'alaikumussalam,eh nak Dodi! Mari, silakan masuk!" Jawab salam Pak Ahmad dan mempersilakan Dodi untuk masuk ke dalam rumah.

"Luna! Tolong buatkan minuman untuk nak Dodi!" Seru Pak Ahmad kepada Luna yang sedang ada di kamar.

"Iya Pak. Luna akan buatkan." Jawab Luna dengan menundukan kepala menandakan kesopanan.

"Bagaimana nak Dodi,ada yang ingin disampaikan kah kepada saya? Maaf kemarin saya pulang lebih cepat dari pabrik, karena saya sedikit sakit perut." Tanya Pak Ahmad dengan wajah yang sedikit khawatir karena dia takut dipecat dari pabrik dan menjelaskan kepulangannya dari pabrik.

"Iya pak, tidak apa-apa. Tujuan saya ke sini bukan untuk menanyakan itu pak. Tapi saya ingin meminta Luna untuk saya nikahi." Ucap Dodi serius,meskipun jantungnya berdetak lebih kecang. Dia khawatir Pak Ahmad tidak mengizinkan.

"Ya Allah! Nak Dodi! Kami hanya orang sederhana yang tidak memiliki apa-apa. Bahkan, untuk kehidupan sehari-hari dan biaya sekolah Luna pun saya harus bekerja di pabrik milik nak Dodi. Apa pantas pemilik pabrik kerupuk udang di kampung ini menikahi anak karyawannya yang tidak memiliki banyak harta." Pak Ahmad kaget dengan ucapan yang di sampaikan Dodi sekaligus Dia meringis menjelelaskan keadaan dirinya.

"Saya tidak melihat dari sisi itu Pak, tapi saya tertarik dan benar-benar tulus ingin menikahi Luna." Jelas Dodi agar pak Ahmad tidak merendahkan diri.

"Nak Dodi! Hiks hiks hiks. Saya tidak tahu harus bilang apa. Kalau nak Dodi memang benar-benar ingin menikahi Luna, saya sangat berterima kasih sekali kepada nak Dodi dan saya pasti akan merestui kalian. Saya sudah tua, mungkin umur saya tidak akan lama lagi. Luna tidak memiliki siapa-siapa lagi selain saya. Kalau memang nanti Luna menerima menikah dengan nak Dodi, saya akan tenang ketika pergi meninggalkan Luna. Karena sudah ada yang menjaga Luna. Tapi, semua keputusan akan saya kembalikan kepada Luna." Pak Ahmad menangis dengan wajah yang antara sedih dan bahagia.

"Iya Pak. Insyaallah saya akan menjaga Luna semampu saya kalau Dia mau menjadi istri saya. Tapi, saya tidak akan memaksa Luna kalau memang Dia tidak bersedia." Dengan mantap Dodi ingin benar-benar menjaga Luna saat pak Ahmad nanti sudah tidak ada lagi.

Ternyata diam-diam Luna mendengar percakapan Bapaknya dan Dodi. Dia sangat syok mendengar Dodi akan menikahinya. Dia juga sedih melihat bapaknya yang menangis. Luna membayangkan jika suatu saat bapaknya tiada,dia akan hidup sebatang kara. Akhirnya,Luna meninggalkan dapur dan pergi ke ruang tamu untuk memberikan minuman.

"Ini minumnya. Silakan diminum!" Ucap Luna membungkuk sambil menyodorkan gelas minuman kepada bapaknya dan Dodi.

Saat luna hendak ingin kembali, bapaknya memerintahkan agar Luna duduk di sampingnya.

"Nak, sini duduk dulu! Ada yang ingin bapak bicarakan." Pinta pak Ahmad sambil menepuk kursi yang ada di sampingnya.

"Iya Pak." Jawab Luna yang langsung duduk di sebelah pak Ahmad. Luna bingung harus menjawab apa ketika Dia ditanya tentang apa yang sedang mereka bicarakan. Wajah Luna terlihat cemas sekali.

"Jadi begini Nak, sekarang Bapak sudah tua,sebentar lagi pasti Bapak akan meninggalkan Luna." Ucap Pak Ahmad sedih.

