Share

Bertemu Hanum, Temannya Tika

Penulis: Fetina
last update Terakhir Diperbarui: 2023-10-29 14:35:02

Suaranya mirip suara mantan istriku. Namun, suara itu tak ada lagi, ditutup olehnya. Ketika kuhubungi lagi, ponselnya tak aktif.

Gegas aku pergi menuju Bogor untuk menemui temannya Tika, aku yakin Tika ada bersamanya. Keyakinanku dikuatkan dengan suaranya yang kudengar saat di telepon tadi.

Saat istirahat di rest area, kucoba untuk meneleponnya kembali. Kali ini sepertinya Hanum yang mengangkat.

"Assalamualaikum."

"Waalaikumsalam. Apa benar ini Mbak Hanum?" tanyaku.

"Iya, benar. Ada apa ya? Ini siapa?" tanya Hanum.

"Saya mau bertanya mengenai Tika. Apakah mantan istri saya bersama anda sekarang?" tanyaku.

"Oh, Tika ya? Nggak, Pak. Saya tidak sedang bersama Tika."

"Bukannya Tika menemui anda?"

"Ya, betul. Ia menemui saya dua hari yang lalu. Tapi sekarang ia tak bersama saya," jawab Hanum. Sepertinya ia berbohong, tadi aku tau yang mengangkat suara Tika.

"Kalau begitu, saat sebelumnya tadi saya menelepon anda. Lalu ada yang mengangkat dan itu adalah Tika, benar kan?" Belum sempat ia jaw
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Kucari Lagi Istri Pertamaku yang Telah Kumadu   Protes Chyntia

    "Ya sudah, Pak. Beri waktu pada istri saya. Nanti saya akan coba bujuk agar ia bisa memberitahukan dimana keberadaa mantan istri anda," timpal suaminya."Baik, Pak. Terima kasih, ya. Karena sudah malam, saya permisi dulu ya!""Baiklah.""Hati-hati di jalan," sahut Suaminya Hanum."Terima kasih, Mas!""Sama-sama."Alhamdulillah, setidaknya aku tau kalau Tika baik-baik saja.***Sampai di rumah, anak-anak sudah tidur. Hanya Cynthia yang masih belum tidur karena anak kami masih rewel."Mas, kamu lama banget perginya. Kan udah kubilang tadi, nggak usah lama-lama. Aku benar-benar keteteran karena kamu nggak dateng-dateng, Mas!""Maaf ya, Sayang. Tadi di rumah orangtuanya nggak ada. Jadi aku ke Bogor untuk menemuinya.""Trus gimana? Ketemu?""Nggak. Aku ketemu temannya semasa di kampung. Tapi setidaknya aku tau kalau ia baik-baik saja, aku dan anak-anak sangat khawatir dan merindukannya."Tanpa kusadari baru saja aku bicara seenaknya. Pantas Cynthia saat ini berhenti bicara, ia hanya memand

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-29
  • Kucari Lagi Istri Pertamaku yang Telah Kumadu   Faiz yang Sabar

    Faiz tersenyum menanggapi celoteh temannya."Bundaku hanya pergi sebentar. Sebentar lagi juga kembali. Ayah selalu mencarinya," ucapnya sembari menatap mataku."Benarkah? Kata mamaku takkan pernah kembali karena ayahmu menikah lagi, jadi bundamu kabur!" Anak itu berlari sambil tertawa meninggalkan Faiz.Astaghfirullah. Ada ya anak yang diajari seperti itu oleh orang tuanya. Aku sangat tak habis pikir bagaimana orang tuanya bisa menjadikan seorang anak sebagai penggosip.Aku berjongkok, menatap mata Faiz--anakku."Sayang, tak usah didengar perkataan temanmu itu! Ayah dan Bunda memang sudah sepakat tentang pernikahan Ayah dan Mama Cynthia. Jadi, Bunda sama sekali tak keberatan tentang itu. Bunda pergi karena hal lain sepertinya. Kita tanya ya, saat bertemu Bunda nanti!" sahutku.Faiz menghela napas kasar. Ia pun menatapku, lalu tersenyum."Iya, Yah. Aku tau dari Bunda juga seperti itu. Bunda selalu nyuruh aku buat mencintai juga Mama Cynthia. Aku nggak bakal terpengaruh oleh omongan tem

