Share

Bab 76

Rasa canggung dan kaku terasa sekali pagi ini. Untuk pertama kalinya, setelah menikah, kami terdiam dan larut dalam pikiran masing-masing dalam waktu yang terhitung lama.

"Mas, kita perlu beli alat pel, sama kebutuhan dapur, ya?" ujarku, memecah kesunyian yang ada.

"Iya. Mau berangkat sekarang?" tanyanya, dengan memintaku duduk di sampingnya.

"Boleh. Tapi, sebenarnya … ," aku ragu hendak mengatakan bahwa aku nggak bisa masak. Tapi ingin juga menyajikan sesuatu untuk suamiku.

"Sebenarnya kenapa? Kok, nggak diteruskan?"

"Itu, aku … nggak suka masak, Mas," kutundukkan kepalaku. Bagaimana ini, sudah jadi istri dan belum pernah memasak untuk suami.

"Terus kenapa kalau nggak suka masak? Kamu kan, istri Mas, bukan tukang masak. Gini deh, Mas aja yang masak, kalau kamu nggak suka. Itu kan juga tugas Mas, memberi nafkah lahir, berupa menyediakan makanan yang siap disantap untuk istrinya. Ada lagi?"

Ha? Benarkah ini? Selama ini, yang aku tau, yang paling sibuk di dapur menyiapkan makanan itu ya,
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status