" Bapak tidak boleh bicara seperti itu. Luna tidak suka." Ucap Luna yang sedikit kesal dengan perkataan bapaknya.

"Iya Nak. Ibu sudah meninggalkan kita 5 tahun yang lalu. Bapak ingin menyusul Ibu. Tapi bapak tidak akan tenang kalau nanti sepeninggal bapak,Luna hidup sebatang kara. Hiks hiks hiks." Ucapan dan tangisan pak Ahmad membuat Luna tak tahan membendung air matanya.

"Bapak...!" Seru Luna yang langsung menangis memeluk bapaknya.

Melihat pemandangan ini, hati Dodi pun terbawa suasana sedih. Dia semakin mantap dengan keputusannya menikahi Luna. Agar Luna tidak hidup sebatang kara sepeninggal bapaknya dan agar bapaknya tenang meninggalkan Luna.

"Nak..! Ini nak Dodi. Dia adalah pemilik pabrik di tempat bapak bekerja. Dia memiliki niat baik untuk datang ke rumah ini. Dia ingin menikahimu,Nak." Jelas Pak Ahmad sambil menunjuk Dodi.

"Bapak.. Bapak setuju tidak kalau Luna menikah dengan orang ini." Tutur lembut Luna kepada bapaknya dengan mata sayu dan lembab.

"Bapak akan serahkan keputusannya kepada Luna. Kalau Luna setuju,bapak akan merestui dan senang sekali. Kalau tidak, tidak apa-apa. Bapak tidak akan memaksa." Tutur pak Ahmad.

"Kalau memang itu yang membuat bapak senang. Luna akan setuju menikah dengan orang ini." Jawab luna sambil menunjuk Dodi.

Dodi kaget dan tidak menyangka dengan jawaban Luna. Di luar dugaan Dodi bahwa Luna akan menerimanya. Wajah Dodi dan pak Ahmad pun terlihat terharu bahagia.

"Alhamdulillah, benar Luna setuju tanpa ada paksaan?" Tanya pak Ahmad untuk meyakinkan.

"Iya Pak. Tanpa ada paksaan Luna setuju." Jawab Luna dengan mantap menatap mata bapaknya.

"Nak Dodi! Nak Dodi sudah dengar sendirikan jawaban dari Luna?" Tanya pak Ahmad dengan badan bergetar.

"Iya pak,saya dengar. Kalau begitu, pernikahannya akan dilangsungkan minggu depan saja bagaimana Pak? Agar lebih cepat lebih baik." Ucap Dodi yang tidak sabar untuk menikahi Luna.

"Luna? Setuju tidak?" Tanya pak Ahmad menatap Luna.

"Iya, Luna setuju." Jawab Luna sambil menunduk.

"Baik kalau begitu. Nanti akan saya persiapkan acaranya. Saya pamit pulang ya Pak, Luna." Ucap Dodi langsung berdiri ingin pamit pulang dan segera mempersiapkan acara pernikahnnya.

"Iya, iya. Nak Dodi terima kasih banyak. Saya titip Luna, jangan sakiti Dia,berikan Dia kebahagiaan." Tutur pak Ahmad.

"Insyaallah Pak. Mari pak, assalamu'alaikum." Jawab Dodi sambil mencium tangan pak Ahmad.

"Wa'alaikumusalam." Jawab salam Pak Ahmad dan Luna.

Bab terkait

  • Kuliah Bareng Anak   Episode 3

    Dodi POV.Sepulang dari rumah Pak Ahmad, aku senyum-senyum sendiri mengingat jawaban Luna yang setuju menikah denganku. Wajahnya terlihat polos sekali seperti anak-anak. Ya, memang Luna itu masih belia, tapi aku jatuh cinta padanya dan aku ingin segera menikahinya.Semua persiapan pernikahan sudah selesai, tinggal saatnya menunggu hari esok. Aku sangat senang sekali, akhirnya sebenar lagi aku akan menyandang status sebagai suami.Hari pernikahkan pun telah tiba. Tidak menyangka,hari ini aku akan menikah dengan gadis cantik seperti Luna. Hati hatiku berdetak kencang saat berjabat tangan dengan Pak Ahmad, mengucapkan kata-kata yang sangat sakral yaitu ijab qobul.Setelah para saksi dan tamu undangan mengucapkan 'sah' hatiku lega sekali. Akhirnya mulai detik ini aku sudah menjadi suami.Ku lihat Luna berjalan menghampiriku. Dia memakai kebaya putih dan hijab ditambah make up yang tidak terlalu tebal. Aku terhipnotis dengan penampilannya hari ini, dia canti

