“Mundur semua!” teriak Iblis Bangkai lagi, dengan serta merta para anak buah Iblis Bangkai yang masih tersisa puluhan itu langsung melompat mundur. Karena mereka sendiri sudah kecapaian menghadapi lawannya yang begitu sangat hebat bagi mereka, bahkan terlalu hebat.
“Gunakan bom pelemah tenaga!” teriak Iblis Bangkai lagi, beberapa orang anak buah Iblis Bangkai tampak mengeluarkan bola-bola berwarna merah dari balik pakaian mereka, dan ;
Wuutt !! Wuutt !! Wuutt !! Wuutt !!
Mereka langsung melemparkan bola berwarna merah itu kearah Bintang, dan ;
Duarr ! Duarr ! Duarr ! Duarr !
Bola-bola itu langsung meledak begitu menyentuh tanah hingga menciptakan kabut tebal berwarna merah yang langsung menutupi tubuh Bintang, dengan racun pelemah tenaga ini pula kemaren mereka bisa menangkap Bintang.
Datuk Rajo Bijayo yang melihat hal itu, segera memerintahkan para senopati untuk masuk kedalam pertempuran.
“Tunggu datuk,
Semua terkejut, semua terpana melihat kearah Iblis Bangkai yang terkapar ditanah, sosoknya sudah kembali ke ukuran normal. Untuk sesaat sosok Iblis Bangkai tak bergerak ditempatnya.“Kurang ajar!!” tiba-tiba saja sosok Iblis Bangkai berteriak dengan keras seraya bangkit dari tempatnya, Bintang sendiri cukup kaget melihat Iblis Bangkai yang masih mampu bangkit setelah menerima pukulan Pemecah Karangnya dengan dua tangan.“Akan kubuat kau mati dengan ilmu sejuta racunku ini.” ucap Iblis Bangkai lagi seraya mengangkat kedua telapak tangannya keatas.Blassshhhh!Tiba-tiba saja dikedua telapak Iblis Bangkai yang menghadap keatas, muncul sebuah cahaya hijau yang membentuk gelembung besar, dimana didalam gelembung tersebut terlihat kabut berwarna merah kehitam-hitaman. Semakin lama gelembung itu semakin membesar.Dan yang lebih mengejutkan lagi, tiba-tiba saja seluruh gerombolan Iblis Bangkai yang ada ditempat itu
Sementara itu rombongan Putri Aurellya, Putri Aurelie dan yang lain sudah naik keatas kapal, tapi semuanya tidak beranjak pergi meninggalkan tempat itu, semuanya terlihat menunggu, sementara itu dikejauhan, komplotan Iblis Bangkai tampak telah pergi meninggalkan Pulau Bangkai dengan berbagai jenis kendaraan laut.“Sepertinya ajian sejuta racun ini sangat dahsyat sekali, sampai-sampai para komplotannya saja ikut takut pergi meninggalkan pulau ini” ucap Datuk Rajo Bijayo lagi memperhatikan kapal-kapal yang pergi meninggalkan Pulau Bangkai itu.“Kita sendiri bagaimana datuk, apakah kita juga harus pergi sekarang dari pulau ini?” tanya salah seorang senopati lagi.“Tidak, kita tunggu gusti prabu!” ucap Putri Aurelie tiba-tiba hingga mengejutkan semua orang, termasuk Rajo Mudo Basa yang saat itu ada didekatnya.Seeerrr!Tiba-tiba saja sosok Bintang sudah muncul dihadapan mereka.&ldqu
Antapura berpesta atas kembalinya Putri Aurellya dengan selamat, gusti prabu Antapura mengadakan pesta syukuran yang akan berlangsung selama 7 hari 7 malam, selain atas bersyukurnya dengan keselamatan Putri Aurellya, gusti prabu Antapura juga mensyukuri atas tewasnya Iblis Bangkai yang selama ini selalu menjadi ancaman bagi Antapura. Karena itulah untuk mensyukuri semua itu, gusti prabu Antapura mengadakan pesta besar-besaran. Dan diantara semua tamu kehormatan, tentunya yang paling penting adalah Bintang, dan ada suatu peristiwa yang sangat mengejutkan yang terjadi sehubungan dengan kembalinya Bintang ke Antapura. Setelah pulau bangkai hancur dan tenggelam kedasar lautan tanpa tersisa, Bintang menghilang tanpa jejak, rombongan Putri Aurellya dan Putri Aurelie yang kembali lagi ke bekas pulau bangkai berada tidak menemukan Bintang ditempat itu hingga semuanya cemas, karena ledakan dahsyat pulau bangkai yang terjadi bagaikan ledakan gunung merapi yang sangat dahsyat. Dapat dipastikan
