Share

83. Bagian 2

last update Terakhir Diperbarui: 2022-08-11 18:17:19

Di suatu tempat di Blambang Sewu.

Malam menyelimuti alam, rembulan tampak bersinar redup malam itu, ditaburi Bintang-bintang yang bertebaran dimana-mana menemani sang bulan.

Sebuah kereta kuda tampak berjalan pelan menelusuri sebuah jalan setapak ditepian sebuah hutan. Hingga akhirnya kereta kuda itu berhenti disebuah gubuk.

Lelaki pembawa sais kereta terlihat langsung turun dan langsung membukakan pintu kereta kuda tersebut. Sepasang kaki mulus terlihat melangkah turun dari kereta kuda, selanjutnya sesosok tubuh yang mengenakan pakaian mewah terlihat keluar dari kereta kuda, tapi sayang wajahnya tertutup cadar, hanya saja kita sudah dapat menebak kalau sosok tersebut adalah seorang wanita, dari pakaian yang dikenakan dan harum mewangi semerbak tercium saat sosok tersebut keluar dari dalam kereta.

Dengan jalan yang anggun, sosok bercadar itu tampak mendekati gubuk dihadapannya. Lelaki tua yang tadi menjadi saisnya terlihat berdiri disebelahnya, sepertinya lelaki tua itu adalah pen
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Ksatria Pengembara Season 1   83. Bagian 3

    BINTANG akhirnya kembali ke kerajaan Antapura setelah 1 minggu lamanya kembali ke Bukit Bayangan, lalu kembali kekerajaan Setyo Kencana baru kemudian menuju ke Antapura seorang diri. Bintang langsung menghadap gusti prabu Antapura yang saat itu ada bersama permaisuri dan kedua putrinya. Putri Aurellya hanya tertunduk saja saat Bintang hadir ditempat itu. “Jadi bagaimana keputusannya gusti prabu?” tanya gusti prabu Antapura lagi. “Istri-istri hamba melarang hamba untuk menambah istri lagi gusti prabu” ucap Bintang singkat, tapi sudah cukup membuat wajah orang-orang yang ada ditempat itu berubah mendengarnya. “Tapi istri-istri hamba tidak melarang jika hamba memiliki selir” sambung Bintang lagi dan kembali perubahan-perubahan wajah orang-orang ditempat itu terlihat. “Pada dasarnya kami tidak menolak dengan keinginan gusti prabu untuk menjadikan Aurellya menjadi seorang selir, tapi kami juga harus menanyakan hal ini kepadanya” ucap gusti prabu Antapura lagi seraya menatap kearah Put

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-11
  • Ksatria Pengembara Season 1   83. Bagian 4

    Dari kening, ciuman Bintang turun ke alis matanya yang hitam lebat teratur, ke hidung dan sampai ke bibirnya. Ciuman keduanya semakin lama semakin bergelora, dua lidah saling berkait diikuti dengan desahan nafas yang semakin memburu. Pergumulan terjadi diantara keduanya, ternyata Putri Aurellya cukup berpengalaman juga dalam hal bercumbu. Maklum Putri Aurellya adalah seorang janda. Tapi ada satu hal yang sangat mengejutkan Bintang. Saat Bintang mencoba menekan dan mendorong masuk area bawahnya ke area terlarang Putri Aurellya. Putri Aurellya tiba-tiba saja merintih keras, dan karena mungkin kesakitan, tangannya mendorong bahu Bintang sehingga tubuh Bintang terdorong ke bawah. Bintang terkejut dan melihat ada air mata meleleh di sudut matanya. Bintang mencoba memulainya lagi, dan lagi-lagi gagal. Hal ini semakin mengherankan Bintang. “Dinda masih perawan kanda” bisik Putri Aurellya pelan ditelinga Bintang, hingga langsung membuat wajah Bintang berubah, karena Bintang tau, kalau Putri

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-11
  • Ksatria Pengembara Season 1   83. Bagian 5

    Setelah menikmati bulan madunya selama 1 minggu penuh, Bintang akhirnya mohon pamit dari istana Antapura meninggalkan Putri Aurellya di Antapura yang memang sengaja Bintang izinkan agar Putri Aurellya yang selama ini sudah berada jauh dari kedua orangtuanya, lebih dapat menikmati kebersamaan mereka, bila saatnya tiba Bintang akan memboyong Putri Aurellya ke Setyo Kencana. Tujuan utama Bintang adalah kembali ke Bukit Bayangan terlebih dahulu, tapi sebelumnya Bintang menyempatkan diri untuk mampir ke Bukit Langit, mengunjungi Intan Purnama, baru setelah itu kembali ke Bukit Bayangan. Malam itu di Setyo Kencana telah terjadi suatu keramaian. Karena malam itu ada pertunjukan group ronggeng terkenal yang bernama RONGGENG PURNAMA, karena memang, group ronggeng purnama ini hanya melakukan pertunjukan disetiap malam bulan purnama. Group ronggeng purnama ini sudah sangat melegenda, bukan saja karena kecantikan para penari ronggengnya tapi juga karena pertunjukan yang mereka lakukan begitu s