    Terakhir Diperbarui : 2020-11-15
  • Kuliah Bareng Anak   Episode 4

    Author POVSetelah aku dan Luna menikah, aku tidak mengizinkan Pak Ahmad berkerja di pabrik lagi,melainkan untuk menikmati masa tuanya dan ikut tinggal bersama di rumahku. Meskipun awlanya Pak Ahmad menolak, tapi setelah di bujuk beberapa kali akhirnya mau.Saat sarapan terjadi perbincangan antara aku,Luna, dan Pak Ahmad."Sekali lagi saya sangat berterima kasih kepada nak Dodi, karena sudah menikahi anak saya satu-satunya. Dan saya juga berterima kasih karena saya di izinkan untuk tinggal bersama kalian." Ucap pak Ahmad kepadaku."Justru saya yang berterima kasih Pak. Bapak telah mengizinkan putri cantiknya untuk saya nikahi. Saya senang sekali jika Bapak ada di sini. Karena saya juga sudah tidak punya orangtua lagi hanya tinggal Bapaklah satu-satunya orangtua kami." Balasku dengan berterima kasih kembali kepadanya,karena memang aku yang berhak berterima kasih kepada Pak Ahmad. Dia mati-matian membesarkan anaknya tapi kini anaknya sudah jadi milikku.

    Terakhir Diperbarui : 2020-11-15
  • Kuliah Bareng Anak   Episode 5

    Saat sedang bersantai di teras rumah. Tiba-tiba ada seorang laki-laki yang berbadan besar memasuki pekarangan rumah Dodi.“Siapa itu mas?” tanya Luna penasaran sambil terus mengamati orang yang sedang berjalan menuju mereka.“Oh itu Bagas, anak pengusaha yang kaya-raya di kampung kita.” Jawab Dodi setelah melihat Bagas yang semakin dekat.“Hai Dodi! Apa kabar kamu dan pabrik kamu?” Tanya Bagas sambil berjabat tangan ala anak-anak gaul gitu.“Baik Alhamdulillah, kamu sendiri gimana?” Tanya Dodi balik.“Dengar-dengar katanya kamu menikahi Luna ya?” tanya Bagas yang tidak melihat bahwa Luna ada di balik punggung Dodi.“Mas aku buatkan minum ya.” Pamit Luna meninggalkan mereka untuk membuatkan minum. Bagas kaget melihat Luna keluar dari balik punggung Dodi.“Iya sayang.” Ucap Dodi.“Wah ternyata benar, Luna sudah menjadi istri kamu?’” Tanya Bagas dengan nada mengejek dan muka sombong.“Iya benar.” Jawab Dodi singkat.“Kam

    Terakhir Diperbarui : 2020-11-15
  • Kuliah Bareng Anak   Episode 6

    Saat hampir semua orang terlelap, Dodi mendengar suara mobil berhenti di depan rumahnya. Ternyata benar itulah mereka yang telah di tunggu-tunggu. Dodi bergegas menghampiri mereka."Luna di mana?" Tanya Dodi dengan tergesa-gesa melihat ke arah dalam mobil.Mereka hanya terdiam tidak menjawab pertanyaan Dodi. "Di mana Luna? Katanya Luna sama kalian." Tanya Dodi lagi dengan terus penasaran mencari keberadaan Luna."Kalian jawab dong jangan diam saja!" Bentak Dodi karena tak kunjung mendapatkan jawaban."Maaf Dod, kami sudah berusaha membawa Luna ke sini. Tapi.." Jawab teman Dodi menggantung membuat Dodi semakin penasaran dengan jawaban mereka."Tapi apa? Jawab yang jelas! Jangan setengah-setengah!" Bentak Dodi lagi yang sudah tidak terkendali."Tapi tadi saat di jalan, mobil kami di berhentikan sama beberapa orang yang tidak kami kenal,lalu mereka membawa paksa istri kamu. Kami mencoba melawan mereka tapi kami tak bi