Di suatu tempat di Blambang Sewu. Malam menyelimuti alam, rembulan tampak bersinar redup malam itu, ditaburi Bintang-bintang yang bertebaran dimana-mana menemani sang bulan. Sebuah kereta kuda tampak berjalan pelan menelusuri sebuah jalan setapak ditepian sebuah hutan. Hingga akhirnya kereta kuda itu berhenti disebuah gubuk. Lelaki pembawa sais kereta terlihat langsung turun dan langsung membukakan pintu kereta kuda tersebut. Sepasang kaki mulus terlihat melangkah turun dari kereta kuda, selanjutnya sesosok tubuh yang mengenakan pakaian mewah terlihat keluar dari kereta kuda, tapi sayang wajahnya tertutup cadar, hanya saja kita sudah dapat menebak kalau sosok tersebut adalah seorang wanita, dari pakaian yang dikenakan dan harum mewangi semerbak tercium saat sosok tersebut keluar dari dalam kereta. Dengan jalan yang anggun, sosok bercadar itu tampak mendekati gubuk dihadapannya. Lelaki tua yang tadi menjadi saisnya terlihat berdiri disebelahnya, sepertinya lelaki tua itu adalah pen
BINTANG akhirnya kembali ke kerajaan Antapura setelah 1 minggu lamanya kembali ke Bukit Bayangan, lalu kembali kekerajaan Setyo Kencana baru kemudian menuju ke Antapura seorang diri. Bintang langsung menghadap gusti prabu Antapura yang saat itu ada bersama permaisuri dan kedua putrinya. Putri Aurellya hanya tertunduk saja saat Bintang hadir ditempat itu. “Jadi bagaimana keputusannya gusti prabu?” tanya gusti prabu Antapura lagi. “Istri-istri hamba melarang hamba untuk menambah istri lagi gusti prabu” ucap Bintang singkat, tapi sudah cukup membuat wajah orang-orang yang ada ditempat itu berubah mendengarnya. “Tapi istri-istri hamba tidak melarang jika hamba memiliki selir” sambung Bintang lagi dan kembali perubahan-perubahan wajah orang-orang ditempat itu terlihat. “Pada dasarnya kami tidak menolak dengan keinginan gusti prabu untuk menjadikan Aurellya menjadi seorang selir, tapi kami juga harus menanyakan hal ini kepadanya” ucap gusti prabu Antapura lagi seraya menatap kearah Put
Dari kening, ciuman Bintang turun ke alis matanya yang hitam lebat teratur, ke hidung dan sampai ke bibirnya. Ciuman keduanya semakin lama semakin bergelora, dua lidah saling berkait diikuti dengan desahan nafas yang semakin memburu. Pergumulan terjadi diantara keduanya, ternyata Putri Aurellya cukup berpengalaman juga dalam hal bercumbu. Maklum Putri Aurellya adalah seorang janda. Tapi ada satu hal yang sangat mengejutkan Bintang. Saat Bintang mencoba menekan dan mendorong masuk area bawahnya ke area terlarang Putri Aurellya. Putri Aurellya tiba-tiba saja merintih keras, dan karena mungkin kesakitan, tangannya mendorong bahu Bintang sehingga tubuh Bintang terdorong ke bawah. Bintang terkejut dan melihat ada air mata meleleh di sudut matanya. Bintang mencoba memulainya lagi, dan lagi-lagi gagal. Hal ini semakin mengherankan Bintang. “Dinda masih perawan kanda” bisik Putri Aurellya pelan ditelinga Bintang, hingga langsung membuat wajah Bintang berubah, karena Bintang tau, kalau Putri
