Dengan semangat dan iming-iming hadiah yang dijanjikan oleh gusti prabu Blambang Sewu, semangat pasukan Blambang Sewu dan sekutunya kembali bangkit, maka ;
“SERANGGGGG!”
“SERBUUU!”
Dua pasukan kembali pecah dalam pertempuran hebat yang tak pernah ada dalam sejarah tanah Jawa Dwipa, cerita ini akan dikenang dan diwariskan secara turun temurun sebagai pertempuran jagat berdarah di negeri tanah Jawa Dwipa.
Yang paling mengejutkan gusti prabu Blambang Sewu dan Jadeblin adalah diantara para penyerangnya tersebut adalah Dewa Shinobi yang rupanya telah berpindah haluan menjadi lawan mereka. Bahkan Jadeblin semakin terkejut saat tiba-tiba saja Yukimura juga berpindah pihak, kini malah balik menyerang pasukan Blambang Sewu.
Pasukan Blambang Sewu yang tadinya menang jumlah kini malah berbalik kalah, 10.000 pasukan kini sudah berkurang jauh lebih dari setengahnya, bahkan mungkin saat ini kekuatan pasukan Blambang Sewu hanya sampai 3.00
Serrrr !! Serrrr !! Serrrr !! Serrrr !! Serrrr !!Tujuh istri Bintang sudah berdiri dihadapan semua prajurit dan pendekar, ke-7nya langsung berhadap dengan ribuan mayat hidup yang kini sudah semakin dekat kearah mereka.Daggg !!!Kim si hyang tampak meletakkan kecapinya dalam posisi berdiri, dan ;Ting... ting... ting !!Suara kecapi kembali terdengar saat Kim si hyang mulai memainkan kecapinya.Ting... ting... ting !! Ting... ting... ting !!Wuuttt !!! Wuuttt !!! Wuuttt !!! Wuuttt !!!Sinar-sinar keemasan keluar dari dentingan senar kecapi yang dimainkan oleh Kim si hyang.Dhuar ! Dhuar ! Dhuar ! Dhuar ! Dhuar !Belasan mayat hidup menjadi korbannya, tubuh-tubuh yang berjalan tanpa jiwa itu langsung hancur berantakan. Tapi semua wajah-wajah ditempat itu yang tadinya senang dan gembira melihat serangan Kim si hyang yang mampu melibas mayat-mayat hidup tersebut langsung berubah, sosok-sosok hancur mayat-mayat hidup
Semua prajurit Setyo Kencana dan para pendekar langsung memberikan jalan dan menjura hormat pada sosok-sosok yang baru saja turun dari puncak Bukit Bayangan tersebut.Ahisma Raya sendiri tampak berjalan lebih dulu kedepan, berdiri sejajar dengan istri-istri Bintang yang lain. Sementara itu ribuan mayat-mayat hidup sudah semakin dekat.Ditempatnya Jadeblin tampak menatap dengan tatapan tajam kearah Ahisma.“Jadi wanita inilah yang menjadi pengatur strategi yang luar biasa itu.” batin Jadeblin menebak kalau Ahismalah yang melakukan semua strategi perang dan perkiraan Jadeblin memang tidak salah.Ahisma tampak menatap tajam kearah mayat-mayat hidup yang ada dihadapannya. Dan mengangkat kedua tangannya.Wweessss !!!Tiba-tiba saja dihadapan Ahisma muncul seberkas cahaya Lubang Hitam yang cukup besar. Semua terkejut, terlebih Jadeblin yang berada paling dekat dengan Ahisma, wajah Jadeblin sampai berubah melihat L
Bruukk !!!Tubuh Jadeblin langsung jatuh tersungkur saat Ahisma melepaskan tenaga batinnya yang tadi mengunci raga Jadeblin.Plasshhh !!!Tiba-tiba saja dibelakang Jadeblin tercipta sebuah Lubang Hitam. Jadeblin yang sudah lemas karena kehabisan tenaga karena rasa sakitnya tadi, terkejut melihat Lubang Hitam yang muncul dibelakangnya.“Akan kukirim kau kembali ke asalmu!” ucap Ahisma lagi.“Tidak, jangan.. Jangan!” teriakan Jadeblin semakin hilang saat sosoknya terhisap masuk kedalam Lubang Hitam tersebut. Begitu sosok Jadeblin menghilang didalam Lubang Hitam.Plasshhh !!!Ahisma kembali menghilangkan Lubang Hitam tersebut, dan kini dihadapan Ahisma masih berdiri ribuan pasukan Blambang Sewu dan sekutu yang masih tersisa sedikit. Ahisma melangkah kearah mereka.Kehebatan yang baru saja Ahisma perlihatkan, membuat pasukan Blambang Sewu tidak berkutik, bahkan pa
