“Siapa namamu anak muda ?”
“Namaku Surat”. jawabnya singkat dan tegas.
“Aku mengagumi keberanianmu Surat, tapi sayang kau hanya menyia-nyiakan nyawamu saja, tapi aku masih memberikan keringanan padamu, aku ingin kau menjadi anak buahku...bagaimana..?”. ucap si Bola Iblis lagi. Sesaat terlihat wajah Surat berubah mendengar hal itu, tak disangkanya kalau ucapan itu akan keluar dari mulut si Bola Iblis.
“Bagaimana ? aku jamin kau akan hidup senang bila bergabung dengan kami Gerombolan Kapak Merah”. ucap si Bola Iblis lagi dengan banggannya.
“Cuih.....siapa sudi bergabung dengan orang-orang kotor dan bejat seperti kalian”. tapi justru ucapan yang sangat mengejutkan yang dilontarkan oleh Surat, bahkan dengan beraninya Surat meludah kedepan.
“Wuutt.......ddesss”. dan tiba-tiba saja sosok si Bola Iblis yang berada dipunggung kudanya sudah melesat kedepan dan satu tendangan keras dengan telak menghantam wajah Surat yang langsung membuat tubuh pemuda i
“Apakah keberanianmu hanya menindas orang-orang lemah seperti mereka ?”. tapi sebelum semuanya terlambat, sebuah suara lembut terdengar ditempat itu, hal ini bukan saja mengejutkan semua orang ditempat itu, tapi juga Si Bola Iblis sendiri. Tangannya yang terangkat yang tadi telah siap dihantamkannya ke kepala Surat, tertahan dan perhatiannya kini tertuju kearah asal suara. “Aahhh.”. bukan saja Si Bola Iblis yang terkejut saat melihat sosok seorang gadis yang kini tengah berdiri beberapa tombak dihadapan mereka. Tapi semua yang ada ditempat itu cukup terkejut dengan kehadiran gadis tersebut, karena tak sedikitpun mereka tadi melihat keberadaannya. Beberapa tombak dihadapan Si Bola Iblis, memang telah berdiri sosok seorang gadis yang mengenakan pakaian kecoklatan, Gadis itu terlihat berjalan kembali kedepan hingga kini semakin mendekat kearah mereka, dan semakin dekat semakin terkejutlah semua orang yang ada ditempat itu termasuk Si Bola Iblis sendiri. Betapa tidak, ga
Melihat keunggulan lawannya, si Bola Iblis kini benar-benar tidak bisa menganggap enteng lawannya, maka ; “Sregggg.”. rantai bola besi berduri yang sejak tadi melingkar dilehernya segera diraihnya. “Sebaiknya kau menyerah saja nisanak, sebelum bola iblisku ini melukaimu.”. “Kau tak perlu sungkan, keluarkan semua kemampuan yang kau miliki...”. ucap gadis bertopeng perak lagi, maka ; “Wuutt....wuuttt...” si Bola Iblispun terlihat memutar rantai bola berdurinya diatas kepalanya. “Hyyaatt......wuuutttt.”. bola berduri itu melesat cepat kearah gadis bertopeng perak ; “Uttsss”. tapi dengan gerakan yang sangat mengagumkan pula, gadis bertopeng perak itu menghindari serangan maut itu, hingga ; “Duarrrr...”. tanah tempat dimana gadis bertopeng perak tadi berdiri terlihat langsung hancur berantakan saat terkena hantaman bola berduri tersebut, dan ini ternyata cukup mengejutkan wajah dibalik topeng perak tersebut, sungguh tak disangkanya kalau senjata bola berduri
Beberapa hari kemudian, nama Dewi Topeng Perak benar-benar telah menjadi bahan pembicaraan diantara kalangan para penduduk, karena telah beberapa kali Dewi Topeng Perak berhasil menggagalkan Gerombolan Kapak Merah dalam melakukan aksi perampokannya. Keperkasaan dan kehebatan Dewi Topeng Perak kini benar-benar menjadi buah bibir dikalangan masyarakat awam. Bahkan di kalangan Gerombolan Kapak Merah sendiri. Sore itu,disebuah jalan didalam sebuah hutan lebat, terlihat dua buah pedati yang tengah berjalan melewatinya. Di Pedati yang paling depan terlihat penuh oleh barang–barang kebutuhan pokok, sementara di pedati belakang tampak pula duduk seorang laki-laki tua yang dari pakaiannya dapat dipastikan kalau lelaki itu adalah seorang juragan. Sementara itu didepan sekali, terlihat dua orang laki-laki yang tengah mengendarai dua ekor kuda, kedua terlihat mengenakan pakaian berwarna putih dan melihat sosok penampilan mereka, dapat dipastikan kalau keduanya adalah orang-orang persila
