Share

Layani Aku

Penulis: Winda
last update Terakhir Diperbarui: 2021-04-01 17:42:58

POV Devan 1

Hati ku terhenyak mendengar pesan ibunya Silvi, sa'at mereka bercakap lewat via telepon barusan, dia berkali-kali menasehati anak gadisnya agar selalu menjaga diri. Aku benar-benar merasa tertampar dan merasa sangat bersalah, karena aku sudah merusak kehormatan anaknya.

Aku masih duduk di samping gadis yang baru sehari semalam menemani sepi ku! Aku belum sempat mengatakan bahwa ada beberapa chat dari ibunya yang belum ia baca. Namun belum saja aku bicara dia sudah duluan memaki, dan menantang ku, membuat kekesalan di hati ini muncul kembali.

Awalnya aku menyesal karena telah menodainya, aku memohon ma'af pada Silvi, dan juga berjanji takkan menyentuh dia lagi, lantas ucapan gadis ini membuat aku geram, ku urungkan niat baik di hati ini, otak ku mulai kotor kembali, karena dia terus menerutuki ku.

Lebih baik aku segera pergi ke kantor, dari pada aku tersulut emosi, oleh umpatan Silvi. Kondisi dia juga sudah mulai membaik, aku bisa lebih tenang meni

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Kulakukan Demi Keluarga   Menyerahkan Diri

    POV SilviAku benar-benar tak berdaya saat Devan merobek baju ku, sengaja tadi siang aku meminta Bi Rika membawakan jarum dan benang. Aku pun menjahit switer dan celana jadi satu, agar Devan tak bisa membukanya, tetapi perkira'an ku salah besar.Dia tetap bisa mendobrak pertahanan ku, apalagi dia merengek dan merajuk padaku, seperti anak kecil yang meminta di belikan mainan oleh orang tuanya.Kali ini dia berjanji takkan menyentuhku lagi setelah malam ini. Dan sebelum ada ikatan suci pernikahan di antara kami. Semoga ucapannya benar dan bisa di percaya.Aku seperti terhipnotis olehnya dan tak bisa menolak keinginan Devan, saat dia menempelkan keningnya di keningku, dia menatap mataku dengan tatapan yang penuh arti.Meskipun aku terus menolak dan pada akhirnya akupun luluh dan menyerah begitu saja. Walau hati kecil ku menolak, tapi aku tak mengerti tanpa sadar tubuhku menerima setiap serangannya.Kewarasan ku benar-benar hilang, s

    Terakhir Diperbarui : 2021-04-03
  • Kulakukan Demi Keluarga   Kedatangan Mama

    POV Devan.Aku belingsatan berlari menuju ke kamarku, sebelum Mama menemukan ku, dengan keadaan seperti ini, meskipun kelakuan ku kurang baik, namun aku tetaplah anak Mama, dia pasti marah jika anak semata wayangnya membawa gadis ke dalam rumah dan malah sudah aku tiduri. Aku sangat takut jika ke tahuan bahwa aku semalam aku habis tidur bersama wanita yang bukanlah istri ku di rumah ini.Aku berjalan celingukan pandangan ku mengedar kesekeliling, seperti maling yang takut teretangkap warga. Ya kalau di fikir, tak ada bedanya aku dengan seorang maling, aku sudah aku mencuri keperawanan seorang gadis."Selamat." Aku menepuk-nepuk dada seraya menarik nafas lega, karena berhasil masuk ke dalam kamar tanpa bertemu Mama terlebih dahulu."Sorry Ma! Anak mu bosan menduda, aku tau, cara ini memang salah." Aku bergumam sendiri sambil merapikan kerah kemeja putih yang ke kenakan, ku lipat di kedua belah lengannya, celana bahan warna hitam untuk setelanny

    Terakhir Diperbarui : 2021-04-04
  • Kulakukan Demi Keluarga   Nyonya Besar

    POV SilviAku dan Bi Rika menoleh serentak ke arah pintu yang tiba-tiba terbuka lebar, kami sangat terkejut dengan kedatangan dua orang, yang sedang berdiri di ambang pintu. Dia adalah Devan dengan seorang wanita paruh baya, namun penampilannya masih terlihat sangat cantik."Nyonya besar," sapa Bi Rika ramah, seraya menyunggingkan senyuman, di barengi anggukan.Wanita itu merangsek maju ke arah ku dengan wajah di penuhi amarah kedua tangannya mengepal, suara hentakan sepatu high heels berdentum seiring langkahnya yang setengah berlari perpijak di lantai marmer kamar ini, menyerbu ke arah ku.Di susul oleh Devan wajahnya begitu gusar, dan berusaha menghalangi jalan wanita itu."Mah, tunggu dulu Mah!" ucap Devan wajahnya panik, sambil terus menahan wanita yang di panggilnya Mama, namun ucapan Devan tak di hiraukan nya."Kau, berani-beraninya menginjakan kaki lagi, di rumah anak saya, hah! Setelah apa yang kamu lakukan, dasar perempuan murahan!

