Tiba-tiba saja Bintang menghentikan langkah kaki kudanya, Sangkawuni yang ada disebelahnya ikut menghentikan langkah kaki kudanya seraya menatap kearah Bintang.
“Ada apa kang ?”. tanyanya.
“Waspadalah Wuni, sepertinya kita tidak sendiri ditempat ini”. ucap Bintang lagi hingga kontan saja membuat Sangkawuni terperanjat kaget, sejenak pandangannya diedarkannya kearah sekelilingnya, tapi tak ada sesuatupun yang mencurigakan selain padang ilalang yang tumbuh subur ditempat itu.
Bintang kembali memacu kudanya dengan perlahan, walaupun bingung, Sangkawuni yang ada dibelakangnya tetap mengikuti gerakan Bintang dengan kembali memacu kudanya.
Baru sepenanakan nasi mereka memacu kuda, tiba-tiba saja pandangan Sangkawuni dikejutkan saat didepan sana dia melihat sosok-sosok yang tengah berdiri menghadang mereka dan Sangkawuni lebih terkejut lagi saat dari arah yang berlawananpun bermunculan sosok-sosok lelaki yang berpakain compang camping hin
“Sebaiknya kau menyerah saja kisanak, tidak ada gunanya kau melawan.”. ucap Sasongko lagi hingga cukup membuat Bintang menjadi serba salah, tapi kemudian Bintang tak dapat berbuat apa-apa saat beberapa orang pengikut Perkumpulan Pengemis mendekatinya, bahkan ; “Dakk......akhhh”. Bintang langsung tak sadarkan diri saat satu pukulan keras menghantam tengkuknya.“Apa yang harus kita lakukan sekarang kang Sasongko ?”. ucap yang lain lagi.“Aku akan membawa den ayu Sangkawuni kembali ke perkumpulan, sedangkan kalian bawa pemuda ini terus ke bukit Sibayak”. ucap Sasongko lagi memberi perintah yang langsung disambut anggukan oleh para pengikutnya. Maka pada malam itu juga mereka membawa sosokBintang yang sedang tak sadarkan diri itu menuju ke Bukit sibayak.***Pagi baru saja datang, bahkan raut mentaripun belum terlihat diufuk timur, hanya biasa keemasannya yang terlihat menghampar mene
“Hati-hati kang!!”. ucap Ayuandira memperingatkan, Bintang hanya tersenyum sesaat kearahnya dan segera berkelebat kearah luar goa tersebut.“Kenapa kita tidak membantu kang Bintang saja kang. Orang-orang Perkumpulan Pengemis diluarkan sangat banyak, bagaimana kalau kang Bintang tak bisa mengalahkan mereka ?”. ucap Ayuandira lagi kepada Jaka Laksono.“Saat ini tidak ada yang bisa kita lakukan Ayuandira, tenaga kita belum pulih, bahkan mungkin kita nanti malah menyusahkan Bintang, lebih baik kita sekarang berdoa saja agar Bintang bisa menghadapi mereka”. ucap Jaka Laksono lagi, Ayuandira hanya mendesah napas panjang mendengar hal itu.“Jangan khawatir Ayuandira, kakang yakin menghadapi orang-orang seperti mereka bukanlah sesuatu yang sulit bagi Bintang, apa kau lupa cerita romo tentang bagaimana Bintang seorang diri dengan gagah berani menghadapi orang-orang gerombolan Kapak Merah yang jumlahnya begitu amat banyak, kakang
“Den ayu... Den ayu raden”. ucap wanita yang disebut mbok Diyah itu dengan suara bergetar, penasaran dengan apa yang dimaksud oleh mbok Diyah, Sebaya bersama beberapa orang kepercayaannya langsung memasuki pintu kamar tersebut, dan ;“Aaaahhhh”. beberapa orang terlihat langsung terkejut, bahkan tak terkecuali Sebaya sendiri, wajahnya langsung memucat, Sebaya benar-benar seperti melihat sambaran halilintar yang dahsyat didepan wajahnya, satu pemandangan yang benar-benar membuat jantungnya terasa berhenti berdetak. Bahkan beberapa orang yang bersamanya langsung keluar dari kamar itu karena tak kuasa menyaksikan pemandangan yang ada dihadapannya.Apa yang terjadi ?Sosok seorang gadis yang tak lain adalah Sangkawuni terlihat tergantung disalah satu tiang yang ada dikamar tersebut, Sangkawuni telah mengakhiri hidupnya dengan jalan menggantung dirinya dengan seutas tali.“Sangkawuni ! Sangkawuni !! Sangkawuni...!!!”. S