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-11
  • Ksatria Pengembara Season 1   83. Bagian 6

    BINTANG akhirnya kembali ke Setyo Kencana. Dan begitu kembali Bintang langsung mengadakan rapat pertemuan untuk membahas masalah-masalah apa saja yang terjadi di Setyo Kencana selama dirinya pulang kampung. Laporan demi laporan diterima oleh Bintang, baik laporan mengenai keuangan, eksport import sampai masalah perbatasan dan kerajaan-kerajaan yang baru saja bergabung untuk meminta perlindungan dibawah kekuasaan Setyo Kencana. Hingga sampai berita terakhir mengenai ronggeng purnama yang menghebohkan. “Apakah gusti prabu ingin mengundang mereka ke istana?” tanya Mahapatih Suryo Barata lagi. Bintang terlihat terdiam sejenak, tapi kemudian menggeleng. “Tidak perlu paman” ucap Bintang tersenyum. Setelah pertemuan selesai, Bintangpun segera pergi kekamarnya untuk beristirahat. Tapi dikamar sesosok gadis cantik jelita tengah menunggunya. “Melati” ucap Bintang tersenyum. Sosok gadis jelita yang tak lain adalah Melati tampak menyambut kedatangan Bintang. Dilepaskannya seluruh pakaian atas

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-11
  • Ksatria Pengembara Season 1   83. Bagian 7-8

    SUDAH MENJADI kebiasaan Bintang sejak diangkat menjadi gusti prabu Setyo Kencana untuk terjun langsung ke masyarakat guna melihat keadaan rakyatnya, segala keluh kesah dimasyarakat selalu didengarkan oleh Bintang untuk menjadi referensi dalam mengambil kebijakan-kebijakannya sebagai seorang raja. Dan tidak jarang pula Bintang harus mengambil keputusan cepat untuk memecahkan masalah sosial dimasyarakatnya. Ini pula yang membuat masyarakat Setyo Kencana sangat merasakan keamanan dan bersyukur memiliki raja seperti Bintang saat ini. Seorang raja yang tak pernah memilih-milih dalam bergaul. Sore itu, Bintang baru saja selesai berkeliling wilayah Setyo Kencana dan Bintang berhenti sejenak ditepian sebuah danau untuk membersihkan wajahnya dan memberikan minum Sembrani, sikuda terbang yang selalu setia menemaninya. Sembrani sendiri tampak sedang minum untuk menghilangkan dahaganya setelah seharian berkeliling patroli bersama majikannya. Bintang. Sreggg! Tiba-tiba saja 3 kelebatan bayang-ba

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-11
  • Ksatria Pengembara Season 1   83. Bagian 9

    Walau usaha pertamanya gagal, Pudjasari tidak putus asa untuk aksi-aksi berikutnya. “Terima kasih kakang karena telah menyelamatkan Pudja” terdengar suara lembut Pudjasari dibelakangnya hingga membuat Bintang berbalik. Pudjasari kini sudah mengenakan jubahnya hingga tak memperlihatkan lagi bagian-bagian tubuhnya yang tadi sempat menggugah birahi Bintang. “Nona berasal darimana, mungkin hamba bisa antarkan nona pulang kerumah” ucap Bintang lagi. “Pudja berasal jauh dari sini kang, tapi saat ini Pudja bersama rombongan sedang berada di Setyo Kencana” ucap Pudjasari dengan lembut, wajah Bintang berubah untuk sesaat “Pudja” ulang Bintang lagi. “Oh ya, Pudja belum memperkenalkan diri, namaku Pudja, Pudjasari... kakang siapa?” tanya Pudja menggoda. “Namaku Bintang” “Bintang.. Kang Bintang” terlihat Pudja mengulang-ulang nama Bintang seperti berusaha mengingat sesuatu. “Setyo Kencana cukup jauh dari sini. Apa nona Pudja mau hamba antarkan malam ini juga?” ucap Bintang lagi. “Kakang

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-11
  • Ksatria Pengembara Season 1   83. Bagian 10

