Kubuat Kamu Dan Selingkuhanmu Menyesal
Part 38: Perut Mules
"Besok-besok aku mengamen saja. Sebelum benar-benar mendapat pria tajir."
Meli duduk di pinggir jalan raya tepatnya di bawah lampu merah. Otaknya masih berpikir keras untuk mendapat mangsa pria tajir. Lampu hijau telah usai, kini dia berdiri dan langsung menghampiri mobil yang sudah berhenti di belakang garis.
"Tolong kasihani aku, Pak. Sudah satu hari aku tidak makan. Anakku sedang di rawat di rumah sakit."
Kali ini Meli berkata lain. Dia tidak mau menggunakan satu jurus saja. Dia pindah dari mobil yang satu ke mobil yang lain. Dia tidak putus asa untuk mendapat pundi-pundi receh.
Kali ini, Meli tidak mendapatkan apa-apa. Rasa lelah dan letih kini hadir menyapa dirinya.
"Makan saja dulu aku. Mumpung lampu merah lagi. Kalau rezeki nggak kemana."
Meli pergi melangkah mencari rumah makan Padang. Dia berharap uang yang berwarna biru itu tidak h
Kubuat Kamu Dan Selingkuhanmu MenyesalPart 38: Perut Mules"Aku masih lajang, nggak usah panggil Pak. Panggil Mas saja, Bu."Mulut Meli menganga tidak percaya dengan perkataan pelayan warung.'Masa wajahnya sudah tua seperti itu masih muda? Apa jangan-jangan dia berbohong?' tanya Meli dalam hati."Silahkan menikmati! Permisi," ucap pelayan warung.Meli sangat lahap menikmati ayam geprek pesanannya. Dia lupa daratan kalau dirinya tidak bisa memakan sambel yang super duper pedas. Sudah setengah jalan dalia menikmati ayam geprek dan sambelnya, dia baru sadar. Itu pun karena perutnya mulai mules."Aduh! Ada apa yang terjadi? Kenapa perutku tiba-tiba, mules?" ucap Meli spontan.Perutnya seperti kena gempa, tsunami dan banjir bandang. Guncangan yang lahir di dalam perutnya, membuat dirinya tidak tahan menahan perih dan sakitnya."Argh ...!" teriak Meli.Semua mata t
Kubuat Kamu Dan Selingkuhanmu MenyesalPart 38: Perut MulesSemua pengunjung pada bubar, satu orang pun tidak ada yang mau bayar."Lah ... kok pada bubar?! Sudah makan kenapa nggak mau bayar?" ucap pelayan.Satu orang pun tidak ada yang peduli. Satu persatu pada keluar."Huft!"Pelayan warung mendengus kesal sambil menggaruk kepala yang tidak gatal.Meli juga pergi begitu saja, dia nggak mau bayar pesanannya."Bu ... Mau kemana? Bayar dulu dong!"Meli pura-pura tidak mendengar perkataan pelayan warung. Dia pergi berjalan dengan sedikit cepat dari biasanya.'Alhamdulillah! Dapat makan gratis walaupun kena cibir atau kena siram es teh. Aku nggak peduli. Lagi pula, nggak ada kok yang kenal samaku,' ucap Meli dalam hati.Dia berjalan menelusuri trotoar sambil berpikir mau pulang kemana. Seketika dia bingung antara pulang ke rumah sakit atau kemana.Perasaannya mula
Kubuat Kamu Dan Selingkuhanmu MenyesalPart 39: Siapa Sosok Pria Itu?"Ya iya, sih.""Terus kenapa berani bilang seperti itu kepadaku?" berang Santi.Meli berpikir, benar juga apa kata Santi. Dirinya lah yang seharusnya bertanggungjawab. Namun, hatinya tidak seperti itu."Kalau kamu tidak ada hati nurani, berarti kamu juga ikut membunuh mantan suamimu secara tidak langsung."Meli banyak cara untuk membuat hati Santi luluh dan membayar biaya operasi mantan suaminya."Dasar wanita benalu! Kamu mau enaknya saja. Ketika menderita kamu lepas tangan," sungut Santi.Ia tidak mau membuang waktu meladeni Meli. Dirinya sudah mengetahui kabar Aryo bahkan di rawat di rumah sakit mana. Santi pergi melangkah menuju mobilnya. Namun, Meli menghalangi langkahnya Santi."Berhenti! Kamu mau kemana wanita ...."