    Terakhir Diperbarui : 2020-11-15
  • Kuliah Bareng Anak   Episode 7

    Saat bangun tidur Luna merasa perutnya sangat mual sekali. Hingga dia tak tahan untuk mengeluarkan cairan yang bikin mual dari perutnya. Badan Luna sedikit lemas karena mual yang tak kunjung hilang."Huek! Huek!" Luna muntah di lantai karena sudah tidak keburu ke kamar mandi."Kamu kenapa sayang?" Tanya Dodi yang baru masuk kamar." Enggak tahu, perutku mual banget. Mungkin masuk angin." Jawab Luna dengan lemas."Nanti aku belikan obat ya." Ucap Dodi."Apa aku hamil ya mas? Coba nanti kamu belikan tespek ya." Luna menduga dirinya hamil. Karena mualnya berbeda dari biasanya." I..i..iya nanti aku belikan tespek juga." Jawab Dodi yang khawatir kalau Luna hamil.***Luna sudah mencoba tespek dan hasilnya positif Luna hamil. Luna ingin langsung memberitahukan kabar bahagia ini pada suaminya."Mas lihat ini!" Pinta Luna menyerahkan benda pipih bergaris 2 itu."Kalau garisnya 2 berarti kamu hamil?" Tanya Dodi penasaran dan langsu

    Terakhir Diperbarui : 2020-11-15
  • Kuliah Bareng Anak   Episode 8

    Luna POVTidak terasa usia kandunganku sudah 9 bulan. Sekarang aku sedang ada di bidan untuk melahirkan anak pertamaku. Aku merasakan mulas dan sakit yang sangat hebat. Tapi kata bidan, belum mencapai pembukaan sepuluh. Mas Dodi siaga mendampingiku,wajahnya pun terlihat khawatir melihat aku kesakitan.Akhirnya lahir juga anak pertama laki-lakiku,anaknya persis sekali mirip ayahnya yang membuat mas Dodi semakin yakin bahwa itu anaknya. Kami memberi nama anak laki-laki itu dengan panggilan Brian.Author POVMereka sangat bahagia dengan kehadiran Brian yang tingkahnya sangat Lucu, tak terkecuali pak Ahmad kakek Brian. Namun pak Ahmad hanya punya sedikit kesempatan bersama cucunya. Karena setelah Brian berumur 1 tahun pak Ahmad meninggal dunia.Jangan tanya betapa sedihnya Luna ditinggal bapaknya selama-lamanya. Namun Luna bersyukur setidaknya bapak sudah bertemu cucunya sebelum meninggal.Dodi dan Luna hidup sangat bahagia. Usia Brian sudah men

    Terakhir Diperbarui : 2020-11-15
  • Kuliah Bareng Anak   Episode 9

    Luna POVSetelah lama merenung di kamar,aku tersadar bahwa anakku sedang berdiri di pintu kamar."Brian, kamu sudah pulang?" Tanyaku kaget melihat Brian."Ibu dari pagi di kamar terus, pasti Ibu sedang mengingat kenangan bersama ayah." Ucap Brian berjalan ke arahku yang sedang duduk di pinggir ranjang."Kenangan bersama ayahmu tidak akan bisa di lupakan Brian." Jawabku sedih dengan menundukan wajahku."Sudah 8 tahun ayah meninggalkan kita. Tapi Ibu masih terus larut dalam kesedihan itu. Brian harap Ibu mengakhiri kesedihan Ibu. Ibu harus menjalani hidup dengan bahagia. Ibu bisa kok menikah lagi, agar ada yang menemani Ibu di rumah kalau Brian sedang tidak ada di rumah." Ucap Brian lembut menatap mata mataku."Ibu tidak mau Brian." Tolakku yang memang belum siap jika harus menikah lagi."Kalau Brian kepengen punya ayah bagaimana Bu?" Pinta Brian agar aku menyetujui."Memang kamu mau punya ayah tiri?" Tanyaku kepada Brian."Ya kala

