Seekor kuda dipacu dengan perlahan melewati jalan setapak yang dikiri dan kanannya tampak jurang curang menganga. Jalan itu semakin menyeramkan karena tertutupi oleh salju, salju tampak turun secara perlahan ditempat itu, dinginnya terasa sampai menembus kulit. Diatasnya tampak sosok lelaki muda tampan dengan rambut ekor kuda dan sebilah pedang dipunggungnya, melihat raut wajahnya dan perawakannya, kita tentu mengenali sosok lelaki muda tampan ini. Dia adalah Bintang, Ksatria Pengembara.
Sementara itu dibelakang Bintang, tampak sesosok wanita berwajah cantik tapi lusuh tengah merapatkan tubuhnya memeluk erat tubuh Bintang dari belakang, hal ini dikarenakan takut karena jalan setapak yang mereka lewati berada dipinggiran jurang dikiri dan kanan. Wanita yang mengenakan jubah Bintang ini adalah Sarah Wayne, sebagaimana dikisahkan dalam chapter sebelumnya, Bintang yang tampa sengaja melewati tempat dimana Sarah Wayne akan diperkosa oleh seorang yang menamakan dirinya Prajurit Atl
ATLAS CITY ternyata letaknya cukup jauh, terbukti setelah menempuh perjalanan selama 7 hari, tapi belum ada tanda-tanda akan tiba di Atlas City. Tidak sedikit rintangan dan hambatan yang menghalangi keduanya, tapi Bintang dengan tenang masih bisa mengatasinya, terutama gangguan dari para Prajurit Atlas Warrior. Melihat kemampuan Bintang yang tinggi, Sarah mulai menaruh harapan besar kepada Bintang untuk bisa menyelamatkan putranya. Sarah kagum akan sikap lembut dan penuh perhatian Bintang pada wanita lemah sepertinya.Saat ini Bintang dan Sarah kembali memasuki tepian hutan yang juga tampak ditutupi sebagian besar oleh lapisan salju yang sudah menumpuk dimana-mana, Sarah terlihat sudah mengenakan pakaian yang telah dibelikan oleh Bintang beberapa hari yang lalu saat melewati sebuah pasar, Bintang sendiri juga membeli jaket yang terbuat dari kulit binatang untuk dirinya dan Sarah guna mengurangi rasa dingin disepanjang perjalanan. Siang itu terjadi badai salju yang membuat jar
Sarah tidak mampu lagi menyembunyikan rasa takutnya, kedua kakinya gemetar, bahkan untuk bergerak saja, Sarah tak mampu melakukannya.“Tuan!” ucap Sarah dengan suara bergetar kepada Bintang yang ada didepannya.“Tenanglah nona Sarah” ucap Bintang tersenyum kearahnya seakan ingin memberikan ketenangan kepada Sarah. Tapi tetap saja Sarah ketakutan melihat beruang-beruang yang jumlahnya belasan itu tampak berjalan mendekati mereka.Ghhhaarrrrrrr!Tiba-tiba saja sebuah suara menggelegar terdengar diruangan goa itu. Dan ini memancing perhatian Bintang dan Sarah. Seekor beruang salju besar, berukuran 2x lebih besar dari beruang salju pada umumnya tampak berjalan secara berdiri kearah Bintang dan Sarah. Sarah sendiri sampak bergidik ngeri melihat kebesaran sosok beruang salju yang satu ini, dapat dipastikan kalau beruang salju ini merupakan pemimpin kelompok dari beruang-beruang salju yang ada didalam goa tersebut, terbukti terlihat para
Sebuah api unggun yang cukup besar untuk menghangatkan tubuh telah dibuat Bintang untuk kenyamanan mereka dimalam itu, Sarah yang sudah menjatuhkan dirinya berbaring menghadap kearah Bintang yang sudah tenggelam dialam meditasinya, tapi sebenarnya Sarah tidaklah tidur, mana mungkin Sarah bisa tidur membayangkan kengerian kalau saja tiba-tiba beruang salju itu menyerang mereka. Berkali-kali dicobanya untuk memejamkan mata saat mendengar penjelasan Bintang kalau para beruang-beruang salju itu tidak akan menganggu mereka, tapi tetap saja sulit bagi Sarah untuk memejamkan matanya malam itu.Sarah hanya terus memperhatikan sosok Bintang yang sudah tenggelam dialam meditasinya, banyak pertanyaan dibenak Sarah tentang siapa sosok Bintang sebenarnya, mengalahkan Atlas Warrior dengan mudah dan kini menundukkan para beruang salju dengan sangat mudah pula.“Siapa sebenarnya tuan Bintang ini?” batin Sarah seraya terus memperhatikan sosok Bintang dengan seksama.