“He he he...! untung hanya bajumu bocah”. ucap Cakar Iblis tertawa seraya meniup robekan baju yang tersangkut di ujung cakar bajanya. “Sekarang bersiaplah untuk menerima kematian kalian!!”. ucap Cakar Iblis lagi seraya kembali mempersiapkan serangannya. “Sreggg....sreggg”. tahu lawan tangguh yang akan dihadapinya, Linu cepat mengeluarkan trisula, senjata andalannya, melihat kakak seperguruannya sudah mulai menggunakan senjatanya, Gamarpun tak mau ketinggalan, trisula kembarnyapun segera diraihnya. “Kita lawan dia bersama adik, jika bersama, kita pasti bisa mengalahkannya”. ucap Linu lagi mencoba memberi semangat kepada adik seperguruannya itu. Gamar terlihat hanya mengangguk. “Hyyatttt.......wuuutttt” “Serrr....bet....bettt”. hampir bersamaan ketiga pendekar ini saling menyerang kedepan, dan ; “Trangg.....tranggg.....tranggg”. beberapa kali terdengar beradunya senjata-senjata mereka hingga menimbulkan percikan-percikan api kecil. Baik
“Ternyata orang-orang kapak merah hanyalah orang-orang yang biadab...”. kembali sebuah suara mengejutkan terdengar dibelakang Cakar Iblis, dengan serta merta Cakar Iblis langsung berbalik. Dan berubahlah paras Cakar Iblis saat melihat satu sosok tubuh kini telah berdiri tepat beberapa langkah dihadapannya. “De......wi Topeng Perak..”. ucap Cakar Iblis menyebutkan satu nama dibibirnya, rupanya Cakar Iblis telah mengenali sosok gadis yang mengenakan topeng perak diwajahnya. Kehadiran Dewi Topeng Perak ditempat itu bukan saja mengejutkan Cakar Iblis, tapi juga seluruh orang-orang Gerombolan Kapak Merah yang ada ditempat itu, dengan serta merta mereka langsung bergerak mengepung sosok Dewi Topeng Perak. Sementara itu gadis bertopeng perak masih berdiri dengan tenang ditempatnya. “Pucuk dicinta ulampun tiba, dicari-cari ternyata kita malah bertemu ditempat ini Dewi Topeng Perak, ketua kami memberikan perintah untuk membunuhmu ! karena kau telah banyak ikut campur dalam ur
“Trang......trang.....trangg.”. beberapa kali terlihat kedua senjata mereka bertemu hingga terlihat beberapa kali terjadi percikan bunga api yang cukup berpedar. Memasuki jurus ke 56, hampir bersamaan kedua-duanya saling melompat mundur. “Sudah saatnya kita akhiri pertarungan ini......bersiaplah menerima kematianmu Dewi Topeng Perak”. ucap Cakar Iblis lagi seraya mengangkat Kuku Bajanya didepan dadanya. “Weezzgghhh........weeezzzggghhhh.”. dan tiba-tiba saja kuku baja itu mengeluarkan cahaya merah berpedar yang membentuk kilatan-kilatan cahaya yang terang. Ditempatnya, Dewi Topeng Perak terlihat pula merapatkan kedua tangannya, sepertinya Dewi Topeng Perakpun akan menggunakan salah satu pukulan pamungkasnya. Dari kedua tangan Dewi Topeng Perak yang terbuka saling berhadapan itu muncul pula seberkas cahaya merah yang juga tak kalah berpedarnya dari cahaya yang keluar dari kuku baja Cakar Iblis. “Cakar Iblis Neraka Membelah Mega yeaahhh...... wuutt”. da