    “Kalian bertiga bersembunyilah dulu, jangan jauh-jauh, agar bila aku membutuhkan kalian, kalian bisa cepat datang” ucap Pudja lagi. “Baik den ayu” ucap ketiga lelaki berpakaian hitam itu lagi seraya menghilang kembali dari hadapan Pudja. Tak lama kemudian, Bintang sudah kembali dengan membawa seekor ayam hutan ditangannya. Pudja terkejut melihat hal itu. “Maaf, hanya ini yang bisa hamba temukan dihutan ini... tunggu sebentar ya nona” ucap Bintang lagi. Pudja hanya melempar senyum tipisnya dan hanya memperhatikan sosok Bintang yang tampak mulai membersihkan ayam hutan tersebut, lalu kemudian mengolahnya dengan bahan dedaunan yang tadi dibawa juga oleh Bintang. Diam-diam Pudja mengagumi ketelatenan Bintang dalam mengolah masakan. “Seorang raja yang bisa masak. Hhmm..hebat juga” batin Pudja seraya terus memperhatikan apa yang dikerjakan oleh Bintang. Tak lama kemudian, ayampun sudah siap diatas panggangan api unggun. “Bolehkah Pudja bertanya sesuatu yang pribadi kang?” tanya Pudja

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-11
  • Ksatria Pengembara Season 1   83. Bagian 11

    Malam semakin larut, Pudja terlihat gelisah berbaring berasalkan dedaunan pohon kering, karena memang ini pertama kalinya dia tidur dialam bebas. Hingga tidurnya gelisah, balik kiri balik kanan, berkali-kali dicobanya untuk tidur, tapi matanya tak mau terpejam.Saat berbalik kembali kearah kanan, didepan matanya Bintang tampak tengah tenggelam dialam meditasinya, dan Pudja menggunakan kesempatan ini untuk menatap dalam-dalam sosok Bintang.“Di hutan ini kesempatanku untuk membunuhnya dan melarikan diri, tapi aku tak punya kesempatan untuk melakukannya. Gusti prabu terkenal akan kesaktiannya. Hanya saat berada dipelukanku, baru aku bisa membunuhnya” batin Pudja lagi memikirkan berbagai macam cara untuk membunuh Bintang.“Tapi kenapa aku harus membunuhnya, dia raja yang baik juga bijak untuk rakyatnya” batin Pudja lagi bimbang dengan keputusannya. Sesaat terbayang dibenaknya, sosok ibunya yang saat ini ditawan dipenjara Blambang Sewu.“Tidak, demi ibu, apapun akan kulakukan. Aku harus b

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-11

Bab terbaru

  • Ksatria Pengembara Season 1   87. Bagian 20

    Bintang yang melihat kekuatan puncak yang telah dikerahkan oleh Datuk Malenggang Dilangit, segera ikut menghimpun tenaganya. Uap tipis putih terlhat keluar dari tubuh Bintang, uap putih yang mengeluarkan hawa dingin yang sangat menyengat.Dari uap tipis itu, terlihat membentuk sebuah bayangan diatas kepala Bintang, bayangan seekor naga berwarna putih tercipta.“Ledakan besar, khhaaaa!”Tiba-tiba saja sosok Datuk Malenggang Dilangit yang sudah diselimuti magma lahar panas langsung berlari kearah Bintang.Buumm! Buumm! Buumm! Buumm!Di setiap langkah Datuk Malenggang Dilangit terdengar suara ledakan-ledakan akibat tapak magma panas Datuk Malenggang Dilangit yang menjejak tanah, bagaikan seekor banteng ganas, sosok Datuk Malenggang Dilangit yang sudah berubah menjadi monster magma lahar terus berlari kearah Bintang. Beberapa tombak dihadapan Bintang, monster magma Datuk Malenggang Dilangit melompat dan ;Wuussshhh!M

  • Ksatria Pengembara Season 1   87. Bagian 19

    Dhuarr! Dhuarr! Dhuarr! Dhuarr!Ledakan-ledakan dahsyat dan beruntun terjadi diudara hingga terasa menggetarkan alam. Tinju-tinju magma bertemu dengan taburan Bintang-bintang putih kecil yang terang milik Bintang.Dhuarr! Dhuarr! Dhuarr! Dhuarr!Baik Bintang maupun Datuk Malenggang Dilangit terus melepaskan serangan dahsyatnya, hingga ledakan demi ledakan terus terjadi membahana ditempat itu, dalam sekejap saja, pohon-pohon yang ada dipulau itu langsung berterbangan dan bertumbangan entah kemana, tempat itu langsung luluh lantah dibuat oleh ledakan dahsyat oleh serangan Bintang dan Datuk Malenggang Dilangit.Saat Bintang berhasil turun kebawah, pulau itu sudah terbakar setengahnya akibat ledakan yang tadi terjadi, wajah Bintang kembali berubah saat melihat Datuk Malenggang Dilangit terlihat menghimpun tenaganya, magma lahar panas terlihat berkumpul ditelapak tangan Datuk Malenggang Dilangit.Bintang yang melihat hal itu segera ikut mengumpulkan haw

