Kubuat Kamu Dan Selingkuhanmu Menyesal
Part 41: Terkuak Aryo dan Arya kembar
Santi melihat Dion. Perasaannya baru saja jalan, tiba-tiba sudah sampai saja.
Dion melepas seat belt lalu membuka pintu mobil. Dia keluar melangkah dengan sorot matanya silau akibat sinar matahari yang panas.
"Ayo kita pergi, Mbak!" ajak Dion sambil memegang payung warna hitam.
Santi diam seribu bahasa. Ia masih saja fokus dengan layar ponselnya.
Dion dan Santi melangkah pelan menuju makam ayah dan ibunya Aryo. Dion laksana body guard yang selalu setia menjaga bosnya.
"Itu siapa?" tanya Santi. Matanya merasa janggal melihat sosok seorang pria sedang membersihkan makam.
Dion langsung mengarahkan pandangannya ke makam yang di maksud Santi.
"Pasti Mas Arya, Mbak."
Dion merasa resah dan gelisah. Dia langsung salah tingkah mulai menggaruk-garuk leher dan kepalanya padahal tidak ada sama sekali gatal.
"Assalamualaikum, Mas
Kubuat Kamu Dan Selingkuhanmu MenyesalPart 41: Terkuak Aryo dan Arya kembar"Maaf, permisi. Aku segera pulang ke panti asuhan. Waktu izin keluar sudah hampir habis. Assalamualaikum," ucap Arya sambil pergi melangkah begitu saja meninggalkan Dion dan Santi.Flashback off****Sejak pertemuan Santi dengan Arya, ia mulai menemukan cahaya hidupnya. Janin yang ada di dalam rahimnya selalu girang ketika mengingat wajah tampan Arya.'Apakah aku salah memilih pria sehingga nasib keluargaku seperti ini?' tanya Santi dalam hati.Santi melamun memikirkan perkataan Arya. Ia tidak bisa tidur semenjak berjumpa dengan Arya."Mbak Santi ... Mbak Santi ...."Dion asal masuk menyelonong ke rumah Santi. Dia merasa rumah ini seperti miliknya."Ada apa?" jawab Santi.Suara panggilan Dion membuyarkan lamunannya. Ia
Kubuat Kamu Dan Selingkuhanmu MenyesalPart 41: Terkuak Aryo dan Arya kembar"Wa'alaikumsalam," jawab wanita yang sedang menyapu halaman. Dia memakai gamis besar dan hampir saja menjuntai ke tanah."Apa benar di sini ada yang namanya Mas Arya?" tanya Santi kembali.Ia masih saja cemas dan takut kalau alamat yang dia dapat dari sekretarisnya Dion salah.Perempuan berhijab itu tidak ada sama sekali menjawab. Dia tidak mau menjawab kalau tidak mengucap salam."Mbak! Aku bertanya kepadamu. Kenapa pertanyaanku tidak dijawab sama sekali?" tanya Santi.Silahkan baca slogan yang menggantung di atas sana!" jawab wanita itu dengan nada cuek tanpa melihat wajahnya Santi.Santi mengikuti petunjuk wanita itu. Ia merasa malu dan memejamkan mata sebentar lalu membukanya. Mulutnya tidak berhenti mengucap istighfar.'Astagfirullah! Kenapa aku nggak tahu etika berbicara sama sekali,' ucap Santi dalam hati."Assa
Kubuat Kamu Dan Selingkuhanmu MenyesalPart 42: Mulai TerkuakMeli diserempet sepeda motor. Arya langsung berlari menolong Santi."Santi!" teriak Arya.Aryo panik dan tidak tahu harus berbuat apa. Tanpa sadar, dia berlari sambil menggendong Santi menuju ruang kesehatan panti asuhan. Baru beberapa langkah, Arya berhenti mendengar ucapan Aisyah."Sudah berani iya pegang-pegang wanita yang bukan mahram. Apa jangan-jangan perempuan itu simpanan Pak Arya?"Sorot mata Aisyah membulat membuat sendi pertahanan tubuhnya mau ambruk. Namun, dia sadar kalau Santi sedang kritis dan perlu pertolongan pertama. Arya tidak peduli atas cemoohan Aisyah. Dia langsung pergi berlari tergopoh-gopoh."Jangan coba-coba bawa wanita murahan itu ke panti asuhan. Jika Pak Arya berani, saya tidak segan-segan melaporkan perbuatan bapak yang sudah kelewat batas."