    Terakhir Diperbarui : 2020-11-15
  • Kuliah Bareng Anak   Episode 10

    Setelah proses wawancara selesai,Brian mengajak ibunya untuk makan bakso di kantin kampus."Gimana tadi wawancaranya? Lancar Bu?" Tanya Brian yang sedang menunggu baksonya di racik."Lancar, tapi masa ibu di bilang lebih muda dari umur ibu kata panitia tadi." Ucap Luna."Hehehe, iya benar Bu. Ibu itu bahkan terlihat seperti seumuran sama aku. Bukan cuma aku saja kan yang bilang kalau Ibu itu masih terlihat muda, bahkan panitia yang tadi juga bilang gitu." Ucap Brian sambil tersenyum."Ah Brian, Ibu malu tahu." Ucap Luna sambil tersenyum malu-malu."Pokoknya, Ibu harus semangat kuliahnya." Kata Brian sambil mengepalkan tangannya memberikan tanda semangat.***Setelah beberapa minggu, akhirnya Luna akan memulai perjalanan di bangku kuliah bersama anaknya."Brian ayo bangun! Hari ini, hari pertama kita ospek. Cepat bangun! supaya kita tidak terlambat." Ucap Luna membangunkan Brian yang masih tidur, karena semalam dia mengerjakan per

    Terakhir Diperbarui : 2020-11-15

Bab terbaru

  • Kuliah Bareng Anak   Episode 28

    Brian povAlhamdulillah Sindy mau menerima lamaranku. Aku bahagia sekali,penantianku selama ini tidak sia-sia. Aku memang sudah ikhlas kalo Sindy memilih laki-laki lain. Tapi, ternyata dia masih menerima aku.Beberapa hari lagi pernikahan akan di langsungkan di kediaman rumah Sindy. Pestanya hanya sederhana,tidak terlalu mewah. Di rumahku juga, sedang mempersiapkan membuat seserahan dan lain-lainnya.Semua persiapan di rumahku, ibu yang mengatur. Sesekali beliau bertanya kepadaku tapi, aku percayakan semua pada ibu.Satu-satunya keluargaku adalah ibu. Aku tidak mempunyai keluarga besar. Jadi,aku hanya mengundang teman-temanku dan karyawan yang ada di kantor. Oh iya, mungkin ibu akan mengundang keluarga besar suaminya.***Setiap hari aku selalu mencoba latihan ijab qobul. Agar pada saat hari H aku tidak salah ucap. Aku berlatih di dalam kamar agar tidak ada yang melihat dan mendengar. Tapi suatu hari tiba-tiba aku melihat ibu berdiri di

  • Kuliah Bareng Anak   Episode 27

    Author POVSetelah beberapa tahun, akhirnya mereka wisuda. Luna teringat dengan Brian yang ingin menikahi Sindy setelah lulus kuliah.Luna mengajak Rasya untuk ke rumah Brian karena memang sudah lama sekali mereka tidak ke sana."Rasya! Kita ke rumah Brian yuk! Aku kangen sama dia," kata Luna mengajak Brian."Sama aku kangen enggak?" Rasya bergelayut manja di lengan Luna."Setiap hari kita ketemu,masa kangen," ucap Luna yang bikin Rasya cemberut."Ya sudah. Ayo kita ke rumah Brian."Merekapun jalan ke rumah Brian. Di perjalanan Luna bicara sama Rasya tentang rencana Brian akan akan menikah dengan Sindy. Rasya kaget,karena dulu dia sempat tertarik sama Sindy juga. Tapi,Rasya tidak memberitahu Luna tentang Sindy.Setelah mereka sampai di depan pintu rumah Brian,mereka mengetuk pintu berkali-kali. Namun tidak ada jawaban sama sekali. Mereka berpikir Brian sedang tidak ada di rumah. Luna mencoba menelepon Brian, tapi tidak aktif.

