Kubuat Kamu Dan Selingkuhanmu Menyesal
Part 37: Kena Jebak
"Oh Tuhan! Ini rumah apa istana?" ucap Meli.
Meli terkejut melihat bangunan yang menjulang tinggi mencakar langit.
"Aku harus bisa masuk ke dalam dan menjumpai Adrian."
Meli melangkah perlahan mendekati pagar rumah. Dia menekan bel rumah. Matahari mulai menyengat kulit. Angin sepoi berhembus menyapa kulit.
"Cari siapa?"
Meli kaget mendengar suara satpam yang kuat. Mulutnya tidak henti kumat kamit mengucap istighfar.
"Pa-pak Adrian ada?" tanya Meli takut.
Satpam melihat Meli dari ujung kaki sampai ujung rambut.
"Kenapa kamu bisa tahu nama beliau? Terus ada urusan apa? Sudah buat janji apa belum?"
"Belum sih. Cuma, beliau sudah kasih izin datang ke alamat yang tertera di kartu nama itu."
Pak satpam heran kenapa wanita ini bisa dapat kartu nama itu.
"Pak A
Kubuat Kamu Dan Selingkuhanmu MenyesalPart 37: Kena Jebak"Pasti gara-gara Mas Aryo. Dia nggak merestui aku pergi menemui pria tajir ini. Lihat saja nanti, kalau aku ketemu kamu. Wajahmu akan kucabik-cabik!"Meli terus meracau tiada henti sambil berjalan menyusuri jalan komplek itu."Andai saja rumahku dan tabunganku tidak ludes begitu saja. Mungkin aku tidak seperti ini luntang lantung tidak jelas."Rasa haus kini hadir dalam dirinya. Uang ditangannya hanya cukup sekali jalan. Mau tidak mau, dia harus terus berjalan kaki sambil berpikir.Tanpa sadar, Meli hampir saja ditabrak mobil."Ti-tidak ....!" teriak Meli dengan suara kencang.Untung saja mobil itu aman terkendali dan tidak menabrak Meli.Meli masih saja menutup mata, napasnya ngos-ngosan.'Dia wanita yang hari itu di rumah sakit bukan?' tanya Adrian dalam hati.Adrian menatap ke arah Meli. Setelah semua aman, d
Kubuat Kamu Dan Selingkuhanmu MenyesalPart 37: Kena JebakAdrian mulai berpikir rencana apa yang harus dia lakukan untuk menjebak perempuan badut itu. Dia sebut badut karena penampilan Meli mirip badut di pasar malam."Kalau ada perlu, silahkan datang ke alamat yang tertera di kartu nama itu. Jelas ada perlu lah, makanya aku datang menjumpai bapak."'Wah! Kebetulan sekali. Aku harus menggunakan kesempatan ini.'Aryo memicingkan matanya ke arah Meli. Namun, Meli buang muka. Perasaan tidak enak muncul di benaknya."Katakan kamu perlu apa sehingga menjumpai aku kemari," ujar Adrian.Mobil Adrian parkir di sembarang tempat. Sehingga mengganggu pengguna jalan yang lain."Kalau parkir jangan di tengah jalan, Pak!" teriak pria yang mengemudi mobil pick up.Adrian lupa daratan kalau mobil miliknya asal parkir. Dia berjalan menuju mobilnya. Dia memarkirkan mobil miliknya ke tepi jalan.
Kubuat Kamu Dan Selingkuhanmu MenyesalPart 37: Kena Jebak'Lama sekali tua bangka ini mengatakannya,' sungut Meli dalam hati."Apa syaratnya, Pak?" tanya Meli memberanikan diri."Kamu harus mau ku jual kepada hidung belang," jawab Adrian.Meli terkejut mendengar jawaban Adrian. Dia tidak menyangka kalau pria yang dia manfaatkan ternyata licik juga."Sudah gila kamu, Pak. Walaupun aku butuh uang dan kondisi seperti ini. Kalau itu syaratnya aku tidak mau. Cari saja wanita lain, Pak!" seru Meli."Nggak usah kamu jual mahal. Kamu itu perempuan perebut laki orang. Kamu kira aku tidak tahu."Kedua bola mata Meli mau keluar dari sarangnya. Dia heran dan curiga kenapa pria yang di depannya ini bisa mengetahui latar belakangnya."Dari mana kamu tahu? Apakah kamu sudah mengenal diriku sebelumnya?""Nggak! Aku cuma sering baca berita tentang gosip pelakor di salah satu akun media sosial."
