“Merasakan sesuatu yang berulang, maksud dinda?” tanya Bintang lagi.
“Kanda juga bingung untuk mengatakannya kanda, tapi seperti waktu yang telah terjadi, tapi terjadi lagi” ucap Putri Samudra lagi hingga membuat Bintang tersenyum. Dan mengerti maksud Putri Samudra.
“Oh itu, semua itu karena kanda telah menggunakan salah satu dari segel sembilan dewa kanda, dinda. Segel Dewa Cahaya, Semesta Alam” ucap Bintang lagi.
“Segel Dewa Cahaya, Semesta Alam” ulang Putri Samudra terkejut tak mengerti.
“Waktu itu, saat dinda berbalik dari Dewi Laut, tiba-tiba saja Dewi Laut melepaskan mutiara merahnya kepada dinda, dan sinar merah yang keluar dari mata Dewi Laut dengan telak menghantam dinda” ucap Bintang kemudian berhenti sehingga membuat Putri Samudra penasaran.
“Terus kanda”
“Akhirnya dinda tewas...”
Wajah Putri Samudra
MALAM ITU ditempat kediaman Rakryan Tumenggung Subali, seorang prajurit tamtama tampak setengah berlari masuk menuju kedalam rumah, langsung menuju ke aula pertemuan, dimana didalam ruangan aula pertemuan itu tampak 15 orang pejabat istana Setyo Kencana tengah mengadakan rapat pertemuan. Sejak kabar penggulingan kekuasaan gusti prabu digaungkan, hampir setiap malam Rakryan Tumenggung Subali mengundang para pejabat istana Setyo Kencana untuk mematangkan rencana mereka.Prajurit tamtama itu tampak langsung menjura hormat begitu masuk ke ruangan tersebut.“Ada apa tamtama?” tanya Rakryan Tumenggung Subali lagi“Gusti prabu sudah kembali tumenggung” ucap tamtama itu lagi hingga membuat wajah-wajah yang ada ditempat itu berubah.“Baik, kembali ketempatmu tamtama” ucap Rakryan Tumenggung Subali lagi.Prajurit tamtama segera kembali menjura hormat dan pergi meninggalkan tempat itu.“Besok pagi kita akan men
“Melati sudah tak tahan lagi berada disini kakang, Melati ingin pergi saja. Lebih baik Melati hidup bebas diluar sana walau harus serba kekurangan, daripada harus menderita di istana yang megah ini” ucap Melati lagi menangis tersedu-sedu dipelukan Bintang. Bintang mengerti bagaimana perasaan Melati saat ini.“Tidak, kau jangan pergi dari sini Melati. Kakang percaya, Melati kuat menghadapi ini semua ini. Tenang saja, kakang akan berikan keadilan untuk Melati.” ucap Bintang lagi.“Tapi Melati sudah tidak kuat kakang. Melati takut” ucap Melati lagi.“Mulai sekarang kakang janji, Melati tidak akan merasakan hal-hal itu lagi, akan kakang hukum orang-orang yang telah melakukan ini” ucap Bintang lagi.“Kakang mau melakukan itu semua ini untuk Melati?” tanya Melati lagi, Bintang hanya mengangguk mantap.“Tapi mereka para pejabat tinggi di Setyo Kencana kakang. Mereka bilang, bahkan seorang g
“Ki Tarno telah mengatakan padaku, kalau keuangan kerajaan hanya bisa bertahan 1 bulan kedepan saja lagi gusti. Setelah ini, Setyo Kencana akan bangkrut” ucap Rakryan Tumenggung Subali lagi, ki Tarno adalah orang yang dipercaya sebagai pemegang kunci harta kekayaan kerajaan. “Dan ini sungguh sangat memalukan ketimbang Setyo Kencana kalah perang lebih terhormat daripada runtuh karena kebangkrutan” sambung Rakryan Tumenggung Subali lagi. “Karena itu, kami meminta agar gusti prabu bisa meletakkan jabatan. Karena jika tidak, kami semua yang akan mengundurkan diri dari Setyo Kencana” ucap Rakryan Tumenggung Subali lagi. Bintang yang mendengar panjang lebar penjelasan Rakryan Tumenggung Subali kini dapat memahami bagaimana Rakryan Tumenggung Subali memiliki ambisi yang besar untuk menjatuhkannya sebagai gusti prabu dan mungkin malah berniat untuk menggantikannya. Tapi Bintang masih bersikap dengan tenang. “Hmmm.. Mungkin urusan Melati akan kutunda dulu. Aka