“Raja Agung Atlas dan para penduduk negeri Atlas City adalah keturunan para titan yang sejak ribuan bahkan ratusan tahun yang lalu sudah bermusuhan dengan orang-orang negeri para dewa” ucap Sarah lagi menceritakan tentang sejarah permusuhan antara para dewa dengan para titan. Sementara Bintang mendengarkannya dengan penuh seksama.“Bangsa titan itu apa nona Sarah?” tanya Bintang bingung.“Bangsa Titan adalah para penguasa bumi sebelum para dewa Olympus. Pemimpin mereka bernama Kronos yang nantinya akan digulingkan oleh Zeus. Titan mengalami perang besar dengan para dewa Olympus yang disebut Titanomakhia, mayoritas Titan akan terlibat dengan perang ini. Dalam perang ini Titan mengalami kekalahan....” Sarah terus menceritakan asal muasal bangsa titan dimuka bumi sehingga membuat Bintang mengerti.“Jadi nona Sarah ini juga berasal dari bangsa titan?” tanya Bintang. Sarah terlihat mengangguk.“Bagi bangsa
Pagi datang, tapi sinar matahari tak terlalu terang bersinar, karena tebalnya salju yang terbentuk, tapi cukuplah untuk menerangi seisi goa yang menjadi tempat menginap Bintang, Sarah dan gerombolan beruang salju. Terlihat Bintang dan Sarah baru saja keluar dari goa tersebut, kini dihadapan mereka jalan sudah tampak tertutupi oleh salju tebal.“Sepertinya untuk sementara kita harus berjalan kaki nona Sarah” ucap Bintang yang memperhatikan tebalnya salju yang menutupi tempat itu, akan sulit bila menggunakan kuda.“Terserah tuan, saya ikut saja” ucap Sarah tersenyum. Wajah bening dan segar terpampang didepan mata Bintang, Sarah memang cantik, walaupun lebih tua usianya dari Bintang, tapi kejelitaan dan keibuan diwajahnya terlihat dengan jelas.Dengan menggunakan mantel, Bintang dan Sarah segera melanjutkan perjalanan, tak jarang Bintang harus mengenggam tangan Sarah karena Sarah sedikit kesulitan untuk melewati jalan bersalju yang tebal ter
Senja itu, disuatu tempat yang cukup jauh tepatnya didaerah bersalju tebal, terlihat kilatan cahaya putih yang menyambar cepat diatas jalan bersalju. Bila kita lihat lebih jelas, ternyata sosok kilat menyambar cepat itu adalah sosok Bintang, dipondongan Bintang tampak sosok Sarah yang masih memejamkan matanya. Sarah masih tetap merasakan kalau sosoknya seperti tengah dibawa terbang seseorang dan Sarah meyakini kalau dirinya telah mati dan nyawanyalah yang dirasakannya terbang melayang. Cukup lama Bintang berkelebat menembus badai salju yang cukup dahsyat berhembus. Tak lama kemudian, Sarah dapat merasakan tubuhnya berhenti melayang dan Sarah mulai dapat merasakan hawa dingin menerpa dirinya. “Apakah aku benar-benar sudah mati” batin Sarah lagi. “Sarah!” tapi tiba-tiba saja sebuah suara lembut terdengar diteliganya, suara yang ama tdikenal oleh suara, suara itu adalah suara Bintang. Dengan cepat Sarah membuka kedua matanya dan betapa terkejutnya Sarah menyadari kalau saat ini dirinya
Pagi datang saat Sarah baru saja terbangun dari tidurnya, Sarah bingung saat menyadari kalau dirinya hanya sendiri diatas peraduan tersebut, tidak ditemukannya Bintang disisinya, tubuhnya yang telanjang tampak tertutup oleh sebuah jubah biru yang dikenalinya sebagai milik Bintang. Sarah yakin Bintang sedang berada diluar gubuk. Maka Sarah kembali menjatuhkan kepalanya diatas kasur empuk yang telah menjadi saksi bisu pergulatan birahi mereka malam tadi. Sarah terlihat kembali memejamkan matanya dan mencoba membayangkan apa yang telah terjadi tadi malam. Bagaimana mereka bercumbu dan bercinta hingga pagi datang menjelang. Hingga akhirnya Sarah terkapar tak berdaya mengakui kejantanan Bintang yang luar biasa perkasanya, bibir Sarah terlihat tersenyum mengingat semua itu.Setelah puas menikmati kesendiriannya, Sarah lalu bangkit berdiri, lalu mengenakan pakaianya kembali. Sarah terlihat berjalan kearah pintu.Kreaakk!Wuueesss !!Saat pintu terbuka hawa dingi
Malam itu badai salju kembali terjadi, dari dalam gubuk, suasana terdengar begitu hening, hanya desau angin yang terdengar dari arah luar gubuk. Di dalam gubuk, terlihat Bintang tengah berbaring, didadanya tampak Sarah yang tengah ikut merebahkan kepalanya. Keduanya tampak hanya diam saja, sibuk dengan pikirannya masing-masing.Tangan Bintang tampak hanya mempermainkan rambut panjang dan indah milik Sarah, sedangkan Sarah tampak begitu menikmati suasana saat itu, memejamkan mata walaupun tidak tertidur, pikirannya melayang jauh.“Sarah” terdengar suara lembut Bintang, membuat Sarah membuka kedua matanya. Lalu mengangkat wajahnya menatap kearah Bintang.“Ada apa tuan?”“Kira-kira berapa jauh lagi jarak menuju Atlas City?”“Kalau menggunakan kuda, mungkin 3-4 hari lagi tuan” jawab Sarah lagi, Bintang terdiam mendengar hal itu.“Sarah percaya sama saya?” tanya Bintang.“Te