Share

Bab 65

Sebuah genggaman lembut di kedua kaki, menimbulkan rasa dingin di sana, lantas membuat aku mengerjapkan mata. Sayup-sayup suara adzan menyapa indera pendengaran.

Wajah yang tersenyum, menyambut terbukanya mata ini. Senyum yang semakin lama, membuat aku semakin jatuh hati pada lelaki ini. Juga perlakuan manisnya, yang membuat aku merasa dicintai setulus hati.

"Bangun, Sayang, sudah Maghrib ini," ujarnya perlahan. Ia mendaratkan bibirnya di puncak kepala, membuat aku memejamkan mata. Lagi.

"Yah, dia merem lagi. Ayo, bangun dong, nggak boleh tidur Maghrib istriku yang cantik," ujarnya, lantas dicubitnya hidung ini.

"Ini Maghrib? Bukannya Subuh?" tanyaku, sambil melihat sekeliling.

Seingatku, tadi aku berbaring, sambil menunggu ia selesai membersihkan diri dan melaksanakan sholatnya. Kulihat jam dinding, hampir jam enam. Semburat warna jingga juga masih terlihat dari jendela yang masih terbuka.

"Bukan, Sayang. Ayo, bangun dulu, dong
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status