SIKAP PROTES yang dilakukan Rakryan Tumenggung Subali mewakili para pejabat istana Setyo Kencana benar-benar menggemparkan seluruh wilayah Setyo Kencana, dan hal ini langsung menyebar dari mulut ke mulut, semua membicarakan tentang hal ini. Masyarakat kotaraja dan banyak prajurit terlihat lebih banyak mendukung Bintang dengan kebijakan-kebijakannya yang sangat membantu mereka, tapi ada juga yang mengkhawatirkan keadaan kerajaan Setyo Kencana yang berada diambang kebangkrutan.Rakryan Tumenggung Subali sendiri semakin meningkatkan lobi-lobinya kepada para pejabat untuk mendukungnya menjadi penguasa di kerajaan Setyo Kencana. Rakryan Tumenggung Subali semakin tak sabar menunggu tanggal yang sudah dijanjikan.Seorang prajurit tamtama kembali datang menghadapnya.“Ada apa tamtama?”“Ampun gusti, istri gusti prabu datang ke istana” ucap tamtama lagi hingga membuat wajah Rakryan Tumenggung Subali berubah.“Istri gusti prabu
“Benar dinda. Kanda ingin meminta bantuan dinda untuk menyelesaikan masalah ini, membantu kanda untuk mengeluarkan kebijakan-kebijakan yang kanda ambil, apakah benar atau salah” ucap Bintang lagi. “Kanda jangan khawatir, setiap masalah pasti ada jalan keluarnya, dan dinda, pasti akan membantu kanda” ucap Ahisma tersenyum seraya membelai-belai wajah Bintang yang ada dihadapannya. “Sekarang kanda ceritakan pelan-pelan, masalah apa yang kanda hadapi?” sambung Ahisma lagi. Bintangpun segera menceritakan masalah yang dihadapinya saat ini, tapi bukan masalah permintaan turun tahta yang diarahkan kepadanya yang Bintang khawatirkan, masalah kebijakan-kebijakan saja yang Bintang khawatir, apakah kebijakan-kebijakan yang Bintang keluarkan sudah benar atau belum. “Apa kanda tidak takut kehilangan jabatan sebagai raja di Setyo Kencana ini?” goda Ahisma lagi. “Kenapa harus takut dinda. Jika memang sudah takdir kanda menjadi rakyat biasa, kanda malah senang, kanda
“Mimpi apaan, Melati?” Tanya Bintang lembut.“Diperkosa?!” jawab Melati sembari menunduk, menghindari tatapan Bintang.“Diperkosa siapa??”“Orang jahat! Rame-rame!?”“Oooh? kirain diperkosa kakang!?”“Kalau sama kakang mah nggak serem” jawab Melati tersenyum.“Melati juga tidak akan berteriak kalau kakang yang melakukannya.... mungkin Melati akan merintih seperti ini kang...aahhh...ahhh...ahhhh” ucap Melati tertawa, Bintang ikut tertawa melihatnya.Sejenak Bintang tercekat memandangi tubuh Melati yang setengah telanjang. Pakaian seksi yang dikenakannya tersingkap di sana-sini, memamerkan kemulusan pahanya dan sebagian buah dadanya yang montok. Sejenak Bintang mematung, menikmati keindahan tubuh Melati yang tergolek di hadapannya, di bawah siraman cahaya lampu kamar yang terang benderang. Otomatis kelelakian Bintang bangkit. Hasrat Bintang kian bergelor
