Share

Hamil

Penulis: Galuh Arum
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Setelah membuat Mawar khawatir karena  tidak pulang semalam, Bayu datang memberikan kejutan. Pria itu datang bersama dengan Asti. Hampir saja bola mata Mawar keluar sangking terkejutnya.

Bayu mengerti kedatangan Asti membuat Mawar dan sang ibu heran. Perlahan dia mencoba menjelaskannya. 

"Aku khilaf kemarin saat menalak Asti. Jadi, aku memutuskan untuk rujuk. Semalam aku ke rumah Asti bersama Ayumi dan Papa."

Rahayu langsung melirik sang suami. Sementara, Mawar menatap tidak suka pada Ayumi. Semalam Mawar bertanya pada gadis itu, tetapi Ayumi malah menghinanya. 

Sebuah pembalasan kini ada di kepala Mawar. Belum lagi melihat Asti tersenyum penuh kemenangan. Dirinya tidak bisa terima jika Asti kini kembali menjadi istri Bayu.

"Aa, kenapa nggak bertanya sama Mawar? Dia menghina Aa mandul, untuk apa Aa kembali sama dia?" Mawar mencoba menjelekkan Asti.

"Mawar, kamu nggak mencerna ucapan aku? Aku menyesal mentalak Asti. Untuk apa a

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Ruqi Ruqiyah
uuppssst ternyataaaa....ibu dan anak tooohh
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Kubalas Madu Dengan Racun   Duka

    Mawar pandai bersandiwara, setelah diberi obat oleh dokter, ia sudah tidak mual-mual lagi. Akan tetapi, nafsu makannya kini bertambah.Terkadang saat malam, ia sibuk memilih makanan di ponsel dan memesan online. Asti mulai curiga, tetapi ia tidak mengerti salahnya di mana.Dua bulan berlalu, Mawar sama sekali tidak merasakan mual atau lemas dalam hamil muda. Ia malah terlihat segar. Rahayu mengelus dada karena tidak perlu mencemaskan kehamilan Mawar.Namun, yang ia cemaskan adalah Asti. Ia takut kalau menantunya membuat Mawar lelah dan berefek pada kandungannya.Rahayu sudah merencanakan sesuatu, ia sudah menghitung tanggalan. Semuanya akan berjalan sesuai dengan perhitungan wanita tua itu.Sengaja ia meminta Mawar untuk merasakan mual. Saat mereka semua di meja makan, Asti menatap cemas.'Mawar mual-mual? Apa dia hamil? Ya Allah, bagaimana kalau dia hamil? Apa Mas Bayu lebih sayang padanya?' Gumam Asti dalam hati."

  • Kubalas Madu Dengan Racun   Membuat Kapok

    "Kamu serius, Yum?" Netra Asti membulat mendengar penuturan adik iparnya."Aku serius, Teh. Kalau beneran hamil nggak masalah, tapi malah nggak mau ke rumah sakit.""Kemarin beneran tespacknya. Kan, dari kamar mandi.""Mungkin benar, tapi siapa tahu hamilnya bukan sama Aa."Ayumi mencoba berspekulasi, kehamilan Mawar yang dinilainya tidak wajar karena tidak menutup kemungkinan hamil bohongan atau hamil bukan anak Bayu.Asti menjadi ragu. Ia menghentikan tangisnya. Wanita itu mencoba berpikir untuk apa menangis kalau dirinya bisa melakukan apa pun sesuka hati pada Mawar."Kita ajak dia ke rumah sakit gitu? Pergoki kehamilannya berapa Minggu?""Nggak usah, Yum. Kita kerjain aja dia sampai bosan. Pasti dia senang liat Teteh nangis." Asti merasa kesal mengingat kejadian di ruang makan. Wajah polos, tapi banyak dosa Mawar membuatnya tidak bernafsu makan."Terus gimana?" Ayumi kembali bertanya."Seperti biasa aja."

  • Kubalas Madu Dengan Racun   Akulah Ratunya

    "Maaf, Pa." Mawar terdiam setelah mendengar ucapan ayah mertuanya. Dia takut jika benar-benar diusir dari rumah.Ruang makan menjadi tenang setelah Mawar berhenti merengek. Masakan buatan Asti memang enak. Wajar saat itu Bayu memuji masakan sang istri.Mawar mengerucutkan bibir. Rasanya tidak terima dengan pujian suaminya pada kakak madunya. Ia memakan nasi goreng perlahan, sejujurnya memang enak. Akan tetapi, ia tidak mau mengakuinya.Setelah Bayu dan ayahnya pergi, Mawar pun ikut beranjak ke kamar. Namun, baru saja selangkah maju, tubuhnya dihalang oleh Asti."Aku sudah memasak, nih, kamu bersihkan. Aku mau ke pasar, membeli beberapa sayur untuk makan siang."Asti memberikan pel, sapu dan semprotan untuk pembersih meja. Sekaligus menyuruh Mawar mencuci piring. Dengan senyum, Asti melengang ke luar.Saat bersitatap dengan Rahayu, ia menyunggingkan senyum. "Mi, bagi-bagi tugas. Aku masak, dia merapihkan sisa makanan. Dari pada ma

