Ccleetarr !! Ccleetarr !!
Zzzzgghh !! Zzzzgghh !!
Tiba-tiba saja sebuah petir menyambar turun dari langit, menyambar tepat ke telapak tangan Bintang yang mengadah keatas. Seketika ditelapak tangan Bintang terbentuk cahaya putih yang berupa energi Cakra Petir yang didapatnya dari alam.
Iblis Langit sendiri tampak juga ikut mengangkat kedua telapak tangannya keatas, hal yang luar biasa tapi juga mengejutkan terjadi, kegelapan yang meringkupi alam tiba-tiba saja mengerucut / mengecil kearah kedua telapak tangan Iblis Langit, hingga ;
Zzzggghhh !!!
Di telapak tangan Iblis Langit terlihat cahaya hitam pekat yang berasal dari kegelapan alam, sementara alam kembali terang seperti sedia kala, tapi kegelapan yang kini berbentuk cahaya hitam pekat yang berada ditangan Iblis Langit terlihat sangatlah dahsyat dan mengeluarkan aura yang luar biasa kuat, Bintang sendiri sampai terkejut melihat jurus yang dikerahkan oleh Iblis Langit. Bisa menarik kekuatan kegela
Lalu Bintang segera merapat kedua tangannya didepan dada, Bintang mengumpulkan energi alam semesta kekedua tangannya dan secara perlahan kedua tangan Bintang yang tadi merapat merenggang, dan ;Plassshhhh....!!!Energi plasma berwarna putih kebiru-biruan terbentuk. Lalu Bintang menarik kaki kanannya kebelakang membentuk kuda-kuda dengan diiringi kedua tangan ditarik kebelakang membentuk dua telapak yang saling berlawanan, tapak tangan kiri diatas dan tapak tangan kanan dibawah, sementara energi plasma yang terbentuk di kedua telapak tangan Bintang semakin bersinar dengan terang dan berpedar. Bintang seperti tengah memegang sebuah bola energi yang bersinar terang memancar keluar dikedua telapak tangannya.Iblis Langit yang melihat hal itu, segera melepaskan kembali Kegelapan Menghancurkan Langit & Buminya.Wuuuussshhhh !!!Cahaya hitam pekat milik Iblis Langit melesat cepat kearah Bintang dengan dahsyatnya.Khhhhaaaa !!!!Bintangpu
Belasan Tahun Silam !!! “Waw betapa cantiknya Sinden ini.” guman beberapa lelaki yang menyambut kedatangan rombongan penculik itu sambil memandangi tubuh lunglai seorang wanita. Tiba-tiba salah seorang dari mereka berujar memerintah, “Sahdi.., ambilin air..!” Seseorang bernama Sahdi segera keluar ruangan dan tidak lama kemudian masuk dengan seember air. “Ini Lawu.,” ujar Sahdi. Lawu yang berbadan tegap dan berambut gondrong itu berdiri dan menyiramkan air pelan-pelan ke wajah sinden wanita tersebut. Beberapa saat kemudian, ketika sadar Sinden cantik itu terlihat sangat terkejut melihat suasana di depannya, “Kalian…” katanya seraya menggerakkan tubuhnya, dan dia sadar kalau tangannya terikat erat. Kali ini Lawu tersenyum, senyum kemenangan. “Mau apa kamu!” tanya sinden cantik itu bertanya setengah menghardik kepada Lawu. “Jangan macam-macam ya, suamiku nanti bisa membunuh kalian semua!” lanjutnya lagi.
