Kubuat Kamu Dan Selingkuhanmu Menyesal
Part 36: Bukan Mimpi Rupanya
"Gila benar!"
Meli membuka sendalnya lalu berlari kencang sambil memegang sendal dan menarik ke atas bajunya. Dia tidak peduli dengan pengunjung lain yang lewat di lorong. Sesekali ada yang tersenggol. Dia tetap terus berlari dan tidak peduli. Napasnya ngos-ngosan, larinya laksana dikejar seekor harimau.
"Berhenti!" teriak Rinda.
Meli tidak menghiraukan apa kata Rinda. Napasnya terseok-seok. Dia berhenti sejenak sambil menunduk. Baru saja dia menunduk, eh sudah ketinggalan jejak.
"Sial! Cepat juga pelakor itu menghilang."
Rinda menenangkan napasnya. Dia duduk di kursi tepat di depan ruangan.
"Alhamdulillah bisa selamat dari seekor serigala."
Meli berjalan dengan santai. Dia sudah lepas dari terkaman seekor serigala. Seketika dia bingung d
Kubuat Kamu Dan Selingkuhanmu MenyesalPart 36: Bukan Mimpi Rupanya"Kamu 'kan ke rumah santi. Maksud aku, bagaimana hasilnya setelah berjumpa sama Santi."Meli terus menguyah nasi di dalam mulutnya. Dia tidak menjawab dan menghiraukan perkataan Aryo."Meli! Kok kamu diam saja! Apa yang terjadi?""Nggak ada lagi kesenangan di dunia ini Mas? Masa aku lagi makan, kamu terus menerus mengganggu makanku. Kamu jahat, mas! Pantas saja Santi sakit hati padamu."Meli berang dan menghempaskan gelasnya di atas nakas. Untung saja tidak pecah."Lah, kamu marah sih sayang. Baiklah kalau begitu. Selesai makan saja kamu, kutanya."Aryo menghela napas dan memalingkan pandangannya. Matanya berkaca-kaca. Dia merasa sedih dengan kondisinya sekarang ini. Dia kira, Meli sangat sayang dan cinta kepada dirinya. Baru beberapa ha
Kubuat Kamu Dan Selingkuhanmu MenyesalPart 36: Bukan Mimpi RupanyaAryo menguap. Tiba-tiba, dia ingin buang air kecil."Aduh! Kebelet pipis pula aku. Sama siapa aku minta tolong iya?"Aryo mencoba menggerakkan kedua kakinya. Kaki sebelah kiri masih bisa dia gerakkan. Kaki kanan sama sekali tidak bisa."Kenapa dengan kaki kananku?" tanya Aryo spontan.Dia sudah nggak tahan lagi menahan pipis, sementara dia panik dan bingung kencing di mana.Tiba-tiba, pikirnya jalan. Kalau pasien yang tidak bisa berjalan, pasti sudah disediakan wadah tempat buang air kecil dan buang air besar. Aryo mencari benda itu, tidak ada sama sekali ketemu."Pasti di bawah brangkar ini tempatnya," ucap Aryo sambil berusaha melihat ke bawah.Aryo kehilangan kendali, akhirnya dia jatuh ke lantai."Astagfirullah! Mas Aryo!" ucap Meli.Meli baru saja masuk ke dalam kamar Aryo. Suaminya sudah terkapar di atas la
Kubuat Kamu Dan Selingkuhanmu MenyesalPart 36: Bukan Mimpi RupanyaMeli dan Dokter masuk ke dalam ruangan lalu berlari menghampiri Aryo."Silahkan diangkat pasien ke atas brangkar."Perawat mengangkat tubuh Aryo. Namun, wajah perawat terlihat masam."Aroma apa ini?" ucap perawat keceplosan.Tangan salah satu perawat basah kena air kencing Aryo. Aryo hanya bisa memejamkan mata menahan sakit yang tiada terkira."Sakit, Dok!"Aryo menangis terisak. Dia merasa tidak ada lagi guna kakinya."Astagfirullah! Kaki kanan Pak Aryo remuk lagi akibat benturan ke lantai. Kita harus ambil tindakan cepat sebelum tulangnya bergeser parah.""Pasti UUD lagi. Huft!" ucap Meli kesal.Dokter dan perawat mengarahkan netranya ke arah Meli."Maksudnya UUD itu apa? Terus hubungannya ke pasien kalau kita ambil tindakan apa?" cecar dokter."Ujung-ujungnya Duit, Dok! Uang buat bi