BEBERAPA hari kemudian, rumah kediaman Rakryan Tumenggung Subali kembali dimasuki oleh prajurit tamtamanya yang langsung menuju keruangan tempat dimana Rakryan Tumenggung Subali yang saat itu masih mengajakan pertemuan dengan para sekutunya.“Hari ini adalah hari terakhir” ucap salah seorang pejabat istana.“Benar, jika gusti prabu tidak bisa membuktikan dirinya, maka tuan Rakryan Tumenggung Subali yang akan memimpin sementara, Setyo Kencana” sambut yang lain lagi.Rakryan Tumenggung Subali tampak tersenyum puas karena sudah mendapatkan dukungan dari para pejabat Setyo Kencana.Senyum diwajah Rakryan Tumenggung Subali menghilang, saat prajurit tamtama memasuki ruangan dengan terburu-buru.“Ada apa tamtama?” tanya Rakryan Tumenggung Subali cepat.“Ampun gusti. Di istana telah kedatangan utusan dari beberapa kerajaan” ucap tamtama itu lagi hingga mengejutkan Rakryan Tumenggung Subali dan para pej
Sampai sore datang menjelang, akhirnya seluruh utusan kerajaan selesai menyerahkan upeti kepada Setyo Kencana dan gusti prabu Bintang menjamu mereka dengan makanan yang sangat banyak. Suasana keakraban dan persahabatan terlihat begitu terasa diantara semuanya, apalagi kehadiran 3 istri Bintang yang cantik jelita cukup mengundang perhatian dari para utusan.Setelah acara perjamuan selesai, Rakryan Tumenggung Subali dan para rombongan pejabat istana tampak datang menghadap gusti prabu Bintang, hal ini cukup menarik bagi semua utusan kerajaan yang ada ditempat itu.“Bagaimana Rakryan Tumenggung, sekarang Setyo Kencana sudah mampu untuk kembali membangun bukan?” ucap Bintang tersenyum ditempatnya.“Ini semua masih belum cukup gusti prabu” ucap Rakryan Tumenggung Subali tiba-tiba hingga mengejutkan semua orang yang ada ditempat itu.“Rakryan Tumenggung, apa maksud ucapanmu?” ucap Mahapatih Suryo Barata dengan keras. Hal ini
Bintang yang melihat kekuatan puncak yang telah dikerahkan oleh Datuk Malenggang Dilangit, segera ikut menghimpun tenaganya. Uap tipis putih terlhat keluar dari tubuh Bintang, uap putih yang mengeluarkan hawa dingin yang sangat menyengat.Dari uap tipis itu, terlihat membentuk sebuah bayangan diatas kepala Bintang, bayangan seekor naga berwarna putih tercipta.“Ledakan besar, khhaaaa!”Tiba-tiba saja sosok Datuk Malenggang Dilangit yang sudah diselimuti magma lahar panas langsung berlari kearah Bintang.Buumm! Buumm! Buumm! Buumm!Di setiap langkah Datuk Malenggang Dilangit terdengar suara ledakan-ledakan akibat tapak magma panas Datuk Malenggang Dilangit yang menjejak tanah, bagaikan seekor banteng ganas, sosok Datuk Malenggang Dilangit yang sudah berubah menjadi monster magma lahar terus berlari kearah Bintang. Beberapa tombak dihadapan Bintang, monster magma Datuk Malenggang Dilangit melompat dan ;Wuussshhh!M
Dhuarr! Dhuarr! Dhuarr! Dhuarr!Ledakan-ledakan dahsyat dan beruntun terjadi diudara hingga terasa menggetarkan alam. Tinju-tinju magma bertemu dengan taburan Bintang-bintang putih kecil yang terang milik Bintang.Dhuarr! Dhuarr! Dhuarr! Dhuarr!Baik Bintang maupun Datuk Malenggang Dilangit terus melepaskan serangan dahsyatnya, hingga ledakan demi ledakan terus terjadi membahana ditempat itu, dalam sekejap saja, pohon-pohon yang ada dipulau itu langsung berterbangan dan bertumbangan entah kemana, tempat itu langsung luluh lantah dibuat oleh ledakan dahsyat oleh serangan Bintang dan Datuk Malenggang Dilangit.Saat Bintang berhasil turun kebawah, pulau itu sudah terbakar setengahnya akibat ledakan yang tadi terjadi, wajah Bintang kembali berubah saat melihat Datuk Malenggang Dilangit terlihat menghimpun tenaganya, magma lahar panas terlihat berkumpul ditelapak tangan Datuk Malenggang Dilangit.Bintang yang melihat hal itu segera ikut mengumpulkan haw