Setelah menikmati bulan madunya selama 1 minggu penuh, Bintang akhirnya mohon pamit dari istana Antapura meninggalkan Putri Aurellya di Antapura yang memang sengaja Bintang izinkan agar Putri Aurellya yang selama ini sudah berada jauh dari kedua orangtuanya, lebih dapat menikmati kebersamaan mereka, bila saatnya tiba Bintang akan memboyong Putri Aurellya ke Setyo Kencana. Tujuan utama Bintang adalah kembali ke Bukit Bayangan terlebih dahulu, tapi sebelumnya Bintang menyempatkan diri untuk mampir ke Bukit Langit, mengunjungi Intan Purnama, baru setelah itu kembali ke Bukit Bayangan. Malam itu di Setyo Kencana telah terjadi suatu keramaian. Karena malam itu ada pertunjukan group ronggeng terkenal yang bernama RONGGENG PURNAMA, karena memang, group ronggeng purnama ini hanya melakukan pertunjukan disetiap malam bulan purnama. Group ronggeng purnama ini sudah sangat melegenda, bukan saja karena kecantikan para penari ronggengnya tapi juga karena pertunjukan yang mereka lakukan begitu s
BINTANG akhirnya kembali ke Setyo Kencana. Dan begitu kembali Bintang langsung mengadakan rapat pertemuan untuk membahas masalah-masalah apa saja yang terjadi di Setyo Kencana selama dirinya pulang kampung. Laporan demi laporan diterima oleh Bintang, baik laporan mengenai keuangan, eksport import sampai masalah perbatasan dan kerajaan-kerajaan yang baru saja bergabung untuk meminta perlindungan dibawah kekuasaan Setyo Kencana. Hingga sampai berita terakhir mengenai ronggeng purnama yang menghebohkan. “Apakah gusti prabu ingin mengundang mereka ke istana?” tanya Mahapatih Suryo Barata lagi. Bintang terlihat terdiam sejenak, tapi kemudian menggeleng. “Tidak perlu paman” ucap Bintang tersenyum. Setelah pertemuan selesai, Bintangpun segera pergi kekamarnya untuk beristirahat. Tapi dikamar sesosok gadis cantik jelita tengah menunggunya. “Melati” ucap Bintang tersenyum. Sosok gadis jelita yang tak lain adalah Melati tampak menyambut kedatangan Bintang. Dilepaskannya seluruh pakaian atas
Bintang yang melihat kekuatan puncak yang telah dikerahkan oleh Datuk Malenggang Dilangit, segera ikut menghimpun tenaganya. Uap tipis putih terlhat keluar dari tubuh Bintang, uap putih yang mengeluarkan hawa dingin yang sangat menyengat.Dari uap tipis itu, terlihat membentuk sebuah bayangan diatas kepala Bintang, bayangan seekor naga berwarna putih tercipta.“Ledakan besar, khhaaaa!”Tiba-tiba saja sosok Datuk Malenggang Dilangit yang sudah diselimuti magma lahar panas langsung berlari kearah Bintang.Buumm! Buumm! Buumm! Buumm!Di setiap langkah Datuk Malenggang Dilangit terdengar suara ledakan-ledakan akibat tapak magma panas Datuk Malenggang Dilangit yang menjejak tanah, bagaikan seekor banteng ganas, sosok Datuk Malenggang Dilangit yang sudah berubah menjadi monster magma lahar terus berlari kearah Bintang. Beberapa tombak dihadapan Bintang, monster magma Datuk Malenggang Dilangit melompat dan ;Wuussshhh!M
Dhuarr! Dhuarr! Dhuarr! Dhuarr!Ledakan-ledakan dahsyat dan beruntun terjadi diudara hingga terasa menggetarkan alam. Tinju-tinju magma bertemu dengan taburan Bintang-bintang putih kecil yang terang milik Bintang.Dhuarr! Dhuarr! Dhuarr! Dhuarr!Baik Bintang maupun Datuk Malenggang Dilangit terus melepaskan serangan dahsyatnya, hingga ledakan demi ledakan terus terjadi membahana ditempat itu, dalam sekejap saja, pohon-pohon yang ada dipulau itu langsung berterbangan dan bertumbangan entah kemana, tempat itu langsung luluh lantah dibuat oleh ledakan dahsyat oleh serangan Bintang dan Datuk Malenggang Dilangit.Saat Bintang berhasil turun kebawah, pulau itu sudah terbakar setengahnya akibat ledakan yang tadi terjadi, wajah Bintang kembali berubah saat melihat Datuk Malenggang Dilangit terlihat menghimpun tenaganya, magma lahar panas terlihat berkumpul ditelapak tangan Datuk Malenggang Dilangit.Bintang yang melihat hal itu segera ikut mengumpulkan haw
