GEMPAR. Mungkin ini yang sangat cocok dikatakan atas apa yang terjadi di kota Shannan. Seluruh masyarakat kota Shannan dan para pejabat kota Shannan ikut heboh atas apa yang terjadi, terlebih Tuan Muda Lhoka yang kalau bisa berteriak sekeras-kerasnya karena kehilangan calon istri yang sangat diidam-idamkannya.
“HAHAHAHAHA..!”
Sebuah suara tawa keras membahana terdengar ditempat itu, suara Bintang. Hebatnya lagi, suara itu datang dari dari empat penjuru. Aji Membelah Suara 4 Penjuru Angin telah dipergunakan oleh Bintang.
Semua orang yang ada ditempat itu terkejut, termasuk Monster Tua Rasi Bintang sendiri yang mendengar suara yang datang dari berbagai penjuru itu, beberapa orang pendekar penjaga kota Shannan langsung bergerak naik ke atas altar pernikahan dan langsung membentengi sosok Walikota Shannan dan Tuan Muda Lhoka. Salah satunya adalah Ma Zhanhai, pendekar Tinju Es Dari Selatan.
“Cepat lindungi tuan
Bintang tampak mengalihkan pandangannya kearah Tuan Muda Lhoka, dan ;“Apakah kau tidak memiliki malu lagi Tuan Muda Lhoka, sampai harus merebut istriku dan memaksa wanita yang tidak mencintaimu untuk menikahimu. apa rasa malumu sudah benar-benar hilang!” ucap Bintang dengan tajam dan tegas. Memerah wajah Tuan Muda Lhoka mendengar hal itu, tapi apa daya Tuan Muda Lhoka yang pernah dikalahkan Bintang dengan sangat mudah, masih gentar bila harus berhadapan lagi dengan Bintang.Bintang sendiri kemudian tampak mengalihkan pandangannye kearah Monster Tua Rasi Bintang.“Monster Tua Rasi Bintang, kau memiliki urusan denganku!” ucap Bintang lagi tajam kearah Monster Tua Rasi Bintang. Monster Tua Rasi Bintang sendiri yang merasa banyak orang yang berada dipihaknya, tidak gentar sedikitpun walaupun Monster Tua Rasi Bintang masih ragu untuk menghadapi Bintang. Nama besar Ksatria Pengembara yang p
Hiyyaaatttt !!!Hyyyaatttt !!!Hampir bersamaan Monster Tua Rasi Bintang dan Bintang saling berkelebat kedepan, dan ;Debbhhh !!! Debbhhh !!! Debbhhh !!! Debbhhh !!!Kedua tinju saling bertemu diudara, Monster Tua Rasi Bintang dan Bintang kembali bertarung dengan sengit satu sama lain. Belasan jurus kembali terlewati, masing-masing mulai mengeluarkan kemampuan terkuat, dan ;“Kepalan budha, heaaa!”Monster Tua Rasi Bintang mengerahkan pukulan kepalan budhanya hingga menimbulkan bayangan kepalan budha berwarna keemasan raksasa yang langsung menyerang kearah Bintang.“Tinju jalan penguasa, khhaaa!”Bintang tak mau kalah, tinju jalan penguasa dilepaskan hingga menimbulkan bayangan tinju raksasa yang menyongsong bayangan kepalan budha raksasa yang melesat kearahnya.Dhuuaarrrr !!! Dhuuaarrrr !!! Dhuuaarrrr !!!Blle
“Budda Menyalakan Seribu Lampu, heaaaa!” kembali Monster Tua Rasi Bintang jurus Seribu Tangan Buddha Rulainya, dan ;Wuuuttt !!! Wuuuttt !!! Wuuuttt !!! Wuuuttt !!!Puluhan telapak tangan Monster Tua Rasi Bintang kembali melesat kearah Bintang.“Telapak Bayangan, heaaa!”Bintangpun kembali mengerahkan jurus Telapak Bayangannya, dan ;Wuuuttt !!! Wuuuttt !!! Wuuuttt !!! Wuuuttt !!!Dhuar ! Dhuar ! Dhuar ! Dhuar ! Dhuar ! Dhuar !Kembali puluhan ledakan terjadi diudara, akibat pertemuan kedua jurus yang hampir-hampir mirip tersebut. Keduanya terus saja melepaskan jurus yang sama berkali-kali tanpa henti. Ledakan demi ledakan terus terjadi.Entah sudah berapa lama keduanya mengerahkan jurus yang hampir-hampir mirip itu, hingga akhirnya Monster Tua Rasi Bintang mengakhiri serangannya, Bintangpun demikian.Taappp !!!Monster Tua
