Share

Talak

Penulis: Galuh Arum
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

"Apa yang harus dibanggakan dari perawan palsu seperti Mawar?"

Bayu bergeming. Sementara, Mawar menaik turunkan napasnya karena terkejut mendengar ucapan Asti.

Kedua orang itu begitu takut jika orang tua mereka tahu. Bayu menutupi semua karena tidak ingin sang ibu malu karena Mawar adalah gadis pilihan sang ibu.

"Ko, Teteh jahat sama Mawar?" 

"Eh, jangan sok drama. Di sini yang jahat kamu, bukan aku. Enak saja cari pembelaan."

Mawar menangis tergugu, sedangkan Bayu mencoba menenangkan Asti. Pertengkaran mereka sampai ke telinga Ayumi dan kedua orang tua Bayu.

"Ada apa ini?" tanya ayah mertua Asti.

"Asataga, Asti. Kamu bikin ulah lagi?"

Asti mengerjapkan mata. Mengapa sekarang ibu mertua terkesan ingin membuat dirinya seolah selalu salah?

Asti memindai sekelilingnya. Mawar berlindung pada Ibu mertuanya. Ayah mertua masih memandang Asti menunggu jawaban.

"Asti hanya melakukan apa yang menurut Asti benar. Sebagai istri kedua, bukan hanya bermanja pada suami. Jangan karena ditugaskan memilik anak, dia harus menjadi kesayangan? Kalau seperti itu, kenapa aku tidak diperlakukan sedemikian?"

Rahayu bingung dengan ucapan Asti. Bambang, suaminya menggeleng tidak percaya dengan ucapan Asti. Dirinya berpikir jika Asti memang sudah ikhlas menerima semua ini.

"Asti, bukannya kamu sudah ikhlas menerima poligami ini?" tanya Bambang.

"Pa, mana ada yang bisa ikhlas jika suaminya menikah lagi. Padahal, aku baik-baik saja. Hanya karena belum memiliki anak. Aa Bayu saja yang tidak mau cek, mana tahu siapa yang mandul di sini."

Bayu mengeram, dia tidak terima dengan ucapan istri pertamanya. "Jaga bicara kamu, Asti." 

"Bayu, wanita seperti ini masih kamu pertahankan?" Rahayu memanasi Bayu.

"Mi, diam. Jangan memanasi Bayu." Bambang bersuara.

"Kalian lihat saja, siapa yang mandul di sini."

Bayu menampar pipi Asti. Ayumi menangkap tubuh Asti yang hampir saja tersungkur. Bagaimana bisa Makanya menjadi kasar pada Asti.

"Asti Ningtias, hari ini, di depan kedua orang tuaku, aku menalak kamu!"

Deg.

Rasanya jantung Asti hampir copot. Bayu menceraikannya, demi perempuan jahat itu. Asti menatap sengit, dirinya tidak takut jika memang dia ditalak oleh Bayu.

Walaupun air mata membasahi pipi, wanita itu tidak gentar. Suatu saat dia akan tahu siapa yang salah. 

"Baik, Mas."

Asti bergegas ke kamar merapikan pakaiannya. Untuk apa berlama-lama, jika dirinya sudah di talak. 

Mawar tersenyum puas sambil melirik ke ibu mertuanya. Wanita tua itu pun ikut tersenyum pada Mawar.

Mereka sepertinya sangat senang mendengar keputusan Bayu.

**

"Teh, mau kemana?" tanya Ayumi.

"Ay, kamu nggak denger, suamiku menalak aku?"

"Teh, Aa emosi."

Asti tidak peduli mau emosi atau tidak, kata-kata itu sudah keluar dari mulut suaminya. Tidak perlu marah, pikirnya jika memang keadaannya jika Bayu tidak pernah mau memeriksakan diri. 

"Seemosi orang, tidak akan pernah mengucapkan talak. Jika suami sudah seperti itu, maka sudah jatuh talak untukku."

Asti menarik kopernya keluar dari kamar. Mawar dan Rahayu masih saling pandang dengan senyum merekah. Sementara, ayah mertua Asti sangat menyayangkan keputusan Bayu.