SEBUAH pulau kosong tak berpenghuni dipilih oleh Bintang untuk menjadi tempat pertarungannya dengan Datuk Malenggang Dilangit. Kini kedua-duanya sudah saling berdiri berhadapan, Bintang kini sudah kembali ke sosoknya semula, demikian pula Datuk Malenggang Dilangit yang kini sudah berdiri diatas tanah tempatnya berpijak. Kedua-duanya saling berhadapan dengan tatapan tajam.Wweerrrr..!Tanpa banyak bicara, sosok Datuk Malenggang Dilangit tiba-tiba saja mengeluarkan magma lahar panas dari sekujur tubuhnya, terutama dibagian kedua tangan, kedua kaki dan kepala. Sedangkan sebagian besar tubuhnya belum berubah menjadi magma lahar panas.Bintang yang melihat hal itupun tak tinggal diam, dan ;Blesshhhh...!Tiba-tiba saja tubuh Bintang telah diliputi energi putih keperakan, rambut Bintangpun telah berubah menjadi berwarna putih keperakan dengan balur-balur keemasan yang mengeluarkan hawa dingin. Rupanya Bintang langsung menggunakan wujud Pangeran Bulan
Wuusshhh!Tombak melesat dengan sangat cepat dan kuat kearah Datuk Malenggang Dilangit.Blepp!Kembali tombak yang dilemparkan oleh Sutan Rajo Alam hangus terbakar begitu menyentuh sosok Datuk Malenggang Dilangit.“Cepat ungsikan paduka rajo” teriak Datuk Rajo Dilangit memperingatkan para pejabat istana yang berdiri bersama Paduka Ananggawarman.“Tidak, aku takkan lari!” ucap Paduka Ananggawarman dengan keras hati hingga membuat Datuk Rajo Dilangit dan Sutan Rajo Alam hanya menarik nafas panjang melihat kekerasan hati Paduka Ananggawarman.Sementara itu magma lahar panas terus semakin banyak menjalar menutupi halaman istana Nagari Batuah.Datuk Rajo Dilangit dan Sutan Rajo Alam terlihat tengah memikirkan rencana untuk mengatasi hal itu, waktu yang sempat dan mendesak membuat keduanya sedikit khawatir dengan keadaan yang terjadi, hingga ;“Datuak Malenggang Di
Istana Nagari Batuah terlihat begitu sibuk dengan segala macam aktivitasnya, karena hari ini adalah janji yang ditetapkan oleh Datuak Malenggang Dilangit terhadap wilayah Nagari Batuah, dengan dipimpin oleh Datuk Rajo Dilangit, Paduka Ananggawarman berniat untuk melawan Datuk Malenggang Dilangit dengan segenap kekuatan istana Nagari Batuah, para hulubalang, panglima dan pejabat istana Nagari Batuahpun memberikan tanda kesiapan mereka berjuang hidup atau mati demi mempertahankan kedaulatan istana Nagari Batuah.Datuk Rajo Dilangit dipercaya oleh Paduka Ananggawarman untuk memimpin seluruh pasukan yang ada di istana Nagari Batuah dan Datuk Rajo Dilangit menerimanya untuk menjalankan taktik yang akan digunakan untuk melawan amukan Datuk Malenggang Dilangit. Seluruh masyarakat kotaraja Nagari Batuah sudah diungsikan demi keselamatan mereka. Paduka Ananggawarman menolak untuk ikut me
