Home / Pendekar / Ksatria Pengembara Season 1 / 67. Duel Terakhir Sang Perkasa

Share

67. Duel Terakhir Sang Perkasa

last update Last Updated: 2022-06-12 01:04:32

DUA hewan kociyose raksasa terlihat saling berhadapan satu sama lain. Kitsuni, rubah ekor 9 berhadapan langsung dengan King, si Singa Perkasa. Keadaan disekitar kedua hewan raksasa tersebut benar-benar hancur lebur tak berbentuk lagi. Padahal sebelumnya tempat itu merupakan wilayah benteng Aliran Loucha, tapi sekarang semuanya sudah rata dengan tanah. Tak tersisa apapun diatasnya.

“Serrr.....” sesosok tubuh terlihat diatas kepala King, dan sosok itu adalah Bintang. Kemunculan Bintang diatas kepala King cukup mengejutkan bagi Tomeo yang saat itu juga tengah berada diatas kepala Kitsuni.

“Jadi benar, kaulah yang telah membunuh ketua Sennokage !” ucap Tomeo.

“Benar” jawab Bintang singkat.

“Kau harus membayarnya dengan nyawamu!”

“Lakukan kalau kau mampu”

Betapa geramnya Tomeo mendengar lawannya yang hanya menjawab-jawab singkat ucapannya, Tomeo merasa lawannya terlalu meremehka

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Ksatria Pengembara Season 1   67. Bagian 2

    “Deessss!” serangan Telapak Panglima yang dikerahkan Bintang, dengan telak menghantam sosok Kitsuni. Kitsuni terlempar keras dan terseret kebelakang dengan sangat hebat.“Ghhhaarrkk!” Kitsuni meraung keras seakan marah karena terkena serangan tadi. Tiba-tiba saja ke-9 ekor Kitsuni berdiri, melebihi tingginya sosok Kitsuni sendiri.“Zzgggghhhh...! zzgggghhhh...! zzgggghhhh...!”Di sembilan ekor Kitsuni, muncul bola-bola energi bijuu dama berwarna hitam dipenuhi kilatan-kilatan petir di dalamnya.“Zzeeggghhhh..!” bahkan dari mulut Kitsuni juga muncul bola energi bijuu dama yang juga berwarna hitam diiringi kilatan-kilatan petir di dalamnya.Ada 10 bijuu dama yang langsung dirapal Kitsuni sekaligus. Ini tentu saja mengejutkan Bintang dan King.“King!” ucap Bintang memperingatkan.“Jangan khawatir tuan, bijuu dama milikku jauh le

    Last Updated : 2022-06-12
  • Ksatria Pengembara Season 1   67. Bagian 3

    “Rupanya kau yang telah mengadu domba Klan Light Ninja dengan klan asura” ucap Agoess sennin lagi kearah Bintang. “Hanya kematianmu yang bisa membayar semuanya” ucap Agoess sennin lagi.“Serang dia Stoor!” perintah Agoess sennin lagi.“Ghraaghhhhh!” Stoor mengeluarkan suara dahsyatnya yang menggelegar, dan ; “Wussshhhh!” Stoor kembali melayangkan serangan gelombang api dahsyat dari mulutnya, menyerang kearah King dengan sangat dahsyatnya.“Gggraaauuummmm!” King tak mau kalah, dengan auman super dahsyatnya, King mengirimkan gelombang angin dahsyat menuju kearah gulungan api dahsyat milik Stoor, hingga ;“Bllesssshhhhh!” gelombang api dahsyat bertemu dengan gelombang angin dahsyat, hasilnya ;“Buuummm....buuummm...bummmm...!”Rentetan ledakan panjang dan beruntun langsung terjadi. Tapi serangan Stoor tak berhenti disitu saja, dengan gesit, Stoor lan

    Last Updated : 2022-06-13
  • Ksatria Pengembara Season 1   67. Bagian 4

    Bintang terlihat terdiam mendengarkan hal itu. Sejenak Bintang memandang kearah Stoor dan Kitsuni yang ada dibawah.“Baiklah.. Sku akan ikut membantumu King!” ucap Bintang lagi.“Zzzeggghhhhhh!” King mulai menghimpun tenaga terakhirnya untuk mengerahkan bijuu dama merah hitam yang menyala-nyala dengan kilatan-kilatan petir di dalamnya.Bintang sendiri kini tampak merapatkan kedua tangannya membentuk mudra dan tubuh Bintang tiba-tiba saja mengeluarkan aura keemasan, bahkan aura keemasan itu menjalar kerambutnya. Simbol bulan ditangan kanan, matahari di tangan kiri terlihat bersinar cukup terang untuk sesaat. Kedua mata Bintang tampak tertutup dan begitu terbuka, kedua bola mata Bintang terlihat sudah berubah menjadi keemasan. Inilah wujud Cermin Agung Matahari Rembulannya yang sudah mencapai tahap sempurna. Perlahan Rambut emas Bintang tampak berdiri dan bersinar terang, kedua tangan Bintang yang masih merapat didepan dad

