AYUTTHAYA menyelenggarakan hajat besar, pesta pertunangan Putri Risara dengan putra Panglima Chatu. Hajat besar ini berlangsung meriah dan dihadiri oleh seluruh masyarakat kotaraja. Berbagai hiburan dan makanan yang tumpah ruah dihidang untuk para tamu yang hadir. Dan diantara ribuan orang yang menikmati meriahnya hajatan besar itu, salah satunya adalah Bintang. Diantara ribuan orang hadir itu pula hanya sepasang mata yang terus mencuri-curi pandang kearah Bintang, sepasang mata dari seorang gadis berparas cantik jelita. Putri Pimcha. Tapi Bintang sendiri terlihat malah memandang kesana kemari seperti tengah mencari sesuatu. “Dimana dia?” batin Bintang pada dirinya sendiri. Sementara itu kemeriahan terus terjadi, pertunjukan tarian demi tarian terus disuguhkan. Waktu terus berjalan, malampun mulai semakin larut, pesta yang tadi meriahpun sudah mulai berakhir. Banyak para pejabat istana yang terlihat mabuk. Sementara gusti raja sendiri tampak sudah dari tadi meninggalkan tempat pesta
SEBUAH dataran kosong terbentang dihadapan Bintang, sejauh matanya memandang hanya rerumputan dan ilalang yang ada didalam pandangannya. Bintang saat ini sudah pergi meninggalkan Ayutthaya. Selama berada di istana Ayutthaya, Bintang sudah menyelidiki dan mencari tahu dimana keberadaan Bunny, tapi Bintang tak dapat menemukannya bahkan mendapatkan petunjuk sedikitpun tidak.Atas saran dari Paola, Bintang diminta untuk mencarinya di organisasi terlarang, Tatto Iblis, karena di organisasi terlarang itu semua anggotanya adalah wanita, apalagi organisasi ini memiliki dendam kesumat kepada Ayutthaya, Paola menebak, kalau mungkin Bunny berada disana dan telah bergabung menjadi anggota Tatto Iblis untuk membalaskan dendamnya. Saran Paola cukup masuk akal bagi Bintang, makanya kini Bintang kembali ketempat dulu sewaktu Putri Risara ditawan, juga tempat dimana Bintang harus melayani nafsu birahi salah satu anggota Tatto Iblis yang menyebut namanya sebagai Kannika, yang Bintang belum ket
Organisasi Tatto Iblis adalah sebuah organisasi terlarang yang muncul akibat pergolakan perang oleh Ayutthaya. Seluruh anggotanya adalah wanita-wanita yang menjadi korban peperangan. DEWI TATTO merupakan ketua dari organisasi Tatto Iblis. Organisasi ini memiliki beberapa komandan divisi, dua diantaranya sudah muncul di chapter 68. (Dewi Tatto). Kanchana yang merupakan Komandan Divisi Barat, Kannika Komandan Divisi Utara, sedangkan Komandan Divisi Selatan dan Komandan Divisi Timur sampai saat ini belum muncul dan setiap komandan divisi mengepalai 100 orang bawahan.Organisasi Tatto Iblis bergerak bagaikan hantu, membuat teror bagi prajurit-prajurit Ayutthaya, ditambah lagi setiap anggota Tatto Iblis memiliki kekebalan tubuh yang sangat mengagumkan hingga sering membuat gentar prajurit-prajurit Ayutthaya yang berhadapan dengan mereka. Sampai saat ini belum pernah ada yang tau dimana lokasi markas organisasi Tatto Iblis.Tapi anehnya, Kanchana tak mampu menolak ajakan Bin