Kubuat Kamu Dan Selingkuhanmu MenyesalPart 38: Perut MulesAdrian pergi melangkah menuju mobil. Dia memiliki ide nakal. Dia yakin, idenya tidak akan meleset."Cih! Tidak semua wanita mau dan rela mengorbankan mahkotanya demi uang," racau Meli.Meli pergi melangkah melanjutkan perjalanannya. Dia kira apa yang diinginkan semudah membalikkan telapak tangan. Ternyata semua hanya impian belaka yang membuat dirinya lupa daratan, bahkan mengeluarkan kata yang tidak pantas dan layak dia lontar kan kepada Aryo."Argh!"Meli berteriak kencang sambil mengacak-acak rambutnya. Dia sudah bingung pulang. Uangnya tidak ada sama sekali untuk membayar ongkos. Jangankan uang buat ongkos, beli mineral water bentuk cup saja tidak ada. Padahal, tenggorokannya sudah mulai kering.Tidak ada satu orang pun yang melintas. Meli berharap ada mukjizat yang turun dari langit. Namun, harapannya hanya penyemangat dala
Kubuat Kamu Dan Selingkuhanmu MenyesalPart 38: Perut Mules"Besok-besok aku mengamen saja. Sebelum benar-benar mendapat pria tajir."Meli duduk di pinggir jalan raya tepatnya di bawah lampu merah. Otaknya masih berpikir keras untuk mendapat mangsa pria tajir. Lampu hijau telah usai, kini dia berdiri dan langsung menghampiri mobil yang sudah berhenti di belakang garis."Tolong kasihani aku, Pak. Sudah satu hari aku tidak makan. Anakku sedang di rawat di rumah sakit."Kali ini Meli berkata lain. Dia tidak mau menggunakan satu jurus saja. Dia pindah dari mobil yang satu ke mobil yang lain. Dia tidak putus asa untuk mendapat pundi-pundi receh.Kali ini, Meli tidak mendapatkan apa-apa. Rasa lelah dan letih kini hadir menyapa dirinya."Makan saja dulu aku. Mumpung lampu merah lagi. Kalau rezeki nggak kemana."Meli pergi melangkah mencari rumah makan Padang. Dia berharap uang yang berwarna biru itu tidak h
Kubuat Kamu Dan Selingkuhanmu MenyesalPart 38: Perut Mules"Aku masih lajang, nggak usah panggil Pak. Panggil Mas saja, Bu."Mulut Meli menganga tidak percaya dengan perkataan pelayan warung.'Masa wajahnya sudah tua seperti itu masih muda? Apa jangan-jangan dia berbohong?' tanya Meli dalam hati."Silahkan menikmati! Permisi," ucap pelayan warung.Meli sangat lahap menikmati ayam geprek pesanannya. Dia lupa daratan kalau dirinya tidak bisa memakan sambel yang super duper pedas. Sudah setengah jalan dalia menikmati ayam geprek dan sambelnya, dia baru sadar. Itu pun karena perutnya mulai mules."Aduh! Ada apa yang terjadi? Kenapa perutku tiba-tiba, mules?" ucap Meli spontan.Perutnya seperti kena gempa, tsunami dan banjir bandang. Guncangan yang lahir di dalam perutnya, membuat dirinya tidak tahan menahan perih dan sakitnya."Argh ...!" teriak Meli.Semua mata t
Kubuat Kamu Dan Selingkuhanmu MenyesalPart 38: Perut MulesSemua pengunjung pada bubar, satu orang pun tidak ada yang mau bayar."Lah ... kok pada bubar?! Sudah makan kenapa nggak mau bayar?" ucap pelayan.Satu orang pun tidak ada yang peduli. Satu persatu pada keluar."Huft!"Pelayan warung mendengus kesal sambil menggaruk kepala yang tidak gatal.Meli juga pergi begitu saja, dia nggak mau bayar pesanannya."Bu ... Mau kemana? Bayar dulu dong!"Meli pura-pura tidak mendengar perkataan pelayan warung. Dia pergi berjalan dengan sedikit cepat dari biasanya.'Alhamdulillah! Dapat makan gratis walaupun kena cibir atau kena siram es teh. Aku nggak peduli. Lagi pula, nggak ada kok yang kenal samaku,' ucap Meli dalam hati.Dia berjalan menelusuri trotoar sambil berpikir mau pulang kemana. Seketika dia bingung antara pulang ke rumah sakit atau kemana.Perasaannya mula