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-29
  • Kucari Lagi Istri Pertamaku yang Telah Kumadu   Chyntia yang selalu Merajuk

    "Kok ini berbeda dengan yang kau pesan sebelumnya, Mas? Lihatlah dari penampakan dusnya juga beda, harganya pasti yang ini lebih murah. Ah, kesal! Pokoknya aku nggak mau makan!""Sabar dong, jadi maunya gimana?" Aku jadi ikut berteriak padanya.Anak-anak yang masih memakan oleh-olehku sebelumnya sampai berhenti makan."Kia udah aja deh, Yah. Udah kenyang!" sahut Kia."Aku pun sudah, Yah. Aku mau buru-buru tidur aja!" timpal Faiz."Loh kok udahan, ini masih banyak martabak kejunya dan martabak telornya.""Nggak apa-apa, Yah. Kita udah kenyang!" Mereka tetap kembali ke kamarnya.Cynthia masih marah, aku biarkan dulu karena aku sedang menanti telepon dari Edwin.Benar saja, ia menelepon."Halo, Pak Wahyu. Saya sudah memantau rumah dan sekitarnya. Mereka baru saja pulang dari luar. Tak ada mantan istri Bapak. Saya juga sudah bertanya ke tetangga, mereka pernah melihat istri Bapak. Tapi sekarang tak pernah melihatnya lagi."Kuhela napas sejenak. Itu berarti Tika memang sudah tidak tinggal

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-29
  • Kucari Lagi Istri Pertamaku yang Telah Kumadu   Permintaan Chyntia

    Malam ini aku gelisah. Setelah mendengar kata-kata Cynthia tadi, membuatku berpikir kalau tindakanku menceraikan Tika, itu salah. Aku dalam penyesalan yang berkepanjangan.Anak-anak selalu menantikan Bundanya kembali, akupun begitu. Biasanya aku tak pernah bisa jauh dari mantan istriku itu. 'Ya Rabb, dimana dia? Aku benar-benar kangen dan ingin bertemu dengannya. Sudah beberapa hari ini aku tak bisa melihatnya.'"Mas, kamu masih belum tidur juga? Sadar Mas, ini dunia nyata. Banyak yang harus kamu lakukan esok hari. Jangan cuma ngehalu aja, mikirin sesuatu yang sudah tak mungkin." Cynthia mengingatkanku, tapi sembari menyindirku. Biarlah ia bicara sepuasnya, kalau aku lawan dengan kata-kata, nanti ia menangis. Dampaknya pada bayi kami yang rewel.Malam ini aku tidur di kamar lain saja, tak mau jika bersebelahan dengan Cynthia. Bisa-bisa mulutnya bicara terus sepanjang malam sampai pagi. Katanya menyuruhku istirahat, tapi dengan ia banyak menasehatiku, itu berarti membuatku tak bisa t

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-29
  • Kucari Lagi Istri Pertamaku yang Telah Kumadu   Kabar dari Edwin

    "Baiklah. Tapi nanti kamu tak boleh belanja tas dulu dalam setahun ke depan!" Aku mengajukan syarat padanya."What? Setahun? Bisa-bisa aku lumutan nggak beli tas!" katanya."Terserah kamu mau atau nggak. Kalau mau, segera ku bayar sesampainya aku di kantor."Ia berpikir dan memutar bola matanya."Yah, ayo berangkat! Nanti Faiz kesiangan, Yah!" Faiz menarik lenganku. Ia datang menghampiriku."Iya, sebentar ya, Sayang!" Aku menoleh pada Cynthia dan memberikan tanganku padanya. Ia pun mencium tanganku."Iya, Mas. Aku setuju!" katanya dengan bibir mengerucut."Baiklah. Akan segera kubayar nanti di kantor ya!" sahutku sembari mengacak rambutnya."Oke, Mas." Ia tersenyum, walau terpaksa."Ayo, Yah." Faiz menarikku lagi setelah ia mencium tangan ibu sambungnya. Kami pun pergi meninggalkan rumah untuk segera ke sekolah Faiz terlebih dulu.Sesampainya di sekolah, ia melarangku turun. Katanya biar ia masuk sendiri saja. Aku manut dan melihatnya keluar dari mobil. Namun, aku tetap turun dan memp