Kubuat Kamu Dan Selingkuhanmu MenyesalPart 36: Bukan Mimpi Rupanya"Apa yang membuat kamu berubah drastis seperti ini, Meli! Coba kamu pikirkan dengan matang. Kalau kamu memang tega dan sanggup meninggalkan aku dalam keadaan sakit. Kamu pasti mendapat karma esok kelak. Ingat dan camkan itu," berang Aryo.Aryo merasa terzolimi, dia tidak tahan menahan tulang kakinya patah. Meli berpaling darinya bahkan istrinya itu tidak segan-segan mencari pria yang jauh lebih tajir ketimbang dirinya."Kamu jahat Meli! Sungguh tak kusangka dikau begitu kejam!" sungut Aryo.Meli tidak peduli. Dia pergi berlalu begitu saja. Namun, pada saat dia berada di pintu kamar. Dia lupa kalau tasnya ketinggalan di lantai."Coba kamu pikirkan lagi dengan matang, Meli!"Meli mengambil tasnya di atas lantai."Oh iya, perlu kamu ingat. Silahkan urus dan cari sendiri biaya operasimu. Aku sudah tidak peduli. Mulai besok, aku mau mengg
Kubuat Kamu Dan Selingkuhanmu MenyesalPart 36: Bukan Mimpi RupanyaPerawat masih fokus memompa alat mendeteksi detak jantung Aryo. Setelah selesai, dia menjelaskan masjid dari pertanyaannya."Maksudnya begini, Pak! Apakah kaki kanannya masih terasa ngilu? Atau rasa sakit ketika digerakkan.""Oh, maksudnya itu toh Mas. Kalau pagi ini belum ada kugerakkan. Kemaren malam, tidak sengaja kugerakkan. Sangat sakit dan ...."Aryo terdiam seketika. Rasa ngilu dan sakit tidak bisa dia ceritakan. Wajahnya pucat pasi mengingat mimpinya kemaren malam."Bagaimana kalau kita ronsen kembali? Agar kita tahu sejauh mana perkembangannya. Dokter berpesan, kalau tulang yang patah untuk usia bapak. Sangat sulit sembuh seperti semula. Maka dari itu, kita harus cepat mengambil tindakan agar Pak Aryo cepat pulih kembali.""Berapa lagi uang yang harus dikeluarkan, Mas?" tanya Aryo.Meli hanya diam dan menyimak
Kubuat Kamu Dan Selingkuhanmu MenyesalPart 37: Kena JebakFlashback onMeli berjalan masuk kembali ke dalam rumah sakit. Dia mengurungkan niatnya pergi ke rumah Santi. Meli berjalan dengan tatapan kosong dan pikiran nanar. Hatinya nelangsa. Dia tidak menyangka kalau hidupnya bisa seperti ini."Astagfirullah!"Ucap pria gagah dan perkasa. Dia menatap Meli dengan tatapan tajam."Maaf, aku nggak sengaja."Meli menunduk malu. Dia tidak berani melihat kedua bola mata pria itu. Bungkusannya dia ambil dengan grogi."Kamu kenapa menunduk? Lihat dong wajah lawan bicaramu!" ucap pria itu.Pria itu mengangkat dagu Meli. Namun, Meli menepis tangan pria itu."Maaf kalau aku sudah lancang. Oh iya, perkenalkan namaku Adrian."Adrian mengulurkan tangannya, tapi Mi tidak membalas salaman dari Adrian. Adrian merogoh dompetnya di saku celana belakang."Ini kartu namaku! Jika suatu saat kamu butuh b