Kubuat Kamu Dan Selingkuhanmu MenyesalPart 39: Siapa Sosok Pria Itu?Dion bingung, posisi mobil yang dia kemudikan terjepit. Maju kena, mundur kena. Sesekali dia melirik ke kaca spion memastikan ke belakang bisa apa tidak mundur. Ternyata, kendaraan di belakang sangat rapat dan padat."Nggak bisa gerak, Mbak. Sepertinya kita harus sabar menunggu kendaraan di depan berjalan."Santi mendengus kesal setelah mendengar penuturan Dion. Ia mengambil ponselnya di atas dashboard lalu menyalakannya."Di depan masih macet total!"Santi mulai resah dan gelisah setelah melihat map di layar ponsel miliknya."Oh iya?!" tanya Dion meyakinkan."Aku naik angkutan umum saja!"Santi melepas seat belt lalu membuka pintu mobil. Tiba-tiba, suara klakson kendaraan di belakang mobil mereka terdengar berkali-kali memekakkan t
Kubuat Kamu Dan Selingkuhanmu MenyesalPart 39: Siapa Sosok Pria Itu?Dion bingung dan tidak tahu mau melakukan apa. Tiga menit dia berpikir, akhirnya dirinya memutuskan kembali ke mobil.'Aku tunggu di mobil saja,' ucap Dion dalam hati.Dion terus melangkah menuju parkiran. Pengunjung lain pada sibuk dengan aktivitas masing-masing.Ketika Dion keluar dari dalam rumah sakit, dia ketemu dengan Meli."Mbak Meli?" tegur Dion.Meli pura-pura tidak dengar. Dia melangkah terus masuk ke dalam rumah sakit."Dasar pelakor!"Meli merasa tersindir atas hinaan yang dilontarkan Dion. Tiba-tiba, dia berhenti melangkah dan mengejar langkah Dion."Apa kamu bilang?" berang Meli sambil menarik lengan Dion.Dion berhenti dan menatap tajam bola mata Meli."Kenapa kamu diam? Kamu bilang apa tadi?"Dion berpikir sejenak dan kini saatnya dia memaki-maki Meli."Kamu wanita, Mb
Kubuat Kamu Dan Selingkuhanmu MenyesalPart 39: Siapa Sosok Pria Itu?Meli menutup mulutnya dengan telapak tangannya. Sebenarnya dia sangat menyesal atas semua yang dia lakukan kepada Santi. Namun, rasa egois dan malu membuat dirinya enggan untuk meminta maaf kepada Santi.****Dion menunggu Santi sudah lima.belas menit di dalam mobil. Resah dan gelisah menyapa dirinya. Akhirnya dia memutuskan untuk menghubungi Santi. Perlahan Dion mencari kontak Santi di ponsel miliknya. Tidak butuh waktu la, kontak Santi ditemukan dan langsung dihubungi Dion.Panggilannya ditolak oleh Santi. Dion heran dan berpikir keras kenapa Santi menolak panggilannya.'Kemana Mbak Santi pergi,' tanya Dion dalam hati.Dia mengembalikan ponselnya ke atas dashboard lalu merebahkan tubuhnya. Pikirannya tidak tenang, dia takut kalau Santi melakukan hal yang tidak diinginkan. Akhirnya dia memutu
Kubuat Kamu Dan Selingkuhanmu MenyesalPart 39: Siapa Sosok Pria Itu?Aku tahu, Santi pasti tidak mau pergi jauh dari pelukanku. Kamu tahu nggak alasannya kenapa?"Dion mengernyitkan dahi. Dia heran kenapa Santi bisa seperti itu kepada Aryo."Nggak," jawab Dion jujur."Sudah kuduga kamu pasti tidak tahu. Maka dari itu, cepat nikah biar kamu tahu jawabannya."Aryo mengusap pucuk kepala Santi. Dion semakin tersulut emosi melihat tingkah Aryo yang sudah lewat batas."Jangan sentuh lagi Mbak Santi! Kamu dan dia tidak mahram lagi!" seru Dion."Apa hak kamu melarang aku!"Dion diam seribu bahasa. Otaknya berpikir keras memikirkan jawaban yang tepat buat Aryo."Mbak Santi kenapa bisa ada di sini? Aku tadi sudah mencari Mbak, ternyata di sini.""Kamu mau tahu," tanya Santi.Santi buka suara, dari tadi ia hanya diam membisu tidak kuasa berkata-kata."Iya, Mbak," jawab Dion.Flashba
Kubuat Kamu Dan Selingkuhanmu MenyesalPart 40: Aryo Berkata Jujur Juga SantiAryo tersenyum mendengar permintaan Santi."Bo-boleh dong! Kenapa tidak boleh. Menjaga dan merawatku saja sampai sembuh pasti boleh."Santi memeluk tubuh Aryo. Perasaannya sangat senang bisa kembali memeluk mantan suaminya. Walaupun Santi tahu yang ia lakukan salah. Ia berharap esok kelak, ketika bayinya lahir mempunyai orang tua yang lengkap.Flashback off"Pasti akal-akalan Mas Aryo itu. Atau Mas Aryo ada susuk atau pelet sehingga Mbak Santi luluh kepadanya.""Jaga lisanmu Dion! Aku juga tidak mau diperbudak seperti ini. Aku hanya ingin mengikuti keinginan janin yang ada dalam rahimku."Aryo tersenyum dan merasa senang, seolah-olah Santi membela dirinya."Coba kamu cari tahu sifat dan tingkah laku wanita pada saat ngidam. Pasti aneh-aneh dan macam-macam. Aku juga luluh mungkin karena janin yang ada dalam rahi