  • Kuliah Bareng Anak   Episode 26

    Akhir-akhir ini papah selalu mengajak aku berbicara. Papah mencoba membuat aku menjadi pemimpin yang baik,entah itu di dalam keluarga ataupun di perusahaan. Papah juga menceritakan pengalam-pengalaman pahit yang sudah pernah beliau lewati,agar menjadi pelajaran buat aku.Setelah makan malam, Luna biasanya langsung masuk kamar. Tapi, malam ini dia menemani aku mengobrol sama papah."Sini Lun! Kita ngobrol bareng," ajak papah."Iya,Pah. Hehe." Luna mengangguk tersenyum dan duduk di sebelahku."Luna! Rasya! Kalau bisa kalian harus cepat-cepat punya anak ya. Papah ingin sekali melihat cucu dari kalian.""Iya,Pah. Doakan semoga Luna cepat hamil," ucapku sambil melihat ke arah Luna.Banyak sekali yang papah ceritakan kepada aku dan Luna. Di mulai dari masa kecil sampai tua sekarang. Dulu juga papah bukan orang yang sukses seperti sekarang. Papah memulai bisnisnya dari 0 dan bersungguh-sungguh hingga aku dan keluargaku bisa menikmati hasilnya.Luna

  • Kuliah Bareng Anak   Episode 25

    Saat kami sedang berjalan menuju kelas, ada Arif menghampiri kami."Luna! Kamu baik-baik saja kan? Akhir-akhir ini kamu jarang ke kampus." Tanya Arif."Alhamdulillah aku baik." Jawabku."Nanti siang kita makan bareng yuk. Kamu mau enggak?" Tanya Arif. Aku melihat ke arah wajah Rasya yang bingung dengan Arif."Maaf, aku enggak bisa. Aku duluan ke kelas ya!" Tolakku yanb langsung jalan dan melambaikan tangan ke Arif.Rasya tak bisa menutupi rasa penasarannya kepada Arif."Siapa tadi?" Tanyanya."Dia Arif namanya." Jawabku."Siapanya kamu?" Tanyanya lagi."Teman.""Tapi kok perhatian banget ya sama kamu." Tanya Rasya terus penasaran."Kayaknya sih Dia suka sama aku." Jawabku jujur agar Rasya penasaran lagi."Terus, kamu juga suka sama Dia?" Tanya Rasya terlihat tidak suka wajahnya."Ya enggak lah! Aku kan sudah punya suami." Jawabku agar Rasya tidak salah paham.Rasya lega mendengar jawaban

  • Kuliah Bareng Anak   Episode 24

    Papahku senang sekali melihat Luna kembali ke rumah."Luna, bagaimana kabarnya?" Tanya papah."Alhamdulillah, Luna baik-baik saja,Pah." Jawab Luna tersenyum."Luna, kalau Rasya berani macem-macem sama kamu, bilang sama Papah ya." Kata Papah membela Luna."Hhmm,iya Pah." Jawab Luna tertawa kecil.Kata-kata Papah kepada Luna sepertinya memberikan peringatan juga kepadaku, aku akan mencoba menjadi suami yang baik buat Luna.Di dalam kamar, Luna masih belum bicara dengan denganku. Akhirnya, aku memutuskan untuk berbicara lebih dulu."Lun, sekali lagi aku minta maaf ya. Bukan maksud aku ingin menyakiti hati kamu soal kata-kataku waktu itu. Hanya saja aku tidak mengerti bagaimana menjadi seorang suami.""Iya." Jawab Luna."Lun, kalau ada sesuatu kamu boleh bilang sama aku. Jangan ada yang di tutup-tutupi biar aku mengerti.""Iya." Jawab Luna lagi."Kamu kok dari tadi cuma bilang 'iya' terus?" Tanyaku heran."Kam

  • Kuliah Bareng Anak   Episode 23

    Author POVSudah beberapa hari Luna tidak pulang ke rumah Rasya. Rasyapun tidak mencoba untuk menjemput Luna. Mereka hidup masing-masing untuk sementara. Dan selama beberapa hari itu juga Luna tidak masuk kuliah.Brian senang bisa bersama lagi dengan Ibunya, tapi di sisi lain dia juga sedih. Karena, masalah ibunha belum di selesaikan.Di kampus, Brian berusaha bertemu dengan Rasya untuk berbicara serius dengannya."Aku mau bicara serius." Kata Brian."Ada apa,Brian?" Tanya Rasya."Aku mau kasih pilihan. Mau pertahankan Ibuku atau melepaskannya?" Tanya Brian to the point."Maksudnya?" Tanya Rasya bingung,tidak mengerti dengan pertanyaan Brian."Kamu tidak berusaha menjemput Ibuku dan menyelesaikan masalah?" Tanya Brian lagi."Kami tidak ada masalah kok." Ucap Rasya polos yang membuat Brian sedikit geram."Kalau tidak ada masalah, kenapa Ibuku tidak mau pulang ke rumahmu." Brian bertanya sedikit keras."Mungkin Dia kang