    Terakhir Diperbarui : 2021-04-04
  • Kulakukan Demi Keluarga   Menjadi ART

    POV DevanDuga'an ku benar, Mama sangat membenci Silvi sama halnya seperti dia membenci Raya, awalnya aku berharap Mama bisa menerima kehadiran Silvi di rumah ini. Di lain hari aku akan pelan-pelan mengungkapkan yang sebenarnya pada Mama, bahwa aku mencintai gadis itu.Namun perkira'an ku tak sesuai yang di harapkan, belum saja aku mengatakan apapun tentang Silvi, Mama sudah lebih dahulu menemui dia dan melabraknya, bahkan mencaci maki gadis itu.Tak puas dengan mencaci-maki, Mama melayangkan tamparan tangannya, dengan keras, sehingga membekas kemerahan di pipi Silvi, amarah Mama semakin membuncah sa'at aku melerai dan berusaha menenangkannya.Tak sampai di situ tangan Mama mencengkram rambut Silvi begitu kuat, hingga beberapa helai rambutnya yang hitam dan panjang pun ikut terbawa di jemari Mama.Seakan tak puas dengan aksinya menyakiti Silvi, dia mendorong tubuh gadis itu hingga tersungkur ke lantai, Silvi terduduk seraya memegangi kepalanya, ak

    Terakhir Diperbarui : 2021-04-06
  • Kulakukan Demi Keluarga   Ingkar Janji

    POV Silvi.Aku berjalan dengan langkah pelan, ku tarik nafas dalam-dalam sebelum melangkah meninggalkan kamar yang biasa aku tempati.Hati ku begitu sakit mendengar hina'an yang keluar dari mulut Nyonya besar. Memang aku ini orang miskin, tapi aku juga punya hati, sama seperti mereka.Benar aku ini tidak pantas memakai baju semewah ini, aku juga tak pantas tidur di kamar itu, namun caranya dia bicara yang membuat hati ku perih.Nyonya besar memang sangat benar aku lebih cocok jadi pembantu dari pada jadi asistennya Devan.Aku juga tak menginginkan menjadi asisten Putra tunggalnya, yang hanya memanfaatkan kelemahan dan ketidak berdaya'an ku, bukannya jadi asisten pribadi, melainkan tempat menyalurkan hasratnya.Tapi lebih baik seperti ini, bekerja sebagai asisten rumah tangga, dari pada aku menjadi pemuas nafsu majikan ku. Devan Biantara.Laki-laki itu sangat tampan dan begitu sempurna, wajahnya bisa menghipnotis para wanita, uang dan

    Terakhir Diperbarui : 2021-04-07
  • Kulakukan Demi Keluarga   Bukan Cinta Tapi Nafsu

    POV Devan."Jangan menolak ku, sayang! Aku mau! Tubuh mu begitu hangat, dan menggoda, membuat ku selalu menginginkannya!" ucap ku tersenyum sambil menaikan alis dengan tatapan genit."Maksud mu? Ku kira janji mu semalam itu sungguh-sungguh, tapi ternyata kau menipu ku lagi!" tukas Silvi, dia mundur seraya meremat sprei warna biru pembungkus kasur, yang ia duduki. Wajahnya menengadah menatapku dengan tatapan murka."Iya, aku masih ingat, dengan janjiku semalam, dan aku juga sudah bersumpah pada diri sendiri, namun, hati ku tak mengizinkan aku bersumpah, karena itu sungguh akan menyiksa batinku."Aku membuka kancing kemeja yang ku kenakan dengan gerakan cepat, dan ku lempar ke sisi tubuh Silvi, juga melepas seluruh pakaian yang melekat di tubuh ku."Diam kau! Jangan mendekat! Aku tidak mau lagi Tuan! Semalam aku sudah melakukan yang kau minta, aku sudah memuaskan mu, hingga menjelang subuh," hardik Silvi sembari melempar bantal ke arahku. Ku tangkis banta

    Terakhir Diperbarui : 2021-04-08
  • Kulakukan Demi Keluarga   Datang Bulan.