“Anak muda, tadi kau menyebut nama guru besar Duwandaru dan guru besar Sangkawaru dengan sebutan paman, siapa kau ini sebenarnya. ?”. ucap salah satu tetua itu lagi.“Nama hamba Jaka Laksono dan ini adik hamba Ayuandira, kami berdua adalah putra putri dari romo Suwandaru”. ucap Jaka Laksono dengan lantang. Ucapan Jaka Laksono ini jelas langsung membuat wajah-wajah yang ada ditempat itu berubah.“Dasar pembohong licik, dulu kau juga mengaku-ngaku seperti itu tapi nyatanya kalian semua hanyalah mata-mata yang ingin menghancurkan Perkumpulan Pengemis”. bentak Sebaya lagi dengan keras.“Kau tak perlu bersandiwara lagi Sebaya, Sangkawuni bisa membuktikan kalau kau adalah dalang dari semua ini”. ucap Bintang tiba-tiba hingga kembali membuat wajah Sebaya berubah. Kini para tetua Perkumpulan Pengemispun ikut menatap kearahnya.“Benar, sejak tadi kami tak melihat Sangkawuni, dimana dia Sebaya. ?”. tanya s
“Kita semua ini bersaudara, kenapa kita harus saling bertempur.”. ucap gusti Patih Suwandaru lagi dengan keras.“Sebaya, sekarang katakan apa maumu. ?”. ucap gusti Patih Suwandaru lagi, ucapan mengalah gusti Patih Suwandaru jelas mengejutkan semua orang yang ada ditempat itu, sementara Sebaya hanya tersenyum penuh kemenangan.“Aku hanya ingin diberi kesempatan untuk menjadi guru besar di Perkumpulan Pengemis ini gusti patih. Aku yakin ditanganku Perkumpulan Pengemis akan menjadi semakin kuat dan akan sangat disegani keberadaannya dirimba persilatan”. ucap Sebaya lagi dengan yakinnya.“Huh !! kau salah Sebaya, ditanganmu justru Perkumpulan Pengemis ini akan semakin hancur”. ucap salah seorang tetua lagi tak kalah keras.“Kalian jangan terlalu meremehkan kesaktianku, aku bisa membuktikan kalau aku mampu untuk menjadi guru besar di Perkumpulan Pengemis”. ucap Sebaya tak kalah sengit.Suasana
“Keparat”. maki Sebaya dengan amarahnya.“Crabbb.”. Sebaya terlihat langsung memendamkan hulu tongkatnya ketanah, sesaat kemudian terlihat Sebaya langsung memejamkan kedua matanya dengan mulut berkomat kamit.Semua perhatian kini tertuju kearah Sebaya, menantikan apa yang akan dilakukan oleh Sebaya, dan ;“Creaabbb.....werrrr...”. tiba-tiba saja tongkat yang sejak tadi tertanam dihadapan Sebaya melenting keudara, bahkan bersamaan dengan itu sosok Sebayapun ikut melesat keudara dan menangkap tongkatnya dengan tangan kanannya.“Tongkat Darah.”. ucap Gusti Patih Suwandaru dengan wajah berubah. Ucapan Gusti Patih Suwandaru rupanya cukup terdengar oleh para tetua Perkumpulan Pengemis yang saat itu berada tak jauh dari Gusti Patih Suwandaru.“To....ongkat Darah....”. ulang salah satu tetua lagi dengan suara bergetar.“Maksud gusti patih itu adalah jurus Tongkat Darah milik Pengemis