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-29
  • Kucari Lagi Istri Pertamaku yang Telah Kumadu   Tika di Panti Jompo

    "Mengapa ia ada di sana?" Aku benar-benar tak menyangka ia ada di sana. Sedang apa?"Sebentar, kucari tau dulu. Nanti aku kabari lagi kalau sudah ada kabar.""Baiklah, ditunggu kabar baiknya, Win!" sahutku."Siap, Pak!"Edwin harus benar-benar tau semuanya, agar aku bisa ke sana dengan anak-anak nanti.Kemudian ada pesan dari Cynthia. Ia tak bisa menjemput Kia, karena sedang ada acara dengan teman-temannya. ART kami masih sakit, ia memintaku untuk menjemput Kia. Mana bisa aku membawanya kerja? Harusnya ia yang lebih paham, acara dengan teman-temannya harusnya bisa ia tinggalkan dulu untuk menjemput anakku. Jangan seenaknya malah memintaku untuk menjemput Kia.Aku yang marah, langsung meneleponnya."Halo, Cynthia ... kamu harusnya tau pekerjaanku seperti apa. Plis jangan bebankan aku dengan anak-anak juga, karena pekerjaan ini sudah cukup berat. Kamu suruh si Ayu--baby sitter itu menjemput Kia dulu karena aku tak mungkin bisa menjemput Kia," cerocosku saat ia mengangkat ponselku."Mas

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-30
  • Kucari Lagi Istri Pertamaku yang Telah Kumadu   Rencana Mengajak Anak-anak Bertemu Tika

    Sampai juga di rumah. Aku akan bersabar dulu, sebelum meluapkan emosi yang tadi membuncah gara-gara ulah Cynthia yang sengaja terlambat menjemput Kia.Sebelumnya aku menemui Kia di kamarnya. Terlihat ia sedang bersedih. Matanya sembab habis menangis."Kia, kamu habis nangis ya, Sayang!" tanyaku saat aku mendekat padanya."Iya, Yah. Huhuhu." Kia melingkarkan tangannya di leherku. Kepalanya ia tidurkan di pundak kananku. Kuelus kepalanya, kubiarkan ia menangis di sana."Maafkan Ayah dan Mama yang lalai menjemputmu. Insya Allah nanti kami nggak akan telat lagi. Kamu boleh marah sama Ayah sekarang," sahutku."Ayah, aku sedih. Ayah nggak ada. Coba ada Bunda, Yah. Aku pasti dijemput Bunda tiap hari," kata Kia."Maaf ya, Sayang. Kami tak bisa mengabulkan keinginanmu. Ayah harap, kau bisa paham kalau saat ini Bundamu tak bisa bersama kita. Tapi ayah janji akan selalu melindungi kamu," sahutku."Jadi Bunda nggak akan balik lagi, Yah?""Belum tau juga. Kita tunggu saja nanti. Mudah-mudahan Bund

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-30
  • Kucari Lagi Istri Pertamaku yang Telah Kumadu   Perjalanan ke Panti Jompo

    Siapa kira-kira yang datang pagi ini?"Aku ke depan dulu, kamu siapkan minum!" titahku pada Cynthia.Cynthia tak menjawab, ia pura-pura tak mendengar, malah sibuk dengan Andhini.Kutemui tamu yang datang. Mereka adalah teman-teman Cynthia. Ada tiga orang yang datang ke rumah. Namun, aku tak mengenal ketiganya. Darimana Cynthia bisa mengenal mereka bertiga?"Perkenalkan saya Tasya, ini Gaby dan ini Vira. Kami bertiga mau ajak istri anda arisan," katanya."Bukannya udah kemarin arisan?" "Yang ini beda lagi sama komunitas yang kemarin.""Ya Allah, berapa besarnya arisan yang kemarin dan yang ini?" tanyaku penasaran."Sebulan tiga juta kalau yang kemarin, yang ini sebulan lima juta."Besar banget, sebulan harus bayar delapan juta gini. Pantas saja uangnya tak bersisa tiap bulan. Ternyata dibayarkan arisan sampai dobel setiap bulan.Aku harus memberitahu Cynthia agar tak terlalu banyak ikut arisan. Nanti yang ada ia malah jadi keteteran bayarnya."Yang ini udah mulai?""Baru satu kali di