Bayu bergeming ditempatnya. Kini, hanya emosi yang menyelimuti pria itu. Dia lupa jika dirinya sangat membutuhkan Asti. 

Asti menatap Mawar, dirinya berjanji akan membuat mereka semua menyesal, terutama Bayu.

Ayumi masih saja membujuk kakak iparnya. Dia sedih jika Asti harus kalah dari Mawar. Gadis itu tidak sudi  mempunyai kakak ipar seperti Mawar.

"Teh," panggil Ayumi.

"Maaf, Yum." 

"Teteh mau kemana sekarang?"

"Mau ke rumah Bapak sama Ibu."

"Ada uang, Teh?"

"Ada."

Ayumi memeluk erat sang kakak ipar. Tidak menyangka jika kejadian itu akan terjadi. Padahal, banyak rencana yang mereka ingin jalankan. Namun, semua berubah total. 

Asti melangkah gontai. Rasanya berat untuk pergi meninggalkan rumah itu. Kenangan bersama Bayu yang masih dia cintai. Namun, pria itu mengecewakan dirinya.

Ayumi menangis menahan sesak. Kepergian Asti membuatnya tidak betah di rumah. Apalagi, melihat Mawar yang sangat menyebalkan.

Gadis itu melangkah masuk ke rumah. Dirinya melihat Bayu masih duduk terdiam.

"Aa, jangan pernah menyesal dengan keputusan Aa."

"Yum, kamu anak kecil. Nggak usah sok tahu," ujar Mawar.

"Heh, pelakor. Nggak usah banyak bacot. Seneng, kan kamu Teteh pergi?"

Rahayu menghampiri Ayumi. Mencoba menenangkan sang anak. 

"Apa si, Mi. Nggak usah bela dia. Ayumi juga dari awal menolak. Mami nggak adil, Mami bilang mau bersikap adil, nyatanya Mami ingkar janji."

"Bukan begitu, tapi---"

"Udahlah, Mi. Ayumi muak dengan topeng-topeng yang ada di rumah ini."

Gadis itu melangkah menaiki anak tangga menuju kamarnya. Dengan emosi, Ayumi menendang pintu kamar.

"Argh!"

***

'Aku harus kemana? Kalau aku pulang, pasti Ibu dan Bapak sedih. Bagaimana ini?' Asti bergumam dalam hati.

Asti kembali berjalan menyusuri tempat itu. Sepertinya dia akan mencari kontrakan untuk tinggal. 

Wanita itu tidak ingin pulang ke rumah orang tuanya. Gegas dia berjalan cepat menghampiri rumah kontrakan sahabatnya Dina.

"Assalamu'alaikum."

"Walaikumsalam, masuk."

Sebelumnya Asti sudah menelepon Dina. Kebetulan di samping kontrakannya kosong. Dan Asti hendak mengontrak di sana.

"Ya Allah Asti, kurang ngajar banget Madu kamu itu."

"Iya, Aa Bayu marah saat aku menyinggungnya. Padahal aku tidak bilang jika dia mandul."

"Ih, si Bayu kebangetan. Bodoh jadi lakik."

Dina sudah kenal juga dengan Bayu. Wanita itu terus saja mengumpat suami Asti. Janda muda itu trauma dengan pernikahan, makanya sejak dulu tidak mau menikah lagi.

Apalagi melihat kasus temannya. Dirinya semakin trauma.

"Udah, jangan dipikirin. Hempas aja."

"Iya, untung aja masih ada tabungan. Tapi aku butuh kerjaan juga, lama-lama tabungan habis." Asti mengungkapkan kegelisahannya.

"Iya sudah nanti aku tanya tempat kerjaku, ya."

"Iya, makasi."

Dina mengajak Asti untuk menemui ibu kontrakan. Asti tidak ingin merepotkan Dina dengan menumpang padanya. Selama ini dia selalu menyisihkan uang pemberian Bayu. 