  • Kubalas Madu Dengan Racun   Kegaduhan di rumah

    "Kamu sedang menghindari seseorang?"Ayumi terus mendesak Mawar. Melihat gelagat tidak mengenakan dari adik iparnya, gegas wanita itu cepat beranjak dari tempatnya.Ayumi mendengkus kesal. Mawar begitu saja pergi tanpa menjawab semua pertanyaannya. Untuk apa pikirnya istri kakaknya berada di counter hape.Gadis itu kembali melangkah menuju rumah. Sesampainya Ayumi, ia cepat menghampiri Asti dan bercerita kejadian tadi."Aku sih, nggak denger apa-apa, Yum.""Sekarang pokoknya Teteh harus extra perhatiin dia. Kali aja ada gelagat tidak benar, dan bisa buat kunci kita mengusir dia.""Siapa yang mau kalian usir?"Asti dan Ayumi menoleh ke arah suara. Bayu sudah berdiri meminta jawaban mereka. Sempat gelagapan, tetapi Asti mencoba tenang."Kucing, Aa. Soalnya itu, dia masuk terus. Ikan Asti dicolong sama dia.""Emang nggak ditutup pintunya?""Asti lupa, sangking sibuk masak buat Aa. Hayuk atuh, kita ke kama

  • Kubalas Madu Dengan Racun   Emosi

    Mendengar perintah Bayu, Mawar segera berganti pakaian. Ia panik dengan apa yang akan terjadi nanti di sana. Kecemasan melanda saat tiba-tiba Bayu mengajaknya ke Dokter Kandungan.Bayu sudah menunggu di dalam mobil. Asti dan Ayumi saling pandang, ingin sekali mereka ikut ke dokter untuk memastikan kondisi kandungan Mawar.Akan tetapi, pasti Mawar akan mencari alasan untuk menolak. Sebab, ia tidak akan mau jika mereka ikut ke Dokter Kandungan.Mawar gegas masuk ke mobil. Tidak lama Bayu mengemudikan ke luar halaman."Mas, perutku sudah mendingan. Bagaimana kalau kita makan saja di luar?"Bayu mengernyitkan dahi. Pria itu berpikir kenapa malah berganti haluan. Niat untuk ke Dokter Kandungan malah mengajak dirinya makan."Mawar, ini sudah hampir malam. Kalau nanti tengah malam kamu kenapa-napa, aku yang repot." Bayu mengingatkan."Sudah baikkan, kok, Mas. Kayanya aku lapar saja, makanya agak sakit.""Kamu aneh, masa ng

  • Kubalas Madu Dengan Racun   Kecurigaan Asti

    Setelah pulang, Bayu segera masuk ke kamar Asti, tanpa berpamitan dengan Mawar. Pria itu terlanjur kesal dengan ulah istri keduanya. Bayu berganti pakaian, lalu salat, kemudian merebahkan diri di samping Asti."Aa, kenapa, kok suntuk?" tanya Asti.Bayu membalikkan badan ke arah Asti, hingga mereka saling bertatap. "Gimana Aa nggak sebel, Mawar bilang sakit perut, ya udah ayo, Aa anter ke dokter. Di jalan tiba-tiba katanya udah nggak sakit, bilang laper. Ngajak makan, eh, Aa tinggal ke toilet, Mawar ngilang."Asti mengerutkan kening. Wanita itu berpikir mengapa Mawar selalu menunda ke rumah sakit saat Aa Bayu mau mengantarnya?"Sabar, ya, Aa.""Aa kesel, Ti."Asti memeluk sang suami agar mereda emosinya. Lagi, Asti kembali memikirkan alasan Mawar. Sepertinya dia harus mencari tahu semuanya.Tidak lama Bayu tertidur pulas dan mulai mendengkur. Segera Asti mengambil ponsel untuk mengirim pesan pada Ayumi.[Yum, sudah tidur, blum?]