Kubuat Kamu Dan Selingkuhanmu MenyesalPart 37: Kena Jebak"Oh Tuhan! Ini rumah apa istana?" ucap Meli.Meli terkejut melihat bangunan yang menjulang tinggi mencakar langit."Aku harus bisa masuk ke dalam dan menjumpai Adrian."Meli melangkah perlahan mendekati pagar rumah. Dia menekan bel rumah. Matahari mulai menyengat kulit. Angin sepoi berhembus menyapa kulit."Cari siapa?"Meli kaget mendengar suara satpam yang kuat. Mulutnya tidak henti kumat kamit mengucap istighfar."Pa-pak Adrian ada?" tanya Meli takut.Satpam melihat Meli dari ujung kaki sampai ujung rambut."Kenapa kamu bisa tahu nama beliau? Terus ada urusan apa? Sudah buat janji apa belum?""Belum sih. Cuma, beliau sudah kasih izin datang ke alamat yang tertera di kartu nama itu."Pak satpam heran kenapa wanita ini bisa dapat kartu nama itu."Pak A
Kubuat Kamu Dan Selingkuhanmu MenyesalPart 37: Kena Jebak"Pasti gara-gara Mas Aryo. Dia nggak merestui aku pergi menemui pria tajir ini. Lihat saja nanti, kalau aku ketemu kamu. Wajahmu akan kucabik-cabik!"Meli terus meracau tiada henti sambil berjalan menyusuri jalan komplek itu."Andai saja rumahku dan tabunganku tidak ludes begitu saja. Mungkin aku tidak seperti ini luntang lantung tidak jelas."Rasa haus kini hadir dalam dirinya. Uang ditangannya hanya cukup sekali jalan. Mau tidak mau, dia harus terus berjalan kaki sambil berpikir.Tanpa sadar, Meli hampir saja ditabrak mobil."Ti-tidak ....!" teriak Meli dengan suara kencang.Untung saja mobil itu aman terkendali dan tidak menabrak Meli.Meli masih saja menutup mata, napasnya ngos-ngosan.'Dia wanita yang hari itu di rumah sakit bukan?' tanya Adrian dalam hati.Adrian menatap ke arah Meli. Setelah semua aman, d
Kubuat Kamu Dan Selingkuhanmu MenyesalPart 57: Pernikahan Aryo dan SantiPagi telah menyapa bumi. Meli baru saja bangun. Dia hendak membuat konten untuk i***a storie di salah satu akun media sosial. Perlahan dia beranjak dari atas ranjang menuju lemari riasnya."Astagfirullah! Ti-tidak ini tidak mungkin!" umpat Meli dengan panik.Meli tidak menyangka kalau wajahnya bisa jelek seperti itu. 'Ya Tuhan! Apa yang terjadi?' tanya Meli dalam hati.Meli memeriksa kotak kosmetik yang dia pakai sebelum tidur. Pelan-pelan dibacanya, ternyata cream pemutih itu cocok untuk dipakai di pagi hari. "Ke-kenapa aku salah cream. Tidak ... Aragh ...!" Meli melempar botol kosmetik yang dia pakai. Padahal, siang ini dia mau bertemu dengan owner kosmetik brand lain dan outer model baru."Tidak, aku tidak mau cacat seumur hidup," umpat Meli kembali.Meli sudah menerima uang dari beberapa owner yang akan dia jumpai. Kalau sudah seperti ini, reputasinya bisa hancur.Perlahan dia mencari kotak perseginya, tid
Meli duduk, dia membuka kotak make up nya lalu berkaca sambil mengoles lipstik ke bibirnya. Meli belakangan ini memakai alat make up hasil dari endorse. Dia sekarang sudah menjadi selebgram. Mukanya sangat glowing berkat make up yang dia terima. "Tunggu sebentar!" ucap Muliadi. Meli tidak menghiraukan perkataan Muliadi. Dia asyik memoles wajahnya sambil membuat konten. Tidak berapa lama, Mak Yeni dan Ayu datang dengan kedua tangan diborgol ke belakang. Mak Yeni hampir tidak mengenal wajah Meli. "Kamu siapa?" tanya Mak Yeni. "Aku ini buah hatimu, Mak. Masa nggak kenal dengan aku. Aku ini Meli." Meli merasa sakit hati melihat Mak Yeni yang tidak mengenali dirinya. Perlahan dia menghela napas. Dia mencoba memaklumi perkataan ibunya. "Meli bukan seperti ini cantiknya! Aku yakin ini bukan kamu." Meli menatap wajah Ayu. Ayu hanya bisa menunduk, seketika dia teringat akan dosa yang pernah dia lakukan keti