    Last Updated : 2022-06-13
  • Ksatria Pengembara Season 1   67. Bagian 5

    Keadaan alam benar-benar hancur berantakan, saat Bintang memandang keatas, hanya terlihat sosok Agoess sennin yang masih berdiri mengambang diudara. Bintang menyipitkan pandangan untuk melihat lebih jelas sosok Agoess sennin yang tampak memegang sebuah benda yang mengeluarkan sinar keemasan, benda yang sangat mirip dengan mutiara atau biji kristal yang mengeluarkan cahaya keemasan.Dan Agoess sennin terlihat menelannya.“Plasshhh!” tiba-tiba saja sosok Agoess sennin memancarkan cahaya keemasan yang amat terang benderang, begitu terangnya sampai-sampai Bintang cukup merasakan silaunya hingga harus menyipitkan pandangannya. Bintang melepaskan energi pelindung Jubah Sakti Sembilan Dewanya.“Ghraaghhhhh!” wajah Bintang berubah saat melihat tiba-tiba saja Agoess sennin mengeluarkan ruangan dahsyat seperti raungan seekor naga.“Jadi inikah yang disebut Śarīra...” sebuah suara kembali mengejutkan Bintang, saat Bintang

    Last Updated : 2022-06-13
  • Ksatria Pengembara Season 1   67. Bagian 6

    Melihat ketiga orang didekatnya telah mengerahkan kekuatan penuhnya, Bintangpun tak ingin ketinggalan. Tubuh Bintang tiba-tiba saja mengeluarkan aura keemasan, bahkan aura keemasan itu menjalar kerambutnya. Simbol bulan ditangan kanan, matahari di tangan kiri terlihat bersinar cukup terang untuk sesaat. Kedua bola mata Bintang terlihat sudah berubah menjadi keemasan. Bintang sudah berubah dalam mode Cermin Agung Matahari Rembulannya.Kini ke-4nya mengeluarkan aura dahsyat dari sekujur tubuh mereka, aura dahsyat itu membuat tempat itu bergetar dengan sangat hebat. Bebatuan yang ada ditempat itu tampak terangkat keudara, udara seakan berhenti berhembus, keempatnya masih menghimpun tenaga dahsyat masing-masing.“Wesshhh...!” tiba-tiba saja sosok Agoess sennin sudah mendahului berkelebat kearah Bintang. Gerakannya begitu cepat hingga menyamai kecepatan cahaya.“Weesshhhh!” tapi gerakan Agoess sennin tertahan saat sesosok bayangan ber

    Last Updated : 2022-06-13
  • Ksatria Pengembara Season 1   67. Bagian 7

    Dhuar !! Dhuar !! Dhuar !! Dhuar !! Dhuar!Pertarungan Bintang dan Tomeo terus berlangsung dengan sengit, setiap serangan Tomeo mengandung ledakan yang cukup dahsyat untuk menghancurkan apa saja yang disentuhnya. Sosok Tomeo yang lebih mirip rubah daripada manusia terlihat bergerak lincah memburu sosok Bintang kesana kemari. Bahkan kedua kuku tangan Tomeo sudah berubah menjadi panjang dan runcing, Bintang masih terlihat dengan tenang menghindari setiap serangan yang dilancarkan oleh Tomeo kepadanya.Pada satu kesempatan, Bintang melompat tinggi keudara, tapi Tomeo tidak membiarkan hal itu terjadi begitu saja. Tiba-tiba saja ;“Wuuuttt ...wuuttt...wuuuttt!” kesembilan ekor yang ada dibokong Tomeo memanjang dan langsung menyerang kearah Bintang dengan dahsyat.“Golok Emas, heaa!” Bintang mengibaskan kedua tangannya“Wuuutt....wuuuttt.....wuuutttt!”Dari kibasan tangan Bintang keluar sinar berbentuk