LEMBAH IBLIS, benar-benar hancur tak berbentuk, seperti baru saja dilanda gempa dan badai dahsyat secara bersamaan, menghancurkan segala isi yang ada di lembah itu. Sementara itu pertarungan Bintang dan Malaikat Gila tengah terjadi di udara, kedua-duanya seakan mampu berdiri menjejak angin. Baik Bintang maupun Malaikat Gila telah mengerahkan Insting Dewa dan cermin sakti alam semesta yang keduanya miliki, tapi sampai sejauh ini belum ada satupun yang terlihat akan kalah, juga akan menang. Sejauh ini pertarungan keduanya berlangsung seimbang. Pakaian atas tubuh keduanya tampak sudah sobek tak karuan.Entah sudah berapa lama keduanya bertarung dan entah sudah berapa jurus yang keduanya keluarkan dan entah seberapa banyak pula tenaga yang mereka pergunakan, tapi keduanya masih dapat bertahan berkat cermin sakti alam semesta yang mampu menyedot tenaga alam untuk dijadikan tenaga pemiliknya, hingga tenaga keduanya tiada habis-habis.Glllaaarrrr !!
“Apakah kau hanya mampu mencapai tahap indra ke-9 Malaikat Gila?” tanya Bintang tiba-tiba, hingga membuat wajah Malaikat Gila berubah.“Tidak ada yang namanya indra ke-10 seperti yang pernah kau katakan dulu Ksatria Pengembara, indra ke-9 adalah indra tertinggi yang bisa dicapai manusia” ucap Malaikat Gila lagi.“Kau salah Malaikat Gila, akan kuperlihatkan indra ke-10 yang kau anggap mustahil itu.” ucap Bintang dengan tegas hingga membuat Malaikat Gila tertegun.“Apa benar yang dikatakannya, atau dia hanya menggertakku saja” batin Malaikat Gila lagi.“Ayo keluarkan indra ke-10mu, akan kuperlihatkan kekuatanku yang paling dahsyat” ucap Malaikat Gila lagi tak kalah tegas.“Balaraksha..”. ucap Malaikat Gila dengan keras. (Balaraksha = Seribu Raksasa)Brett......!!!Tiba-tiba saja sosok Malaikat Gila berubah, tubuhnya yang kekar semakin bertambah kek
Di hadapannya, Malaikat Gila tiba-tiba saja merasakan bulu kuduknya meremang, walaupun tidak merasakan kekuatan dari serangan yang akan dilancarkan oleh Bintang, tapi hati Malaikat Gila tiba-tiba saja merasa tidak tenang, padahal dalam hidupnya, kata kematian sudah lama hilang dari kamus hidupnya, tapi sekarang, Malaikat Gila merasakan sesuatu yang selama ini belum pernah dirasakannya, sangat sulit untuk diungkapkan dengan kata-kata. Untuk pertama kalinya dalam hidupnya Malaikat Gila mulai merasakan takut.“Sebaiknya kuserang dia terlebih dahulu” batin Malaikat Gila lagi.“Pemusnah jagad, heaaa!”Wuuuussshhhh !!!Malaikat Gila lebih dulu melepaskan pukulan dahsyatnya kearah Bintang. Pukulan yang mengandung kekuatan petir yang maha dahsyat langsung menuju kearah Bintang. Pukulan Pemusnah jagad milik Malaikat Gila adalah gabungan dari tiga kekuatan dahsyat yang dimiliki oleh Malaikat Gila.Kekuatan Balasa