“Tidak ada gunanya lagi kita hidup didunia anakku, dunia begitu kejam! lebih baik kita tinggalkan dunia ini bersama-sama” ucap Wika dengan suara parau.Wika tampak mengangkat wajahnya, menatap langit yang membentang luas dihadapannya.“Kenapa dunia begitu kejam! kejam !!!” teriak Wika dengan keras seakan ingin mengalahkan kuatnya guntur dan petir yang menggelegar malam itu.Dhuerr !! Halilintar menggelegar dengan dahsyatnya memecah langit.Tiba-tiba saja sosok Wika melompat dari ujung tebing itu, gelapnya malam tak dapat melihat apa yang terjadi dibawah, yang jelas lautan menyambut jatuhnya tubuh Wika yang lemah.-o0o-Sinar matahari pagi tampak memancarkan sinarnya yang hangat dan lembut ke permukaan alam. Burung-burung tampak berkicau dari dahan ke dahan, beberapa tampak terbang tinggi keudara. Bintang-binatang yang lainpun mulai beraktifitas di pagi yang indah itu. Sinar keemasan dari me
Waktu terus berjalan, tanpa terasa 15 tahun telah berlalu.Hyattt !! Hyattt !! Hyattt !! Hyattt !!Sebuah suara keras membahana terdengar dari sebuah tempat di pulau ular, suara yang berasal dari seorang gadis muda belia yang mungkin baru berusia 14-15 tahun. Dengan wajah cantik dan imut, sungguh perpaduan yang sangat indah sekali, rambutnya yang pendek, semakin membuat kecantikan dan keimutan wajahnya terlihat dengan jelas. Gadis muda belia ini tampak tengah memainkan jurus-jurus seperti sifat ular, baik gerakan kedua tangannya, maupun kepalanya yang bertingkah seperti seekor ular. Keringat tampak sudah membanjiri wajahnya yang jelita, juga sekujur tubuhnya sehingga menampilkan lekuk seluk tubuhnya yang baru tumbuh indah. Mengenakan celana dan baju tanpa lengan yang terbuat dari kulit ular.Tak jauh dari gadis muda belia ini, tampak berdiri dua sosok mahluk, yang pertama adalah sosok sinenek dengan wajah sangat jelek sekali. Berbagai bekas luka, panu, kadas, ku
“Wika... nenek lihat kau sudah berhasil menguasai jurus-jurus ular emas dengan sempurna, hanya tinggal kekuatan tenaga dalammu saja lagi yang harus diperkuat untuk lebih menyempurnakan jurus-jurus ular emasmu itu” ucap nenek ular lagi. Wika tetap diam mendengarkan dengan seksama.“Karena itulah, mulai besok, nenek akan mengajarkan ilmu kesaktian tingkat tinggi kepadamu, mudah-mudahan kau bisa menguasainya dengan sempurna, ilmu kesaktian ini juga akan semakin menyempurnakan jurus-jurus ular emasmu” ucap nenek ular lagi.“Ilmu kesaktian nek, ilmu kesaktian apa ?” ucap Wika cepat karena tak tahan dengan rasa penasarannya.Nenek ular tak menjawab, tapi kemudian meraih sesuatu dari balik jubah pakaian kusamnya. Kini ditangan nenek ular terlihat sebuah kitab tua yang sudah sangat kusam bentuknya. Lalu menyerahkannya kepada Wika.“Ajian ‘Serat Jiwa’....” ulang Wika dengan wajah berubah saat mem
“Hamba ingin mempelajari ilmu laduni yang dimiliki oleh nyonya Sabina paman, hamba sangat mengagumi nyonya Sabina” ucap Thya Sethya lagi. Hingga membuat Putri Ahtisa, Bayuasta dan yang lain terlihat terdiam terdengar hal itu.“Apa kau sudah memikirkan matang-matang mengenai hal ini Thya ?” tanya Putri Ahtisa lagi.“Sudah putri, hamba sudah memikirkannya selama beberapa hari ini dan tekad hamba sudah mantap” ucap Thya Sethya lagi.“Kenapa kau ingin berguru padanya Thya ?” tanya Bayuasta lagi.“Seperti yang hamba katakan tadi paman, selain mengagumi ilmu laduni yang dimiliki nyonya Sabina, hamba juga sangat tertarik dengan perilaku dan adab nyonya Sabina paman, baru sekarang hamba menemui wanita seperti itu” ucap Thya Sethya lagi.“Jika memang bulat sudah keputusanmu, aku akan mengizinkannya Thya, tapi sebaiknya mintalah izin dulu pada tuan Bintang” ucap Putri Ahtisa lagi.