***

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Ruqi Ruqiyah
naaahhhh baru dech Asti lihat dunia yg lain selain dunianya yg monoton.....
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Kubalas Madu Dengan Racun   Menyesal

    Asti, mana dasi Aa!" Bayu berteriak sambil mencari-cari dasi."Aa, kenapa manggil Teh Asti. Aa lupa kemarin abis mentalak dia?"Bayu terhenyak. Benar, dia lupa jika dirinya sudah menjatuhkan talak untuk istri pertamanya. Ada rasa sesal, tetapi keegoisannya membuat pria itu enggan mengakui kesalahannya."Ya, udah. Kamu carii dasi Aa di kamar Asti." Bayu memerintah Mawar.Mawar segera melangkah ke kamar Asti. Dia mencari-cari sampai akhirnya menemukan yang suaminya minta.Segera dia kembali ke kamarnya untuk memberikannya dasi itu."Kok lama amat?" t

  • Kubalas Madu Dengan Racun   Bimbang

    "Teteh." Ayumi memeluk Asti saat gadis itu sampai di kontrakkan kakak iparnya.Asti menyediakan minum hangat untuk Ayumi. Setelah berkirim pesan kemarin, Asti bersedia kalau gadis itu datang berkunjung.Gadis itu menatap sedih kakak iparnya. Tidak menyangka kehadiran orang ketiga membuat Asti tersingkir begitu cepat.Banyak ide di otak Ayumi untuk menyingkirkan Mawar. Namun, hal itu belum terlaksana karena Asti sudah keluar dari rumah sang suami."Yum, kamu makan siang sama malam bagaimana?" tanya Asti khawatir."Kakak, mencemaskan aku atau Apa Bayu?""Ya, kamu.""Aku, baik kok. Makan di warteg atau di mana ajalah. Yang penting makan, Teh."Asti tidak tega mendengar penuturan Ayumi. Kini, Asti kembali memikirkan Bayu. Segala sesuatu dahulu dirinya yang melayani.'Bagaimana dengan Aa Bayu? Apa Mawar merawatnya dengan baik? Bagaimana makannya? Guman Asti dalam hati."Teh, apa sudah nggak cinta sama

  • Kubalas Madu Dengan Racun   Rujuk

    Fajar, kakak Asti, terus saja mengumpat kesal atas perlakuan Bayu. Andai saja dia tidak mengirim pesan, mana tahu jika sang adik sedang meratapi rumah tangga nya yang kandas.Seperti biasa, pria berjambang itu sebulan sekali akan datang untuk mengecek pabrik di Jakarta. Namun, tidak biasa, dia teringat sang adik. Benar dugaannya, cobaan sedang dialami Asti."Kamu nggak bisa gegabah begitu saja. Kamu pikir ini permainan anak-anak. Bayu juga, seenak pikirannya menalak kamu. Panggil dia ke sini, atau Mas yang ke sana.""Mas, jangan. Ini Asti yang mau, Mas. Jangan memperkeruh keadaan."Asti tidak ingin membuat masalah dengan sang kakak. Namun, Fajar bersikeras mau bertemu dengan Bayu."Asti, jangan buat Ibu sama Bapak cemas. Mas mau menyelesaikan masalah kamu dengan Bayu. Kalau kalian memang akan berpisah, tidak seperti ini. Kamu juga, bukan pulang ke rumah, malah ngontrak. Kalau ada apa-apa siapa yang mau tanggungjawab?"Fajar terus

  • Kubalas Madu Dengan Racun   Hamil

    Setelah membuat Mawar khawatir karena tidak pulang semalam, Bayu datang memberikan kejutan. Pria itu datang bersama dengan Asti. Hampir saja bola mata Mawar keluar sangking terkejutnya.Bayu mengerti kedatangan Asti membuat Mawar dan sang ibu heran. Perlahan dia mencoba menjelaskannya."Aku khilaf kemarin saat menalak Asti. Jadi, aku memutuskan untuk rujuk. Semalam aku ke rumah Asti bersama Ayumi dan Papa."Rahayu langsung melirik sang suami. Sementara, Mawar menatap tidak suka pada Ayumi. Semalam Mawar bertanya pada gadis itu, tetapi Ayumi malah menghinanya.Sebuah pembalasan kini ada di kepala Mawar. Belum lagi melihat Asti tersenyum penuh kemenangan. Dirinya tidak bisa terima jika Asti kini kembali menjadi istri Bayu."Aa, kenapa nggak bertanya sama Mawar? Dia menghina Aa mandul, untuk apa Aa kembali sama dia?" Mawar mencoba menjelekkan Asti."Mawar, kamu nggak mencerna ucapan aku? Aku menyesal mentalak Asti. Untuk apa a