“Apa yang dikatakan Kannika memang benar, dia memang terlalu tangguh untuk kita. Bahkan aku sendiri seakan tak bisa menolak saat dia ingin dibawa kemari” ucap Kanchana lagi.“Tapi Kannika, tadi kau katakan dia sudah jatuh kedalam pelukanmu, kenapa tidak langsung kau habisi sekalian?” ucap Liễu Nham lagi kearah Kannika. “Liễu Nham.. sudah kukatakan dia terlalu tangguh” ucap Kannika berhenti sejenak. “Dia terlalu perkasa dan tangguh diatas ranjang, a-aku tak sanggup untuk membunuhnya” ucap Kannika lagi, hingga membuat wajah Liễu Nham dan Kanchana berubah. Rupanya arti kata tangguh bagi Kannika berbeda dengan Kanchana.“Setangguh apa Kannika?” tanya Kanchana tersenyum.“Aku belum pernah bertemu lelaki setangguh dan seperkasa dia Kanchana, kau coba saja langsung, pasti kau tidak akan menyesal” ucap Kannika lagi ikut tersenyum.“Sudah.. sudah. Apa-apaan kalian ini, kita harus membunu
MALAM DATANG. Udara terasa menghampar dingin, membelai lembut mahluk-mahluk yang terlelap dalam tidurnya. Sementara itu suasana di tempat tinggal Tatto Iblis sudah mulai sepi, semua sudah terlelap dalam buaian mimpi masing-masing. Di dalam kamarnya, Bintang sendiri tampak sudah merebahkan dirinya diatas peraduan. Tapi tiba-tiba saja pendengaran Bintang yang tajam dapat mendengar suara langkah halus yang tengah menuju ke kamarnya dan kini langkah halus itu berhenti didepan pintu kamarnya. “Tok....tokk....tokkk....” Terdengar suara ketukan pelan dari luar pintu. Tanpa menunggu lama, Bintang segera beranjak turun dari peraduan dan berjalan menuju kearah pintu. “Kreaakkk....” pintu terbuka. Seraut wajah cantik jelita menyeruak. “Kannika...” ucap Bintang perlahan. Dihadapan Bintang memang berdiri Kannika yang hanya mengenakan kain berwarna hijau untuk menutupi sekujur tubuhnya yang indah, Kannika tampak mendorong dada Bintang dan melangkah masuk kedalam kamar Bintang dengan tersenyum
Liễu Nham tubuhnya masih sangat kencang, gunung surganya putih besar kira-kira 36B. area terlarangnya indah sekali. Sedangkan Kanchana tubuhnya agak kecil tapi mulus, dadanya sudah sebesar buah apel ukuranya 36A, area terlarangnya kelihatan sempit dengan sedikit hutan yang belum begitu lebat.Pertama yang Bintang serang adalah Liễu Nham karena sosok Liễu Nham yang begitu sangat menggoda sekali. Bintang menciumi dengan rakus gunung surganya, dihisap dalam-dalam hingga air surganya keluar. Walau sempat terkejut, tapi kemudian Bintang meminum sepuasnya dan rupanya Kannika dan Kanchana juga kepingin merasakan air surga itu sehingga mereka bertiga berebut untuk mendapatkan air surga tersebut, sambil tangan mereka berempat saling remas, pegang dan memasukam ke dalam area terlarang satu sama lain.Setelah puas dengan permainan itu, Bintang meminta agar mereka berbaring berbaris sehingga kini ada 6 gunung surga yang montok berada di depan Bintang. Bintang mulai mengerjainya sa
HARI yang ditunggupun tiba, ketua organisasi Tatto Iblis yang bergelar Dewi Tatto kembali dari tempat pertapaannya, tapi Dewi Tatto hanya kembali seorang diri. Para komandan divisi dan anggota-anggota Tatto Iblis segera menyambut kedatangan ketua mereka dipintu gerbang.“Selamat datang kembali. ketua” ucap Liễu Nham terlebih dahulu memberikan salam. Wanita yang disebut sebagai ketua oleh Liễu Nham tampak mengenakan jubah panjang yang juga menutupi hingga kepalanya. Saat jubah dikepalanya diangkat, terlihatlah wanita yang sudah berumur sekitar 45 tahunan, sekujur tubuhnya dipenuhi dengan tatto, hingga tak menyisakan kulitnya yang tak tertutupi oleh tatto.“Liễu Nham..” terdengar suara lembut Dewi Tatto.“Ketua.!” Kanchana dan Kannika ikut menjura hormat pada Dewi Tatto.“Kanchana..”“Kannika..”“Dimana Bunny, ketua?” tanya Kanchana lagi saat tak melihat sosok Bunny yang k