    POV Silvi.Perut ku sakit, seperti sedang di aduk rasanya tak bisa ku gambarkan lagi, entah kenapa ini? apa gara-gara Devan yang menggagahi ku hingga berkali-kali tadi malam, dan di susul barusan, dia melakukan aksinya lagi, hingga aku terkulai lemas. Dan perutku kini sakit, aku meringis meremas tangan Devan, menahan rasa sakit ku."Sayang... Kita ke Dokter saja ya! Biar dapat penanganan lebih lanjut," bujuk Devan, dengan nada khawatir, dia mengusap-ngusap punggung ku, aku muak di panggil sayang, namun panggilan sayangnya, tak mencerminkan, bahwa dia memang menyayangiku, dia hanya sayang dengan tubuhku, dan sesuatu yang ku punya."Gak mau, aku minta air hangat saja, sama minyak angin!" pinta ku, dengan nada ketus."Ya sudah, sebentar aku ambilkan air hangat, sekalian minta minyak anginnya, sama Bibi," ucap Devan bangkit dari duduknya, ku lepas tangannya dari genggaman ku."Iya, jangan lama-lama!" tukas ku tanpa menoleh ke arahnya, aku masih meringkuk me

    Terakhir Diperbarui : 2021-04-09
  • Kulakukan Demi Keluarga   Aku Mencintai Dia.

    POV Devan."Kenapa kamu menangis sayang? Ma'af, jika aku sudah menyakiti hati mu? Apa ada yang salah, dari ucapan ku?" tanya ku, seraya menatap wajah ayu Silviana. Ku usap bulir bening, yang keluar dari sudut matanya, dengan ujung jemari ku.Silvi menggeleng sambil menundukkan kepalanya."Tak usah minta Ma'af! Tak ada yang salah, dengan perkataan mu Tuan."Aku melepaskan tangan Silvi, dari genggaman ku, lalu dia turun sambil menyeret koper warna coklat miliknya."Sini ku bantu!" ucap ku merampas koper dari tangannya."Tidak perlu Tuan muda! Saya bisa sendiri!" jawab Silvi datar, dia menolak bantuan ku dan melengos pergi ke lantai dasar menuju kamar barunya.Hatiku terhenyak dengan sikap Silvi yang selalu dingin, aku tau dia memang tak mencintaiku, aku juga tau dia jijik padaku, karena perlakuan ku padanya.Sesungguhnya aku menginginkan Silvi tetap di kamarnya seperti semula, dan memakai baju-baju yang aku berikan, aku

    Terakhir Diperbarui : 2021-04-10

Bab terbaru

  • Kulakukan Demi Keluarga   Akhir sebuah kisah.

    POV Author.Gadis yang tengah terlelap, ia terkesiap seketika seraya membuka matanya, saat bahunya di cekal erat oleh seseorang."Siapa kalian?" tanya Silvi pada lelaki berkaos hitam tanpa lengan, dengan celana jeans robek-robek di bagian dengkulnya, kulitnya hitam dan berambut gondrong berwajah garang."Tolong, jangan sakiti saya!" rengek Silvi ketakutan, dia meremat handuk yang ada di pelukannya, dengan tubuh gemetar."Gadis cantik, kenapa kamu sendirian? Kami temani ya, biar kamu tidak kesepian!" timpal Pria berbadan gempal dengan kemeja garis-garis, lengannya ia lipat sebahu. Celana jeans sama robek-robek, berambut gimbal berkumis tebal dan berkulit gelap.Sorot ke-dua mata pria itu penuh dengan nafsu saat melihat bagian paha Silvi yang putih dan mulus."Ayo ikut kami!" ajak Pria berambut gondrong tersebut. Mencekal kedua lengan Silvi."Tolong! Tolong!" Silvi berteriak sekuat tenaga, saat dia di seret oleh kedua Pria itu. Dan membawa Sil

  • Kulakukan Demi Keluarga   Hanya Mimpi.

    POV Devan.Aku mengitari kota ini hingga larut malam tak ada tanda-tanda keberadaan Silvi sama sekali, sambil mengemudi pandangan ku terus mengedar ke kanan dan kiri berharap menemukan gadis itu.Semoga Tuhan melindungi kekasihku! Aku takut terjadi apa-apa dengan dia, Aku begitu menghawatirkannya, ku susuri kota ini hingga ke setiap pelosok, namun hasilnya sama saja nihil.Ku menepikan kendaraan di bahu jalan yang sepi, lalu ku ambil ponsel yang ada di Dashboard mobil, dan ku tekan tombol navigasi lalu ku usap layar gawai, gegas aku klik aplikasi berwarna hijau dan mulai menghubungi Reno, yang aku perintahkan mencari Silvi."Ren, bagaimana, apa sudah ketemu?" tanyaku dengan perasaan cemas."Maaf Pak! Saya belum menemukan Non Silvi," jawab Reno dari seberang sana."Hah." Ku tarik nafas dalam-dalam, ya Tuhan... Harus kemana lagi aku mencari Silvia, sudah hampir dini hari namun keberadaan Silvi belum sama sekali di ketahui."Lalu, bagaimana ini

  • Kulakukan Demi Keluarga   Aku Takut.