    Last Updated : 2022-06-13
  • Ksatria Pengembara Season 1   67. Bagian 8

    “Winggssss!” diatas telapak tangan kiri Bintang muncul sebuah pusaran chakra besar yang mengelilingi sebuah bola energi berwarna merah keemasan, pusaran chakra membentuk matahari rasenshuriken yang mengeluarkan hawa panas yang luar biasa panasnya, berputar dengan sangat cepat laksana gasing. Inilah jurus Keagungan Mentari dari Cermin Agung Matahari Rembulan.“Winggssss!” diatas telapak tangan kanan Bintang muncul sebuah pusaran chakra besar yang mengelilingi sebuah bola energi berwarna biru, pusaran chakra membentuk bulan rasenshuriken yang mengeluarkan hawa hawa dingin yang luar biasa menusuk tulang, berputar dengan sangat cepat laksana gasing. Inilah jurus Keagungan Bulan dari Cermin Agung Matahari Rembulan.“Werrrrr...!” Tomeo melepaskan bijuu dama yang ada diekornya, melesat cepat kearah Bintang. Hawa panas langsung menyebar.Bintangpun menyadari kalau biju

    Last Updated : 2022-06-14
  • Ksatria Pengembara Season 1   67. Bagian 9

    Bintang melompat turun dengan ringannya kedalam lubang besar tersebut dan turun tepat disamping Tomeo. sesaat terlihat keadaan Tomeo yang sangat parah, nafasnya sudah tinggal satu satu, sekali lihat saja Bintang tahu kalau lawannya takkan selamat dari keadaannya yang sangat terluka parah saat ini, bahkan Bintang hanya sedikit merasakan energi kehidupan dari sosok Tomeo.Tomeo sendiri secara perlahan membuka kedua matanya, dapat dilihatnya sosok lawannya telah berdiri didekatnya, Bintang sendiri terlihat berjongkok disebelah Tomeo.“Kkk.. kau benar...benar hebat! sudah.. lama... aku mencari lawan sepertimu !” ucap Tomeo lagi dengan terbata-bata.Bintang mengulurkan tangannya dan memegang pundak Tomeo, Bintang menyalurkan hawa murninya untuk memberikan sedikit kekuatan pada diri Tomeo. Tomeo yang merasakan hal itu terlihat tersenyum getir.“Bb...bolehkah aku tau namamu?” tanya Tomeo lagi.“Namaku Bintang” jawab Bin

    Last Updated : 2022-06-14

Latest chapter

  • Ksatria Pengembara Season 1   87. Bagian 20

    Bintang yang melihat kekuatan puncak yang telah dikerahkan oleh Datuk Malenggang Dilangit, segera ikut menghimpun tenaganya. Uap tipis putih terlhat keluar dari tubuh Bintang, uap putih yang mengeluarkan hawa dingin yang sangat menyengat.Dari uap tipis itu, terlihat membentuk sebuah bayangan diatas kepala Bintang, bayangan seekor naga berwarna putih tercipta.“Ledakan besar, khhaaaa!”Tiba-tiba saja sosok Datuk Malenggang Dilangit yang sudah diselimuti magma lahar panas langsung berlari kearah Bintang.Buumm! Buumm! Buumm! Buumm!Di setiap langkah Datuk Malenggang Dilangit terdengar suara ledakan-ledakan akibat tapak magma panas Datuk Malenggang Dilangit yang menjejak tanah, bagaikan seekor banteng ganas, sosok Datuk Malenggang Dilangit yang sudah berubah menjadi monster magma lahar terus berlari kearah Bintang. Beberapa tombak dihadapan Bintang, monster magma Datuk Malenggang Dilangit melompat dan ;Wuussshhh!M

  • Ksatria Pengembara Season 1   87. Bagian 19

    Dhuarr! Dhuarr! Dhuarr! Dhuarr!Ledakan-ledakan dahsyat dan beruntun terjadi diudara hingga terasa menggetarkan alam. Tinju-tinju magma bertemu dengan taburan Bintang-bintang putih kecil yang terang milik Bintang.Dhuarr! Dhuarr! Dhuarr! Dhuarr!Baik Bintang maupun Datuk Malenggang Dilangit terus melepaskan serangan dahsyatnya, hingga ledakan demi ledakan terus terjadi membahana ditempat itu, dalam sekejap saja, pohon-pohon yang ada dipulau itu langsung berterbangan dan bertumbangan entah kemana, tempat itu langsung luluh lantah dibuat oleh ledakan dahsyat oleh serangan Bintang dan Datuk Malenggang Dilangit.Saat Bintang berhasil turun kebawah, pulau itu sudah terbakar setengahnya akibat ledakan yang tadi terjadi, wajah Bintang kembali berubah saat melihat Datuk Malenggang Dilangit terlihat menghimpun tenaganya, magma lahar panas terlihat berkumpul ditelapak tangan Datuk Malenggang Dilangit.Bintang yang melihat hal itu segera ikut mengumpulkan haw