Bintang benar-benar membuktikan kemampuan dirinya berada jauh diatas sosok Monster Tua Rasi Bintang yang terkapar dibawah. Kini semuanya melihat kearah Bintang, sebagian menatap kagum, sebagian menatap terkejut. Sungguh mereka tak mengira, nama besar Monster Tua Rasi Bintang benar-benar tidak ada artinya dihadapan lawan mudanya. Dan ini semakin membuat amarah Monster Tua Rasi Bintang semakin bertambah. Dengan penuh kemarahan Monster Tua Rasi Bintang tampak bangkit dari tempatnya terjatuh.Begitu pertarungan yang terjadi seterusnya, semua jurus yang dipergunakan oleh Monster Tua Rasi Bintang dapat dipatahkan oleh Bintang dengan mudah, dan hal ini tentu saja semakin memalukan diri Monster Tua Rasi Bintang. Hingga memasuki jurus ke 122, Monster Tua Rasi Bintang terlihat melompat mundur.“Apa kau benar-benar seorang pendekar monster tua?” tanya Bintang dengan tersenyum sinis. Memerah wajah Monst
Tapi lagi-lagi Bintang tak terlihat akan menghindar, bahkan Bintang tampak mendorong kedua telapak tangannya untuk menyambut serangan kedua telapak tangan Monster Tua Rasi Bintang, hingga ;Tappp !!! Tappp !!!Bibir Monster Tua Rasi Bintang tersenyum melihat kedua telapak tangannya beradu dengan telapak tangan lawannya, karena ini memang yang diinginkan oleh Monster Tua Rasi Bintang, Kedua telapak tangan Monster Tua Rasi Bintang yang mengandung kekuatan Ilmu Penghisap Bintang, diyakini oleh Monster Tua Rasi Bintang akan segera menghisap ilmu dan tenaga lawannya, tapi senyum diwajah Monster Tua Rasi Bintang langsung menghilang, karena tiba-tiba saja kedua tangan lawannya justru mencengkram kedua tangannya dengan keras, belum lagi hilang rasa terkejut Monster Tua Rasi Bintang, bukannya ilmu dan tenaga lawannya yang dirasa tersedot kedalam dirinya, tapi justru tenaga Ilmu Penghisap Bintan
“Kau tau, apa yang paling menyedihkan bagi seorang pendekar?” tanya Bintang tiba-tiba, sehingga membuat Monster Tua Rasi Bintang bingung. “Kehilangan tenaga dan ilmunya.. Itulah yang kau lakukan selama ini kepada banyak orang” sambung Bintang lagi.“Hehehe... Itulah kehebatan Ilmu Penghisap Bintangku yang tidak ada bandingannya dijagat didunia persilatan” ucap Monster Tua Rasi Bintang lagi tertawa terkekeh.“Sekarang, kau akan merasakan hal itu.. Bagaimana rasanya menjadi seorang biasa tanpa ilmu dan kesaktian” ucap Bintang lagi tegas dan tajam hingga membuat tawa kekeh diwajah Monster Tua Rasi Bintang hilang, wajah Monster Tua Rasi Bintang terlihat berubah.Monster Tua Rasi Bintang dengan cepat menggenggam erat kedua tangannya, dicoba untuk menyalurkan tenaga dalamnya dan wajah Monster Tua Rasi Bintang mulai berubah. Semakin lama semakin terlihat perub
DARI tempat Walikota Shannan yang menghebohkan, kita melompat kesuatu tempat yang cukup jauh, dimana Abigail sudah membawa sosok Gye yang pingsan kembali ketempat penginapan. Tempat dimana Bintang dan Abigail pernah menginap berdua memadu kasih.Dengan kemampuan sihirnya, sungguh sangatlah mudah bagi Abigail untuk menyadarkan Gye dari keadaan pingsannya.“Ughhh..!” erang lembut terdengar dari bibir Gye yang indah seiring dengan tersadarnya sosok Gye dari pingsannya. Gye mencoba membuka kedua matanya, tapi kembali terpejam karena rasa pusing dikepalanya, sambil memejamkan kedua matanya, Gye mencoba mengingat apa yang telah terjadi. Gye masih ingat beberapa saat sebelum pernikahan dilaksanakan, Gye tiba-tiba saja merasakan kepalanya pusing dan dunia seakan berputar-putar dikepalanya hingga akhirnya membuat Gye tak sadarkan diri.Sejenak Gye menyadari kalau saat ini tubuhnya sudah berada diatas sebuah kasur empuk yang menurut dugaan Gye, dirinya saat in