Kubuat Kamu Dan Selingkuhanmu MenyesalPart 39: Siapa Sosok Pria Itu?"Ya iya, sih.""Terus kenapa berani bilang seperti itu kepadaku?" berang Santi.Meli berpikir, benar juga apa kata Santi. Dirinya lah yang seharusnya bertanggungjawab. Namun, hatinya tidak seperti itu."Kalau kamu tidak ada hati nurani, berarti kamu juga ikut membunuh mantan suamimu secara tidak langsung."Meli banyak cara untuk membuat hati Santi luluh dan membayar biaya operasi mantan suaminya."Dasar wanita benalu! Kamu mau enaknya saja. Ketika menderita kamu lepas tangan," sungut Santi.Ia tidak mau membuang waktu meladeni Meli. Dirinya sudah mengetahui kabar Aryo bahkan di rawat di rumah sakit mana. Santi pergi melangkah menuju mobilnya. Namun, Meli menghalangi langkahnya Santi."Berhenti! Kamu mau kemana wanita ...."
Kubuat Kamu Dan Selingkuhanmu MenyesalPart 57: Pernikahan Aryo dan SantiPagi telah menyapa bumi. Meli baru saja bangun. Dia hendak membuat konten untuk i***a storie di salah satu akun media sosial. Perlahan dia beranjak dari atas ranjang menuju lemari riasnya."Astagfirullah! Ti-tidak ini tidak mungkin!" umpat Meli dengan panik.Meli tidak menyangka kalau wajahnya bisa jelek seperti itu. 'Ya Tuhan! Apa yang terjadi?' tanya Meli dalam hati.Meli memeriksa kotak kosmetik yang dia pakai sebelum tidur. Pelan-pelan dibacanya, ternyata cream pemutih itu cocok untuk dipakai di pagi hari. "Ke-kenapa aku salah cream. Tidak ... Aragh ...!" Meli melempar botol kosmetik yang dia pakai. Padahal, siang ini dia mau bertemu dengan owner kosmetik brand lain dan outer model baru."Tidak, aku tidak mau cacat seumur hidup," umpat Meli kembali.Meli sudah menerima uang dari beberapa owner yang akan dia jumpai. Kalau sudah seperti ini, reputasinya bisa hancur.Perlahan dia mencari kotak perseginya, tid
Meli duduk, dia membuka kotak make up nya lalu berkaca sambil mengoles lipstik ke bibirnya. Meli belakangan ini memakai alat make up hasil dari endorse. Dia sekarang sudah menjadi selebgram. Mukanya sangat glowing berkat make up yang dia terima. "Tunggu sebentar!" ucap Muliadi. Meli tidak menghiraukan perkataan Muliadi. Dia asyik memoles wajahnya sambil membuat konten. Tidak berapa lama, Mak Yeni dan Ayu datang dengan kedua tangan diborgol ke belakang. Mak Yeni hampir tidak mengenal wajah Meli. "Kamu siapa?" tanya Mak Yeni. "Aku ini buah hatimu, Mak. Masa nggak kenal dengan aku. Aku ini Meli." Meli merasa sakit hati melihat Mak Yeni yang tidak mengenali dirinya. Perlahan dia menghela napas. Dia mencoba memaklumi perkataan ibunya. "Meli bukan seperti ini cantiknya! Aku yakin ini bukan kamu." Meli menatap wajah Ayu. Ayu hanya bisa menunduk, seketika dia teringat akan dosa yang pernah dia lakukan keti