  • Ksatria Pengembara Season 1   87. Bagian 18

    SEBUAH pulau kosong tak berpenghuni dipilih oleh Bintang untuk menjadi tempat pertarungannya dengan Datuk Malenggang Dilangit. Kini kedua-duanya sudah saling berdiri berhadapan, Bintang kini sudah kembali ke sosoknya semula, demikian pula Datuk Malenggang Dilangit yang kini sudah berdiri diatas tanah tempatnya berpijak. Kedua-duanya saling berhadapan dengan tatapan tajam.Wweerrrr..!Tanpa banyak bicara, sosok Datuk Malenggang Dilangit tiba-tiba saja mengeluarkan magma lahar panas dari sekujur tubuhnya, terutama dibagian kedua tangan, kedua kaki dan kepala. Sedangkan sebagian besar tubuhnya belum berubah menjadi magma lahar panas.Bintang yang melihat hal itupun tak tinggal diam, dan ;Blesshhhh...!Tiba-tiba saja tubuh Bintang telah diliputi energi putih keperakan, rambut Bintangpun telah berubah menjadi berwarna putih keperakan dengan balur-balur keemasan yang mengeluarkan hawa dingin. Rupanya Bintang langsung menggunakan wujud Pangeran Bulan

  • Ksatria Pengembara Season 1   87. Bagian 17

    Wuusshhh!Tombak melesat dengan sangat cepat dan kuat kearah Datuk Malenggang Dilangit.Blepp!Kembali tombak yang dilemparkan oleh Sutan Rajo Alam hangus terbakar begitu menyentuh sosok Datuk Malenggang Dilangit.“Cepat ungsikan paduka rajo” teriak Datuk Rajo Dilangit memperingatkan para pejabat istana yang berdiri bersama Paduka Ananggawarman.“Tidak, aku takkan lari!” ucap Paduka Ananggawarman dengan keras hati hingga membuat Datuk Rajo Dilangit dan Sutan Rajo Alam hanya menarik nafas panjang melihat kekerasan hati Paduka Ananggawarman.Sementara itu magma lahar panas terus semakin banyak menjalar menutupi halaman istana Nagari Batuah.Datuk Rajo Dilangit dan Sutan Rajo Alam terlihat tengah memikirkan rencana untuk mengatasi hal itu, waktu yang sempat dan mendesak membuat keduanya sedikit khawatir dengan keadaan yang terjadi, hingga ;“Datuak Malenggang Di

  • Ksatria Pengembara Season 1   87. Bagian 16

    Istana Nagari Batuah terlihat begitu sibuk dengan segala macam aktivitasnya, karena hari ini adalah janji yang ditetapkan oleh Datuak Malenggang Dilangit terhadap wilayah Nagari Batuah, dengan dipimpin oleh Datuk Rajo Dilangit, Paduka Ananggawarman berniat untuk melawan Datuk Malenggang Dilangit dengan segenap kekuatan istana Nagari Batuah, para hulubalang, panglima dan pejabat istana Nagari Batuahpun memberikan tanda kesiapan mereka berjuang hidup atau mati demi mempertahankan kedaulatan istana Nagari Batuah.Datuk Rajo Dilangit dipercaya oleh Paduka Ananggawarman untuk memimpin seluruh pasukan yang ada di istana Nagari Batuah dan Datuk Rajo Dilangit menerimanya untuk menjalankan taktik yang akan digunakan untuk melawan amukan Datuk Malenggang Dilangit. Seluruh masyarakat kotaraja Nagari Batuah sudah diungsikan demi keselamatan mereka. Paduka Ananggawarman menolak untuk ikut me

