Tomeo yang tidak menggunakan jutsu bayangannya rupanya menjadi perhatian Roro dan Fuma secara bersamaan.
“Hemm.. apakah Tomeo takut bila menggunakan jutsu bayangannya, sharinganku dapat melihat kelemahannya” batin Fuma lagi mencoba menganalisa situasi yang terjadi saat ini.
Pertarungan keduanya berlangsung sengit tanpa ada yang mau mengalah, hingga puluhan jurus terlewati.
“Fuma menyingkirlah..!” tiba-tiba saja sebuah teriakan keras terdengar memperingatkan Fuma. Dari suaranya Fuma tau kalau yang berteriak adalah Roro. Fuma langsung melompat mundur.”Settt...! settt...! settt...!” bersamaan dengan itu, puluhan anak panah tampak jatuh dari langit kebawah bagaikan hujan panah.
Rupanya ditempatnya, Roro telah melepaskan salah satu jurus Busur Panah Gandiwanya, yaitu Hujan Panah. Sejak tadi Roro berusaha mencari kesempatan untuk membantu Fuma, rupanya Roropun ikut menganalisa kenapa sampai lawannya tidak me
MATAHARI sudah mulai condong ke ufuk barat, sore sudah datang menjelang, tapi pertarungan di wilayah Aliran Loucha masih berlangsung sengit. Sosok Tomeo terlihat terus menghimpun tenaga, tubuhnya mengeluarkan aura putih yang semakin lama semakin terang.“Serr..” sosok Dewa Iblis sudah tiba ditempat itu dan terkejut melihat Roro yang tak bisa bangkit dari jatuhnya. Dewa Iblis segera mendekat. Fuma Kotaro terlihat langsung menjura hormat padanya.Dewa Iblis sendiri terlihat langsung memeriksa keadaan Roro, dapat dilihatnya luka parah di paha Roro. Tapi darah sudah berhenti mengalir, karena Roro telah menotoknya tadi.“Kau tidak apa-apa Roro?” tanya Dewa Iblis lagi.“Aku tidak apa-apa” ucap Roro singkat.Dewa Iblis terlihat menatap kearah Fuma.“Fuma.. Dimana Iblis Tangan Besi dan Iblis Seribu Wajah?” tanya Dewa Iblis lagi. Fuma Kotaro terlihat menarik nafas panjang.“Mereka
“Dimana Tomeo?” tanya Dewa Iblis cepat saat tak melihat sosok Tomeo lagi ditempat itu.“Diatas ketua!” ucap Fuma menunjuk kearah atas. Dewa Iblis dan Roro ikut menatap keatas, terlihat sosok Tomeo tampak berdiri gagah diatas kepala Kitsune.“Crasshhh..!” dengan santai Tomeo tampak mencabut panah yang menancap didadanya.“Apa yang harus kita lakukan sekarang ketua?” tanya Fuma kepada Dewa Iblis. Dewa Iblis sendiri tampak bingung dan menatap kearah Roro.“Aku akan melawannya, cepat kau selamatkan Roro pergi dari tempat ini sejauh mungkin” ucap Dewa Iblis cepat.“Tidak..!” terdengar suara Roro, dibelakang Roro terlihat mencoba bangkit dengan bantuan busur panah sebagai tumpuannya.”Kita hadapi bersama” ucap Roro dengan penuh semangat.“Aku masih punya pusaka yang mungkin bisa membunuh hewan itu” ucap Roro lagi terlihat mengangkat tangan kanannya keata
“Menghindar..!” ucap Dewa Iblis memperingatkan serangan yang datang, sosok Dewa Iblis yang berada diudara bersama Fuma segera bergerak menghindar. Hingga sambaran gelombang suara dahsyat itu hanya lewat ditengah-tengah mereka.“Wuuuttt.....wuuuttt....wuuuttt..!” belum lagi Dewa Iblis dan Fuma bersiap, Kitsuni telah melayangkan ekor-ekornya yang berjumlah sembilan untuk menyerang Dewa Iblis dan Fuma hingga mau tak mau, Dewa Iblis dan Fuma kembali bergerak cepat untuk menghindar.Kini pertarungan tak seimbangpun itu terjadi dengan dahsyat, Tomeo dengan perintahnya, membuat Kitsuni melancarkan serangannya dengan dahsyat, baik dengan gelombang suara dahsyat maupun dengan ekor sembilannya. Hal ini membuat Dewa Iblis dan Fuma semakin kewalahan.Berkali-kali Dewa Iblis dan Fuma melepaskan serangan pamungkas mereka, tapi sepertinya benar-benar tak berarti bagi Kitsuni.“Panah nagapasa, melesatlah..!” tiba-tiba saja seb
“Hentikan King! hentikan..!” teriak Tomeo memeringatkan King.“Grrraaauuuummm..!” ucapan Tomeo justru dibalas auman dahsyat oleh King. Gelombang angin dahsyat tercipta dari auman King.“Ghhhaarrkk..!” Kitsuni balas berteriak keras sehingga juga menimbulkan gelombang angin dahsyat.“Blllaarrrrrr..!” dua gelombang angin dahsyat bertemu ditengah-tengah hingga menimbulkan ledakan yang cukup dahsyat.Kitsuni tak berhenti begitu saja, dengan ekor sembilannya Kitsuni menyerang kearah King.“Wussshhh..!” King terbang keudara untuk menghindari serangan ekor Kitsuni. Diudara, King dengan cepat menghimpun bijuu damanya.Kitsunipun tak mau kalah, bola energi bijuu dama dikerahkan. Kedua bijuu dama terlihat semakin lama semakin besar.Sementara itu ; “Sayang.. Ayo kita tinggalkan tempat ini dulu” terdengar suara lembut Bintang kepada Roro yang masih