  • Kubalas Madu Dengan Racun   Kepergok

    Asti berpikir keras bagaimana caranya untuk mengajak Bayu untuk ke Dokter Kandungan. Tidak mungkin dia bilang kalau mau cek kesuburan Bayu karena nyatanya Mawar bisa hamil anak sang suami.Kecurigaan Asti semakin menjadi, saat Mawar terlihat sudah bersiap untuk pergi. Wanita hamil yang mengaku keram perut kemarin terlihat sangat sehat berjalan."Yum, aku mau ikutin Mawar. Kamu di rumah saja, gimana?" Aku meminta saran pada Ayumi yang sedang makan."Nggak apa-apa kalau sendiri?" tanya Ayumi memastikan."Tenang aja. Aku bisa, kok. Untungnya aku sudah rapi, kalau Mas Bayu pulang, bilang saja aku lagi ke swalayan.""Sip."Gegas Asti mengikuti Mawar. Namun, ia harus menjaga jarak agar tidak mencolong oleh wanita itu. Segera ia menutup wajah dengan masker setelah ojek datang.Asti meminta tukang ojek mengikuti kemana taxi online itu pergi. Sempat mereka kehilangan jejak, tapi kembali terlihat taxi yang ditumpangi Mawar.Taxi itu berh

  • Kubalas Madu Dengan Racun   Mawar Berulah Lagi

    Mawar masih saja ketakutan jika suatu hari Asti memberikan fotonya dengan Roy Sebelum itu terjadi, mawar telah memikirkan cara.Mawar menemukan ide untuk menghapus semua foto dalam ponsel Asti. Ia mengendap-endap masuk ke kamar kakak madunya. Mawar tahu Asti sedang masak di dapur.Matanya menyelusuri isi kamar, tetapi sama sekali tidak menemukan benda yang ia cari. Mawar mengembuskan napas kasar, tangannya terus mengobrak-abrik laci kamar. Sama saja hasilnya nihil."Cari apa Mawar?"Mawar terlonjak kaget mendengar suara memanggilnya. Ia membalikkan badan, saat itu Asti sudah berada di ambang pintu."Cari ini?" Tangan Asti menunjukkan ponsel miliknya.Seketika raut wajah Mawar berubah pias. Tidak menyangka Asti lebih cerdik darinya. Mau beralasan apa pun tetap sulit.Asti menyunggingkan senyum melihat Mawar mati gaya. Sebelumnya Asti sudah melihat saat Mawar akan masuk ke kamar. Hanya saja, ia belum selesai memasak. Lagi pula, ponselny

Bab terbaru

  • Kubalas Madu Dengan Racun   Sebuah Akhir Kehidupan

    Selesai sidang perceraian, kemudian Asti bersama sang kakak langsung pulang ke kampung. Perjalanan jauh membuat dia merasa lelah hingga tertidur pulas.Sesampainya di rumah, sang ibu sudah menunggu kabar dari Asti. Dia sangat menghawatirkan sang anak. Namun, bersyukur mereka kembali dengan baik-baik saja."Bagaimana sidangnya, Nak?""Baik, Bu. Asti ke kamar, ya. Sudah lelah.""Iya, ibu faham."Sang ibu melihat Asti begitu nelangsa. Kasihan dengan nasib yang sama menimpa sang anak. Padahal ia sudah berdoa agar anaknya tidak mendapat hal serupa dengannya. Namun, takdir berkata lain.Wanita tua itu menghampiri Fajar ingin bertanya tentang sidang itu."Jar, tadi bagaimana?""Ya, begitu. Bayu tetap mau rujuk.""Edan sekali anak itu. Jangan sampe Asti luluh, Jar.""Nggak, kok, Bu kayanya."Wanita tua itu mengehela napas panjang. Berharap Asti tidak kembali pada Bayu.Sementara, di kamar Asti memandang lang

  • Kubalas Madu Dengan Racun   Sesak Menyelimuti Dada

    Masalah dengan mantan sekertarisnya belum juga selesai. Riska terus saja meneror dirinya. Sampai detik ini hingga membuat dirinya sering mengalami sakit kepala dan susah tidur.Ia menyesal sudah bermain dengan api. Beranggapan mendapat teman bicara malah ia tertipu daya oleh gadis licik itu. Berulang kali Riska datang, tetapi ia selalu mengusirnya. Bayu benci air mata palsu, sama seperti Mawar yang selalu datang mencari belas kasihnya.Riska mendatangi Bayu di ruang kerjanya dengan mengajak kedua orang tuanya untuk meminta pertanggungjawaban dari pria itu. Sudah sebulan lebih, Riska mendapat penolakan dari Bayu, tetapi ia tak gentar mendekatinya.Kali ini, dia datang bersama kedua orang tuanya. Bayu sudah merasa lelah dengan kejaran Riska. Ia mempersilahkan kedua orang tua itu duduk."Ada apa kamu bawa kedua orang tuamu?" tanya Bayu dengan nada sinis."Saya ingin Bapak bertanggungjawab atas saya. Saya hamil anak Bapak, jadi Pak Bayu harus tanggung