SEBUAH pulau kosong tak berpenghuni dipilih oleh Bintang untuk menjadi tempat pertarungannya dengan Datuk Malenggang Dilangit. Kini kedua-duanya sudah saling berdiri berhadapan, Bintang kini sudah kembali ke sosoknya semula, demikian pula Datuk Malenggang Dilangit yang kini sudah berdiri diatas tanah tempatnya berpijak. Kedua-duanya saling berhadapan dengan tatapan tajam.Wweerrrr..!Tanpa banyak bicara, sosok Datuk Malenggang Dilangit tiba-tiba saja mengeluarkan magma lahar panas dari sekujur tubuhnya, terutama dibagian kedua tangan, kedua kaki dan kepala. Sedangkan sebagian besar tubuhnya belum berubah menjadi magma lahar panas.Bintang yang melihat hal itupun tak tinggal diam, dan ;Blesshhhh...!Tiba-tiba saja tubuh Bintang telah diliputi energi putih keperakan, rambut Bintangpun telah berubah menjadi berwarna putih keperakan dengan balur-balur keemasan yang mengeluarkan hawa dingin. Rupanya Bintang langsung menggunakan wujud Pangeran Bulan
Wuusshhh!Tombak melesat dengan sangat cepat dan kuat kearah Datuk Malenggang Dilangit.Blepp!Kembali tombak yang dilemparkan oleh Sutan Rajo Alam hangus terbakar begitu menyentuh sosok Datuk Malenggang Dilangit.“Cepat ungsikan paduka rajo” teriak Datuk Rajo Dilangit memperingatkan para pejabat istana yang berdiri bersama Paduka Ananggawarman.“Tidak, aku takkan lari!” ucap Paduka Ananggawarman dengan keras hati hingga membuat Datuk Rajo Dilangit dan Sutan Rajo Alam hanya menarik nafas panjang melihat kekerasan hati Paduka Ananggawarman.Sementara itu magma lahar panas terus semakin banyak menjalar menutupi halaman istana Nagari Batuah.Datuk Rajo Dilangit dan Sutan Rajo Alam terlihat tengah memikirkan rencana untuk mengatasi hal itu, waktu yang sempat dan mendesak membuat keduanya sedikit khawatir dengan keadaan yang terjadi, hingga ;“Datuak Malenggang Di
Istana Nagari Batuah terlihat begitu sibuk dengan segala macam aktivitasnya, karena hari ini adalah janji yang ditetapkan oleh Datuak Malenggang Dilangit terhadap wilayah Nagari Batuah, dengan dipimpin oleh Datuk Rajo Dilangit, Paduka Ananggawarman berniat untuk melawan Datuk Malenggang Dilangit dengan segenap kekuatan istana Nagari Batuah, para hulubalang, panglima dan pejabat istana Nagari Batuahpun memberikan tanda kesiapan mereka berjuang hidup atau mati demi mempertahankan kedaulatan istana Nagari Batuah.Datuk Rajo Dilangit dipercaya oleh Paduka Ananggawarman untuk memimpin seluruh pasukan yang ada di istana Nagari Batuah dan Datuk Rajo Dilangit menerimanya untuk menjalankan taktik yang akan digunakan untuk melawan amukan Datuk Malenggang Dilangit. Seluruh masyarakat kotaraja Nagari Batuah sudah diungsikan demi keselamatan mereka. Paduka Ananggawarman menolak untuk ikut me
