Share

10. Cemburu tak berdasar

Author: TrianaR
last update Last Updated: 2022-08-26 09:13:12

"Bagus ya, dua hari menghilang, ponsel gak aktif, pulang-pulang bawa seorang laki-laki? Wanita macam apa kamu?!"

Deg! Aku yang baru pulang langsung disambut ocehan suami yang tak tahu diri itu. Aku hanya menatapnya nanar.

"Jadi kamu sudah selingkuh di belakang aku? Apa ini yang kamu lakukan, Arini? Kamu gak malu sama pendidikanmu yang tinggi itu?! Kamu gak malu sama kerudung yang kamu pakai itu? Ternyata sikapmu lebih buruk dari pada sampah!" tukas Mas Tiar emosi.

Ck! Sudah salah malah menuduhku sembarangan pula. Enak saja! Memangnya hanya mulutmu saja yang bisa berkata seperti itu?

"Cukup, Mas! Hentikan omong kosongmu itu! Yang selingkuh bukan aku tapi kamu! Yang sampah itu kamu, bukan aku. Untuk menutupi kebusukanmu, kamu menuduhku? Enak saja!" sentakku lagi.

Hampir saja Mas Tiar menamparku, tapi lelaki yang mengantarku pulang segera menghalaunya.

"Jangan pakai kekerasan begini, Mas. Tak baik, apalagi istri anda sedang hamil."

"Siapa anda berani mencampuri urusan rumah tanggaku!" t
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (6)
goodnovel comment avatar
Nur Hidayati
keren karakter arini
goodnovel comment avatar
Raudhatul Jannah Alhasanay
mantap.. saya suka ceritanya. tapi knp nggak bisa klik lanjutannya? padahal sdh klik untuk iklannya?
goodnovel comment avatar
Wahdawati
good Arini jgn dikasih hati.
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Kukembalikan Suamiku Pada Mantan Istrinya   11. Pusing tujuh keliling

    "Arini!! Tega kamu ninggalin aku kayak gini?! Arini ...!"Aaarrrggh ...! Rasanya geram sekali, Arini benar-benar pergi meninggalkanku. Kukepalkan tangan ke udara rasanya ingin kutonjok lagi wajah dokter yang sok kegantengan itu."Ada apa Mas?" tanya Mbak Ulfa menghampiriku. Beberapa orang sudah berkumpul sambil bisik-bisik tetangga. Mungkin mereka sudah melihat aksi labrakanku pada dokter muda itu. "Mbak lihat sendiri kan? Istriku pergi sama laki-laki lain. Dia berani main api di belakangku."Semua tampak terkejut mendengar penuturanku. Rasain saja kau Arini! Biar semua orang tahu kalau kamu memang perempuan murahan."Rasanya gak mungkin Mbak Arini begitu, Mas. Pasti ada kesalahpahaman, lebih baik dibicarakan lagi baik-baik Mas, aku yakin kok, mbak Arini gak pernah neko-neko.""Ya dulu dia memang polos, tapi sekarang sudah dicuci otaknya sama laki-laki sialan itu! Dia tega ninggalin aku sama ibu demi laki-laki itu."Kesal sekali dibuatnya, meski aku sudah menjelekkannya, mereka tak p

    Last Updated : 2022-08-26
  • Kukembalikan Suamiku Pada Mantan Istrinya   12. Kejutan bertubi-tubi

    [Mas, ibu mas ngilang lho gak ada di kamarnya. Tadi pulang kondangan, aku langsung nengokin ibu mas, tapi beliau udah gak ada, gak ada yang tau kemana]Rasanya shock, benar-benar shock. Ibu menghilang? Lalu kemana? Ibu kan gak bisa jalan. Astaga! Duh, aku jadi orang ceroboh banget ya, gara-gara mabuk kepayang sampai lupa ibu sendiri di rumah. Ibu sendirian bagaimana cara ibu pergi?"Mas? Hei, Mas? Kok bengong sih? Kenapa wajahmu shock begitu?" Tangan Elvina dadah-dadah di depan wajahku."Kamu kenapa, Mas?" tanyanya lagi."El, aku harus pulang dulu. Aku harus cari ibu," jawabku panik."Lho memangnya ibu kemana?""Aku lupa ninggalin ibu sendirian El, sekarang ibu ngilang gak ada di rumahnya.""Jangan ngaco kamu, Mas! Kamu kata siapa?" "Ini kata Mbak Ulfa.""Memangnya kemarin kamu gak nitipin ibu ke tetangga?" tanya Elvina, keningnya berkerut tampak berpikir.Aku menggeleng pelan. "Mbak Ulfa kemarin berhalangan. Aku benar-benar lupa, El."Elvina terdiam, menatapku dengan tatapan entah.