“Bagaimana kau bisa berpendapat kalau dia bisa menghapus kutukku, Kannika?” tanya Dewi Tatto lagi.“Kami sudah menyelidiki tentang dia ketua, dari informasi yang kami dengar. Tuan Bintang pernah menghadapi ratusan orang prajurit Ayutthaya sewaktu menyelamatkan putri Gwang, bahkan tuan Bintang dikatakan mampu mengalahkan semua panglima Ayutthaya” ucap Kannika lagi.“Dari informasi juga dikatakan kalau tuan Bintang mampu menghentikan peluru senapan juga peluru meriam, ketua” sambung Kanchana lagi.Seketika wajah Dewi Tatto berubah mendengar hal itu.“Dimana dia sekarang?” tanya Dewi Tatto lagi“Ada disini ketua”“Cepat suruh dia menghadapku” ucap Dewi Tatto lagi.Kanchana terlihat menjura hormat dan segera pergi meninggalkan tempat itu. Tak lama Kanchana sudah kembali bersama Bintang. Dewi Tatto sendiri yang sudah kembali mengenakan jubahnya tampak menatap sosok Bin
Bintang yang melihat kekuatan puncak yang telah dikerahkan oleh Datuk Malenggang Dilangit, segera ikut menghimpun tenaganya. Uap tipis putih terlhat keluar dari tubuh Bintang, uap putih yang mengeluarkan hawa dingin yang sangat menyengat.Dari uap tipis itu, terlihat membentuk sebuah bayangan diatas kepala Bintang, bayangan seekor naga berwarna putih tercipta.“Ledakan besar, khhaaaa!”Tiba-tiba saja sosok Datuk Malenggang Dilangit yang sudah diselimuti magma lahar panas langsung berlari kearah Bintang.Buumm! Buumm! Buumm! Buumm!Di setiap langkah Datuk Malenggang Dilangit terdengar suara ledakan-ledakan akibat tapak magma panas Datuk Malenggang Dilangit yang menjejak tanah, bagaikan seekor banteng ganas, sosok Datuk Malenggang Dilangit yang sudah berubah menjadi monster magma lahar terus berlari kearah Bintang. Beberapa tombak dihadapan Bintang, monster magma Datuk Malenggang Dilangit melompat dan ;Wuussshhh!M
Dhuarr! Dhuarr! Dhuarr! Dhuarr!Ledakan-ledakan dahsyat dan beruntun terjadi diudara hingga terasa menggetarkan alam. Tinju-tinju magma bertemu dengan taburan Bintang-bintang putih kecil yang terang milik Bintang.Dhuarr! Dhuarr! Dhuarr! Dhuarr!Baik Bintang maupun Datuk Malenggang Dilangit terus melepaskan serangan dahsyatnya, hingga ledakan demi ledakan terus terjadi membahana ditempat itu, dalam sekejap saja, pohon-pohon yang ada dipulau itu langsung berterbangan dan bertumbangan entah kemana, tempat itu langsung luluh lantah dibuat oleh ledakan dahsyat oleh serangan Bintang dan Datuk Malenggang Dilangit.Saat Bintang berhasil turun kebawah, pulau itu sudah terbakar setengahnya akibat ledakan yang tadi terjadi, wajah Bintang kembali berubah saat melihat Datuk Malenggang Dilangit terlihat menghimpun tenaganya, magma lahar panas terlihat berkumpul ditelapak tangan Datuk Malenggang Dilangit.Bintang yang melihat hal itu segera ikut mengumpulkan haw