Gye bangkit duduk dari tempat tidurnya, Gye terlihat langsung mengambil sikap meditasi. Gye mencoba menyalurkan hawa sakti ulat sutranya kesekujur tubuhnya, tapi tetap tak bisa, entah apa yang dilakukan Monster Tua Rasi Bintang terhadap dirinya, sehingga Gye merasakan ilmu ulat sutra miliknya tidak bisa digunakan.Sejak berada didalam penjara didalam Aliran Rasi Bintang, Gye sudah tidak bisa lagi menggunakan tenaga dalam dan ilmu ulat sutranya, Gye bukan tidak menyadari kalau ilmu ulat sutranya sudah dicuri oleh Monster Tua Rasi Bintang dengan Ilmu Penghisap Bintangnya. Setelah beberapa kali mencoba dan terus gagal, akhirnya Gye menyerah dan menarik nafas panjang, putus asa dengan segala usahanya.Dhuer !!Kembali terdengar suara guntur menggelegar dengan kerasnya seiring dengan angin keras yang membuka daun pintu jendela kamar tersebut, terlihat diluar hujan turun dengan derasnya membasahi
Setelah melihat Jejaka Emas memahami maksud perkataannya, Bintang segera melangkah ke arah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal.Berjarak 3 tombak dari Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal, Bintang menghentikan langkahnya.“Tidak ada yang kalah juga tidak ada yang menang dalam sebuah peperangan. Lebih baik kita berdamai dan hidup berdampingan Ayah Mertua” ucap Bintang dengan menyebut Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal sebagai ayah mertuanya. Tentu saja kenyataan itu tak bisa Bintang pungkiri. Walau bagaimana, Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal adalah ayah mertua baginya.Tatapan Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal masih terlihat dingin kearahnya, dan terdengar suara beratnya. “Kenapa kau menolak untuk menjadi penguasa dunia, Bintang? Bukankah itu keinginan semua laki-laki didunia ini! Tahta dan Kekuasaan?!”Bintang menggeleng, lalu berkata, “Aku lebih suka kedamaian. Buat apa meraih kekuasaan, kalau hidup selalu tidak tenang” Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal terdiam saat mendengar kata-kata Bintang.Binta
Semua terdiam!Sunyi!Tak ada satu suarapun yang terdengar, kecuali desau angin!Sementara itu, keadaan semua orang yang tadinya terpaku, kini sudah bisa bergerak, masing-masing saling menatap satu sama lain, lalu mengedarkan pandangan mereka ke arah sekitar. Apa yang baru saja terjadi, berasa seperti mimpi.Sementara itu, Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal pun masih terpaku berdiri ditempatnya, memandangi jari manis tangan kanannya yang sudah kosong, tidak ada lagi Cincin Sulaiman yang biasa terpatri.Di pihak Jejaka Emas, Bintang lebih dulu tersadar dengan keadaan yang terjadi. Masih terlihat keringat dingin di sekujur tubuh Bintang. Rasa sakit yang baru saja dialami oleh Bintang bukan sekedar dalam angan-angan, tapi Bintang benar-benar dapat merasakan bagaimana tubuhnya terhempas dengan keras ke sebuah alam, dimana di alam itu, berbagai macam orang dengan segala macam siksaannya. Bintang benar-benar merasakan kesakitan yang amat sangat yang membuat tubuhnya seperti ditusuk oleh ribuan