Langkah Bintang terhenti, pendengarannya yang tajam dapat mendengar suara gemericik air tak jauh dari tempatnya berada dan sesaat Bintang tersenyum. Dan ; “Serrrr.”. tanpa menunggu waktu lagi Bintang segera berkelebat kearah asal suara tersebut. Tak perlu menunggu lama, kini sosok Bintang sudah berdiri didepan sebuah air terjun yang berair jernih dan sejenak Bintang terlihat menghirup dalam-dalam udara yang begitu menyegarkan dan sejuk yang ada ditempat itu, setelah puas menikmati kesejukan tempat itu, Bintangpun segera membersihkan wajahnya, terasa begitu sejuk air itu saat menyentuh wajah Bintang. Disaat sedang menikmati kesejukan air terjun tersebut, lamat-lamat pendengaran Bintang dapat mendengar suara seorang wanita. Bintang bangkit berdiri mencoba mencari asal suara tersebut. Dengan penuh kehati-hatian Bintang mulai mencari asal suara tersebut, hingga ; “Aahhhh..”. Bintang mendesah kaget saat disuatu tempat yang cukup tersembunyi, terlihat sosok seorang wanita yang jug
“Hebat!! batu sebesar itu saja bisa dibelahnya dengan mudah, kedua tangannya benar-benar seperti sebuah mata pedang yang sangat tajam......astaga kalau tidak salah tadi menyebutkan nama jurusnya aji Pedang Angin......benar-benar hebat”. batin Bintang lagi mengagumi serangan yang dilancarkan oleh Dewi Topeng Perak. “Prakkk......praaakkk..... duarrr.....duauarrr”. beberapa kali batu-batu besar yang ada ditempat itu terbelah dan hancur berantakan saat terkena serangan Dewi Topeng Perak, kini tempat yang indah itu telah berubah menjadi tempat yang sangat berantakan. Dewi Topeng Perak benar-benar tidak main-main untuk segera membunuh lawannya, tapi sejauh ini Bintang masih mampu menghindari serangan. Sebenarnya bisa saja Bintang memberikan serangan balasan, tapi hal itu tidak ingin Bintang lakukan, karena dalam hal ini memang Bintanglah yang bersalah. Sementara bagi Dewi Topeng Perak sendiri semakin penasaran dengan serangan-serangannya yang selalu saja dapat dipatahkan oleh lawa
Bintang yang melihat kekuatan puncak yang telah dikerahkan oleh Datuk Malenggang Dilangit, segera ikut menghimpun tenaganya. Uap tipis putih terlhat keluar dari tubuh Bintang, uap putih yang mengeluarkan hawa dingin yang sangat menyengat.Dari uap tipis itu, terlihat membentuk sebuah bayangan diatas kepala Bintang, bayangan seekor naga berwarna putih tercipta.“Ledakan besar, khhaaaa!”Tiba-tiba saja sosok Datuk Malenggang Dilangit yang sudah diselimuti magma lahar panas langsung berlari kearah Bintang.Buumm! Buumm! Buumm! Buumm!Di setiap langkah Datuk Malenggang Dilangit terdengar suara ledakan-ledakan akibat tapak magma panas Datuk Malenggang Dilangit yang menjejak tanah, bagaikan seekor banteng ganas, sosok Datuk Malenggang Dilangit yang sudah berubah menjadi monster magma lahar terus berlari kearah Bintang. Beberapa tombak dihadapan Bintang, monster magma Datuk Malenggang Dilangit melompat dan ;Wuussshhh!M
Dhuarr! Dhuarr! Dhuarr! Dhuarr!Ledakan-ledakan dahsyat dan beruntun terjadi diudara hingga terasa menggetarkan alam. Tinju-tinju magma bertemu dengan taburan Bintang-bintang putih kecil yang terang milik Bintang.Dhuarr! Dhuarr! Dhuarr! Dhuarr!Baik Bintang maupun Datuk Malenggang Dilangit terus melepaskan serangan dahsyatnya, hingga ledakan demi ledakan terus terjadi membahana ditempat itu, dalam sekejap saja, pohon-pohon yang ada dipulau itu langsung berterbangan dan bertumbangan entah kemana, tempat itu langsung luluh lantah dibuat oleh ledakan dahsyat oleh serangan Bintang dan Datuk Malenggang Dilangit.Saat Bintang berhasil turun kebawah, pulau itu sudah terbakar setengahnya akibat ledakan yang tadi terjadi, wajah Bintang kembali berubah saat melihat Datuk Malenggang Dilangit terlihat menghimpun tenaganya, magma lahar panas terlihat berkumpul ditelapak tangan Datuk Malenggang Dilangit.Bintang yang melihat hal itu segera ikut mengumpulkan haw