SEBUAH pulau kosong tak berpenghuni dipilih oleh Bintang untuk menjadi tempat pertarungannya dengan Datuk Malenggang Dilangit. Kini kedua-duanya sudah saling berdiri berhadapan, Bintang kini sudah kembali ke sosoknya semula, demikian pula Datuk Malenggang Dilangit yang kini sudah berdiri diatas tanah tempatnya berpijak. Kedua-duanya saling berhadapan dengan tatapan tajam.Wweerrrr..!Tanpa banyak bicara, sosok Datuk Malenggang Dilangit tiba-tiba saja mengeluarkan magma lahar panas dari sekujur tubuhnya, terutama dibagian kedua tangan, kedua kaki dan kepala. Sedangkan sebagian besar tubuhnya belum berubah menjadi magma lahar panas.Bintang yang melihat hal itupun tak tinggal diam, dan ;Blesshhhh...!Tiba-tiba saja tubuh Bintang telah diliputi energi putih keperakan, rambut Bintangpun telah berubah menjadi berwarna putih keperakan dengan balur-balur keemasan yang mengeluarkan hawa dingin. Rupanya Bintang langsung menggunakan wujud Pangeran Bulan
Wuusshhh!Tombak melesat dengan sangat cepat dan kuat kearah Datuk Malenggang Dilangit.Blepp!Kembali tombak yang dilemparkan oleh Sutan Rajo Alam hangus terbakar begitu menyentuh sosok Datuk Malenggang Dilangit.“Cepat ungsikan paduka rajo” teriak Datuk Rajo Dilangit memperingatkan para pejabat istana yang berdiri bersama Paduka Ananggawarman.“Tidak, aku takkan lari!” ucap Paduka Ananggawarman dengan keras hati hingga membuat Datuk Rajo Dilangit dan Sutan Rajo Alam hanya menarik nafas panjang melihat kekerasan hati Paduka Ananggawarman.Sementara itu magma lahar panas terus semakin banyak menjalar menutupi halaman istana Nagari Batuah.Datuk Rajo Dilangit dan Sutan Rajo Alam terlihat tengah memikirkan rencana untuk mengatasi hal itu, waktu yang sempat dan mendesak membuat keduanya sedikit khawatir dengan keadaan yang terjadi, hingga ;“Datuak Malenggang Di
Istana Nagari Batuah terlihat begitu sibuk dengan segala macam aktivitasnya, karena hari ini adalah janji yang ditetapkan oleh Datuak Malenggang Dilangit terhadap wilayah Nagari Batuah, dengan dipimpin oleh Datuk Rajo Dilangit, Paduka Ananggawarman berniat untuk melawan Datuk Malenggang Dilangit dengan segenap kekuatan istana Nagari Batuah, para hulubalang, panglima dan pejabat istana Nagari Batuahpun memberikan tanda kesiapan mereka berjuang hidup atau mati demi mempertahankan kedaulatan istana Nagari Batuah.Datuk Rajo Dilangit dipercaya oleh Paduka Ananggawarman untuk memimpin seluruh pasukan yang ada di istana Nagari Batuah dan Datuk Rajo Dilangit menerimanya untuk menjalankan taktik yang akan digunakan untuk melawan amukan Datuk Malenggang Dilangit. Seluruh masyarakat kotaraja Nagari Batuah sudah diungsikan demi keselamatan mereka. Paduka Ananggawarman menolak untuk ikut me
Pagi itu di Istana Bunian, panglima Kitty yang tiba-tiba saja datang menghadap, disaat Bintang dan Ratu Bunian tengah bercengkrama mesra berdua. “Sembah hormat hamba paduka, ratu” ucap panglima Kitty berlutut dihadapan keduanya. Ratu Bunian terlihat mengangkat tangannya sebagai tanda menerima hormat panglima Kitty. “Ada apa Kitty?” “Ampun ratu, Datuak Malenggang Dilangit sudah muncul kembali” ucap Kitty lagi hingga membuat wajah Ratu Bunian berubah pucat. Bintang yang ada didekatnya mulai tertarik mendengarnya. “Untung saja kita cepat memindahkan Negeri Bunian jauh dari gunung marapi. Kalau tidak, Datuak Malenggang Dilangit pasti sudah datang kemari” ucap Ratu Bunian lagi. Panglima Kitty terlihat mengangguk-anggukkan kepalanya. “Dimana Datuak Malenggang Dilangit muncul Kitty?” tanya Bintang cepat hingga membuat Ratu Bunian dan panglima Kitty memandang kearah Bintang. “Ampun paduka, Datuak Malenggang Dilangit mengacau di istana Nagari Batuah” “Istana Nagari Batuah?!” ulang Bintan