“Bangunlah kalian berdua!” kembali suara lembut tapi tegas itu terdengar menyapa keduanya, hampir bersamaan Bintang dan Jejaka Emas memalingkan wajah mereka kearah depan. Wajah keduanya berubah. Berjarak hanya beberapa tombak dihadapan mereka, terlihat sosok seorang laki-laki tua berwajah agung dan teduh. Mengenakan pakaian putih disekujur tubuhnya. Senyumnya terlihat begitu agung dan teduh. Bintang dan Jejaka Emas terkejut, karena tadi, tidak ada seorangpun yang ada ditempat itu selain mereka berdua.Lelaki tua berparas agung itu terlihat duduk diatas sebuah batu putih yang bila diperhatikan dengan seksama. Batu itu tidaklah menyentuh tanah, alias mengapung diudara.“Kemari!” Terdengar suara lembut dan tegas kembali menyapa Bintang dan Jejaka Emas. Walau keduanya tak melihat bibir lelaki tua itu bergerak, tapi Bintang dan Jejaka Emas yakin, kalau lelaki tua itulah yang menyuruh mereka.Lagi-lagi Bintang dan Jejaka Emas diliputi keheranan, karena tubuh mereka tiba-tiba saja bangkit be
Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal terlihat geram saat melihat tak satupun dari pihak lawan yang mau bersikap setia kepadanya. “Kalian semua rupanya benar-benar ingin mati, jangan katakan kalau aku tidak memberikan kalian kesempatan...” ucap Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal. Lalu Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal berpaling kearah seluruh pasukannya yang ada dibelakangnya.“Bunuh mereka semua!”Satu perintah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal sudah cukup untuk membuat pasukannya bergerak kedepan dengan senjata terhunus. Siap untuk membunuh lawan-lawan mereka yang sudah tak berdaya ditempatnya.Mendengar perintah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal, membuat pucat wajah-wajah dari pihak lawannya. Sebagian mengeluarkan keringat dingin membayangkan kematian yang akan segera mendatangi mereka, sementara sebagian lagi tampak mampu bersikap tenang dan sudah siap menerima nasib, karena memang sejak awal pertempuran, mereka sudah siap untuk mati. Ada satu hal yang setidaknya membuat mereka mati dengan tenan
Sementara itu dipihak Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal juga ikut bingung melihat kejadian itu, Bintang yang kini tampak tengah diperebutkan oleh ke-4 wanita cantik. Di benak mereka terbersit pikiran, ‘Apa mereka tidak menyadari kalau saat ini tengah berperang’. Hal ini membuat semua orang geleng-geleng kepala melihatnya.Sementara itu, Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal terlihat menatap ke arah Bintang dengan tatapan dingin. Lalu Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal maju beberapa langkah kedepan. Seketika keadaan riuh ditempat itu langsung berhenti. Hening. Bahkan keributan kecil diantara Bintang dengan ke-4 gadisnya juga ikut terhenti dan kini mereka ikut menatap kearah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal.Tak ada yang bersuara, semua perhatian tertuju langsung ke arah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal.Tiba-tiba saja dari pihak seberang, sesosok tubuh melangkah kehadapan Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal. Dia adalah Jejaka Emas. Jejaka Emas memang sangat kesal melihat keberuntungan Bintang yang dike
“Hai! Utusan Dewa. Kami akan menghentikan peperangan ini bila Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal sudah terkalahkan, tapi bila tidak. Bahkan Sang Hyang Guru Dewa sendiripun tak akan bisa berbuat apa-apa!” Raja Munaliq Dari Timur memberikan jawaban diiringi anggukan oleh kedua raja jin lainnya, juga para prajurit yang berada dibawah kendali mereka.Apa yang dikatakan oleh Raja Munaliq Dari Timur memang tidak salah. Selama Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal tidak bisa dikalahkan, maka kemenangan akan selalu menjadi milik mereka. Bahkan Sang Hyang Guru Dewa sendiripun tak akan bisa berbuat apa-apa.Kini balik Una Lyn yang terlihat terdiam ditempatnya. Jejaka Emas yang melihat hal itu, segera beranjak maju untuk memberikan tanggapannya.Bleegaarrr!Sebuah suara keras ledakan terdengar keras membahana di tempat itu, begitu kerasnya sampai membuat tempat itu bergetar laksana digoncang gempa skala sedang. Ada yang jatuh terduduk karena tak kuat menahan getaran yang terjadi, tapi masih banyak pula y