“Gusti patih... Para tetua.”. ucap Sebaya dengan terbata-bata. “Tolong maafkan semua kesalahan saya, saya benar-benar menyesal atas apa yang selama ini telah saya lakukan”. ucap Sebaya lagi.“Sudahlah Sebaya, yang terpenting kau sudah menyadari kesalahanmu dan mau memperbaikinya.”. ucap Gusti Patih Suwandaru dengan bijaknya.“Terima kasih gusti patih. Dan jika gusti patih berkenan saya ada satu permohonan terakhir”. ucap Sebaya lagi dengan mengerahkan segenap kekuatannya untuk berbicara. Gusti Patih Suwandaru terlihat langsung menempelkan telapak tangannya ketubuh Sebaya untuk menyalurkan hawa murninya, walau Gusti Patih Suwandaru menyadari kalau tidak mungkin bagi Sebaya untuk tertolong, jurus Rahasia Tongkat Raja Pengemis yang tadi dipergunakan oleh Jaka Laksono dengan telak menghantam jantungnya, seperti jurus Tongkat Darah jurus Rahasia Tongkat Raja Pengemispun merupakan jurus yang tak kenal ampun kepada lawanny
PERKUMPULAN PENGEMIS adalah sebuah perkumpulan persilatan yang keberadaannya sudah sangat diakui dirimba persilatan, kebesaran nama dan begitu banyak pengikutnya membuat kehadirannya didunia persilatan amat dihormati dan disegani, baik oleh teman maupun lawan. Sebagaimana dikisahkan pada kisah sebelumnya (Kemelut Perkumpulan Pengemis) telah terjadi satu pemberontakan besar-besar yang dilakukan oleh Sangkawaru yang diakhiri dengan tewasnya guru besar Duwandaru, Sangkawaru sendiri akhirnya tewas ditangan muridnya sendiri, Sebaya. Untunglah bencana dan perpecahan yang terjadi di Perkumpulan Pengemis dapat dihindari dengan ikut campur tangannya Bintang dan akhirnya Sebaya harus tewas setelah bertarung sengit dengan Jaka Laksono putra tertua dari Gusti Patih Suwandaru. Malam ini semua tetua Perkumpulan Pengemis dari berbagai daerah telah berkumpul, sesuai perintah Gusti Patih Suwandaru, malam ini akan diadakan rapat penunjukan guru besar untuk memimpin Perkumpulan Pengemis. Di aula utama
Bintang yang melihat kekuatan puncak yang telah dikerahkan oleh Datuk Malenggang Dilangit, segera ikut menghimpun tenaganya. Uap tipis putih terlhat keluar dari tubuh Bintang, uap putih yang mengeluarkan hawa dingin yang sangat menyengat.Dari uap tipis itu, terlihat membentuk sebuah bayangan diatas kepala Bintang, bayangan seekor naga berwarna putih tercipta.“Ledakan besar, khhaaaa!”Tiba-tiba saja sosok Datuk Malenggang Dilangit yang sudah diselimuti magma lahar panas langsung berlari kearah Bintang.Buumm! Buumm! Buumm! Buumm!Di setiap langkah Datuk Malenggang Dilangit terdengar suara ledakan-ledakan akibat tapak magma panas Datuk Malenggang Dilangit yang menjejak tanah, bagaikan seekor banteng ganas, sosok Datuk Malenggang Dilangit yang sudah berubah menjadi monster magma lahar terus berlari kearah Bintang. Beberapa tombak dihadapan Bintang, monster magma Datuk Malenggang Dilangit melompat dan ;Wuussshhh!M
Dhuarr! Dhuarr! Dhuarr! Dhuarr!Ledakan-ledakan dahsyat dan beruntun terjadi diudara hingga terasa menggetarkan alam. Tinju-tinju magma bertemu dengan taburan Bintang-bintang putih kecil yang terang milik Bintang.Dhuarr! Dhuarr! Dhuarr! Dhuarr!Baik Bintang maupun Datuk Malenggang Dilangit terus melepaskan serangan dahsyatnya, hingga ledakan demi ledakan terus terjadi membahana ditempat itu, dalam sekejap saja, pohon-pohon yang ada dipulau itu langsung berterbangan dan bertumbangan entah kemana, tempat itu langsung luluh lantah dibuat oleh ledakan dahsyat oleh serangan Bintang dan Datuk Malenggang Dilangit.Saat Bintang berhasil turun kebawah, pulau itu sudah terbakar setengahnya akibat ledakan yang tadi terjadi, wajah Bintang kembali berubah saat melihat Datuk Malenggang Dilangit terlihat menghimpun tenaganya, magma lahar panas terlihat berkumpul ditelapak tangan Datuk Malenggang Dilangit.Bintang yang melihat hal itu segera ikut mengumpulkan haw