    Last Updated : 2022-08-26
  • Kukembalikan Suamiku Pada Mantan Istrinya   13. Iri Hati

    "Aku tadi siang ke kantor kamu, ingin mengajakmu makan siang sama-sama. Tapi ternyata kantormu itu hampir gulung tikar! Hanya beberapa orang saja yang masih bekerja di sana. Sementara kamu?! Kamu kena PHK! Kenapa kamu bohong padaku, Mas? Kenapa?""El ...""Kamu mau ngomong apa, Mas? Mau ngomong kalau semua itu benar hmmm?" Rasanya benar-benar Emosi, Mas Tiar sudah membohongiku. "El, Maaf. Aku memang belum cerita semuanya sama kamu. Kamu selalu memotong pembicaraanku dan menggebu-gebu menceritakan yang lainnya. Aku cuma tak ingin kamu kecewa.""Dan sekarang aku sudah kecewa, Mas. Aku nyesel. Nyesel bisa rujuk lagi sama kamu!""Kok kamu ngomong gitu, El? Mana sikap manis yang kau tunjukkan kemarin-kemarin sampai pagi tadi?" Aku memalingkan wajah. Geram sekali dengan lelaki yang ada di hadapanku ini. Berani-beraninya dia berbohong padaku. Aku masuk ke dalam rumah, mengambil beberapa lembar bajunya."Nih silakan kamu pergi, Mas! Kembali saja pada ibumu yang lumpuh itu! Gak usah kesini

    Last Updated : 2022-08-26
  • Kukembalikan Suamiku Pada Mantan Istrinya   14. Pukulan Mendadak

    "Kamu kenapa? Kok diem terus dari tadi?" Aku menoleh ke arah dokter Ardhy yang tengah fokus menyetir. Entah kenapa pria ini mau membantuku."Maaf dokter, kalau dokter merasa terganggu. Saya hanya kepikiran dengan ibu mertuaku. Tadi nangis-nangis, rasanya gak tega ninggalin beliau.""Hidup adalah pilihan. Dan kamu harus bisa terima konsekuensinya."Aku mengangguk. "Terima kasih, dokter, sudah mau membantu saya."Lelaki berlesung pipit itu tersenyum kecil. "Tidak perlu sungkan begitu, kita ini kan teman. Dan Arini ...""Ya, dok?""Emmh tolong jangan panggil saya dokter, kalau kita sedang tidak bekerja.""Tapi dok--"Dia menggeleng lagi. "Panggil nama saja, biar gak terlalu formal."Aku hanya mengangguk. Rasanya benar-benar sungkan. "Nah, sudah sampai. Kita turun dulu, Arini."Aku mengangguk."Ini rumah sepupuku yang kuceritakan kemarin itu. Rumahnya kosong udah hampir setahun. Karena orangnya sedang melanjutkan studi di luar negeri. Ayo masuk!" ajaknya setelah membuka kuncinya.Khas

    Last Updated : 2022-08-26
  • Kukembalikan Suamiku Pada Mantan Istrinya   15. Pelakor teriak pelakor

    Aku terhenyak. "Ya ampun, Mas! Apa-apaan kau ini?!" teriakku histeris. Aku tak mengerti kenapa dia datang dan langsung marah-marah. Dua orang security langsung berlari menghampiri, salah seorang menahan Mas Tiar dan satunya langsung membantu dokter Ardhy."Dokter tidak apa-apa?" tanya Pak security itu."Iya, tidak apa-apa, Pak," sahut dokter Ardy sembari memegangi mulutnya."Bapak ini ada masalah apa ya? Datang-datang langsung pukul pak dokter?" tanya security itu masih memegangi tangan Mas Tiar dan menguncinya di belakang. "Hei pak, laki-laki ini, yang katanya dokter ini sudah menggoda istri saya! Jadi saya harus berikan pelajaran untuknya!" Mas Tiar masih marah dengan emosi yang menggebu-gebu."Itu semua tidak benar, Pak!" sanggahku. Mas Tiar justru melotot ke arahku."Pak dokter, mau diapain nih orang ini?" tanya Pak security lagi."Laporin saja ke polisi dokter, karena dia sudah menghajar dokter. Dua kali malah!" celetukku.Semua mata tertuju padaku."Apa-apaan kau ini, Arini? K

    Last Updated : 2022-08-26
  • Kukembalikan Suamiku Pada Mantan Istrinya   16. Kena kau, Arini!