SEBUAH KAMAR yang begitu mewah, dengan dekorasi yang begitu waahh. Ibarat kata, di zaman sekarang mungkin kamar ini sekelas hotel Bintang 5 kelas President Suite dengan tempat tidur yang sangat besar, memiliki kamar mandi yang tak kalah mewahnya. Memiliki ruang makan, ruang tamu bahkan ruang baca sendiri. Tapi bukan kemewahan kamar ini yang menjadi bahan pembicaraan utama kita pada hari ini, melainkan dua sosok yang berada didalam kamar tersebut.Sosok yang pertama yang ada diatas peraduan, tampak terbaring, entah tidur entah pingsan, sulit untuk membedakannya, tubuhnya tampak tertutup selimut hingga sebatas dada, sedangkan dibagian atas dada tampak tidak tertutup oleh apapun, alias tidak mengenakan pakaian atasnya. Melihat tanda mutiara naga yang ada diantara kedua alisnya, dapat dipastikan kalau sosok lelaki muda tampan itu tak lain adalah Bintang adanya.Disebelah Bintang, tampak sosok wanita yang tengah tertidur dengan berpangku tangan pada pinggi
“Baik ketua” ucap Zhu Que seraya bangkit berdiri dan mendekati Bintang.“Maaf ketua” ucap Zhu Que lagi seraya mulai menggunakan kesaktiannya. Tetua Zhu Que tampak mengangkat tangan kanannya dan langsung mengarahkannya ke arah kedua mata Bintang yang tertutup.Wuuttt...!Plasshh...Sebuah sinar hijau keluar dari dua jari Tetua Zhu Que, dan sinar itu tepat menghantam mutiara naga yang ada diantara kedua alis Bintang. Bintang sendiri merasa tubuhnya bagaikan dibetot kebawah dengan kuat, begitu kuatnya sampai-sampai Bintang merasa raga dan sukmanya terpisah.“Sekarang bukalah mata ketua”. Terdengar suara Tetua Zhu Que begitu dekat dengannya, dan perlahan Bintangpun membuka kedua matanya dan kini didepan matanya terpampang sebuah gambar seperti berbentuk film layar tancap yang tengah diputar.Kini semua dapat melihat bagaimana pertarungan Bintang menghadapi Malaikat Gila, 4 Dewa Penjaga Gerbang dan Ven
Bintang yang melihat kekuatan puncak yang telah dikerahkan oleh Datuk Malenggang Dilangit, segera ikut menghimpun tenaganya. Uap tipis putih terlhat keluar dari tubuh Bintang, uap putih yang mengeluarkan hawa dingin yang sangat menyengat.Dari uap tipis itu, terlihat membentuk sebuah bayangan diatas kepala Bintang, bayangan seekor naga berwarna putih tercipta.“Ledakan besar, khhaaaa!”Tiba-tiba saja sosok Datuk Malenggang Dilangit yang sudah diselimuti magma lahar panas langsung berlari kearah Bintang.Buumm! Buumm! Buumm! Buumm!Di setiap langkah Datuk Malenggang Dilangit terdengar suara ledakan-ledakan akibat tapak magma panas Datuk Malenggang Dilangit yang menjejak tanah, bagaikan seekor banteng ganas, sosok Datuk Malenggang Dilangit yang sudah berubah menjadi monster magma lahar terus berlari kearah Bintang. Beberapa tombak dihadapan Bintang, monster magma Datuk Malenggang Dilangit melompat dan ;Wuussshhh!M
Dhuarr! Dhuarr! Dhuarr! Dhuarr!Ledakan-ledakan dahsyat dan beruntun terjadi diudara hingga terasa menggetarkan alam. Tinju-tinju magma bertemu dengan taburan Bintang-bintang putih kecil yang terang milik Bintang.Dhuarr! Dhuarr! Dhuarr! Dhuarr!Baik Bintang maupun Datuk Malenggang Dilangit terus melepaskan serangan dahsyatnya, hingga ledakan demi ledakan terus terjadi membahana ditempat itu, dalam sekejap saja, pohon-pohon yang ada dipulau itu langsung berterbangan dan bertumbangan entah kemana, tempat itu langsung luluh lantah dibuat oleh ledakan dahsyat oleh serangan Bintang dan Datuk Malenggang Dilangit.Saat Bintang berhasil turun kebawah, pulau itu sudah terbakar setengahnya akibat ledakan yang tadi terjadi, wajah Bintang kembali berubah saat melihat Datuk Malenggang Dilangit terlihat menghimpun tenaganya, magma lahar panas terlihat berkumpul ditelapak tangan Datuk Malenggang Dilangit.Bintang yang melihat hal itu segera ikut mengumpulkan haw