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-30

Bab terbaru

  • Kucari Lagi Istri Pertamaku yang Telah Kumadu   Keluarga Bahagia

    Kesadaranku akhirnya sudah penuh. Aku lepaskan ia, dan ternyata ia Yuni, bukan Tika. Beruntung aku tak menyebut nama almarhumah istriku, takutnya nanti Yuni tersinggung jika aku menyebutnya."Eh, iya. Maafkan ya, Yun. Mas Wahyu masih kangen dan ingin selalu dekat kamu. Kamu benar-benar ngegemesin buat Mas," sahutku sambil menjawil hidungnya yang bangir."Eh, Mas Wahyu terus aja colek-colek. Aku mau wudhu lagi sekarang. Mas jangan gangguin lagi ya!" sahutnya dengan wajah galaknya. Lebih tepatnya sok galak, padahal aku tau kalau Yuni nggak bakal bisa galakin suaminya."Iya, silahkan Dek. Aku juga dari tadi nungguin kamu kok, sampe ketiduran gini."Yuni kembali ke kamar mandi, sementara pandanganku tertuju pada ponselku.[Mas, aku sudah keluar dari sel tahanan kemarin. Bisa kita bertemu?] tanyanya di pesan aplikasi hijau.Mau apa Cynthia menghubungiku? Apa ia mau menjadi istriku kembali? Ah, jangan harap karena aku sudah memiliki istri shalihah seperti Yuni.Pikiranku masih dipenuhi pert

  • Kucari Lagi Istri Pertamaku yang Telah Kumadu   Malam yang Indah

    Aku memandangi wajahnya lagi. Menelisik kebenaran yang ada padanya. Akhirnya aku memutuskan untuk tetap di kamar ini, bersama dengan Yuni dan Kia. Biarlah aku dengan mereka malam ini."Yah, ayo kemari!" Kia menunjuk-nunjuk pada tempat tidur yang sudah ia naiki lebih dulu.Aku melempar senyum dan menghampiri anakku. Yuni pun mengikuti di belakang. "Iya, Sayang. Ayah akan tidur di sebelah Kia. Sekarang udah malam, Kia cepat-cepat tidur karena esok kita ada agenda untuk bertemu bunda," sahutku mengingatkannya.Kia mengerutkan dahinya. Ia baru mengingat agenda kami esok. Atau mungkin Kia belum tau kalau kami memang akan mengunjungi makam Almarhumah Tika."Iya, Yah. Aku mau tidur sekarang aja. Kan mau ketemu Bunda. Tapi, sepertinya aku tidur di kamarku saja. Kasian Kak Faiz tidur sendirian di sana. Biar aku di sana saja, takutnya kakak besok kesiangan, jadi aku harus membangunkannya," jawab Kia.Gadis kecilku malah akan meninggalkan kamar kami. Pandanganku beralih pada Yuni, ia menunduk,

  • Kucari Lagi Istri Pertamaku yang Telah Kumadu   Ada Kia di Malam Pertama Wahyu dan Yuni

    Yuni menganggukkan kepalanya. Setelah terlihat agak sepi, Kia meminta Yuni duduk. Ia memijati Yuni, kulihat Yuni jadi salah tingkah saat kakinya diminta diangkat dan bertumpu pada salah satu kursi yang dibawa Kia. Kia memijat Yuni pada posisi jongkok."Udah ... udah Kia. Nggak usah, nanti aja ya. Kamu juga pasti capek kan?" Yuni berusaha mendaratkan kakinya. Ia merayu Kia dan akhirnya Kia tak meneruskan pijatannya karena tamu datang kembali. Mereka sudah antri untuk bersalaman dengan kami."Kia, udah ya! Tolong bawa kembali kursinya. Nanti kalau acara sudah selesai, kamu bisa pijat kaki Mama," jelasku. Ia mengerti dan tak meneruskannya. Bapak membantu Kia untuk membawakan kursi ke tempatnya kembali.Acara berlangsung lancar dan tak ada kendala yang begitu sulit. Semua bisa diatasi dengan baik oleh tim panitia.Tibalah kami untuk beristirahat. Yuni sudah ke kamar lebih dulu, sedangkan aku masih mengobrol dengan Ibuku dan kedua orang tua Yuni."Nak Wahyu, kalau sudah capek, kamu istirah