“Aku dan kamu Diantara dua hati yang bertaut pada satu cinta tentang aku yang sangat memujamu tentang aku yang sangat mengagumimu dalam simfoni imajinasi Tentang kamu tentang kamu yang melengkapi ketidak sempurnaankutentang kamu yang telah menerimaku sepenuh hatitentang kamu yang telah menjadi ratu yang bertahta dihatiku Tentang kita tentang jalan cerita yang telah kita lalui diantara suka dan duka yang telah kita lewati bersamaKeyakinantentang hati yang sepenuhnya aku yakini dengan seuntai doa aku bersimpuh dihadapanmu mengutarakan niat tulus dari hati sudikah engkau menerima pinanganku Ijinkanijinkan aku menyematkan cincin di jari manismu, sebagai sebuah tanda keseriusan ijinkan aku menjadi imam dalam hidupmu ijinkan aku membimbingmu menuju surganya ijinkan aku menemanimu sampai hanya maut yang sanggup memisahkan kita sampai nyawa ini tinggalkan raganya“ Putri Ahtisa semakin terlena mendengar kata-kata indah yang keluar dari bibir Bintang. Ditatapnya kesungg
Bintang tidak ingin buru-buru, Bintang ingin menikmati detik demi detik yang indah ini secara perlahan. Berpindah dari satu sisi ke sisi satunya, diselingi dengan ciuman ke bibirnya lagi, membuatnya mulai berkeringat. Tangannya semakin liar mengacak-acak rambut Bintang, bahkan kadang-kadang menarik dan menjambaknya, yang membuat nafsu Bintang semakin bergelora. Dengan berbaring menyamping berhadapan, Bintang melepaskan celana dalamnya. Satu-satunya kain yang masih tersisa. Perlakuan yang sama Bintang terima darinya, membuat pilar pusaka Bintang yang sudah sedemikian kerasnya mengacung gagah. Bintang belai kakinya sejauh tangan Bintang bisa menjangkau, perlahan naik ke paha. Berputar-putar, berpindah dari kiri ke kanan, sambil sekali-sekali seakan tidak sengaja menyentuh gundukan berbulu yang tidak terlalu lebat tapi terawat teratur. Keringatnya semakin deras keluar dari tubuhnya yang harum. Ciumannya semakin ganas, dan mulai menggigit lidah Bintang yang masih berada dalam mulutnya. T
Setelah melihat Jejaka Emas memahami maksud perkataannya, Bintang segera melangkah ke arah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal.Berjarak 3 tombak dari Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal, Bintang menghentikan langkahnya.“Tidak ada yang kalah juga tidak ada yang menang dalam sebuah peperangan. Lebih baik kita berdamai dan hidup berdampingan Ayah Mertua” ucap Bintang dengan menyebut Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal sebagai ayah mertuanya. Tentu saja kenyataan itu tak bisa Bintang pungkiri. Walau bagaimana, Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal adalah ayah mertua baginya.Tatapan Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal masih terlihat dingin kearahnya, dan terdengar suara beratnya. “Kenapa kau menolak untuk menjadi penguasa dunia, Bintang? Bukankah itu keinginan semua laki-laki didunia ini! Tahta dan Kekuasaan?!”Bintang menggeleng, lalu berkata, “Aku lebih suka kedamaian. Buat apa meraih kekuasaan, kalau hidup selalu tidak tenang” Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal terdiam saat mendengar kata-kata Bintang.Binta
Semua terdiam!Sunyi!Tak ada satu suarapun yang terdengar, kecuali desau angin!Sementara itu, keadaan semua orang yang tadinya terpaku, kini sudah bisa bergerak, masing-masing saling menatap satu sama lain, lalu mengedarkan pandangan mereka ke arah sekitar. Apa yang baru saja terjadi, berasa seperti mimpi.Sementara itu, Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal pun masih terpaku berdiri ditempatnya, memandangi jari manis tangan kanannya yang sudah kosong, tidak ada lagi Cincin Sulaiman yang biasa terpatri.Di pihak Jejaka Emas, Bintang lebih dulu tersadar dengan keadaan yang terjadi. Masih terlihat keringat dingin di sekujur tubuh Bintang. Rasa sakit yang baru saja dialami oleh Bintang bukan sekedar dalam angan-angan, tapi Bintang benar-benar dapat merasakan bagaimana tubuhnya terhempas dengan keras ke sebuah alam, dimana di alam itu, berbagai macam orang dengan segala macam siksaannya. Bintang benar-benar merasakan kesakitan yang amat sangat yang membuat tubuhnya seperti ditusuk oleh ribuan