  • Kubalas Madu Dengan Racun   Tidak ada kata Maaf

    Beberapa kali Riska mencoba menghubungi Bayu, tetapi pria itu sama sekali tidak menggubrisnya. Pria itu tak ada gairah untuk bangkit, ia memilih mengambil cuti dari kantor untuk menyendiri.Tekadnya bulat untuk kembali meminta Asti kembali. Tubuhnya kini menjadi kurus karena sudah beberapa hari ia menolak makan. Ayumi sang adik sampai bingung mau berbuat apa."Aa, kalau nggak makan, mana ada tenaga buat nyusul Teh Asti.""Yum, Aa nggak nafsu makan." Lagi, Bayu menolak asupan makanan dari Ayumi.Ayumi menggeleng melihat tingkah sang kakak. Sejujurnya dia memang kasihan pada Bayu, tetapi semuanya memang kesalahan dia.Gadis itu bergegas membukakan pintu rumah karena ada yang memencet bel. Ia terkesiap melihat siapa yang datang sepagi ini."Ngapain Mami sama Mawar datang?" Ayumi masih saja membenci Mawar."Mami mau ketemu Papa. Tolong Mami!""Siapa, Yum?" teriak sang ayah dari dalam.Pria tua itu melangkah menghampiri Ayumi

  • Kubalas Madu Dengan Racun   Tidak Ada Lagi Kesempatan

    "Aa nggak mau cerai, apa alasan kamu meminta cerai, Ti?" Perasaan Bayu tidak enak saat mendengar Asti meminta perceraian padanya. Dirinya mungkin sudah menduga jika Asti menelepon dan sengaja Riska menjawab.Bukan hanya Bayu yang merasa sesak di dada, Asti pun merasakan apa dirasakan sang suami. Dirinya tidak menginginkan hal itu, tetapi akal sehatnya sudah tidak bisa menerima untuk kedua kalinya dikhianati.Perselingkuhan sang suami membuatnya muak. Apalagi dengan daun muda yang seharusnya sebagai adiknya."Bukti ini sudah cukup untuk melayangkan gugatan perceraian?" Asti memperlihatkan foto dalam ponsel miliknya yang dikirimkan Riska kemarin malam.Bayu merebut ponsel milik Asti, dan langsung menghapusnya. Asti kembali merebut benda pipih itu dari tangan Bayu. Emosi wanita itu memuncak saat tahu sang suami menghapus foto itu."Aa pikir dengan menghapus foto itu menyurutkan niat aku untuk bercerai dari kamu? Aa, cukup, ya buat Asti menderita seper

  • Kubalas Madu Dengan Racun   Ceraikan Aku Mas

    Bayu terkesiap saat terbangun melihat Riska tidur di sampingnya. Dirinya mencoba mengingat-ingat apa yang terjadi semalam bersama sekertaris mudanya. Namun, kepalanya malah terasa sakit.Pria itu melihat jam di tangan, gegas dia memakai baju. Teringat dirinya janji akan menemui Asti di kampung. Berulang kali Bayu mengusap wajah kasar dan mwnagacak-ngacak rambutnya."Pak Bayu mau ke mana?" Riska sadar Bayi sudah bangun."Apa yang terjadi semalam?"Riska memperlihatkan wajah sendu. Lalu, dia menangis tergugu di depan Bayu."Pak Bayu telah merenggut kesucian saya."Bayu mengusap wajah kasar. Dia merasa telah kedua kali mengkhianati Asti jika sang istri tahu, entah apa yang akan terjadi dengan hidupnya. Bayu berpikir kenapa bisa melakukan itu pada Riska?Gegas Bayu merapikan baju hendak pulang. Namun, Riska mencegahnya. Dia ingin Bayu bertanggungjawab atas apa yang telah mereka perbuat semalam."Pak, bagaimana dengan saya?"