  • Kubalas Madu Dengan Racun   Duka

    Mawar pandai bersandiwara, setelah diberi obat oleh dokter, ia sudah tidak mual-mual lagi. Akan tetapi, nafsu makannya kini bertambah.Terkadang saat malam, ia sibuk memilih makanan di ponsel dan memesan online. Asti mulai curiga, tetapi ia tidak mengerti salahnya di mana.Dua bulan berlalu, Mawar sama sekali tidak merasakan mual atau lemas dalam hamil muda. Ia malah terlihat segar. Rahayu mengelus dada karena tidak perlu mencemaskan kehamilan Mawar.Namun, yang ia cemaskan adalah Asti. Ia takut kalau menantunya membuat Mawar lelah dan berefek pada kandungannya.Rahayu sudah merencanakan sesuatu, ia sudah menghitung tanggalan. Semuanya akan berjalan sesuai dengan perhitungan wanita tua itu.Sengaja ia meminta Mawar untuk merasakan mual. Saat mereka semua di meja makan, Asti menatap cemas.'Mawar mual-mual? Apa dia hamil? Ya Allah, bagaimana kalau dia hamil? Apa Mas Bayu lebih sayang padanya?' Gumam Asti dalam hati."

  • Kubalas Madu Dengan Racun   Membuat Kapok

    "Kamu serius, Yum?" Netra Asti membulat mendengar penuturan adik iparnya."Aku serius, Teh. Kalau beneran hamil nggak masalah, tapi malah nggak mau ke rumah sakit.""Kemarin beneran tespacknya. Kan, dari kamar mandi.""Mungkin benar, tapi siapa tahu hamilnya bukan sama Aa."Ayumi mencoba berspekulasi, kehamilan Mawar yang dinilainya tidak wajar karena tidak menutup kemungkinan hamil bohongan atau hamil bukan anak Bayu.Asti menjadi ragu. Ia menghentikan tangisnya. Wanita itu mencoba berpikir untuk apa menangis kalau dirinya bisa melakukan apa pun sesuka hati pada Mawar."Kita ajak dia ke rumah sakit gitu? Pergoki kehamilannya berapa Minggu?""Nggak usah, Yum. Kita kerjain aja dia sampai bosan. Pasti dia senang liat Teteh nangis." Asti merasa kesal mengingat kejadian di ruang makan. Wajah polos, tapi banyak dosa Mawar membuatnya tidak bernafsu makan."Terus gimana?" Ayumi kembali bertanya."Seperti biasa aja."

  • Kubalas Madu Dengan Racun   Akulah Ratunya

    "Maaf, Pa." Mawar terdiam setelah mendengar ucapan ayah mertuanya. Dia takut jika benar-benar diusir dari rumah.Ruang makan menjadi tenang setelah Mawar berhenti merengek. Masakan buatan Asti memang enak. Wajar saat itu Bayu memuji masakan sang istri.Mawar mengerucutkan bibir. Rasanya tidak terima dengan pujian suaminya pada kakak madunya. Ia memakan nasi goreng perlahan, sejujurnya memang enak. Akan tetapi, ia tidak mau mengakuinya.Setelah Bayu dan ayahnya pergi, Mawar pun ikut beranjak ke kamar. Namun, baru saja selangkah maju, tubuhnya dihalang oleh Asti."Aku sudah memasak, nih, kamu bersihkan. Aku mau ke pasar, membeli beberapa sayur untuk makan siang."Asti memberikan pel, sapu dan semprotan untuk pembersih meja. Sekaligus menyuruh Mawar mencuci piring. Dengan senyum, Asti melengang ke luar.Saat bersitatap dengan Rahayu, ia menyunggingkan senyum. "Mi, bagi-bagi tugas. Aku masak, dia merapihkan sisa makanan. Dari pada ma