    Mobil yang kukendarai melaju tak tentu arah, usai mengantarkan Elvina bekerja dan juga Aqilla. Entah aku harus pergi kemana. Rasanya benar-benar pusing memikirkan masalah. Hutang yang belum kubayar, lalu cicilan juga. Padahal mereka memberi perpanjangan waktu satu minggu.Kupacu kendaraanku menuju ke perumahan dan berkonsultasi dengan pihak developer mengenai kondisiku seperti ini. Tapi mereka bilang. Jual beli tidak bisa dibatalkan, kalaupun dibatalkan uang DP tak bisa kembali. karena aku bukan berurusan dengan pihak developer lagi melainkan dengan pihak bank. Akhirnya aku menuju bank untuk berkonsultasi mengenai keadaanku. Pihak bank hanya memberikan keringanan waktu dalam jangka waktu tiga bulan, cicilan itu tetap harus dibayarkan tapi bila telat, takkan ada denda. Setelah itu bila tak sanggup membayar maka rumah akan disita. Rumah tidak bisa di over kredit karena syaratnya minimal harus sudah mencicil selama lima tahun.Kuberanikan diri pergi ke rumah Andri. Bukan untuk membayar

    Last Updated : 2022-08-26
  • Kukembalikan Suamiku Pada Mantan Istrinya   17. Sakit tak berdarah

    "Halo, sayang ...""Mas, kauu ...!!"Arini hendak menutup pintunya kembali tapi aku langsung mencegahnya. Hingga tubuhnya terhuyung ke belakang. Seberapa kuat tenaga wanita akan tetap kalah dengan kekuatan laki-laki."Ada apa kau kesini, Mas? Pergi, Mas! Cepat pergi!!" Dia berusaha mengusirku. Aku makin tersenyum penuh kemenangan melihat wajah cantiknya yang ketakutan. Ah Arini, andai saja kau mau menuruti keinginanku, aku takkan bersikap kasar padamu. Andai saja kau tetap polos seperti dulu, tidak mungkin aku seperti ini padamu, Arini. Ariniku sayang ..."Aku kangen padamu, Sayang. Rasanya sudah sangat lama, kita tidak--" "Plaaakk ...!!" Tiba-tiba Arini menamparku. Tamparannya itu cukup membuat pipi ini perih. Padahal tadi aku ingin menciumnya. Aku memajukan langkah sambil pandanganku mengedar ke sekeliling, menelisik rumah ini. Sempurna tak ada cela. Kenapa dia bisa tinggal di sini? Apa karena laki-laki itu? Aku mencekal tangannya, Arini tampak kesakitan. Kenapa dengan istriku i

    Last Updated : 2022-08-26
  • Kukembalikan Suamiku Pada Mantan Istrinya   18. Emosi yang meluap-luap

    Bolehkah aku menangis? Menangis bukan berarti lemah, hanya sebuah ungkapan meluapkan emosi. Aku benar-benar merasa sedih dan tertekan. Aku sangat lelah berpura-pura kuat dan tegar menjalani ini sendirian. Air mata ini tanpa terasa jatuh tanpa henti. Apa sebegini rapuhnya hati ini? Sudah menjauh dari rumah pun Mas Tiar masih selalu mengejarku. Kuusap kembali butiran bening yang menitik di pipi agar ibu tak melihatku mengeluarkan air mata.Tadi aku cukup shock melihat Mas Tiar menekan ibunya sendiri. Bahkan dia mengobrak-abrik isi lemari yang sudah kubereskan.Ibu menangis tergugu, membuatku makin iba padanya.Apa yang harus kulakukan selanjutnya? Aku harus bagaimana? Pertanyaan itu terus berputar-putar di kepalaku."Mas Tiar bilang apa aja sama ibu?" tanyaku saat ibu mulai tenang. Untunglah, Mas Tiar berhasil diusir pergi oleh Pak security."Dia mencari sertifikat rumah, Nak. Ibu bilang saja kalau mahar pernikahan tidak bisa diminta kembali. Dia justru marah-marah. Ibu malu, putra ibu