Una Lyn sendiri terlihat melakukan salto beberapa kali diudara hingga akhirnya berhasil mendarat dengan mulus ditanah, sedangkan Ifrit juga mampu mendaratkan kedua kakinya ditanah, setelah terseret cukup jauh kebelakang. Darah terlihat merembes dimulut keduanya, sebagai tanda luka dalam yang mereka derita.Seakan tak ingin membuat waktu percuma, Una Lyn terlihat langsung mengangkat tangannya yang tengah memegang pedang naga emas keatas.Wusshh..!Bayangan seekor naga emas melesat keluar dari hulu pedang ditangan Una Lyn. Sementara itu di ujung sana, Ifrit pun terlihat tak ingin tinggla diam.Dugghh!Tongkat ditangannya dihentakkan ke tanah.Wusshh..! Wusshh..! Wusshh..!Banyak sosok bayangan hitam yang keluar dari kepala tongkat dan sosok-sosok bayangan hitam itu tampak membentuk wujud-wujud jin yang tak terhitung jumlahnya yang hampir memenuhi langit. Di tempatnya, Una Lyn cukup terkejut melihat pamer kesaktian yang diperlihatkan oleh Ifrit. Ternyata Ifrit mampu mengeluarkan banyak j
Dughh! Seiring dengan itu Ifrit menghentakkan tongkat ditangannya ke bawah.Werrrr...! gelombang energi terpancar keluar dari tubuh Ifrit yang langsung menyapu seluruh tempat itu. Terjadi keanehan! Pemandangan mencengangkan terjadi. Waktu seolah berhenti, bangsa jin yang tengah bertempur satu sama lain, terdiam seperti patung. Semuanya berhenti bergerak, bukan saja yang ada di tanah, tapi juga yang ada diudara ikut berhenti bergerak.Baik bangsa manusia, bangsa jin, maupun para dewa-dewi, bahkan Jejaka Emas pun ikut berdiri mematung ditempatnya berada. Terlihat perubahan diwajah semua orang, termasuk Jejaka Emas yang berusaha sekuat tenaga untuk melepaskan dirinya agar bisa kembali bergerak, tapi sejauh ini hanya gerakan yang sangat lamban yang terlihat. Tak ada yang mampu menggerakan tubuh mereka. Sementara itu, di pihak Ifrit, mereka semua tahu, kalau ini adalah salah satu kemampuan Ifrit yang bisa menghentikan waktu.Di depan sana, terlihat Ifrit tersenyum sinis melihat ke arah Jej
Jejaka Emas tak memberi kesempatan sedikitpun bagi Ifrit untuk menghela nafas. Serangan gelang dewanya terus menghantam sosok Ifrit.Sosok Ifrit yang melayang diatas tanah, terus terdesak mundur. Entah sudah belasan ataupun berpuluh-puluh kali serangan gelang dewa menghantam sosoknya, tapi walaupun terdesak. Ifrit sedikitpun tidak terlihat terluka.Jejaka Emas yang melihat hal itu, harus mengakui kekuatan dan kekebalan tubuh Ifrit, tapi anehnya seraya terus melesatkan serangan gelang-gelang dewanya, Jejaka Emas justru tertawa-tawa. Hal ini dikarenakan sosok Ifrit yang terkena serangan beruntun gelang dewanya dari berbagai arah, membuat tubuh Ifrit yang melayang diudara itu tampak terdorong ke kanan, ke kiri, ke belakang dan kedepan, Ifrit seperti tengah berjoget atau bergoyang dangdut. Hal ini pula yang membuat Jejaka Emas kemudian tertawa tergelak-gelak. Bangsa Jin yang ada ditempat itupun bingung dan heran, kenapa Jejaka Emas bertarung sambil tergelak-gelak sendiri.Ifrit terus dig