    POV Silvi.Aku berteduh dari derasnya hujan, yang mengguyur seluruh kota ini, hingga Malam terasa begitu dingin menusuk tulang, langit pun begitu gelap tak ada cahaya rembulan yang menyinari.Di tengah heningannya malam dan derasnya hujan, ku duduk di bale bambu sebuah warung bangunannya terbuat dari kayu, ku kira warung bekas penjual bensin, menurut asumsi ku, terlihat dari rak kayu kecil yang ada di ujung tiang, dengan beberapa botol beling yang bertengger di sana.Aku ketakutan dan kesepian, pandangan ku mengedar ke sekeliling warung, sepertinya tempat ini lama tak di tinggali, terlihat dari debu yang tebal menempel di seluruh permukaan tempat ini.Di keheningan malam dengan cahaya temaram lampu pijar lima wat yang menggantung di atap, aku duduk seorang diri menekuk lutut seraya memeluk tubuh yang menggigil, begitu sepi tak ada tanda-tanda kehidupan, kendaraan pun tak ada yang lalu lalang melintasi jalan di hadapan ku ini.Semakin malam h

  • Kulakukan Demi Keluarga   Silvi Kau Dimana?

    POV Devan.Hati ku begitu gelisah fikiran ku di penuhi oleh bayangan Silvi, entah apa yang terjadi padanya, semoga saja dia baik-baik di rumah. Tadi pagi aku titipkan dia pada Bi Rika, hanya dia satu-satunya orang yang bisa aku percaya, untuk menjaga calon istri sekaligus calon ibu dari anakku.Agenda di kantor hari ini begitu padat sehingga aku melupakan Silvi, padahal aku sudah berjanji akan segera pulang dan mengantarkan dia ke kampung halamannya.Ku lirik jam di pergelangan tangan, menunjukkan pukul setengah dua siang, kemungkinan nanti aku pulang agak telat.Semoga saja Silvi masih mempercayai ku! Dan dia bersedia aku nikahi.Tapi aku berharap dia mau mengerti dengan pekerja'an ku di kantor yang tak bisa aku tinggalkan begitu saja.Setelah selesai mengurus dokumen persyaratan dan surat pengantar ke KUA, sekarang aku sudah siap sepenuhnya untuk menikahi Silvi, tak ku pungkiri aku begitu bahagia ingin segera membina rumah tangga

  • Kulakukan Demi Keluarga   Ku Pergi Dengan Luka

    POV Silvi.Aku bangkit dengan perlahan, satu tangan menumpu di lantai, mengumpulkan kekuatan untuk ku berdiri, tangan ku yang lain memegangi perut yang sakit akibat benturan, saat Nyonya Amelia mendorong tubuh ku, hingga aku terhempas ke lantai konblok.Dengkul ku menghantam kerasnya lantai hingga lecet dan mengeluarkan darah. Sakitnya di tubuh tak seberapa jika di bandingkan dengan hancurnya hati ini."Silviana, cepat bangun! Dan segeralah angkat kaki dari rumah ini! Bawa barang rongsokan mu, jangan sampai ada yang tertinggal!" hardik Nyonya Amelia, dia berkacak pinggang di hadapan ku."I-iya Nyonya, saya akan segera pergi, dari sini!" jawab ku tergagap. Aku meringis masih memegangi perut, sambil berusaha bangkit, dan berdiri tertatih-tatih."Lelet banget sih, jadi Orang! Jangan sok mengiba, saya tidak mudah terpengaruh, dengan sandiwara kamu! Pake pura-pura lemas segala lagi!" Dia memutar bola matanya mendelik tajam pada ku."Saya, tidak p

  • Kulakukan Demi Keluarga   Kau Harus Pergi!