SEBUAH pulau kosong tak berpenghuni dipilih oleh Bintang untuk menjadi tempat pertarungannya dengan Datuk Malenggang Dilangit. Kini kedua-duanya sudah saling berdiri berhadapan, Bintang kini sudah kembali ke sosoknya semula, demikian pula Datuk Malenggang Dilangit yang kini sudah berdiri diatas tanah tempatnya berpijak. Kedua-duanya saling berhadapan dengan tatapan tajam.Wweerrrr..!Tanpa banyak bicara, sosok Datuk Malenggang Dilangit tiba-tiba saja mengeluarkan magma lahar panas dari sekujur tubuhnya, terutama dibagian kedua tangan, kedua kaki dan kepala. Sedangkan sebagian besar tubuhnya belum berubah menjadi magma lahar panas.Bintang yang melihat hal itupun tak tinggal diam, dan ;Blesshhhh...!Tiba-tiba saja tubuh Bintang telah diliputi energi putih keperakan, rambut Bintangpun telah berubah menjadi berwarna putih keperakan dengan balur-balur keemasan yang mengeluarkan hawa dingin. Rupanya Bintang langsung menggunakan wujud Pangeran Bulan
Wuusshhh!Tombak melesat dengan sangat cepat dan kuat kearah Datuk Malenggang Dilangit.Blepp!Kembali tombak yang dilemparkan oleh Sutan Rajo Alam hangus terbakar begitu menyentuh sosok Datuk Malenggang Dilangit.“Cepat ungsikan paduka rajo” teriak Datuk Rajo Dilangit memperingatkan para pejabat istana yang berdiri bersama Paduka Ananggawarman.“Tidak, aku takkan lari!” ucap Paduka Ananggawarman dengan keras hati hingga membuat Datuk Rajo Dilangit dan Sutan Rajo Alam hanya menarik nafas panjang melihat kekerasan hati Paduka Ananggawarman.Sementara itu magma lahar panas terus semakin banyak menjalar menutupi halaman istana Nagari Batuah.Datuk Rajo Dilangit dan Sutan Rajo Alam terlihat tengah memikirkan rencana untuk mengatasi hal itu, waktu yang sempat dan mendesak membuat keduanya sedikit khawatir dengan keadaan yang terjadi, hingga ;“Datuak Malenggang Di
Istana Nagari Batuah terlihat begitu sibuk dengan segala macam aktivitasnya, karena hari ini adalah janji yang ditetapkan oleh Datuak Malenggang Dilangit terhadap wilayah Nagari Batuah, dengan dipimpin oleh Datuk Rajo Dilangit, Paduka Ananggawarman berniat untuk melawan Datuk Malenggang Dilangit dengan segenap kekuatan istana Nagari Batuah, para hulubalang, panglima dan pejabat istana Nagari Batuahpun memberikan tanda kesiapan mereka berjuang hidup atau mati demi mempertahankan kedaulatan istana Nagari Batuah.Datuk Rajo Dilangit dipercaya oleh Paduka Ananggawarman untuk memimpin seluruh pasukan yang ada di istana Nagari Batuah dan Datuk Rajo Dilangit menerimanya untuk menjalankan taktik yang akan digunakan untuk melawan amukan Datuk Malenggang Dilangit. Seluruh masyarakat kotaraja Nagari Batuah sudah diungsikan demi keselamatan mereka. Paduka Ananggawarman menolak untuk ikut me