“Bangunlah kalian berdua!” kembali suara lembut tapi tegas itu terdengar menyapa keduanya, hampir bersamaan Bintang dan Jejaka Emas memalingkan wajah mereka kearah depan. Wajah keduanya berubah. Berjarak hanya beberapa tombak dihadapan mereka, terlihat sosok seorang laki-laki tua berwajah agung dan teduh. Mengenakan pakaian putih disekujur tubuhnya. Senyumnya terlihat begitu agung dan teduh. Bintang dan Jejaka Emas terkejut, karena tadi, tidak ada seorangpun yang ada ditempat itu selain mereka berdua.Lelaki tua berparas agung itu terlihat duduk diatas sebuah batu putih yang bila diperhatikan dengan seksama. Batu itu tidaklah menyentuh tanah, alias mengapung diudara.“Kemari!” Terdengar suara lembut dan tegas kembali menyapa Bintang dan Jejaka Emas. Walau keduanya tak melihat bibir lelaki tua itu bergerak, tapi Bintang dan Jejaka Emas yakin, kalau lelaki tua itulah yang menyuruh mereka.Lagi-lagi Bintang dan Jejaka Emas diliputi keheranan, karena tubuh mereka tiba-tiba saja bangkit be
Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal terlihat geram saat melihat tak satupun dari pihak lawan yang mau bersikap setia kepadanya. “Kalian semua rupanya benar-benar ingin mati, jangan katakan kalau aku tidak memberikan kalian kesempatan...” ucap Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal. Lalu Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal berpaling kearah seluruh pasukannya yang ada dibelakangnya.“Bunuh mereka semua!”Satu perintah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal sudah cukup untuk membuat pasukannya bergerak kedepan dengan senjata terhunus. Siap untuk membunuh lawan-lawan mereka yang sudah tak berdaya ditempatnya.Mendengar perintah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal, membuat pucat wajah-wajah dari pihak lawannya. Sebagian mengeluarkan keringat dingin membayangkan kematian yang akan segera mendatangi mereka, sementara sebagian lagi tampak mampu bersikap tenang dan sudah siap menerima nasib, karena memang sejak awal pertempuran, mereka sudah siap untuk mati. Ada satu hal yang setidaknya membuat mereka mati dengan tenan
Sementara itu dipihak Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal juga ikut bingung melihat kejadian itu, Bintang yang kini tampak tengah diperebutkan oleh ke-4 wanita cantik. Di benak mereka terbersit pikiran, ‘Apa mereka tidak menyadari kalau saat ini tengah berperang’. Hal ini membuat semua orang geleng-geleng kepala melihatnya.Sementara itu, Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal terlihat menatap ke arah Bintang dengan tatapan dingin. Lalu Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal maju beberapa langkah kedepan. Seketika keadaan riuh ditempat itu langsung berhenti. Hening. Bahkan keributan kecil diantara Bintang dengan ke-4 gadisnya juga ikut terhenti dan kini mereka ikut menatap kearah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal.Tak ada yang bersuara, semua perhatian tertuju langsung ke arah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal.Tiba-tiba saja dari pihak seberang, sesosok tubuh melangkah kehadapan Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal. Dia adalah Jejaka Emas. Jejaka Emas memang sangat kesal melihat keberuntungan Bintang yang dike