  • Kubalas Madu Dengan Racun   Kegaduhan di rumah

    "Kamu sedang menghindari seseorang?"Ayumi terus mendesak Mawar. Melihat gelagat tidak mengenakan dari adik iparnya, gegas wanita itu cepat beranjak dari tempatnya.Ayumi mendengkus kesal. Mawar begitu saja pergi tanpa menjawab semua pertanyaannya. Untuk apa pikirnya istri kakaknya berada di counter hape.Gadis itu kembali melangkah menuju rumah. Sesampainya Ayumi, ia cepat menghampiri Asti dan bercerita kejadian tadi."Aku sih, nggak denger apa-apa, Yum.""Sekarang pokoknya Teteh harus extra perhatiin dia. Kali aja ada gelagat tidak benar, dan bisa buat kunci kita mengusir dia.""Siapa yang mau kalian usir?"Asti dan Ayumi menoleh ke arah suara. Bayu sudah berdiri meminta jawaban mereka. Sempat gelagapan, tetapi Asti mencoba tenang."Kucing, Aa. Soalnya itu, dia masuk terus. Ikan Asti dicolong sama dia.""Emang nggak ditutup pintunya?""Asti lupa, sangking sibuk masak buat Aa. Hayuk atuh, kita ke kama

Bab terbaru

  • Kubalas Madu Dengan Racun   Sebuah Akhir Kehidupan

    Selesai sidang perceraian, kemudian Asti bersama sang kakak langsung pulang ke kampung. Perjalanan jauh membuat dia merasa lelah hingga tertidur pulas.Sesampainya di rumah, sang ibu sudah menunggu kabar dari Asti. Dia sangat menghawatirkan sang anak. Namun, bersyukur mereka kembali dengan baik-baik saja."Bagaimana sidangnya, Nak?""Baik, Bu. Asti ke kamar, ya. Sudah lelah.""Iya, ibu faham."Sang ibu melihat Asti begitu nelangsa. Kasihan dengan nasib yang sama menimpa sang anak. Padahal ia sudah berdoa agar anaknya tidak mendapat hal serupa dengannya. Namun, takdir berkata lain.Wanita tua itu menghampiri Fajar ingin bertanya tentang sidang itu."Jar, tadi bagaimana?""Ya, begitu. Bayu tetap mau rujuk.""Edan sekali anak itu. Jangan sampe Asti luluh, Jar.""Nggak, kok, Bu kayanya."Wanita tua itu mengehela napas panjang. Berharap Asti tidak kembali pada Bayu.Sementara, di kamar Asti memandang lang

  • Kubalas Madu Dengan Racun   Sesak Menyelimuti Dada

    Masalah dengan mantan sekertarisnya belum juga selesai. Riska terus saja meneror dirinya. Sampai detik ini hingga membuat dirinya sering mengalami sakit kepala dan susah tidur.Ia menyesal sudah bermain dengan api. Beranggapan mendapat teman bicara malah ia tertipu daya oleh gadis licik itu. Berulang kali Riska datang, tetapi ia selalu mengusirnya. Bayu benci air mata palsu, sama seperti Mawar yang selalu datang mencari belas kasihnya.Riska mendatangi Bayu di ruang kerjanya dengan mengajak kedua orang tuanya untuk meminta pertanggungjawaban dari pria itu. Sudah sebulan lebih, Riska mendapat penolakan dari Bayu, tetapi ia tak gentar mendekatinya.Kali ini, dia datang bersama kedua orang tuanya. Bayu sudah merasa lelah dengan kejaran Riska. Ia mempersilahkan kedua orang tua itu duduk."Ada apa kamu bawa kedua orang tuamu?" tanya Bayu dengan nada sinis."Saya ingin Bapak bertanggungjawab atas saya. Saya hamil anak Bapak, jadi Pak Bayu harus tanggung