Kubuat Kamu Dan Selingkuhanmu MenyesalPart 42: Mulai TerkuakAisyah pergi melangkah meninggalkan Santi dan Arya. Dia ingin sekali memberikan kejutan kepada Arya. Cintanya selalu diabaikan Arya, kini saatnya dia balas dendam.****"Mas Arya, bo-boleh kah aku bertanya?" tanya Santi ragu.Santi takut kalau pertanyaannya ditolak mentah sama Arya. Seketika bayi di dalam rahimnya aktif dan mungkin janin di dalam perutnya tahu kalau Arya saudaranya.Wajah Arya mengerut, dia menebak pertanyaan apa yang akan dilontarkan Santi kepada dirinya."Bo-boleh,. Tentu saja boleh. Kalau boleh tahu mau bertanya tentang apa?" tanya Arya.Arya bringsut dan menuju balai bambu di taman. Santi mengekor di belakang Arya."Silahkan duduk! Maaf kalau kita bicara di taman ini. Aku tidak mau mengundang fitnah atau bahan omongan o
Kubuat Kamu Dan Selingkuhanmu MenyesalPart 42: Mulai TerkuakResah mulai hadir di dalam dirinya. Dia takut kalau Santi pergi sendirian ke panti asuhan. Dia merogoh ponsel miliknya di saku celana. Perasaannya sudah kalang kabut. Dia mencari kontak Santi pada layar ponselnya.Satu panggilan tidak terjawab. Dia tidak putus asa menghubungi Santi melalui panggilan telepon."Huft! Kenapa tidak ada sama sekali Mbak Santi menjawab teleponku,' ucap Dion dalam hati.Dion sudah tidak tenang lagi. Panik ... dia sangat panik atas kejadian ini. Akhirnya, dia memutuskan pergi ke panti asuhan. Gegas dia menuju mobil yang sedang parkir di garasi. Namun, dia berhenti dan lebih memilih sepeda motor. Dia takut jalan macet dan tidak bersua dengan santi."Iya! Aku harus mengendarai sepeda motor daripada mobil,' ucap Dion dalam hati.Dion men-starter sepeda motor lalu m
Kubuat Kamu Dan Selingkuhanmu MenyesalPart 42: Mulai TerkuakArya mengernyitkan dahi lalu berselancar memikirkan perkataan Santi."Maaf selama ini aku telah lalai bahkan tidak ingat kepada sang maha pencipta. Semoga pertemuan kita membawa berkah dan menjadikan aku ke arah yang lebih baik."Santi berkata jujur, ia tidak malu sama sekali membuka aibnya sendiri."Hentikan semuanya! Aku tidak mau mendengar aibmu. Cukup kamu dan Allah lah yang tahu tentang dirimu."Arya menasihati Santi agar tidak mengumbar aibnya. Dia melihat ke arah taman. Hatinya damai seketika melihat kumbang sedang menghampiri bunga. Dia ingin sekali memadu kasih dengan Santi. Namun, dia pikir itu tidak mungkin. Dirinya seorang bujang lapuk, sementara Santi janda saudara kembarnya."Oh iya, bagaimana cerita yang tadi sempat tertunda. Apakah aku boleh mendengarnya kembali dari narasumbernya langsung?" tanya Santi.Santi memulai perca
Kubuat Kamu Dan Selingkuhanmu MenyesalPart 42: Mulai TerkuakArya masih menahan perih akibat pukulan demi pukulan yang dia terima."Terima kasih sudah menolongku. Kamu juga harus berterima kasih kepadaku. Aku sudah menolong kamu dari amukan massa."Matanya membulat melihat Arya meringkuk kesakitan. Lumuran darah segar menetes dari sudut bibirnya."Akulah yang merampok dompet itu. Kemudian aku berikan kepadamu lalu aku ambil tasmu. Aku berlari mencari tempat yang sepi lalu aku mengganti pakaianku untuk menolong dirimu."Pria itu membuka baju yang dia pakai. Ternyata baju yang dipakai pria itu milik Arya."Lalu, siapa namamu? Kenapa kamu tega melakukan itu?" tanya Arya."Namaku Dion."Dion mengulas senyum sambil menatap langit yang biru. Mentari sudah mulai terbenam di ufuk barat pertanda malam telah tiba."Sudahlah lupakan saja! Sebagai balas budiku, aku rela melakukan apapun itu