SEBUAH pulau kosong tak berpenghuni dipilih oleh Bintang untuk menjadi tempat pertarungannya dengan Datuk Malenggang Dilangit. Kini kedua-duanya sudah saling berdiri berhadapan, Bintang kini sudah kembali ke sosoknya semula, demikian pula Datuk Malenggang Dilangit yang kini sudah berdiri diatas tanah tempatnya berpijak. Kedua-duanya saling berhadapan dengan tatapan tajam.Wweerrrr..!Tanpa banyak bicara, sosok Datuk Malenggang Dilangit tiba-tiba saja mengeluarkan magma lahar panas dari sekujur tubuhnya, terutama dibagian kedua tangan, kedua kaki dan kepala. Sedangkan sebagian besar tubuhnya belum berubah menjadi magma lahar panas.Bintang yang melihat hal itupun tak tinggal diam, dan ;Blesshhhh...!Tiba-tiba saja tubuh Bintang telah diliputi energi putih keperakan, rambut Bintangpun telah berubah menjadi berwarna putih keperakan dengan balur-balur keemasan yang mengeluarkan hawa dingin. Rupanya Bintang langsung menggunakan wujud Pangeran Bulan
Wuusshhh!Tombak melesat dengan sangat cepat dan kuat kearah Datuk Malenggang Dilangit.Blepp!Kembali tombak yang dilemparkan oleh Sutan Rajo Alam hangus terbakar begitu menyentuh sosok Datuk Malenggang Dilangit.“Cepat ungsikan paduka rajo” teriak Datuk Rajo Dilangit memperingatkan para pejabat istana yang berdiri bersama Paduka Ananggawarman.“Tidak, aku takkan lari!” ucap Paduka Ananggawarman dengan keras hati hingga membuat Datuk Rajo Dilangit dan Sutan Rajo Alam hanya menarik nafas panjang melihat kekerasan hati Paduka Ananggawarman.Sementara itu magma lahar panas terus semakin banyak menjalar menutupi halaman istana Nagari Batuah.Datuk Rajo Dilangit dan Sutan Rajo Alam terlihat tengah memikirkan rencana untuk mengatasi hal itu, waktu yang sempat dan mendesak membuat keduanya sedikit khawatir dengan keadaan yang terjadi, hingga ;“Datuak Malenggang Di
Istana Nagari Batuah terlihat begitu sibuk dengan segala macam aktivitasnya, karena hari ini adalah janji yang ditetapkan oleh Datuak Malenggang Dilangit terhadap wilayah Nagari Batuah, dengan dipimpin oleh Datuk Rajo Dilangit, Paduka Ananggawarman berniat untuk melawan Datuk Malenggang Dilangit dengan segenap kekuatan istana Nagari Batuah, para hulubalang, panglima dan pejabat istana Nagari Batuahpun memberikan tanda kesiapan mereka berjuang hidup atau mati demi mempertahankan kedaulatan istana Nagari Batuah.Datuk Rajo Dilangit dipercaya oleh Paduka Ananggawarman untuk memimpin seluruh pasukan yang ada di istana Nagari Batuah dan Datuk Rajo Dilangit menerimanya untuk menjalankan taktik yang akan digunakan untuk melawan amukan Datuk Malenggang Dilangit. Seluruh masyarakat kotaraja Nagari Batuah sudah diungsikan demi keselamatan mereka. Paduka Ananggawarman menolak untuk ikut me