    POV Silvi.*Pagi ini aku keluar dari kamar mandi setelah membersihkan badan, ku kenakan baju dress tunik lengan panjang, dan bawahan se-dengkul, warna pastel, di padu padankan dengan sepatu flat warna senada, rambut panjang ku. Aku ikat separuh di bagian atasnya.Aku tak mengenakan seragam seperti yang lain, karena hari ini Devan berjanji akan mengajak ku pulang ke rumah ibu, untuk melamar ku dan dia juga berjanji akan mengikat janji suci di hadapan penghulu.Aku tak mengharapkan pesta pernikahan yang megah, aku hanya menginginkan status Ayah untuk anak ini.Sekarang perutku masih rata dan mungkin tak akan ada yang mengetahui kehamilan ku, jika aku pulang kampung. Aku akan merahasiakan kehamilan ku dari ibu dan juga semua orang, aku tak mau ada tau tentang aib ini.Sesa'at aku ke luar dari kamar mandi, dan berdiri di teras belakang, melihat kawan ART ku sedang sibuk menjemur pakaian ada juga yang menyirami tanaman, sambil menghirup udara se

  • Kulakukan Demi Keluarga   Anak Haram

    POV Silvi.Diri ini menegang seketika sa'at Nyonya Amelia datang dan menyerang ku, dia mencerca ku habis-habisan, hati ku hancur berkeping-keping, mendengar cacian yang terlontar dari mulutnya yang tajam dan pedas, begitu pedih mengiris sanubari, membuat fikiran ku kalut seakan dunia ini gelap di penuhi kabut, tak ada setitik cahaya sama sekali dalam hati ini.Wanita itu begitu kasar padaku, kebenciannya pada Raya begitu mendarah daging, hingga wajah ku yang hanya mirip sekilas, membuat dia kalap, dan begitu jijik melihat ku.Apalagi kini aku sedang mengandung benih dari anak semata wayangnya, kebenciannya kini terhadap ku kian bertambah besar.Tidakkah dia melihat sisi gelap putranya, dan jangan terus-terusan mengintimidasi ku, hingga aku terpojok, aku begini karena perbuatan bejat putra kesayangannya.Ku seka air mata yang masih membasahi pipi, dengan jemariku, hati ku kini luluh lantak, hancur sehancur-hancurnya oleh dua orang yang tak punya ha

  • Kulakukan Demi Keluarga   Tinggalkan Dia

    POV Devan.Aku sangat bahagia mendengar Silvi mengandung anakku, namun aku bingung dengan Mama, karena Mama tambah membencinya."Devan, kamu pilih Mama, atau perempuan itu, jika kamu lebih memilih dia, Mama akan angkat kaki dari rumah mu! Dan Mama takkan pernah, menginjakkan kaki lagi di rumah ini!" sungut Mama menuding tangannya ke arah Silvi.Tak ada yang harus aku pilih, kedua wania itu sama-sama penting dalam hidupku. Aku kini berada di posisi yang sulit, jika aku memilih Silvi.Mama akan begitu marah pada ku, aku tak mau menjadi anak yang membangkang, tapi aku juga tak mungkin mencampakkan gadis yang sudah aku rusak masa depannya.Aku bersimpuh di hadapan Mama, yang sedang duduk di sofa menyilang kaki seraya menyedekapkan tangannya di depan dada dengan angkuh.Ku tundukan kepala di pangkuan Wanita bertubuh proporsional dengan balutan dress tunik lengan panjang warna coklat tua, berharap hatinya bisa sedikit terbuka untuk Silviana.

  • Kulakukan Demi Keluarga   Bertanggung jawab

    POV Silvi."Oh, iya Dok, kira-kira usia kandungan istri saya berapa Minggu?" ucap Devan, menatap wajah Dokter Hendri dengan serius."Eum, kalau di lihat dari hasil HPHT, sekitar tujuh Minggu,""Tapi, saya heran Dok, kenapa istri saya bisa begitu mual, dengan mencium aroma tubuh saya?" tanya Devan keheranan dengan tingkahku yang mendadak mual dan ingin muntah bila dekat dengannya."Itu hal yang wajar Pak Devan, karena di trimester pertama kehamilan, seorang wanita hamil mengalami peningkatan hormon, itulah yang menyebabkan istri Bapak, mual dan muntah," ujar Dokter panjang lebar.Devan begitu serius menanggapi penuturan Dokter Hendri."Saya faham Dok, tapi apakah ini berpengaruh terhadap janinnya? Apakah berbahaya?""Tidak, jika itu masih di batas wajar. Namun asupan nutrisi harus di perhatikan, meskipun Bu Silvi merasa mual, tapi harus di usahakan untuk tetap makan, meskipun sedikit, dan konsumsi susu emesis untuk mengurangi rasa mual,"

DMCA.com Protection Status