Kubuat Kamu Dan Selingkuhanmu Menyesal Part 43: Arya Berkata Jujur Arya segan ingin berkata jujur. Soalnya dia sudah menumpang di rumah Dion. Masa dia menumpang makan. "Tapi kenapa? Segan karena nggak ada uang?" Wajah Arya memerah akibat menahan malu yang tiada tara. Namun, dia terpaksa menahan malu daripada menahan lapar. "Iya," jawab Arya dengan nada pelan. "Dasar pria pemalu. Anggap saja aku ini saudaramu. Aku juga hidup sebatang kara. Jadi, harus bisa bergaul dan mengambil hati seseorang. Pokoknya kamu tenang saja. Selagi masih ada aku, hidupmu tidak akan terlantar." Dion mulai berpikir bagaimana caranya agar Arya menjadi tumbalnya. "Sudah cepat cuci muka! Aku keluar sebentar membeli sarapan." "Ba-baik," jawab Arya. Arya beranja
Kubuat Kamu Dan Selingkuhanmu MenyesalPart 57: Pernikahan Aryo dan SantiPagi telah menyapa bumi. Meli baru saja bangun. Dia hendak membuat konten untuk i***a storie di salah satu akun media sosial. Perlahan dia beranjak dari atas ranjang menuju lemari riasnya."Astagfirullah! Ti-tidak ini tidak mungkin!" umpat Meli dengan panik.Meli tidak menyangka kalau wajahnya bisa jelek seperti itu. 'Ya Tuhan! Apa yang terjadi?' tanya Meli dalam hati.Meli memeriksa kotak kosmetik yang dia pakai sebelum tidur. Pelan-pelan dibacanya, ternyata cream pemutih itu cocok untuk dipakai di pagi hari. "Ke-kenapa aku salah cream. Tidak ... Aragh ...!" Meli melempar botol kosmetik yang dia pakai. Padahal, siang ini dia mau bertemu dengan owner kosmetik brand lain dan outer model baru."Tidak, aku tidak mau cacat seumur hidup," umpat Meli kembali.Meli sudah menerima uang dari beberapa owner yang akan dia jumpai. Kalau sudah seperti ini, reputasinya bisa hancur.Perlahan dia mencari kotak perseginya, tid
Meli duduk, dia membuka kotak make up nya lalu berkaca sambil mengoles lipstik ke bibirnya. Meli belakangan ini memakai alat make up hasil dari endorse. Dia sekarang sudah menjadi selebgram. Mukanya sangat glowing berkat make up yang dia terima. "Tunggu sebentar!" ucap Muliadi. Meli tidak menghiraukan perkataan Muliadi. Dia asyik memoles wajahnya sambil membuat konten. Tidak berapa lama, Mak Yeni dan Ayu datang dengan kedua tangan diborgol ke belakang. Mak Yeni hampir tidak mengenal wajah Meli. "Kamu siapa?" tanya Mak Yeni. "Aku ini buah hatimu, Mak. Masa nggak kenal dengan aku. Aku ini Meli." Meli merasa sakit hati melihat Mak Yeni yang tidak mengenali dirinya. Perlahan dia menghela napas. Dia mencoba memaklumi perkataan ibunya. "Meli bukan seperti ini cantiknya! Aku yakin ini bukan kamu." Meli menatap wajah Ayu. Ayu hanya bisa menunduk, seketika dia teringat akan dosa yang pernah dia lakukan keti