    Last Updated : 2022-08-26

Latest chapter

  • Kukembalikan Suamiku Pada Mantan Istrinya   85. Orang yang tepat

    "Love You. Satu kata saja sepertinya tak cukup mengungkapkan bahwa betapa besarnya cintaku padamu.”Aku tersenyum mendengarnya. Tanpa kata-kata manisnya itupun, sikapnya sungguh romantis, membuat aku merasa istimewa. Ya, bukankah aku adalah wanita yang beruntung karena telah menjadi ratu dalam hidupnya?Kami menghabiskan waktu menikmati jagung bakar di tengah pemandangan indah juga semilir angin yang berhembus, serta deru ombak yang menyemarakkan suasana. Saat waktu maghrib tiba, kami sgera pulang kembali ke hotel. Ada kewajiban yang harus ditunaikan sebagai umat manusia, yaitu beribadah pada Allah, sang maha pencipta.“Terima kasih untuk hari ini ya, Mas. Aku senang sekali.’’“Sama-sama, Sayang. Love you," sahut Mas Bian lagi seraya mengecup keningku penuh rasa sayang.*** Aku menggeliat malas sembari meregangkan tubuh sejenak, mengerjap pelan sampai pandanganku benar-benar jelas. Melihat jam weker di atas meja menunjukkan pukul setengah lima pagi. Kulirik ke samping, Mas Bian suda

  • Kukembalikan Suamiku Pada Mantan Istrinya   84. Saling menggenggam, saling menguatkan

    “Biar kubakar saja tiket ini, sungguh menyebalkan! Aku jadi mengingat kalau dia masih menyukaimu. Huh!” sungut Mas Bian kesal.“Jangan dong, Mas. Ini kan hadiah buat bulan madu kita. Sayang kalau dibakar, jadinya mubadzir.”“Kau tahu kan, Rin, aku masih punya uang untuk memesan tiket liburan, penginapan dan akomodasi yang lainnya.”“Aku tahu hal itu, Mas. Tapi itu namanya buang-buang uang. Apa kau tidak memikirkan nasib orang lain yang tidak seberuntung kita? Mereka butuh uang sementara kita menghambur-hamburkan uang. Ingatlah setiap harta kita ada bagian milik orang lain. Tidak baik kalau kita boros dan menghambur-hamburkan uang. Lebih baik kita manfaatkan ini saja untuk bersenang-senang. Dan uang kamu bisa untuk berbagi dengan yang membutuhkan. Gimana?"Mas Bian menghela nafas kesal lalu menatapku dalam. “Jadi kau ingin tetap pergi dengan tiket ini?"Aku mengangguk. “Iya, Mas, kita butuh me time bersama kan, setelah apa yang kita lalui ini.”“Apa kamu sudah siap punya Fabian junior

  • Kukembalikan Suamiku Pada Mantan Istrinya   83. Maaf, aku egois

    “Tunggu sebentar, Bian, Arini!” cegah dokter Ardhy.“Ada apa, Bro?” Kami menghentikan langkah saat melihat pria itu berjalan mendekat. Ia tersenyum sumringah pada kami.“Ini ada sedikit hadiah buat kalian.”“Hadiah?” “Haha, iya, maaf terlambat. Aku sengaja mempersiapkan ini saat Om Harish bilang kamu dan Arini akan hadir ke acara syukuran. Semoga saja kalian suka dan bermanfaat ya. Aku juga minta maaf ya saat pernikahan kalian aku gak bisa hadir,” ujarnya seraya menyerahkan sebuah amplop putih.“It’s oke, gue tau lu sibuk tugas. Btw isinya apaan nih?” tanya Mas Bian.“Bukanya nanti saja kalau sudah sampai di rumah. Pokoknya selamat buat kalian berdua semoga pernikahannya langgeng, sakinah, mawadah, warrohmah.”“Aamiin.”“Oke, aku kesana dulu ya. Kalian pulangnya hati-hati lho,” ucap pria yang berprofesi dokter itu lagi.Kami mengangguk dan berlalu ke mobil. Mas Bian memberi amplop itu p