Pagi itu di Istana Bunian, panglima Kitty yang tiba-tiba saja datang menghadap, disaat Bintang dan Ratu Bunian tengah bercengkrama mesra berdua. “Sembah hormat hamba paduka, ratu” ucap panglima Kitty berlutut dihadapan keduanya. Ratu Bunian terlihat mengangkat tangannya sebagai tanda menerima hormat panglima Kitty. “Ada apa Kitty?” “Ampun ratu, Datuak Malenggang Dilangit sudah muncul kembali” ucap Kitty lagi hingga membuat wajah Ratu Bunian berubah pucat. Bintang yang ada didekatnya mulai tertarik mendengarnya. “Untung saja kita cepat memindahkan Negeri Bunian jauh dari gunung marapi. Kalau tidak, Datuak Malenggang Dilangit pasti sudah datang kemari” ucap Ratu Bunian lagi. Panglima Kitty terlihat mengangguk-anggukkan kepalanya. “Dimana Datuak Malenggang Dilangit muncul Kitty?” tanya Bintang cepat hingga membuat Ratu Bunian dan panglima Kitty memandang kearah Bintang. “Ampun paduka, Datuak Malenggang Dilangit mengacau di istana Nagari Batuah” “Istana Nagari Batuah?!” ulang Bintan
“Maafkan kelancangan ambo datuak” ucap Datuk Rajo Dilangit lagi. Entah apa maksud Datuk Rajo Dilangit yang tiba-tiba saja berjongkok. Perlahan sosok Datuk Rajo Dilangit mulai berubah menjadi seekor harimau loreng yang sangat besar, 2x ukuran harimau dewasa, sama besarnya dengan harimau putih jelmaan Datuk Malenggang Dilangit.Grraaauuummm!Grraaauuummm!Dua harimau besar ini saling mengaum dengan dahsyat, begitu dahsyatnya banyak para prajurit yang ada ditempat itu jatuh terduduk karena lemas lututnya.Grraaauuummm!Grraaauuummm!Kembali kedua harimau besar ini saling mengaum, tapi kali ini disertai dengan sama-sama saling menerkam kedepan.Kembali terjadi dua pertarungan raja rimba yang sama-sama berwujud besar. Saling terkam, saling cakar dan saling gigit, dilakukan oleh kedua harimau berbeda warna ini. Kali ini harimau belang jelmaan Datuk Rajo Dilangit mampu memberikan perlawanan sen
Sekarang Datuk Malenggang Dilangit telah dikeroyok oleh dua pengguna harimau dan macan kumbang, tapi bukannya terdesak, Datuk Malenggang Dilangit justru tertawa-tawa senang melayani serangan keduanya.“Hahaha.. sudah lama aku tidak bertarung sesenang ini” ucap Datuk Malenggang Dilangit lagi.Sebenarnya jurus-jurus harimau putih milik Datuk Malenggang Dilangit tidaklah jauh berada diatas jurus harimau singgalang milik Wijaya dan jurus macan kumbang milik Panglima Kumbang, hanya saja perbedaan kekuatan dan pengalaman yang membuat Datuk Malenggang Dilangit lebih unggul.Memasuki jurus ke 88, Wijaya dan Panglima Kumbang terlihat sama-sama melompat mundur kebelakang.Graaauumm!Ggrraaamm!Tiba-tiba saja Wijaya dan Panglima Kumbang terdengar mengaum. Sosok Wijaya sendiri yang sudah berjongkok merangkak tiba-tiba saja berubah wujud menjadi seekor harimau belang kuning dewasa, sedangkan sosok Panglima Kumbang y
Wusshhh!Seperti melempar karung saja, Datuk Malenggang Dilangit dengan ringannya melemparkan sosok Rajo mudo Basa kehadapan Paduka Ananggawarman.Tapp!Sesosok tubuh tampak langsung bergerak didepan Paduka Ananggawarman dan langsung menangkap tubuh Rajo mudo Basa yang dilemparkan oleh Datuk Malenggang Dilangit. Rupanya dia adalah Panglima Kumbang.“Rajo mudo, anakku” ucap Panglima Kumbang dengan wajah berubah yang melihat keadaan Rajo mudo Basa yang babak belur. Panglima Kumbang dengan cepat memeriksa keadaan putranya tersebut. Walaupun babak belur, Panglima Kumbang masih dapat merasakan tanda-tanda kehidupan ditubuh Rajo mudo Basa walaupun sangat lemah sekali. Panglima Kumbang segera memerintahkan beberapa prajurit untuk membawa sosok Rajo mudo Basa.“Apa yang datuak lakukan pada putra hamba?” tanya Panglima Kumbang lagi. Nada suara Panglima Kumbang sedikit meninggi.“Putramu, siapa kau?&rdqu