Dia ambruk ke lantai karena tersenggol Aryo."Kalau jalan pakai mata dong!"Santi menatap ke arah suara itu. Ia melihat kalau wanita itu Meli.'Meli! Ngapain dia kemari?' tanya Santi dalam hati. Ia lupa kalau Mak Yeni dan Ayu di tahan di dalam penjara.Santi langsung tersulut emosi. Dadanya mendidih dan ia ingin menampar wajah Meli. Tanpa sadar dan tidak bisa mengontrol emosinya. Ia bangkit dan berjalan menghampiri Meli dengan wajah memerah."Dasar wanita pelakor! Masih saja kamu bangga berlenggak lenggok ke sana kemari mencari mangsa."Meli melihat wajah Santi. Dia mengernyitkan dahi."Santi! Kamu ngapain di sini?""Bukan urusanmu," jawab Santi cuek.Santi melipat kedua tangannya lalu meletakkannya sejajar dengan dada. Ia berlagak angkuh kepada Meli."Idih ... Idih ... Bisa juga kamu cuek iya.""Aku bukan Santi yang dulu asal kamu tahu, paham!" balas Santi.Aryo menghampiri Santi dan w
Kubuat Kamu Dan Selingkuhanmu MenyesalPart 56: Mulai Menyesal"Bukan kah kamu sudah diberi teguran sama yang maha esa berkali-kali. Terus kenapa kamu tidak ada niat untuk berubah ke arah yang lebih baik?" tanya Santi."Namanya juga manusia. Ketika ditegur lewat penyakit, lewat barang berharga hilang atau masalah datang bertubi, pasti ingin segera taubat pada saat itu. Namun, cuma saat itu. Ketika sudah sembuh atau masalah selesai sudah tidak ingin lagi bertaubat."Arya menghela napas, dia tidak tahu kenapa bisa berkata seperti itu."Siapa yang berkata itu? Kamu atau siapa?" tanya Arya."Mohon maaf waktu besuk tinggal lima menit. Silahkan dipersingkat pembicaraannya," ucap Muliadi.Aryo belum sempat mencurahkan isi hatinya selama di dalam penjara. Kalau pertama kali masuk penjara cuma seminggu. Kalau yang ke dua ini sudah satu bulan lebih. Tubuhnya kelihatan kurus kerempeng seolah tidak terurus.
Tidak berapa lama, akhirnya mobil Santi tiba di parkiran penjara."Alhamdulillah, akhirnya sampai juga di sini" ucap Santi."What! Kita sudah sampai tan?"Santi diam, ia hanya melirik Ardi dari kaca spion."Cepat turun dari dalam mobil. Waktu kita tidak banyak di sini."Ardi, Arya dan Santi berjalan menuju ruang informasi untuk meminta izin bertemu dengan salah satu tahanan.Di sudut lorong, hanya beberapa orang saja yang lewat. Namun, kendaraan roda dua memadati parkiran."Ada yang bisa aku bantu, bu?" tanya salah satu polisi.Di name tag nya terbordir atas nama Muliadi."Maaf, Pak. Aku, Mas Arya dan Ardi mau besuk kawan kami yang sedang mendekam di balik jeruji besi," ucap Santi.Matanya Santi melihat ke sana kemari memperhatikan situasi sekitar. Baru pertama kali ini ia ke kantor polisi."Atas nama siapa, Bu, Pak?" tanya Muliadi lembut. Dia masih setia dan menjunjung tinggi excellent service kepada konsu