Dia ambruk ke lantai karena tersenggol Aryo."Kalau jalan pakai mata dong!"Santi menatap ke arah suara itu. Ia melihat kalau wanita itu Meli.'Meli! Ngapain dia kemari?' tanya Santi dalam hati. Ia lupa kalau Mak Yeni dan Ayu di tahan di dalam penjara.Santi langsung tersulut emosi. Dadanya mendidih dan ia ingin menampar wajah Meli. Tanpa sadar dan tidak bisa mengontrol emosinya. Ia bangkit dan berjalan menghampiri Meli dengan wajah memerah."Dasar wanita pelakor! Masih saja kamu bangga berlenggak lenggok ke sana kemari mencari mangsa."Meli melihat wajah Santi. Dia mengernyitkan dahi."Santi! Kamu ngapain di sini?""Bukan urusanmu," jawab Santi cuek.Santi melipat kedua tangannya lalu meletakkannya sejajar dengan dada. Ia berlagak angkuh kepada Meli."Idih ... Idih ... Bisa juga kamu cuek iya.""Aku bukan Santi yang dulu asal kamu tahu, paham!" balas Santi.Aryo menghampiri Santi dan w
Kubuat Kamu Dan Selingkuhanmu MenyesalPart 56: Mulai Menyesal"Bukan kah kamu sudah diberi teguran sama yang maha esa berkali-kali. Terus kenapa kamu tidak ada niat untuk berubah ke arah yang lebih baik?" tanya Santi."Namanya juga manusia. Ketika ditegur lewat penyakit, lewat barang berharga hilang atau masalah datang bertubi, pasti ingin segera taubat pada saat itu. Namun, cuma saat itu. Ketika sudah sembuh atau masalah selesai sudah tidak ingin lagi bertaubat."Arya menghela napas, dia tidak tahu kenapa bisa berkata seperti itu."Siapa yang berkata itu? Kamu atau siapa?" tanya Arya."Mohon maaf waktu besuk tinggal lima menit. Silahkan dipersingkat pembicaraannya," ucap Muliadi.Aryo belum sempat mencurahkan isi hatinya selama di dalam penjara. Kalau pertama kali masuk penjara cuma seminggu. Kalau yang ke dua ini sudah satu bulan lebih. Tubuhnya kelihatan kurus kerempeng seolah tidak terurus.
Tidak berapa lama, akhirnya mobil Santi tiba di parkiran penjara."Alhamdulillah, akhirnya sampai juga di sini" ucap Santi."What! Kita sudah sampai tan?"Santi diam, ia hanya melirik Ardi dari kaca spion."Cepat turun dari dalam mobil. Waktu kita tidak banyak di sini."Ardi, Arya dan Santi berjalan menuju ruang informasi untuk meminta izin bertemu dengan salah satu tahanan.Di sudut lorong, hanya beberapa orang saja yang lewat. Namun, kendaraan roda dua memadati parkiran."Ada yang bisa aku bantu, bu?" tanya salah satu polisi.Di name tag nya terbordir atas nama Muliadi."Maaf, Pak. Aku, Mas Arya dan Ardi mau besuk kawan kami yang sedang mendekam di balik jeruji besi," ucap Santi.Matanya Santi melihat ke sana kemari memperhatikan situasi sekitar. Baru pertama kali ini ia ke kantor polisi."Atas nama siapa, Bu, Pak?" tanya Muliadi lembut. Dia masih setia dan menjunjung tinggi excellent service kepada konsu