  • Kuliah Bareng Anak   Episode 22

    Aku tahu, sepertinya ibuku sedang ada masalah dengan suaminya. Tapi, aku enggak mau maksa beliau untuk cerita sekarang kalau beliau belum bersedia menceritakan semuanya sama aku. Ibuku butuh ketenangan di rumah ini, jadi aku tidak boleh mengganggunya.Mobil sudah siap berangkat, tapi ibuku belum siap-siap berangkat kuliah."Bu, ayo berangkat!" Seruku kepada ibu."Brian, hari ini Ibu ijin dulu. Jadi, kamu berangkat sendiri saja." Kata ibu." Ya sudah, kalau begitu aku berangkat dulu. Assalamu'alaikum." Ucapku sambil mencium tangan ibuku."Wa'alaikumussalam. Hati-hati ya!" Jawab salam ibu.***Rasya POVSaat aku bangun tidur, ternyata Luna tidak ada di kasur. Sepertinya Luna ada di kamar mandi. Eh, tapi kok dari tadi malam dia belum keluar-keluar dari kamar mandi ya? Aku coba buka pintunya, ternyata tidak ada orang. Mungkin dia sudah ada di meja makan duluan.Aku sudah rapi memakai pakaian, tinggal sarapan. Semuanya anggota keluarg

  • Kuliah Bareng Anak   Episode 21

    Luna tidak tahu kalau mereka menunggunya,dia pun merasa tidak enak dengan semuanya. Rasya tidak memberitahu Luna kalau keluarganya sedang menunggunya."Kita udah nunggu 1 jam. Perut sudah lapar. Kamu enggak datang-datang." Ucap Mamah Rasya dengan sinis."Maaf mah, Luna tidak tahu." Jawab Luna menunduk."Lain kali kalau mau terlambat datang. Kabarin Rasya ya biar kita tidak menunggu." Ucap Papah Rasya dengan lembut."Iya Pah."Saat makan malam Luna hanya makan sedikit. Selain dia sudah makan dengan Brian diapun tidak ada nafsu makan kalau di meja makan bersama keluarga Rasya.Setelah makan malam, Luna dan Rasya masuk kamar. Luna ingin bicara sama Rasya kenapa dia tidak memberitahu Luna kalau keluarganya menununggu untuk makan malam."Rasya, kenapa kamu enggak ngasih tahu aku kalau keluarga kamu nungguin aku. Tadikan aku bilang mau nemuin Brian dulu di rumah.""Aku tidak mau membebani kamu Luna. Kamu bebas mau melakukan apa saja."

  • Kuliah Bareng Anak   Episode 20

    Hari pernikahan pun telah tiba. Keluarga Brian sangat bahagia melihat Rasya menikah. Namun sejujurnya mamah Rasya tidak suka Brian menikah dengan janda tapi karena suaminya sudah mendesak akhirnya setuju juga."Selamat Brian! Akhirnya kamu menikah dan mendapatkan bagian dari bisnis Papah. Kamu beruntung mempunyai istri cantik seperti Luna." Ucap Papah Rasya yang terlihat sangat bahagia."Iya Pah. Terima kasih." Jawab Brian.Di sudut pelaminan Brian terlihat sedih dan bahagia melihat Ibunya menikah lagi. Sedih, karena Ibunya sudah jadi milik orang lain. Bahagia karena ada mau lagi mendampingi Ibu selama ini. Brianpun segera menghampiri dan memeluk Ibunya."Ibu! Selamat ya! Semoga Ibu selalu bahagia dengan suami Ibu." Bisik Brian di telinga Luna sambil menangis."Brian, kamu kok nangis?" Tanya Luna."Aku menangis bahagia,Bu" Ucap Brian yang semakin memeluk erat Ibunya.Rasya yang melihat pemandangan itu langsung menghampiri mereka berdua

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status