  • Kucari Lagi Istri Pertamaku yang Telah Kumadu   Pernikahan Wahyu dan Yuni

    Yuni diam. Ia tidak mau berkata-kata lagi terhadapku. Aku masih menunggu ia bicara sambil menghela napas berkali-kali."Maksudnya aku mau jadi istrimu, Mas. Insya Allah aku kan fokus mengurus Kia, Faiz, Andini dan anak-anakku nanti."Aku tak percaya dengan yang baru saja kudengar dari mulut Yuni. Ia mengatakan mau menjadi istriku.Puji syukur pada Allah yang sudah memberikan jawabannya. Akhirnya Kia dan Faiz punya Bunda lagi, begitu juga Andini, mamanya masih menjalankan hukuman. Tapi, ia bisa menganggap Yuni sebagai mamanya juga nanti."Alhamdulillah, terima kasih, Yun. Setelah ini, aku kan menemui Bapak dan Ibu untuk membicarakan pernikahan kita. Kamu maunya gimana?" Aku harus tau maunya Yuni karena ia masih gadis. Setidaknya seorang gadis ingin melaksanakan pesta pernikahannya nanti. Aku tak keberatan dan akan melaksanakan keinginannya."Kalau aku terserah Mas Wahyu saja. Aku ikut saja keputusan pembicaraan Mas Wahyu dan kedua orang tuaku," sahut Yuni."Kamu juga harus ikut karena

  • Kucari Lagi Istri Pertamaku yang Telah Kumadu   Kejutan dari Anak-anak dan Yuni

    "Kan Kia yang minta Tante Yuni selalu jagain Kia. Masa lupa sih?" Aku menimpali anakku yang kebingungan ada tantenya bersamanya saat ini."Iya, Kia yang minta Tante. Kalau Kia nggak mau Tante temenin, ya udah deh. Tante mau pulang dulu," kata Yuni.Kia mencegahnya dan mengatakan kalau ia sangat senang ditemani oleh tantenya."Tante, kapan jadi bundaku?"Tetiba Faiz datang dan nyeletuk pada Kia."Iya aku juga mau kalau yang jadi bundaku selanjutnya itu Tante Yuni. Aku bisa lihat bundaku pada diri Tante," ungkap Faiz. Anak ini juga bicara berdasarkan hatinya."Ya Allah, Tante nggak nyangka kalian punya pikiran seperti itu. Tante hanya nggak mau kalau dianggap sebagai perebut Ayah kalian dari Bunda Tika," sahut Yuni."Nggak dong, Tante. Kan Bunda udah nggak ada. Pasti Bunda seneng kalau Ayah ada yang urus," jawab Faiz bijak.Aku hanya diam mendengarkan percakapan mereka. Sesekali tersenyum mendengar ocehan anak-anak cerdas ini."Baiklah, akan Tante pikirkan dulu ya!" sahut Yuni. Semoga p

  • Kucari Lagi Istri Pertamaku yang Telah Kumadu   Membawa Kia ke Klinik

    "Ya, aku yakin Yun. Bagaimana tanggapanmu? Apa kamu mau menerimaku?" tanyaku dengan penuh keyakinan."Aku ... aku butuh waktu, Mas. Aku tak mau jadi pengkhianat bagi kakakku. Kuburan Teh Tika masih basah, Mas. Mas udah mau menikahiku. Rasanya aku merasa bersalah jika itu terjadi," jawabnya.Ia menolakku. Itu berarti ia tak menginginkannya. "Baiklah jika itu keputusanmu. Itu berarti kamu tak mau kan?" Aku menegaskan kembali."Bukan seperti itu, Mas. Aku hanya tak mau dianggap sebagai perebut mantan suami kakakku," sahut Yuni dengan suara bergetar."Tenang, Yun. Takkan ada yang menganggapmu seperti itu. Aku akan menghadapi mereka langsung. Ini juga keinginan Kia dan Faiz. Mereka tak menginginkanku menikahi wanita lain selain kamu, Yun," sahutku."Tapi, Mas. Aku takut. Bolehkah aku berpikir dan meminta pertimbangan pada Bapak dan Ibu?" tanya Yuni."Baiklah kalau seperti itu. Aku akan menunggu jawabanmu. Sebenarnya Bapak udah tau, beliau memintaku untuk bertanya langsung padamu." Aku ber