Ardi duduk di samping Arya. Dia sibuk mengotak-atik ponsel miliknya.Sudah lima belas menit Arya dan Ardi menunggu, Santi belum datang juga. Akhirnya rasa bosan menunggu kini menyapa Arya dan Ardi. Ardi sampai mengantuk menunggu kehadiran Santi.Tanpa sadar, Ardi ngantuk sangking lamanya menunggu. Tidak berapa lama, Santi datang."Gerak yuk!" ucap Santi.Santi melangkah gontai menghampiri Ardi dan Arya. Sementara Ardi sudah berlabuh ke pulau seribu."Ardi! Kamu kok malah ngorok?" tanya Santi.Santi sudah dandan cantik, malah Ardi molor menjelajahi dunia mimpi."Woi! Bangun!"Ardi tersentak bangun. "Kita sudah sampai, Tan?" tanya dia."Sampai ke Hongkong."Ardi melihat ke seluruh sudut rumah. Dia masih antara sadar dan tidak."Lah, rupanya kita masih di sini.""Iya. Ayo kita berangkat."Arya hanya bisa menahan senyum melihat ulah Santi dan Ardi. Dia takut keceplosan ketawa sangking lucunya ulah
Kini sudah tidak lama lagi hari H akan tiba. Arya sudah sibuk mengingat-ingat siapa saja yang layak diundang."Oh, San. Aryo kita undang tidak?" tanya Arya kepada Santi.Arya, Santi dan Ardi sedang menulis nama yang akan diundang pada acara resepsi pernikahannya."Emangnya apa boleh dia keluar?""Kurang tahu juga sih."Arya berharap saudara kandungnya bisa menghadiri resepsi pernikahan nya bersama Santi. Dia tidak ada niat untuk membalas dendam atau apa. Hanya Aryo lah satu-satunya keluarganya yang masih hidup. Selain itu sudah tidak ada lagi."Bagaimana kalau kita ke lapas sekarang. Hitung-hitung besuk dia untuk mempererat jalinan tali silaturahmi. Sudah kama aku dan Aryo tidak bersua," tanya Arya.Arya takut kalau Santi tersinggung. Itu sebabnya dia langsung menundukkan pandangannya."Bo-boleh, kenapa aku melarang hal itu. Lagi pula itu hal wajar.""Aku boleh ikut nggak, Tan?" tanya Ardi spontan.San
"Pokoknya Mbak Shela pasti pulang. Aku jamin, Om.""Baiklah."Arya senyum senyum membayangkan bagaimana nantinya aktingnya dengan Shela dan Ardi.Flash back off****"Kalian semua jahat!" amuk Santi.Santi tersipu malu. Ternyata ia dikerjain mereka semua. Perlahan ia menyusut air matanya yang sudah terlanjur jatuh membasahi pipinya. Malu, sedih dan bahagia bercampur menjadi satu. Namun, ia mencoba tersenyum walaupun dirinya telah dikerjai mereka bertiga."Maafkan aku, San. Ini semua ide aku. Maafkan aku sudah terlanjur melukai perasaanmu. Aku hanya ingin melihat seberapa tulusnya kamu menerima diriku sebagai imam kamu.""Cukup! Hentikan semua drama kamu itu, Mas!" amuk Santi. Ia tidak mau kalau Arya berakting lagi.Arya tersenyum walaupun rasa sakit masih belum reda dari pelipisnya."Aku ini
Kubuat Kamu Dan Selingkuhanmu MenyesalPart 55: Ide Awal"Ide apa, Om?!" tanya Ardi."Mari sini tak bisikin."Arya membisikkan idenya ke daun telinganya. Ardi senyam-senyum mendengar penjelasan Arya."Wah ide bagus.""Terus, kita berdua saja yang memberikan kejutan kepada Tante?" tanya Ardi.Arya bingung, dia tidak tahu siapa lagi kawan mereka yang ikut serta mengerjai Santi."Bagaimana kalau aku telepon Mbak Shela. Aku rasa dia pasti mau pulang kemari.""Shela siapa? Dan dia emangnya di mana sekarang?" cecar Arya.Arya masih terus terbaring di atas berangkat dan jarum infus masih menusuk di tangannya. Suara jam dinding berbunyi merdu menghibur suasana di dalam kamar Arya membuat mereka berdua semakin seru memikirkan ide apa yang akan diberikan kepada Santi pada saat ulang tahun nanti."Mbak Shela itu kakak sepupu aku. Ibuku dengan ibunya Mbak Shela kakak adik. Ibunya Mbak Shela anak per