SEBUAH pulau kosong tak berpenghuni dipilih oleh Bintang untuk menjadi tempat pertarungannya dengan Datuk Malenggang Dilangit. Kini kedua-duanya sudah saling berdiri berhadapan, Bintang kini sudah kembali ke sosoknya semula, demikian pula Datuk Malenggang Dilangit yang kini sudah berdiri diatas tanah tempatnya berpijak. Kedua-duanya saling berhadapan dengan tatapan tajam.Wweerrrr..!Tanpa banyak bicara, sosok Datuk Malenggang Dilangit tiba-tiba saja mengeluarkan magma lahar panas dari sekujur tubuhnya, terutama dibagian kedua tangan, kedua kaki dan kepala. Sedangkan sebagian besar tubuhnya belum berubah menjadi magma lahar panas.Bintang yang melihat hal itupun tak tinggal diam, dan ;Blesshhhh...!Tiba-tiba saja tubuh Bintang telah diliputi energi putih keperakan, rambut Bintangpun telah berubah menjadi berwarna putih keperakan dengan balur-balur keemasan yang mengeluarkan hawa dingin. Rupanya Bintang langsung menggunakan wujud Pangeran Bulan
Wuusshhh!Tombak melesat dengan sangat cepat dan kuat kearah Datuk Malenggang Dilangit.Blepp!Kembali tombak yang dilemparkan oleh Sutan Rajo Alam hangus terbakar begitu menyentuh sosok Datuk Malenggang Dilangit.“Cepat ungsikan paduka rajo” teriak Datuk Rajo Dilangit memperingatkan para pejabat istana yang berdiri bersama Paduka Ananggawarman.“Tidak, aku takkan lari!” ucap Paduka Ananggawarman dengan keras hati hingga membuat Datuk Rajo Dilangit dan Sutan Rajo Alam hanya menarik nafas panjang melihat kekerasan hati Paduka Ananggawarman.Sementara itu magma lahar panas terus semakin banyak menjalar menutupi halaman istana Nagari Batuah.Datuk Rajo Dilangit dan Sutan Rajo Alam terlihat tengah memikirkan rencana untuk mengatasi hal itu, waktu yang sempat dan mendesak membuat keduanya sedikit khawatir dengan keadaan yang terjadi, hingga ;“Datuak Malenggang Di
Istana Nagari Batuah terlihat begitu sibuk dengan segala macam aktivitasnya, karena hari ini adalah janji yang ditetapkan oleh Datuak Malenggang Dilangit terhadap wilayah Nagari Batuah, dengan dipimpin oleh Datuk Rajo Dilangit, Paduka Ananggawarman berniat untuk melawan Datuk Malenggang Dilangit dengan segenap kekuatan istana Nagari Batuah, para hulubalang, panglima dan pejabat istana Nagari Batuahpun memberikan tanda kesiapan mereka berjuang hidup atau mati demi mempertahankan kedaulatan istana Nagari Batuah.Datuk Rajo Dilangit dipercaya oleh Paduka Ananggawarman untuk memimpin seluruh pasukan yang ada di istana Nagari Batuah dan Datuk Rajo Dilangit menerimanya untuk menjalankan taktik yang akan digunakan untuk melawan amukan Datuk Malenggang Dilangit. Seluruh masyarakat kotaraja Nagari Batuah sudah diungsikan demi keselamatan mereka. Paduka Ananggawarman menolak untuk ikut me