  • Kucari Lagi Istri Pertamaku yang Telah Kumadu   Kia Sakit

    Kia benar-benar mencecar kami. Terlihat wajah Yuni yang bersemu karena malu. Aku pun jadi tak enak dengannya atas ulah anakku.Yuni tak menjawab pernyataan Kia. Ia mohon diri untuk ke kamarnya. Aku mengizinkannya karena memang kasihan juga dicecar oleh Kia."Kia, udah ya! Nggak boleh ngomong yang aneh-aneh. Kasian Tante Yuni," sahutku sambil membawanya pulang.Kubiarkan Yuni beristirahat karena ia butuh waktu untuk sendiri.***Kia benar-benar menginginkan pernikahan antara aku dan Yuni. Saat ini Kia sedang demam. Ia bergumam terus agar Yuni menjadi bundanya.Faiz juga akhirnya mendesakku untuk menikahi Yuni. Hingga akhirnya aku menghubungi Bapak di kampung, meminta izin padanya untuk menikahi Yuni."Pak, mohon maaf mendadak menelepon Bapak.""Ada apa Nak Wahyu?" tanya Bapak dengan nada khawatir."Kia sedang sakit tiga hari ini. Sebenarnya sudah sepekan ini, Kia memintaku untuk menikahi Yuni. Kalau Bapak tak keberatan, insya Allah aku berniat menikahinya." Akhirnya kuungkapkan juga ke

  • Kucari Lagi Istri Pertamaku yang Telah Kumadu   Permintaan Kia

    "Ayah belum berpikir untuk menikah lagi, Sayang," sahutku.Kia mencebik. Ia melipat kedua tangannya di depan dada."Tapi aku kasian sama Ayah. Aku nggak mau kalau Ayah nanti nikah lagi, tapi sama orang lain," jelas Kia. Ia bicara seolah orang dewasa yang menasehati anaknya."Hush ... kamu kenapa sih? Tiba-tiba minta Ayah nikah lagi? Kasian kan Ayah masih sedih," timpal Faiz."Kasian Ayah. Aku juga pengen punya Bunda kayak bundaku," terang Kia.Aku melirik mereka, mereka pun diam."Iya, nanti Ayah pikirkan lagi ya! Kalian tenang saja, kalau Allah sudah menakdirkan, insya Allah bisa berjodoh. Tapi, nggak mungkin Tante Yuni mau sama Ayah. Kan Ayah udab tua." Aku terbahak karena memang aku sudah tua, berbeda dengan Yuni yang masih muda dan masa depan yang cerah."Ah, Ayah payah deh!" kata Kia. Kia tak mau memandang padaku, ia memandang ke arah jendela, pandangannya jauh ke samping jendela.Aku hanya tersenyum mendengar tanggapan anak perempuanku itu. Pemikirannya benar-benar diluar predik

  • Kucari Lagi Istri Pertamaku yang Telah Kumadu   Duka yang Dirasakan Anak-anak

    Pemakaman berlangsung lancar dan cuaca mendukung. Anak-anak dan Yuni menangis terus sehingga aku harus menghentikan mereka. Bapak dan Ibu yang membawa Yuni ke kamarnya untuk ditenangkan."Sudah ya, sekarang Bunda udah nggak sakit. Kia dan Faiz masih punya Ayah yang sayang banget dengan kalian.""Iya, Yah." Faiz menyeka air matanya. Kemudian ibu memberi mereka minum teh manis hangat agar mereka lebih tenang."Nak Wahyu juga minum, silahkan!" sahut Ibu. Beliau melirik Kia yang sepertinya sudah mengantuk. "Kia bobo sama Nenek yuk!" Kia mengangguk, ia dan Faiz ikut neneknya. Mereka harus istirahat."Nak Wahyu, makan dulu yuk!" ajak Bapak.Aku ikut saja walau perut tak lapar. "Bu, anak-anak nanti diajak makan juga ya!" pintaku."Iya, sekarang biar istirahat sebentar ya Nak Wahyu! Tadi mereka udah makan roti kok. Tinggal makan nasi yang belum," sahut Ibu."Baiklah, Bu. Terima kasih."Seusai makan, aku diminta istirahat juga oleh Bapak. Katanya kasian karena aku yang paling banyak tak isti

DMCA.com Protection Status