  • Kubalas Madu Dengan Racun   Tidak ada kata Maaf

    Beberapa kali Riska mencoba menghubungi Bayu, tetapi pria itu sama sekali tidak menggubrisnya. Pria itu tak ada gairah untuk bangkit, ia memilih mengambil cuti dari kantor untuk menyendiri.Tekadnya bulat untuk kembali meminta Asti kembali. Tubuhnya kini menjadi kurus karena sudah beberapa hari ia menolak makan. Ayumi sang adik sampai bingung mau berbuat apa."Aa, kalau nggak makan, mana ada tenaga buat nyusul Teh Asti.""Yum, Aa nggak nafsu makan." Lagi, Bayu menolak asupan makanan dari Ayumi.Ayumi menggeleng melihat tingkah sang kakak. Sejujurnya dia memang kasihan pada Bayu, tetapi semuanya memang kesalahan dia.Gadis itu bergegas membukakan pintu rumah karena ada yang memencet bel. Ia terkesiap melihat siapa yang datang sepagi ini."Ngapain Mami sama Mawar datang?" Ayumi masih saja membenci Mawar."Mami mau ketemu Papa. Tolong Mami!""Siapa, Yum?" teriak sang ayah dari dalam.Pria tua itu melangkah menghampiri Ayumi

  • Kubalas Madu Dengan Racun   Tidak Ada Lagi Kesempatan

    "Aa nggak mau cerai, apa alasan kamu meminta cerai, Ti?" Perasaan Bayu tidak enak saat mendengar Asti meminta perceraian padanya. Dirinya mungkin sudah menduga jika Asti menelepon dan sengaja Riska menjawab.Bukan hanya Bayu yang merasa sesak di dada, Asti pun merasakan apa dirasakan sang suami. Dirinya tidak menginginkan hal itu, tetapi akal sehatnya sudah tidak bisa menerima untuk kedua kalinya dikhianati.Perselingkuhan sang suami membuatnya muak. Apalagi dengan daun muda yang seharusnya sebagai adiknya."Bukti ini sudah cukup untuk melayangkan gugatan perceraian?" Asti memperlihatkan foto dalam ponsel miliknya yang dikirimkan Riska kemarin malam.Bayu merebut ponsel milik Asti, dan langsung menghapusnya. Asti kembali merebut benda pipih itu dari tangan Bayu. Emosi wanita itu memuncak saat tahu sang suami menghapus foto itu."Aa pikir dengan menghapus foto itu menyurutkan niat aku untuk bercerai dari kamu? Aa, cukup, ya buat Asti menderita seper

  • Kubalas Madu Dengan Racun   Ceraikan Aku Mas

    Bayu terkesiap saat terbangun melihat Riska tidur di sampingnya. Dirinya mencoba mengingat-ingat apa yang terjadi semalam bersama sekertaris mudanya. Namun, kepalanya malah terasa sakit.Pria itu melihat jam di tangan, gegas dia memakai baju. Teringat dirinya janji akan menemui Asti di kampung. Berulang kali Bayu mengusap wajah kasar dan mwnagacak-ngacak rambutnya."Pak Bayu mau ke mana?" Riska sadar Bayi sudah bangun."Apa yang terjadi semalam?"Riska memperlihatkan wajah sendu. Lalu, dia menangis tergugu di depan Bayu."Pak Bayu telah merenggut kesucian saya."Bayu mengusap wajah kasar. Dia merasa telah kedua kali mengkhianati Asti jika sang istri tahu, entah apa yang akan terjadi dengan hidupnya. Bayu berpikir kenapa bisa melakukan itu pada Riska?Gegas Bayu merapikan baju hendak pulang. Namun, Riska mencegahnya. Dia ingin Bayu bertanggungjawab atas apa yang telah mereka perbuat semalam."Pak, bagaimana dengan saya?"

  • Kubalas Madu Dengan Racun   Petaka Kedua (2)

    Beberapa hari Bayu disibukkan dengan pekerjaan kantor Hingga larut malam. Riska sebagai sekertaris pun ikut mendampingi Bayu dalam melakukan kegiatan di luar maupun di dalam kantor.Gadis itu sangat bersemangat, beberapa kali Bayu mengantarnya pulang karena memang sudah larut malam. Malam ini, dia pun kembali diantar sang bos ke rumah kontrakan miliknya."Pak, mampir dulu," ajak Riska."Sudah malam, Ka.""Baru jam delapan malam, Pak. Sebentar saja," bujuk Riska.Bayu berpikir tidak ada salahnya karena hanya sebentar di rumah Riska. Dia masuk mengikuti langkah gadis itu. Leher jenjang Riska membuat dirinya menelan Saliva. Sudah hampi dua bulan ini dirinya tidak bertemu sang istri, hingga membuat Bayu merindukan hasrat bersama sang istri."Duduk, Pak. Saya buatkan minum dulu," ucap Riska."Iya."Riska kembali ke ruang tamu beberapa menit membawa segelas kopi."Ini, Pak. Saya mau mandi sebentar, Pak Bayu istirahat saja dulu