  • Kubalas Madu Dengan Racun   Petaka Kedua (2)

    Beberapa hari Bayu disibukkan dengan pekerjaan kantor Hingga larut malam. Riska sebagai sekertaris pun ikut mendampingi Bayu dalam melakukan kegiatan di luar maupun di dalam kantor.Gadis itu sangat bersemangat, beberapa kali Bayu mengantarnya pulang karena memang sudah larut malam. Malam ini, dia pun kembali diantar sang bos ke rumah kontrakan miliknya."Pak, mampir dulu," ajak Riska."Sudah malam, Ka.""Baru jam delapan malam, Pak. Sebentar saja," bujuk Riska.Bayu berpikir tidak ada salahnya karena hanya sebentar di rumah Riska. Dia masuk mengikuti langkah gadis itu. Leher jenjang Riska membuat dirinya menelan Saliva. Sudah hampi dua bulan ini dirinya tidak bertemu sang istri, hingga membuat Bayu merindukan hasrat bersama sang istri."Duduk, Pak. Saya buatkan minum dulu," ucap Riska."Iya."Riska kembali ke ruang tamu beberapa menit membawa segelas kopi."Ini, Pak. Saya mau mandi sebentar, Pak Bayu istirahat saja dulu

  • Kubalas Madu Dengan Racun   Petaka Kedua (1)

    "Papa sakit, Aa belum bisa ke sana dulu, ya. Kamu yang sabar, ya, sayang.""Astagfirullah, sakit apa, Aa? Iya Asti sabar menunggu Aa datang."" Serangan jantung ringan, kok. Hanya butuh perawatan, nanti juga Papa, sehat lagi.""Iya, sudah, Aa. Salam buat Papa. Jangan lupa makan.""Iya, Asti."Setelah menutup telepon dari Bayu, Asti memberitahukan pada sang ibu kalau besannya sedang sakit di rumah sakit."Bu, boleh Asti menjenguk Papa?""Nggak usah, Ti. Kamu diam saja di sini, jangan ke sana-sana lagi. Ingat, kamu itu diperlakukan nggak baik di sana."Asti menghela napas panjang, bagaimana bisa dia tetap di rumah mendengar ayah mertuanya sakit. Namun, ibunya tidak mengizinkannya pergi.Kini, ia hanya bisa pasrah menghadapi semua yang sedang terjadi. Asti kembali menatap layar ponsel, ia memilih menghubungi Ayumi untuk menanyakan kabar Papa suaminya.[Yum, Papa kenapa bisa sakit?][Ulah Mami, ternyata Mawar a

  • Kubalas Madu Dengan Racun   Kebimbangan Asti

    Asti termenung memikirkan sang suami. Ia terpaksa mengikuti permintaan sang ibu untuk pulang ke kampung. Hati nuraninya tidak bisa memungkiri kalau dirinya kini terus memikirkan Bayu.Baru saja merasa bahagia dengan kepergian Mawar, tetapi malah sang ibu datang dengan kemarahannya yang membuat Asti meninggalkan rumah Bayu.Entah bagaimana pernikahannya dengan Bayu, apa akan tetap berjalan, atau harus terpisah oleh gugatan perceraian.Tubuh Asti terasa lemas, untuk melakukan aktivitas pun rasanya berat. Pikirannya tidak karuan, bahkan saat sang ibu memanggilnya, dia hanya diam dan terbengong."Ti, Ibu bicara, kok kamu diam saja?" tanya Ibu."Eh, iya, Bu. Ada apa?""Kamu masih mikirin suamimu itu?""Bu, bagaimanapun, Aa Bayu masih suami Asti," ujarnya membela diri."Kamu kok bodoh banget, keluarga itu nggak baik buat kamu. Lagi pula, kok ada model kaya kamu, mau di madu. Nggak geli apa?"Asti menghembuskan napas, dia tahu

  • Kubalas Madu Dengan Racun   Terbongkarnya rahasia

    Kepergian Asti membuat Bayu frustrasi, ia memukul beberapa kali tembok. Mengacak-acak rambut karena kesal tidak bisa mempertahankan wanita yang dicintainya.Rahayu mendekati sang anak, mencoba menenangkan agar tidak terlalu lama bersedih. Dia merasa tidak perlu menangisi seorang Asti."Bay, tenang. Kamu tidak perlu menyesali, sudahlah, kalau Asti pergi, kamu bisa kembali rujuk sama Mawar," ucap Rahayu dengan percaya diri.Rahayu berharap Bayu mau kembali pada Mawar, seperti yang pernah dia lakukan pada Asti. Namun, Rahayu tidak sadar jika talak yang dijatuhkan Bayu adalah talak tiga.Sementara, Ayumi mendengar ucapan Rahayu semakin geram mengingat kejadian tadi saat ia tahu Ayumi adalah anak Rahayu. Ia tidak sabar untuk membongkar semua, walaupun Rahayu adalah ibu kandungnya."Mi, semua salah Mami.""Kok, salah Mami?""Iya, kalau Mami tidak membujuk Bayu untuk menikah lagi dan memiliki anak dari wanita lain, semua ini tidak akan perna

DMCA.com Protection Status