  • Kukembalikan Suamiku Pada Mantan Istrinya   82. Bertemu

    “Hahaha, akhirnya aku mendengar kata-kata manis dari seorang Arini Faradina. Terima kasih, Sayang. Terima kasih istriku. Ya, aku percaya padamu kok. Tadi aku hanya ingin melihat ekspres wajahmu saja. Kira-kira serius atau—“Segera kucubit perutnya hingga ia berjingkut. “Tuh kan ngeselin deh, sukanya jahil! Eh kan ini, tempenya malah jadi gosong, gara-gara kamu sih, Mas!” cebikku kesal.Aku segera mengangkat tempe itu dari wajan penggorengan, padahal aku sudah mengecilkan apinya. Tawa Mas Bian makin lebar.“Jadi sekarang impas ya! Tadi kamu ngetawain aku karena masakanku asin, sekarang masakanmu gosong. Haha.”Aku memanyunkan bibir yang disambut tawa renyah lelaki itu. Ah dasar, Mas Bian ini memang ngeselin.“Ya udahlah ini makan sama sayur soup dan sambel aja gak pake tempe goreng.”“Gak apa-apa, Sayang. Apapun itu asalkan bersamamu pasti akan terasa lezat dan sempurna. Sini aku yang bawa,” kata Mas Bian. Dasar menyebalkan! Tapi kenapa selalu bikin kangen. Eh!Akhirnya setelah salat

  • Kukembalikan Suamiku Pada Mantan Istrinya   81. Special rasa cinta

    “Apa yang terjadi?” Pria itu menyerobot masuk dengan wajah panik. Apalagi saat melihat alat medis dilepas dari tubuh Elvina. “Mohon maaf, Pak. Pasien tidak bisa diselamatkan lagi. Ny. Elvina meninggal sepuluh menit yang lalu,” ujar perawat itu cukup membuat pria bernama Chandra shock berat. Ia menggeleng pelan, tubuhnya melemah. Berbeda dengan Mas Tiar yang masih berdiri mematung dengan mata yang penuh kaca-kaca. Tergambar jelas kalau mereka begitu kehilangannya. Kau beruntung sekali El, ada orang-orang yang begitu menyayangimu meski tahu sikapmu begitu. Semoga saja ini jalan yang terbaik untukmu, tenanglah di sisiNYA. Aku membatin masih sambil menatap jenazah El.“Sudah berbulan-bulan aku dekat dengan El, dan rencananya aku akan menikahinya setelah semua masalahnya beres, tapi ternyata takdir berkata lain, ia justru pergi,” gumam Chandra pelan.“Mungkin inilah takdir terbaik untuk Elvina, lebih baik kalian ikhlaskan saja kepergiannya agar dia tenang di sisi Allah,” pungkas Mas Bian

  • Kukembalikan Suamiku Pada Mantan Istrinya   80. Maaf

    “Hah? El kecelakaan?” tanyanya terkejut. Terlihat jelas dari sorot matanya seolah tak percaya mendengar kabar buruk ini.“Iya, sekarang kondisinya koma. Apa kau mau ikut dengan kami menjenguknya di rumah sakit? Barang kali kau mau tahu gimana keadaannya sekarang, ayo kita pergi sama-sama!” ajak suamiku lagi.“Baiklah, aku akan ikut, maaf merepotkan,” jawabnya. Akhirnya kami menaiki mobil bersama-sama, sepanjang perjalanan tanpa ada sepatah kata apapun dari Mas Tiar. Dia diam seribu bahasa mungkin segan.Sesekali Mas Bian menggenggam tanganku dan mengecupnya pelan. Aku mendelikkan mata tapi dia hanya tertawa. Aduhai memang susah juga punya suami yang humoris dan konyol. Ada saja hal yang dilakukannya membuat gemas, kesal dan ingin tertawa seketika. Aku sampai lupa, ada orang lain di mobil kami.Perjalanan cukup lama menuju ke Rumah Sakit tempat mereka dirawat. Akhirnya setelah menempuh jarak 1,5 jam sampai juga di rumah sakit itu. Mas Bian segera memarkirkan mobilnya di pelataran park