Ardi duduk di samping Arya. Dia sibuk mengotak-atik ponsel miliknya.Sudah lima belas menit Arya dan Ardi menunggu, Santi belum datang juga. Akhirnya rasa bosan menunggu kini menyapa Arya dan Ardi. Ardi sampai mengantuk menunggu kehadiran Santi.Tanpa sadar, Ardi ngantuk sangking lamanya menunggu. Tidak berapa lama, Santi datang."Gerak yuk!" ucap Santi.Santi melangkah gontai menghampiri Ardi dan Arya. Sementara Ardi sudah berlabuh ke pulau seribu."Ardi! Kamu kok malah ngorok?" tanya Santi.Santi sudah dandan cantik, malah Ardi molor menjelajahi dunia mimpi."Woi! Bangun!"Ardi tersentak bangun. "Kita sudah sampai, Tan?" tanya dia."Sampai ke Hongkong."Ardi melihat ke seluruh sudut rumah. Dia masih antara sadar dan tidak."Lah, rupanya kita masih di sini.""Iya. Ayo kita berangkat."Arya hanya bisa menahan senyum melihat ulah Santi dan Ardi. Dia takut keceplosan ketawa sangking lucunya ulah
Kini sudah tidak lama lagi hari H akan tiba. Arya sudah sibuk mengingat-ingat siapa saja yang layak diundang."Oh, San. Aryo kita undang tidak?" tanya Arya kepada Santi.Arya, Santi dan Ardi sedang menulis nama yang akan diundang pada acara resepsi pernikahannya."Emangnya apa boleh dia keluar?""Kurang tahu juga sih."Arya berharap saudara kandungnya bisa menghadiri resepsi pernikahan nya bersama Santi. Dia tidak ada niat untuk membalas dendam atau apa. Hanya Aryo lah satu-satunya keluarganya yang masih hidup. Selain itu sudah tidak ada lagi."Bagaimana kalau kita ke lapas sekarang. Hitung-hitung besuk dia untuk mempererat jalinan tali silaturahmi. Sudah kama aku dan Aryo tidak bersua," tanya Arya.Arya takut kalau Santi tersinggung. Itu sebabnya dia langsung menundukkan pandangannya."Bo-boleh, kenapa aku melarang hal itu. Lagi pula itu hal wajar.""Aku boleh ikut nggak, Tan?" tanya Ardi spontan.San
"Pokoknya Mbak Shela pasti pulang. Aku jamin, Om.""Baiklah."Arya senyum senyum membayangkan bagaimana nantinya aktingnya dengan Shela dan Ardi.Flash back off****"Kalian semua jahat!" amuk Santi.Santi tersipu malu. Ternyata ia dikerjain mereka semua. Perlahan ia menyusut air matanya yang sudah terlanjur jatuh membasahi pipinya. Malu, sedih dan bahagia bercampur menjadi satu. Namun, ia mencoba tersenyum walaupun dirinya telah dikerjai mereka bertiga."Maafkan aku, San. Ini semua ide aku. Maafkan aku sudah terlanjur melukai perasaanmu. Aku hanya ingin melihat seberapa tulusnya kamu menerima diriku sebagai imam kamu.""Cukup! Hentikan semua drama kamu itu, Mas!" amuk Santi. Ia tidak mau kalau Arya berakting lagi.Arya tersenyum walaupun rasa sakit masih belum reda dari pelipisnya."Aku ini
Kubuat Kamu Dan Selingkuhanmu MenyesalPart 55: Ide Awal"Ide apa, Om?!" tanya Ardi."Mari sini tak bisikin."Arya membisikkan idenya ke daun telinganya. Ardi senyam-senyum mendengar penjelasan Arya."Wah ide bagus.""Terus, kita berdua saja yang memberikan kejutan kepada Tante?" tanya Ardi.Arya bingung, dia tidak tahu siapa lagi kawan mereka yang ikut serta mengerjai Santi."Bagaimana kalau aku telepon Mbak Shela. Aku rasa dia pasti mau pulang kemari.""Shela siapa? Dan dia emangnya di mana sekarang?" cecar Arya.Arya masih terus terbaring di atas berangkat dan jarum infus masih menusuk di tangannya. Suara jam dinding berbunyi merdu menghibur suasana di dalam kamar Arya membuat mereka berdua semakin seru memikirkan ide apa yang akan diberikan kepada Santi pada saat ulang tahun nanti."Mbak Shela itu kakak sepupu aku. Ibuku dengan ibunya Mbak Shela kakak adik. Ibunya Mbak Shela anak per