“Hai! Utusan Dewa. Kami akan menghentikan peperangan ini bila Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal sudah terkalahkan, tapi bila tidak. Bahkan Sang Hyang Guru Dewa sendiripun tak akan bisa berbuat apa-apa!” Raja Munaliq Dari Timur memberikan jawaban diiringi anggukan oleh kedua raja jin lainnya, juga para prajurit yang berada dibawah kendali mereka.Apa yang dikatakan oleh Raja Munaliq Dari Timur memang tidak salah. Selama Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal tidak bisa dikalahkan, maka kemenangan akan selalu menjadi milik mereka. Bahkan Sang Hyang Guru Dewa sendiripun tak akan bisa berbuat apa-apa.Kini balik Una Lyn yang terlihat terdiam ditempatnya. Jejaka Emas yang melihat hal itu, segera beranjak maju untuk memberikan tanggapannya.Bleegaarrr!Sebuah suara keras ledakan terdengar keras membahana di tempat itu, begitu kerasnya sampai membuat tempat itu bergetar laksana digoncang gempa skala sedang. Ada yang jatuh terduduk karena tak kuat menahan getaran yang terjadi, tapi masih banyak pula y
Una Lyn sendiri terlihat melakukan salto beberapa kali diudara hingga akhirnya berhasil mendarat dengan mulus ditanah, sedangkan Ifrit juga mampu mendaratkan kedua kakinya ditanah, setelah terseret cukup jauh kebelakang. Darah terlihat merembes dimulut keduanya, sebagai tanda luka dalam yang mereka derita.Seakan tak ingin membuat waktu percuma, Una Lyn terlihat langsung mengangkat tangannya yang tengah memegang pedang naga emas keatas.Wusshh..!Bayangan seekor naga emas melesat keluar dari hulu pedang ditangan Una Lyn. Sementara itu di ujung sana, Ifrit pun terlihat tak ingin tinggla diam.Dugghh!Tongkat ditangannya dihentakkan ke tanah.Wusshh..! Wusshh..! Wusshh..!Banyak sosok bayangan hitam yang keluar dari kepala tongkat dan sosok-sosok bayangan hitam itu tampak membentuk wujud-wujud jin yang tak terhitung jumlahnya yang hampir memenuhi langit. Di tempatnya, Una Lyn cukup terkejut melihat pamer kesaktian yang diperlihatkan oleh Ifrit. Ternyata Ifrit mampu mengeluarkan banyak j
Dughh! Seiring dengan itu Ifrit menghentakkan tongkat ditangannya ke bawah.Werrrr...! gelombang energi terpancar keluar dari tubuh Ifrit yang langsung menyapu seluruh tempat itu. Terjadi keanehan! Pemandangan mencengangkan terjadi. Waktu seolah berhenti, bangsa jin yang tengah bertempur satu sama lain, terdiam seperti patung. Semuanya berhenti bergerak, bukan saja yang ada di tanah, tapi juga yang ada diudara ikut berhenti bergerak.Baik bangsa manusia, bangsa jin, maupun para dewa-dewi, bahkan Jejaka Emas pun ikut berdiri mematung ditempatnya berada. Terlihat perubahan diwajah semua orang, termasuk Jejaka Emas yang berusaha sekuat tenaga untuk melepaskan dirinya agar bisa kembali bergerak, tapi sejauh ini hanya gerakan yang sangat lamban yang terlihat. Tak ada yang mampu menggerakan tubuh mereka. Sementara itu, di pihak Ifrit, mereka semua tahu, kalau ini adalah salah satu kemampuan Ifrit yang bisa menghentikan waktu.Di depan sana, terlihat Ifrit tersenyum sinis melihat ke arah Jej
Jejaka Emas tak memberi kesempatan sedikitpun bagi Ifrit untuk menghela nafas. Serangan gelang dewanya terus menghantam sosok Ifrit.Sosok Ifrit yang melayang diatas tanah, terus terdesak mundur. Entah sudah belasan ataupun berpuluh-puluh kali serangan gelang dewa menghantam sosoknya, tapi walaupun terdesak. Ifrit sedikitpun tidak terlihat terluka.Jejaka Emas yang melihat hal itu, harus mengakui kekuatan dan kekebalan tubuh Ifrit, tapi anehnya seraya terus melesatkan serangan gelang-gelang dewanya, Jejaka Emas justru tertawa-tawa. Hal ini dikarenakan sosok Ifrit yang terkena serangan beruntun gelang dewanya dari berbagai arah, membuat tubuh Ifrit yang melayang diudara itu tampak terdorong ke kanan, ke kiri, ke belakang dan kedepan, Ifrit seperti tengah berjoget atau bergoyang dangdut. Hal ini pula yang membuat Jejaka Emas kemudian tertawa tergelak-gelak. Bangsa Jin yang ada ditempat itupun bingung dan heran, kenapa Jejaka Emas bertarung sambil tergelak-gelak sendiri.Ifrit terus dig