Pagi itu di Istana Bunian, panglima Kitty yang tiba-tiba saja datang menghadap, disaat Bintang dan Ratu Bunian tengah bercengkrama mesra berdua. “Sembah hormat hamba paduka, ratu” ucap panglima Kitty berlutut dihadapan keduanya. Ratu Bunian terlihat mengangkat tangannya sebagai tanda menerima hormat panglima Kitty. “Ada apa Kitty?” “Ampun ratu, Datuak Malenggang Dilangit sudah muncul kembali” ucap Kitty lagi hingga membuat wajah Ratu Bunian berubah pucat. Bintang yang ada didekatnya mulai tertarik mendengarnya. “Untung saja kita cepat memindahkan Negeri Bunian jauh dari gunung marapi. Kalau tidak, Datuak Malenggang Dilangit pasti sudah datang kemari” ucap Ratu Bunian lagi. Panglima Kitty terlihat mengangguk-anggukkan kepalanya. “Dimana Datuak Malenggang Dilangit muncul Kitty?” tanya Bintang cepat hingga membuat Ratu Bunian dan panglima Kitty memandang kearah Bintang. “Ampun paduka, Datuak Malenggang Dilangit mengacau di istana Nagari Batuah” “Istana Nagari Batuah?!” ulang Bintan
“Maafkan kelancangan ambo datuak” ucap Datuk Rajo Dilangit lagi. Entah apa maksud Datuk Rajo Dilangit yang tiba-tiba saja berjongkok. Perlahan sosok Datuk Rajo Dilangit mulai berubah menjadi seekor harimau loreng yang sangat besar, 2x ukuran harimau dewasa, sama besarnya dengan harimau putih jelmaan Datuk Malenggang Dilangit.Grraaauuummm!Grraaauuummm!Dua harimau besar ini saling mengaum dengan dahsyat, begitu dahsyatnya banyak para prajurit yang ada ditempat itu jatuh terduduk karena lemas lututnya.Grraaauuummm!Grraaauuummm!Kembali kedua harimau besar ini saling mengaum, tapi kali ini disertai dengan sama-sama saling menerkam kedepan.Kembali terjadi dua pertarungan raja rimba yang sama-sama berwujud besar. Saling terkam, saling cakar dan saling gigit, dilakukan oleh kedua harimau berbeda warna ini. Kali ini harimau belang jelmaan Datuk Rajo Dilangit mampu memberikan perlawanan sen
Sekarang Datuk Malenggang Dilangit telah dikeroyok oleh dua pengguna harimau dan macan kumbang, tapi bukannya terdesak, Datuk Malenggang Dilangit justru tertawa-tawa senang melayani serangan keduanya.“Hahaha.. sudah lama aku tidak bertarung sesenang ini” ucap Datuk Malenggang Dilangit lagi.Sebenarnya jurus-jurus harimau putih milik Datuk Malenggang Dilangit tidaklah jauh berada diatas jurus harimau singgalang milik Wijaya dan jurus macan kumbang milik Panglima Kumbang, hanya saja perbedaan kekuatan dan pengalaman yang membuat Datuk Malenggang Dilangit lebih unggul.Memasuki jurus ke 88, Wijaya dan Panglima Kumbang terlihat sama-sama melompat mundur kebelakang.Graaauumm!Ggrraaamm!Tiba-tiba saja Wijaya dan Panglima Kumbang terdengar mengaum. Sosok Wijaya sendiri yang sudah berjongkok merangkak tiba-tiba saja berubah wujud menjadi seekor harimau belang kuning dewasa, sedangkan sosok Panglima Kumbang y
Wusshhh!Seperti melempar karung saja, Datuk Malenggang Dilangit dengan ringannya melemparkan sosok Rajo mudo Basa kehadapan Paduka Ananggawarman.Tapp!Sesosok tubuh tampak langsung bergerak didepan Paduka Ananggawarman dan langsung menangkap tubuh Rajo mudo Basa yang dilemparkan oleh Datuk Malenggang Dilangit. Rupanya dia adalah Panglima Kumbang.“Rajo mudo, anakku” ucap Panglima Kumbang dengan wajah berubah yang melihat keadaan Rajo mudo Basa yang babak belur. Panglima Kumbang dengan cepat memeriksa keadaan putranya tersebut. Walaupun babak belur, Panglima Kumbang masih dapat merasakan tanda-tanda kehidupan ditubuh Rajo mudo Basa walaupun sangat lemah sekali. Panglima Kumbang segera memerintahkan beberapa prajurit untuk membawa sosok Rajo mudo Basa.“Apa yang datuak lakukan pada putra hamba?” tanya Panglima Kumbang lagi. Nada suara Panglima Kumbang sedikit meninggi.“Putramu, siapa kau?&rdqu