Pagi itu di Istana Bunian, panglima Kitty yang tiba-tiba saja datang menghadap, disaat Bintang dan Ratu Bunian tengah bercengkrama mesra berdua. “Sembah hormat hamba paduka, ratu” ucap panglima Kitty berlutut dihadapan keduanya. Ratu Bunian terlihat mengangkat tangannya sebagai tanda menerima hormat panglima Kitty. “Ada apa Kitty?” “Ampun ratu, Datuak Malenggang Dilangit sudah muncul kembali” ucap Kitty lagi hingga membuat wajah Ratu Bunian berubah pucat. Bintang yang ada didekatnya mulai tertarik mendengarnya. “Untung saja kita cepat memindahkan Negeri Bunian jauh dari gunung marapi. Kalau tidak, Datuak Malenggang Dilangit pasti sudah datang kemari” ucap Ratu Bunian lagi. Panglima Kitty terlihat mengangguk-anggukkan kepalanya. “Dimana Datuak Malenggang Dilangit muncul Kitty?” tanya Bintang cepat hingga membuat Ratu Bunian dan panglima Kitty memandang kearah Bintang. “Ampun paduka, Datuak Malenggang Dilangit mengacau di istana Nagari Batuah” “Istana Nagari Batuah?!” ulang Bintan
“Maafkan kelancangan ambo datuak” ucap Datuk Rajo Dilangit lagi. Entah apa maksud Datuk Rajo Dilangit yang tiba-tiba saja berjongkok. Perlahan sosok Datuk Rajo Dilangit mulai berubah menjadi seekor harimau loreng yang sangat besar, 2x ukuran harimau dewasa, sama besarnya dengan harimau putih jelmaan Datuk Malenggang Dilangit.Grraaauuummm!Grraaauuummm!Dua harimau besar ini saling mengaum dengan dahsyat, begitu dahsyatnya banyak para prajurit yang ada ditempat itu jatuh terduduk karena lemas lututnya.Grraaauuummm!Grraaauuummm!Kembali kedua harimau besar ini saling mengaum, tapi kali ini disertai dengan sama-sama saling menerkam kedepan.Kembali terjadi dua pertarungan raja rimba yang sama-sama berwujud besar. Saling terkam, saling cakar dan saling gigit, dilakukan oleh kedua harimau berbeda warna ini. Kali ini harimau belang jelmaan Datuk Rajo Dilangit mampu memberikan perlawanan sen
Sekarang Datuk Malenggang Dilangit telah dikeroyok oleh dua pengguna harimau dan macan kumbang, tapi bukannya terdesak, Datuk Malenggang Dilangit justru tertawa-tawa senang melayani serangan keduanya.“Hahaha.. sudah lama aku tidak bertarung sesenang ini” ucap Datuk Malenggang Dilangit lagi.Sebenarnya jurus-jurus harimau putih milik Datuk Malenggang Dilangit tidaklah jauh berada diatas jurus harimau singgalang milik Wijaya dan jurus macan kumbang milik Panglima Kumbang, hanya saja perbedaan kekuatan dan pengalaman yang membuat Datuk Malenggang Dilangit lebih unggul.Memasuki jurus ke 88, Wijaya dan Panglima Kumbang terlihat sama-sama melompat mundur kebelakang.Graaauumm!Ggrraaamm!Tiba-tiba saja Wijaya dan Panglima Kumbang terdengar mengaum. Sosok Wijaya sendiri yang sudah berjongkok merangkak tiba-tiba saja berubah wujud menjadi seekor harimau belang kuning dewasa, sedangkan sosok Panglima Kumbang y
Wusshhh!Seperti melempar karung saja, Datuk Malenggang Dilangit dengan ringannya melemparkan sosok Rajo mudo Basa kehadapan Paduka Ananggawarman.Tapp!Sesosok tubuh tampak langsung bergerak didepan Paduka Ananggawarman dan langsung menangkap tubuh Rajo mudo Basa yang dilemparkan oleh Datuk Malenggang Dilangit. Rupanya dia adalah Panglima Kumbang.“Rajo mudo, anakku” ucap Panglima Kumbang dengan wajah berubah yang melihat keadaan Rajo mudo Basa yang babak belur. Panglima Kumbang dengan cepat memeriksa keadaan putranya tersebut. Walaupun babak belur, Panglima Kumbang masih dapat merasakan tanda-tanda kehidupan ditubuh Rajo mudo Basa walaupun sangat lemah sekali. Panglima Kumbang segera memerintahkan beberapa prajurit untuk membawa sosok Rajo mudo Basa.“Apa yang datuak lakukan pada putra hamba?” tanya Panglima Kumbang lagi. Nada suara Panglima Kumbang sedikit meninggi.“Putramu, siapa kau?&rdqu