“Maafkan kelancangan ambo datuak” ucap Datuk Rajo Dilangit lagi. Entah apa maksud Datuk Rajo Dilangit yang tiba-tiba saja berjongkok. Perlahan sosok Datuk Rajo Dilangit mulai berubah menjadi seekor harimau loreng yang sangat besar, 2x ukuran harimau dewasa, sama besarnya dengan harimau putih jelmaan Datuk Malenggang Dilangit.Grraaauuummm!Grraaauuummm!Dua harimau besar ini saling mengaum dengan dahsyat, begitu dahsyatnya banyak para prajurit yang ada ditempat itu jatuh terduduk karena lemas lututnya.Grraaauuummm!Grraaauuummm!Kembali kedua harimau besar ini saling mengaum, tapi kali ini disertai dengan sama-sama saling menerkam kedepan.Kembali terjadi dua pertarungan raja rimba yang sama-sama berwujud besar. Saling terkam, saling cakar dan saling gigit, dilakukan oleh kedua harimau berbeda warna ini. Kali ini harimau belang jelmaan Datuk Rajo Dilangit mampu memberikan perlawanan sen
Sekarang Datuk Malenggang Dilangit telah dikeroyok oleh dua pengguna harimau dan macan kumbang, tapi bukannya terdesak, Datuk Malenggang Dilangit justru tertawa-tawa senang melayani serangan keduanya.“Hahaha.. sudah lama aku tidak bertarung sesenang ini” ucap Datuk Malenggang Dilangit lagi.Sebenarnya jurus-jurus harimau putih milik Datuk Malenggang Dilangit tidaklah jauh berada diatas jurus harimau singgalang milik Wijaya dan jurus macan kumbang milik Panglima Kumbang, hanya saja perbedaan kekuatan dan pengalaman yang membuat Datuk Malenggang Dilangit lebih unggul.Memasuki jurus ke 88, Wijaya dan Panglima Kumbang terlihat sama-sama melompat mundur kebelakang.Graaauumm!Ggrraaamm!Tiba-tiba saja Wijaya dan Panglima Kumbang terdengar mengaum. Sosok Wijaya sendiri yang sudah berjongkok merangkak tiba-tiba saja berubah wujud menjadi seekor harimau belang kuning dewasa, sedangkan sosok Panglima Kumbang y
Wusshhh!Seperti melempar karung saja, Datuk Malenggang Dilangit dengan ringannya melemparkan sosok Rajo mudo Basa kehadapan Paduka Ananggawarman.Tapp!Sesosok tubuh tampak langsung bergerak didepan Paduka Ananggawarman dan langsung menangkap tubuh Rajo mudo Basa yang dilemparkan oleh Datuk Malenggang Dilangit. Rupanya dia adalah Panglima Kumbang.“Rajo mudo, anakku” ucap Panglima Kumbang dengan wajah berubah yang melihat keadaan Rajo mudo Basa yang babak belur. Panglima Kumbang dengan cepat memeriksa keadaan putranya tersebut. Walaupun babak belur, Panglima Kumbang masih dapat merasakan tanda-tanda kehidupan ditubuh Rajo mudo Basa walaupun sangat lemah sekali. Panglima Kumbang segera memerintahkan beberapa prajurit untuk membawa sosok Rajo mudo Basa.“Apa yang datuak lakukan pada putra hamba?” tanya Panglima Kumbang lagi. Nada suara Panglima Kumbang sedikit meninggi.“Putramu, siapa kau?&rdqu