  • Ksatria Pengembara Season 1   87. Bagian 18

    SEBUAH pulau kosong tak berpenghuni dipilih oleh Bintang untuk menjadi tempat pertarungannya dengan Datuk Malenggang Dilangit. Kini kedua-duanya sudah saling berdiri berhadapan, Bintang kini sudah kembali ke sosoknya semula, demikian pula Datuk Malenggang Dilangit yang kini sudah berdiri diatas tanah tempatnya berpijak. Kedua-duanya saling berhadapan dengan tatapan tajam.Wweerrrr..!Tanpa banyak bicara, sosok Datuk Malenggang Dilangit tiba-tiba saja mengeluarkan magma lahar panas dari sekujur tubuhnya, terutama dibagian kedua tangan, kedua kaki dan kepala. Sedangkan sebagian besar tubuhnya belum berubah menjadi magma lahar panas.Bintang yang melihat hal itupun tak tinggal diam, dan ;Blesshhhh...!Tiba-tiba saja tubuh Bintang telah diliputi energi putih keperakan, rambut Bintangpun telah berubah menjadi berwarna putih keperakan dengan balur-balur keemasan yang mengeluarkan hawa dingin. Rupanya Bintang langsung menggunakan wujud Pangeran Bulan

  • Ksatria Pengembara Season 1   87. Bagian 17

    Wuusshhh!Tombak melesat dengan sangat cepat dan kuat kearah Datuk Malenggang Dilangit.Blepp!Kembali tombak yang dilemparkan oleh Sutan Rajo Alam hangus terbakar begitu menyentuh sosok Datuk Malenggang Dilangit.“Cepat ungsikan paduka rajo” teriak Datuk Rajo Dilangit memperingatkan para pejabat istana yang berdiri bersama Paduka Ananggawarman.“Tidak, aku takkan lari!” ucap Paduka Ananggawarman dengan keras hati hingga membuat Datuk Rajo Dilangit dan Sutan Rajo Alam hanya menarik nafas panjang melihat kekerasan hati Paduka Ananggawarman.Sementara itu magma lahar panas terus semakin banyak menjalar menutupi halaman istana Nagari Batuah.Datuk Rajo Dilangit dan Sutan Rajo Alam terlihat tengah memikirkan rencana untuk mengatasi hal itu, waktu yang sempat dan mendesak membuat keduanya sedikit khawatir dengan keadaan yang terjadi, hingga ;“Datuak Malenggang Di

  • Ksatria Pengembara Season 1   87. Bagian 16

    Istana Nagari Batuah terlihat begitu sibuk dengan segala macam aktivitasnya, karena hari ini adalah janji yang ditetapkan oleh Datuak Malenggang Dilangit terhadap wilayah Nagari Batuah, dengan dipimpin oleh Datuk Rajo Dilangit, Paduka Ananggawarman berniat untuk melawan Datuk Malenggang Dilangit dengan segenap kekuatan istana Nagari Batuah, para hulubalang, panglima dan pejabat istana Nagari Batuahpun memberikan tanda kesiapan mereka berjuang hidup atau mati demi mempertahankan kedaulatan istana Nagari Batuah.Datuk Rajo Dilangit dipercaya oleh Paduka Ananggawarman untuk memimpin seluruh pasukan yang ada di istana Nagari Batuah dan Datuk Rajo Dilangit menerimanya untuk menjalankan taktik yang akan digunakan untuk melawan amukan Datuk Malenggang Dilangit. Seluruh masyarakat kotaraja Nagari Batuah sudah diungsikan demi keselamatan mereka. Paduka Ananggawarman menolak untuk ikut me