Dia ambruk ke lantai karena tersenggol Aryo."Kalau jalan pakai mata dong!"Santi menatap ke arah suara itu. Ia melihat kalau wanita itu Meli.'Meli! Ngapain dia kemari?' tanya Santi dalam hati. Ia lupa kalau Mak Yeni dan Ayu di tahan di dalam penjara.Santi langsung tersulut emosi. Dadanya mendidih dan ia ingin menampar wajah Meli. Tanpa sadar dan tidak bisa mengontrol emosinya. Ia bangkit dan berjalan menghampiri Meli dengan wajah memerah."Dasar wanita pelakor! Masih saja kamu bangga berlenggak lenggok ke sana kemari mencari mangsa."Meli melihat wajah Santi. Dia mengernyitkan dahi."Santi! Kamu ngapain di sini?""Bukan urusanmu," jawab Santi cuek.Santi melipat kedua tangannya lalu meletakkannya sejajar dengan dada. Ia berlagak angkuh kepada Meli."Idih ... Idih ... Bisa juga kamu cuek iya.""Aku bukan Santi yang dulu asal kamu tahu, paham!" balas Santi.Aryo menghampiri Santi dan w
Kubuat Kamu Dan Selingkuhanmu MenyesalPart 56: Mulai Menyesal"Bukan kah kamu sudah diberi teguran sama yang maha esa berkali-kali. Terus kenapa kamu tidak ada niat untuk berubah ke arah yang lebih baik?" tanya Santi."Namanya juga manusia. Ketika ditegur lewat penyakit, lewat barang berharga hilang atau masalah datang bertubi, pasti ingin segera taubat pada saat itu. Namun, cuma saat itu. Ketika sudah sembuh atau masalah selesai sudah tidak ingin lagi bertaubat."Arya menghela napas, dia tidak tahu kenapa bisa berkata seperti itu."Siapa yang berkata itu? Kamu atau siapa?" tanya Arya."Mohon maaf waktu besuk tinggal lima menit. Silahkan dipersingkat pembicaraannya," ucap Muliadi.Aryo belum sempat mencurahkan isi hatinya selama di dalam penjara. Kalau pertama kali masuk penjara cuma seminggu. Kalau yang ke dua ini sudah satu bulan lebih. Tubuhnya kelihatan kurus kerempeng seolah tidak terurus.
Tidak berapa lama, akhirnya mobil Santi tiba di parkiran penjara."Alhamdulillah, akhirnya sampai juga di sini" ucap Santi."What! Kita sudah sampai tan?"Santi diam, ia hanya melirik Ardi dari kaca spion."Cepat turun dari dalam mobil. Waktu kita tidak banyak di sini."Ardi, Arya dan Santi berjalan menuju ruang informasi untuk meminta izin bertemu dengan salah satu tahanan.Di sudut lorong, hanya beberapa orang saja yang lewat. Namun, kendaraan roda dua memadati parkiran."Ada yang bisa aku bantu, bu?" tanya salah satu polisi.Di name tag nya terbordir atas nama Muliadi."Maaf, Pak. Aku, Mas Arya dan Ardi mau besuk kawan kami yang sedang mendekam di balik jeruji besi," ucap Santi.Matanya Santi melihat ke sana kemari memperhatikan situasi sekitar. Baru pertama kali ini ia ke kantor polisi."Atas nama siapa, Bu, Pak?" tanya Muliadi lembut. Dia masih setia dan menjunjung tinggi excellent service kepada konsu