Pagi itu di Istana Bunian, panglima Kitty yang tiba-tiba saja datang menghadap, disaat Bintang dan Ratu Bunian tengah bercengkrama mesra berdua. “Sembah hormat hamba paduka, ratu” ucap panglima Kitty berlutut dihadapan keduanya. Ratu Bunian terlihat mengangkat tangannya sebagai tanda menerima hormat panglima Kitty. “Ada apa Kitty?” “Ampun ratu, Datuak Malenggang Dilangit sudah muncul kembali” ucap Kitty lagi hingga membuat wajah Ratu Bunian berubah pucat. Bintang yang ada didekatnya mulai tertarik mendengarnya. “Untung saja kita cepat memindahkan Negeri Bunian jauh dari gunung marapi. Kalau tidak, Datuak Malenggang Dilangit pasti sudah datang kemari” ucap Ratu Bunian lagi. Panglima Kitty terlihat mengangguk-anggukkan kepalanya. “Dimana Datuak Malenggang Dilangit muncul Kitty?” tanya Bintang cepat hingga membuat Ratu Bunian dan panglima Kitty memandang kearah Bintang. “Ampun paduka, Datuak Malenggang Dilangit mengacau di istana Nagari Batuah” “Istana Nagari Batuah?!” ulang Bintan
“Maafkan kelancangan ambo datuak” ucap Datuk Rajo Dilangit lagi. Entah apa maksud Datuk Rajo Dilangit yang tiba-tiba saja berjongkok. Perlahan sosok Datuk Rajo Dilangit mulai berubah menjadi seekor harimau loreng yang sangat besar, 2x ukuran harimau dewasa, sama besarnya dengan harimau putih jelmaan Datuk Malenggang Dilangit.Grraaauuummm!Grraaauuummm!Dua harimau besar ini saling mengaum dengan dahsyat, begitu dahsyatnya banyak para prajurit yang ada ditempat itu jatuh terduduk karena lemas lututnya.Grraaauuummm!Grraaauuummm!Kembali kedua harimau besar ini saling mengaum, tapi kali ini disertai dengan sama-sama saling menerkam kedepan.Kembali terjadi dua pertarungan raja rimba yang sama-sama berwujud besar. Saling terkam, saling cakar dan saling gigit, dilakukan oleh kedua harimau berbeda warna ini. Kali ini harimau belang jelmaan Datuk Rajo Dilangit mampu memberikan perlawanan sen
Sekarang Datuk Malenggang Dilangit telah dikeroyok oleh dua pengguna harimau dan macan kumbang, tapi bukannya terdesak, Datuk Malenggang Dilangit justru tertawa-tawa senang melayani serangan keduanya.“Hahaha.. sudah lama aku tidak bertarung sesenang ini” ucap Datuk Malenggang Dilangit lagi.Sebenarnya jurus-jurus harimau putih milik Datuk Malenggang Dilangit tidaklah jauh berada diatas jurus harimau singgalang milik Wijaya dan jurus macan kumbang milik Panglima Kumbang, hanya saja perbedaan kekuatan dan pengalaman yang membuat Datuk Malenggang Dilangit lebih unggul.Memasuki jurus ke 88, Wijaya dan Panglima Kumbang terlihat sama-sama melompat mundur kebelakang.Graaauumm!Ggrraaamm!Tiba-tiba saja Wijaya dan Panglima Kumbang terdengar mengaum. Sosok Wijaya sendiri yang sudah berjongkok merangkak tiba-tiba saja berubah wujud menjadi seekor harimau belang kuning dewasa, sedangkan sosok Panglima Kumbang y
Wusshhh!Seperti melempar karung saja, Datuk Malenggang Dilangit dengan ringannya melemparkan sosok Rajo mudo Basa kehadapan Paduka Ananggawarman.Tapp!Sesosok tubuh tampak langsung bergerak didepan Paduka Ananggawarman dan langsung menangkap tubuh Rajo mudo Basa yang dilemparkan oleh Datuk Malenggang Dilangit. Rupanya dia adalah Panglima Kumbang.“Rajo mudo, anakku” ucap Panglima Kumbang dengan wajah berubah yang melihat keadaan Rajo mudo Basa yang babak belur. Panglima Kumbang dengan cepat memeriksa keadaan putranya tersebut. Walaupun babak belur, Panglima Kumbang masih dapat merasakan tanda-tanda kehidupan ditubuh Rajo mudo Basa walaupun sangat lemah sekali. Panglima Kumbang segera memerintahkan beberapa prajurit untuk membawa sosok Rajo mudo Basa.“Apa yang datuak lakukan pada putra hamba?” tanya Panglima Kumbang lagi. Nada suara Panglima Kumbang sedikit meninggi.“Putramu, siapa kau?&rdqu