  • Kukembalikan Suamiku Pada Mantan Istrinya   79. Kabar buruk

    Dering ponsel mengagetkan kami. Aku memandang ke arah Mas Bian yang sibuk menyantap makanan di hadapannya. “Mas, ponselmu bunyi terus tuh,” tukasku.Mas Bian melirikku sekilas. “Biar saja, kita lagi makan.”“Diangkat dulu. Siapa tahu emang penting. Mungkin panggilan dari ayah atau bunda.”Lelaki itu terdiam sejenak meneruskan mengunyah makanan yang ada di mulut, lalu meneguk air di gelas dan segera bangkit, mengambil ponsel yang ia letakkan di atas kulkas.“Dari nomor tidak dikenal, Yang,” ujarnya. “Dia kirim pesan juga.”“Siapa, Mas?”“Dari Chandra ternyata.”“Chandra yang waktu itu datang sama Elvina?”Lelaki itu mengangguk. “Tumben, ada apa ya?” tanyaku. “Jangan-jangan dia mau berbuat jahat lagi, Mas?”“Tidak, dia minta kita menemuinya di rumah sakit.”“Rumah sakit? Ngapain?”“Ada hal yang ingin dia bicarakan, penting katanya.”“Jangan mau, Mas. Bukannya dia jahat?”“Hmmm ya, kau benar. Biar sajalah. Aku gak punya urusan lagi dengannya.” Mas Bian kembali meletakkan handphonenya

  • Kukembalikan Suamiku Pada Mantan Istrinya   78. Kecelakaan

    "Gimana, El, apa kau sudah puas? " tanya lelaki itu sembari menyetir mobil. Elvina alias Elly, tersenyum puas. Ia memandang ke arah pria itu seraya membayangkan wajah Bachtiar yang shock. "Terima kasih atas bantuanmu, Mas. Aku senang sekali akhirnya Mas Tiar bisa hancur juga, meski--""Apa aku perlu suruh orang untuk melenyapkannya?""Tidak perlu, Mas, aku hanya ingin melihat dia hancur perlahan-lahan hingga tak tahu gimana lagi rasanya bahagia," sahut Elvina yang menyimpan dendam begitu dalam. Wanita itu menarik nafas dalam-dalam, matanya tampak berkaca-kaca, rasa sesak masih berjaga di dadanya."Dulu dia meninggalkanku tanpa hati dan perasaan. Menganggapku gila, meninggalkanku sendiri di tempat tetkutuk itu. Sekarang aku ingin dia terjatuh dan makin hancur. Biar dia merasakan gimana sakitnya dan pedihnya saat keadaan terpuruk, tak ada teman, tak ada keluarga, bahkan tak ada siapapun yang mendekatinya."Mereka tertawa bersama. "Kau benar-benar memendam dendam padanya ya.""Iya Mas,

  • Kukembalikan Suamiku Pada Mantan Istrinya   77. Semua hilang

    Elvina menggeleng pelan, ia melepaskan cekalan tanganku dan berlalu pergi. Arrggh, sialan kau, El!“El, tunggu! Jangan pergi dulu, El! Aku belum selesai bicara!” teriakku lagi. Tapi sepertinya dia tak memedulikanku. Kukepalkan tangan seraya meninju udara. Kesal, tentu saja. “Aku dah berkorban untukmu, El, tapi kamu masih saja acuhkan aku,” gumamku sendiri. Aku segera pergi dari tempat ini, bergegas ke tempat tinggalku. Entah kenapa hati terasa begitu kosong. Ada gelisah yang makin menyeruak di hati. Ah tidak, aku harus berjuang lagi. Aku sudah bertindak sejauh ini. Aku tak ingin langkahku kali ini kembali gagal.Kulihat cek itu kembali, tertera 20 Milliar rupiah di sana. Rumah dan tanah itu tak boleh sia-sia. Apa aku kembalikan saja cek ini dan meminta sertifikatnya dikembalikan? Entah kenapa untuk sesaat, terbayang wajah ibu dengan mata berkaca-kaca. Ibu pasti sangat kecewa.Aku menuju counter HP terdekat dan membeli sebuah ponsel Android yang sederhana saja, dengan harga 2 jutaan.

DMCA.com Protection Status