Ardi duduk di samping Arya. Dia sibuk mengotak-atik ponsel miliknya.Sudah lima belas menit Arya dan Ardi menunggu, Santi belum datang juga. Akhirnya rasa bosan menunggu kini menyapa Arya dan Ardi. Ardi sampai mengantuk menunggu kehadiran Santi.Tanpa sadar, Ardi ngantuk sangking lamanya menunggu. Tidak berapa lama, Santi datang."Gerak yuk!" ucap Santi.Santi melangkah gontai menghampiri Ardi dan Arya. Sementara Ardi sudah berlabuh ke pulau seribu."Ardi! Kamu kok malah ngorok?" tanya Santi.Santi sudah dandan cantik, malah Ardi molor menjelajahi dunia mimpi."Woi! Bangun!"Ardi tersentak bangun. "Kita sudah sampai, Tan?" tanya dia."Sampai ke Hongkong."Ardi melihat ke seluruh sudut rumah. Dia masih antara sadar dan tidak."Lah, rupanya kita masih di sini.""Iya. Ayo kita berangkat."Arya hanya bisa menahan senyum melihat ulah Santi dan Ardi. Dia takut keceplosan ketawa sangking lucunya ulah
Kini sudah tidak lama lagi hari H akan tiba. Arya sudah sibuk mengingat-ingat siapa saja yang layak diundang."Oh, San. Aryo kita undang tidak?" tanya Arya kepada Santi.Arya, Santi dan Ardi sedang menulis nama yang akan diundang pada acara resepsi pernikahannya."Emangnya apa boleh dia keluar?""Kurang tahu juga sih."Arya berharap saudara kandungnya bisa menghadiri resepsi pernikahan nya bersama Santi. Dia tidak ada niat untuk membalas dendam atau apa. Hanya Aryo lah satu-satunya keluarganya yang masih hidup. Selain itu sudah tidak ada lagi."Bagaimana kalau kita ke lapas sekarang. Hitung-hitung besuk dia untuk mempererat jalinan tali silaturahmi. Sudah kama aku dan Aryo tidak bersua," tanya Arya.Arya takut kalau Santi tersinggung. Itu sebabnya dia langsung menundukkan pandangannya."Bo-boleh, kenapa aku melarang hal itu. Lagi pula itu hal wajar.""Aku boleh ikut nggak, Tan?" tanya Ardi spontan.San
"Pokoknya Mbak Shela pasti pulang. Aku jamin, Om.""Baiklah."Arya senyum senyum membayangkan bagaimana nantinya aktingnya dengan Shela dan Ardi.Flash back off****"Kalian semua jahat!" amuk Santi.Santi tersipu malu. Ternyata ia dikerjain mereka semua. Perlahan ia menyusut air matanya yang sudah terlanjur jatuh membasahi pipinya. Malu, sedih dan bahagia bercampur menjadi satu. Namun, ia mencoba tersenyum walaupun dirinya telah dikerjai mereka bertiga."Maafkan aku, San. Ini semua ide aku. Maafkan aku sudah terlanjur melukai perasaanmu. Aku hanya ingin melihat seberapa tulusnya kamu menerima diriku sebagai imam kamu.""Cukup! Hentikan semua drama kamu itu, Mas!" amuk Santi. Ia tidak mau kalau Arya berakting lagi.Arya tersenyum walaupun rasa sakit masih belum reda dari pelipisnya."Aku ini
Kubuat Kamu Dan Selingkuhanmu MenyesalPart 55: Ide Awal"Ide apa, Om?!" tanya Ardi."Mari sini tak bisikin."Arya membisikkan idenya ke daun telinganya. Ardi senyam-senyum mendengar penjelasan Arya."Wah ide bagus.""Terus, kita berdua saja yang memberikan kejutan kepada Tante?" tanya Ardi.Arya bingung, dia tidak tahu siapa lagi kawan mereka yang ikut serta mengerjai Santi."Bagaimana kalau aku telepon Mbak Shela. Aku rasa dia pasti mau pulang kemari.""Shela siapa? Dan dia emangnya di mana sekarang?" cecar Arya.Arya masih terus terbaring di atas berangkat dan jarum infus masih menusuk di tangannya. Suara jam dinding berbunyi merdu menghibur suasana di dalam kamar Arya membuat mereka berdua semakin seru memikirkan ide apa yang akan diberikan kepada Santi pada saat ulang tahun nanti."Mbak Shela itu kakak sepupu aku. Ibuku dengan ibunya Mbak Shela kakak adik. Ibunya Mbak Shela anak per