  • Ksatria Pengembara Season 1   87. Bagian 15

    Pagi itu di Istana Bunian, panglima Kitty yang tiba-tiba saja datang menghadap, disaat Bintang dan Ratu Bunian tengah bercengkrama mesra berdua. “Sembah hormat hamba paduka, ratu” ucap panglima Kitty berlutut dihadapan keduanya. Ratu Bunian terlihat mengangkat tangannya sebagai tanda menerima hormat panglima Kitty. “Ada apa Kitty?” “Ampun ratu, Datuak Malenggang Dilangit sudah muncul kembali” ucap Kitty lagi hingga membuat wajah Ratu Bunian berubah pucat. Bintang yang ada didekatnya mulai tertarik mendengarnya. “Untung saja kita cepat memindahkan Negeri Bunian jauh dari gunung marapi. Kalau tidak, Datuak Malenggang Dilangit pasti sudah datang kemari” ucap Ratu Bunian lagi. Panglima Kitty terlihat mengangguk-anggukkan kepalanya. “Dimana Datuak Malenggang Dilangit muncul Kitty?” tanya Bintang cepat hingga membuat Ratu Bunian dan panglima Kitty memandang kearah Bintang. “Ampun paduka, Datuak Malenggang Dilangit mengacau di istana Nagari Batuah” “Istana Nagari Batuah?!” ulang Bintan

  • Ksatria Pengembara Season 1   87. Bagian 14

    “Maafkan kelancangan ambo datuak” ucap Datuk Rajo Dilangit lagi. Entah apa maksud Datuk Rajo Dilangit yang tiba-tiba saja berjongkok. Perlahan sosok Datuk Rajo Dilangit mulai berubah menjadi seekor harimau loreng yang sangat besar, 2x ukuran harimau dewasa, sama besarnya dengan harimau putih jelmaan Datuk Malenggang Dilangit.Grraaauuummm!Grraaauuummm!Dua harimau besar ini saling mengaum dengan dahsyat, begitu dahsyatnya banyak para prajurit yang ada ditempat itu jatuh terduduk karena lemas lututnya.Grraaauuummm!Grraaauuummm!Kembali kedua harimau besar ini saling mengaum, tapi kali ini disertai dengan sama-sama saling menerkam kedepan.Kembali terjadi dua pertarungan raja rimba yang sama-sama berwujud besar. Saling terkam, saling cakar dan saling gigit, dilakukan oleh kedua harimau berbeda warna ini. Kali ini harimau belang jelmaan Datuk Rajo Dilangit mampu memberikan perlawanan sen

  • Ksatria Pengembara Season 1   87. Bagian 13

    Sekarang Datuk Malenggang Dilangit telah dikeroyok oleh dua pengguna harimau dan macan kumbang, tapi bukannya terdesak, Datuk Malenggang Dilangit justru tertawa-tawa senang melayani serangan keduanya.“Hahaha.. sudah lama aku tidak bertarung sesenang ini” ucap Datuk Malenggang Dilangit lagi.Sebenarnya jurus-jurus harimau putih milik Datuk Malenggang Dilangit tidaklah jauh berada diatas jurus harimau singgalang milik Wijaya dan jurus macan kumbang milik Panglima Kumbang, hanya saja perbedaan kekuatan dan pengalaman yang membuat Datuk Malenggang Dilangit lebih unggul.Memasuki jurus ke 88, Wijaya dan Panglima Kumbang terlihat sama-sama melompat mundur kebelakang.Graaauumm!Ggrraaamm!Tiba-tiba saja Wijaya dan Panglima Kumbang terdengar mengaum. Sosok Wijaya sendiri yang sudah berjongkok merangkak tiba-tiba saja berubah wujud menjadi seekor harimau belang kuning dewasa, sedangkan sosok Panglima Kumbang y

  • Ksatria Pengembara Season 1   87. Bagian 12

    Wusshhh!Seperti melempar karung saja, Datuk Malenggang Dilangit dengan ringannya melemparkan sosok Rajo mudo Basa kehadapan Paduka Ananggawarman.Tapp!Sesosok tubuh tampak langsung bergerak didepan Paduka Ananggawarman dan langsung menangkap tubuh Rajo mudo Basa yang dilemparkan oleh Datuk Malenggang Dilangit. Rupanya dia adalah Panglima Kumbang.“Rajo mudo, anakku” ucap Panglima Kumbang dengan wajah berubah yang melihat keadaan Rajo mudo Basa yang babak belur. Panglima Kumbang dengan cepat memeriksa keadaan putranya tersebut. Walaupun babak belur, Panglima Kumbang masih dapat merasakan tanda-tanda kehidupan ditubuh Rajo mudo Basa walaupun sangat lemah sekali. Panglima Kumbang segera memerintahkan beberapa prajurit untuk membawa sosok Rajo mudo Basa.“Apa yang datuak lakukan pada putra hamba?” tanya Panglima Kumbang lagi. Nada suara Panglima Kumbang sedikit meninggi.“Putramu, siapa kau?&rdqu

DMCA.com Protection Status