  • Ksatria Pengembara Season 1   87. Bagian 15

    Pagi itu di Istana Bunian, panglima Kitty yang tiba-tiba saja datang menghadap, disaat Bintang dan Ratu Bunian tengah bercengkrama mesra berdua. “Sembah hormat hamba paduka, ratu” ucap panglima Kitty berlutut dihadapan keduanya. Ratu Bunian terlihat mengangkat tangannya sebagai tanda menerima hormat panglima Kitty. “Ada apa Kitty?” “Ampun ratu, Datuak Malenggang Dilangit sudah muncul kembali” ucap Kitty lagi hingga membuat wajah Ratu Bunian berubah pucat. Bintang yang ada didekatnya mulai tertarik mendengarnya. “Untung saja kita cepat memindahkan Negeri Bunian jauh dari gunung marapi. Kalau tidak, Datuak Malenggang Dilangit pasti sudah datang kemari” ucap Ratu Bunian lagi. Panglima Kitty terlihat mengangguk-anggukkan kepalanya. “Dimana Datuak Malenggang Dilangit muncul Kitty?” tanya Bintang cepat hingga membuat Ratu Bunian dan panglima Kitty memandang kearah Bintang. “Ampun paduka, Datuak Malenggang Dilangit mengacau di istana Nagari Batuah” “Istana Nagari Batuah?!” ulang Bintan

  • Ksatria Pengembara Season 1   87. Bagian 14

    “Maafkan kelancangan ambo datuak” ucap Datuk Rajo Dilangit lagi. Entah apa maksud Datuk Rajo Dilangit yang tiba-tiba saja berjongkok. Perlahan sosok Datuk Rajo Dilangit mulai berubah menjadi seekor harimau loreng yang sangat besar, 2x ukuran harimau dewasa, sama besarnya dengan harimau putih jelmaan Datuk Malenggang Dilangit.Grraaauuummm!Grraaauuummm!Dua harimau besar ini saling mengaum dengan dahsyat, begitu dahsyatnya banyak para prajurit yang ada ditempat itu jatuh terduduk karena lemas lututnya.Grraaauuummm!Grraaauuummm!Kembali kedua harimau besar ini saling mengaum, tapi kali ini disertai dengan sama-sama saling menerkam kedepan.Kembali terjadi dua pertarungan raja rimba yang sama-sama berwujud besar. Saling terkam, saling cakar dan saling gigit, dilakukan oleh kedua harimau berbeda warna ini. Kali ini harimau belang jelmaan Datuk Rajo Dilangit mampu memberikan perlawanan sen

  • Ksatria Pengembara Season 1   87. Bagian 13

    Sekarang Datuk Malenggang Dilangit telah dikeroyok oleh dua pengguna harimau dan macan kumbang, tapi bukannya terdesak, Datuk Malenggang Dilangit justru tertawa-tawa senang melayani serangan keduanya.“Hahaha.. sudah lama aku tidak bertarung sesenang ini” ucap Datuk Malenggang Dilangit lagi.Sebenarnya jurus-jurus harimau putih milik Datuk Malenggang Dilangit tidaklah jauh berada diatas jurus harimau singgalang milik Wijaya dan jurus macan kumbang milik Panglima Kumbang, hanya saja perbedaan kekuatan dan pengalaman yang membuat Datuk Malenggang Dilangit lebih unggul.Memasuki jurus ke 88, Wijaya dan Panglima Kumbang terlihat sama-sama melompat mundur kebelakang.Graaauumm!Ggrraaamm!Tiba-tiba saja Wijaya dan Panglima Kumbang terdengar mengaum. Sosok Wijaya sendiri yang sudah berjongkok merangkak tiba-tiba saja berubah wujud menjadi seekor harimau belang kuning dewasa, sedangkan sosok Panglima Kumbang y

  • Ksatria Pengembara Season 1   87. Bagian 12

    Wusshhh!Seperti melempar karung saja, Datuk Malenggang Dilangit dengan ringannya melemparkan sosok Rajo mudo Basa kehadapan Paduka Ananggawarman.Tapp!Sesosok tubuh tampak langsung bergerak didepan Paduka Ananggawarman dan langsung menangkap tubuh Rajo mudo Basa yang dilemparkan oleh Datuk Malenggang Dilangit. Rupanya dia adalah Panglima Kumbang.“Rajo mudo, anakku” ucap Panglima Kumbang dengan wajah berubah yang melihat keadaan Rajo mudo Basa yang babak belur. Panglima Kumbang dengan cepat memeriksa keadaan putranya tersebut. Walaupun babak belur, Panglima Kumbang masih dapat merasakan tanda-tanda kehidupan ditubuh Rajo mudo Basa walaupun sangat lemah sekali. Panglima Kumbang segera memerintahkan beberapa prajurit untuk membawa sosok Rajo mudo Basa.“Apa yang datuak lakukan pada putra hamba?” tanya Panglima Kumbang lagi. Nada suara Panglima Kumbang sedikit meninggi.“Putramu, siapa kau?&rdqu

DMCA.com Protection Status