  • Kubalas Madu Dengan Racun   Petaka Kedua (1)

    "Papa sakit, Aa belum bisa ke sana dulu, ya. Kamu yang sabar, ya, sayang.""Astagfirullah, sakit apa, Aa? Iya Asti sabar menunggu Aa datang."" Serangan jantung ringan, kok. Hanya butuh perawatan, nanti juga Papa, sehat lagi.""Iya, sudah, Aa. Salam buat Papa. Jangan lupa makan.""Iya, Asti."Setelah menutup telepon dari Bayu, Asti memberitahukan pada sang ibu kalau besannya sedang sakit di rumah sakit."Bu, boleh Asti menjenguk Papa?""Nggak usah, Ti. Kamu diam saja di sini, jangan ke sana-sana lagi. Ingat, kamu itu diperlakukan nggak baik di sana."Asti menghela napas panjang, bagaimana bisa dia tetap di rumah mendengar ayah mertuanya sakit. Namun, ibunya tidak mengizinkannya pergi.Kini, ia hanya bisa pasrah menghadapi semua yang sedang terjadi. Asti kembali menatap layar ponsel, ia memilih menghubungi Ayumi untuk menanyakan kabar Papa suaminya.[Yum, Papa kenapa bisa sakit?][Ulah Mami, ternyata Mawar a

  • Kubalas Madu Dengan Racun   Kebimbangan Asti

    Asti termenung memikirkan sang suami. Ia terpaksa mengikuti permintaan sang ibu untuk pulang ke kampung. Hati nuraninya tidak bisa memungkiri kalau dirinya kini terus memikirkan Bayu.Baru saja merasa bahagia dengan kepergian Mawar, tetapi malah sang ibu datang dengan kemarahannya yang membuat Asti meninggalkan rumah Bayu.Entah bagaimana pernikahannya dengan Bayu, apa akan tetap berjalan, atau harus terpisah oleh gugatan perceraian.Tubuh Asti terasa lemas, untuk melakukan aktivitas pun rasanya berat. Pikirannya tidak karuan, bahkan saat sang ibu memanggilnya, dia hanya diam dan terbengong."Ti, Ibu bicara, kok kamu diam saja?" tanya Ibu."Eh, iya, Bu. Ada apa?""Kamu masih mikirin suamimu itu?""Bu, bagaimanapun, Aa Bayu masih suami Asti," ujarnya membela diri."Kamu kok bodoh banget, keluarga itu nggak baik buat kamu. Lagi pula, kok ada model kaya kamu, mau di madu. Nggak geli apa?"Asti menghembuskan napas, dia tahu

  • Kubalas Madu Dengan Racun   Terbongkarnya rahasia

    Kepergian Asti membuat Bayu frustrasi, ia memukul beberapa kali tembok. Mengacak-acak rambut karena kesal tidak bisa mempertahankan wanita yang dicintainya.Rahayu mendekati sang anak, mencoba menenangkan agar tidak terlalu lama bersedih. Dia merasa tidak perlu menangisi seorang Asti."Bay, tenang. Kamu tidak perlu menyesali, sudahlah, kalau Asti pergi, kamu bisa kembali rujuk sama Mawar," ucap Rahayu dengan percaya diri.Rahayu berharap Bayu mau kembali pada Mawar, seperti yang pernah dia lakukan pada Asti. Namun, Rahayu tidak sadar jika talak yang dijatuhkan Bayu adalah talak tiga.Sementara, Ayumi mendengar ucapan Rahayu semakin geram mengingat kejadian tadi saat ia tahu Ayumi adalah anak Rahayu. Ia tidak sabar untuk membongkar semua, walaupun Rahayu adalah ibu kandungnya."Mi, semua salah Mami.""Kok, salah Mami?""Iya, kalau Mami tidak membujuk Bayu untuk menikah lagi dan memiliki anak dari wanita lain, semua ini tidak akan perna

DMCA.com Protection Status