Pagi itu di Istana Bunian, panglima Kitty yang tiba-tiba saja datang menghadap, disaat Bintang dan Ratu Bunian tengah bercengkrama mesra berdua. “Sembah hormat hamba paduka, ratu” ucap panglima Kitty berlutut dihadapan keduanya. Ratu Bunian terlihat mengangkat tangannya sebagai tanda menerima hormat panglima Kitty. “Ada apa Kitty?” “Ampun ratu, Datuak Malenggang Dilangit sudah muncul kembali” ucap Kitty lagi hingga membuat wajah Ratu Bunian berubah pucat. Bintang yang ada didekatnya mulai tertarik mendengarnya. “Untung saja kita cepat memindahkan Negeri Bunian jauh dari gunung marapi. Kalau tidak, Datuak Malenggang Dilangit pasti sudah datang kemari” ucap Ratu Bunian lagi. Panglima Kitty terlihat mengangguk-anggukkan kepalanya. “Dimana Datuak Malenggang Dilangit muncul Kitty?” tanya Bintang cepat hingga membuat Ratu Bunian dan panglima Kitty memandang kearah Bintang. “Ampun paduka, Datuak Malenggang Dilangit mengacau di istana Nagari Batuah” “Istana Nagari Batuah?!” ulang Bintan
“Maafkan kelancangan ambo datuak” ucap Datuk Rajo Dilangit lagi. Entah apa maksud Datuk Rajo Dilangit yang tiba-tiba saja berjongkok. Perlahan sosok Datuk Rajo Dilangit mulai berubah menjadi seekor harimau loreng yang sangat besar, 2x ukuran harimau dewasa, sama besarnya dengan harimau putih jelmaan Datuk Malenggang Dilangit.Grraaauuummm!Grraaauuummm!Dua harimau besar ini saling mengaum dengan dahsyat, begitu dahsyatnya banyak para prajurit yang ada ditempat itu jatuh terduduk karena lemas lututnya.Grraaauuummm!Grraaauuummm!Kembali kedua harimau besar ini saling mengaum, tapi kali ini disertai dengan sama-sama saling menerkam kedepan.Kembali terjadi dua pertarungan raja rimba yang sama-sama berwujud besar. Saling terkam, saling cakar dan saling gigit, dilakukan oleh kedua harimau berbeda warna ini. Kali ini harimau belang jelmaan Datuk Rajo Dilangit mampu memberikan perlawanan sen
Sekarang Datuk Malenggang Dilangit telah dikeroyok oleh dua pengguna harimau dan macan kumbang, tapi bukannya terdesak, Datuk Malenggang Dilangit justru tertawa-tawa senang melayani serangan keduanya.“Hahaha.. sudah lama aku tidak bertarung sesenang ini” ucap Datuk Malenggang Dilangit lagi.Sebenarnya jurus-jurus harimau putih milik Datuk Malenggang Dilangit tidaklah jauh berada diatas jurus harimau singgalang milik Wijaya dan jurus macan kumbang milik Panglima Kumbang, hanya saja perbedaan kekuatan dan pengalaman yang membuat Datuk Malenggang Dilangit lebih unggul.Memasuki jurus ke 88, Wijaya dan Panglima Kumbang terlihat sama-sama melompat mundur kebelakang.Graaauumm!Ggrraaamm!Tiba-tiba saja Wijaya dan Panglima Kumbang terdengar mengaum. Sosok Wijaya sendiri yang sudah berjongkok merangkak tiba-tiba saja berubah wujud menjadi seekor harimau belang kuning dewasa, sedangkan sosok Panglima Kumbang y
Wusshhh!Seperti melempar karung saja, Datuk Malenggang Dilangit dengan ringannya melemparkan sosok Rajo mudo Basa kehadapan Paduka Ananggawarman.Tapp!Sesosok tubuh tampak langsung bergerak didepan Paduka Ananggawarman dan langsung menangkap tubuh Rajo mudo Basa yang dilemparkan oleh Datuk Malenggang Dilangit. Rupanya dia adalah Panglima Kumbang.“Rajo mudo, anakku” ucap Panglima Kumbang dengan wajah berubah yang melihat keadaan Rajo mudo Basa yang babak belur. Panglima Kumbang dengan cepat memeriksa keadaan putranya tersebut. Walaupun babak belur, Panglima Kumbang masih dapat merasakan tanda-tanda kehidupan ditubuh Rajo mudo Basa walaupun sangat lemah sekali. Panglima Kumbang segera memerintahkan beberapa prajurit untuk membawa sosok Rajo mudo Basa.“Apa yang datuak lakukan pada putra hamba?” tanya Panglima Kumbang lagi. Nada suara Panglima Kumbang sedikit meninggi.“Putramu, siapa kau?&rdqu