DUA hewan kociyose raksasa terlihat saling berhadapan satu sama lain. Kitsuni, rubah ekor 9 berhadapan langsung dengan King, si Singa Perkasa. Keadaan disekitar kedua hewan raksasa tersebut benar-benar hancur lebur tak berbentuk lagi. Padahal sebelumnya tempat itu merupakan wilayah benteng Aliran Loucha, tapi sekarang semuanya sudah rata dengan tanah. Tak tersisa apapun diatasnya.“Serrr.....” sesosok tubuh terlihat diatas kepala King, dan sosok itu adalah Bintang. Kemunculan Bintang diatas kepala King cukup mengejutkan bagi Tomeo yang saat itu juga tengah berada diatas kepala Kitsuni.“Jadi benar, kaulah yang telah membunuh ketua Sennokage !” ucap Tomeo.“Benar” jawab Bintang singkat.“Kau harus membayarnya dengan nyawamu!”“Lakukan kalau kau mampu”Betapa geramnya Tomeo mendengar lawannya yang hanya menjawab-jawab singkat ucapannya, Tomeo merasa lawannya terlalu meremehka
“Deessss!” serangan Telapak Panglima yang dikerahkan Bintang, dengan telak menghantam sosok Kitsuni. Kitsuni terlempar keras dan terseret kebelakang dengan sangat hebat.“Ghhhaarrkk!” Kitsuni meraung keras seakan marah karena terkena serangan tadi. Tiba-tiba saja ke-9 ekor Kitsuni berdiri, melebihi tingginya sosok Kitsuni sendiri.“Zzgggghhhh...! zzgggghhhh...! zzgggghhhh...!”Di sembilan ekor Kitsuni, muncul bola-bola energi bijuu dama berwarna hitam dipenuhi kilatan-kilatan petir di dalamnya.“Zzeeggghhhh..!” bahkan dari mulut Kitsuni juga muncul bola energi bijuu dama yang juga berwarna hitam diiringi kilatan-kilatan petir di dalamnya.Ada 10 bijuu dama yang langsung dirapal Kitsuni sekaligus. Ini tentu saja mengejutkan Bintang dan King.“King!” ucap Bintang memperingatkan.“Jangan khawatir tuan, bijuu dama milikku jauh le
“Rupanya kau yang telah mengadu domba Klan Light Ninja dengan klan asura” ucap Agoess sennin lagi kearah Bintang. “Hanya kematianmu yang bisa membayar semuanya” ucap Agoess sennin lagi.“Serang dia Stoor!” perintah Agoess sennin lagi.“Ghraaghhhhh!” Stoor mengeluarkan suara dahsyatnya yang menggelegar, dan ; “Wussshhhh!” Stoor kembali melayangkan serangan gelombang api dahsyat dari mulutnya, menyerang kearah King dengan sangat dahsyatnya.“Gggraaauuummmm!” King tak mau kalah, dengan auman super dahsyatnya, King mengirimkan gelombang angin dahsyat menuju kearah gulungan api dahsyat milik Stoor, hingga ;“Bllesssshhhhh!” gelombang api dahsyat bertemu dengan gelombang angin dahsyat, hasilnya ;“Buuummm....buuummm...bummmm...!”Rentetan ledakan panjang dan beruntun langsung terjadi. Tapi serangan Stoor tak berhenti disitu saja, dengan gesit, Stoor lan
Bintang terlihat terdiam mendengarkan hal itu. Sejenak Bintang memandang kearah Stoor dan Kitsuni yang ada dibawah.“Baiklah.. Sku akan ikut membantumu King!” ucap Bintang lagi.“Zzzeggghhhhhh!” King mulai menghimpun tenaga terakhirnya untuk mengerahkan bijuu dama merah hitam yang menyala-nyala dengan kilatan-kilatan petir di dalamnya.Bintang sendiri kini tampak merapatkan kedua tangannya membentuk mudra dan tubuh Bintang tiba-tiba saja mengeluarkan aura keemasan, bahkan aura keemasan itu menjalar kerambutnya. Simbol bulan ditangan kanan, matahari di tangan kiri terlihat bersinar cukup terang untuk sesaat. Kedua mata Bintang tampak tertutup dan begitu terbuka, kedua bola mata Bintang terlihat sudah berubah menjadi keemasan. Inilah wujud Cermin Agung Matahari Rembulannya yang sudah mencapai tahap sempurna. Perlahan Rambut emas Bintang tampak berdiri dan bersinar terang, kedua tangan Bintang yang masih merapat didepan dad
Bintang yang melihat kekuatan puncak yang telah dikerahkan oleh Datuk Malenggang Dilangit, segera ikut menghimpun tenaganya. Uap tipis putih terlhat keluar dari tubuh Bintang, uap putih yang mengeluarkan hawa dingin yang sangat menyengat.Dari uap tipis itu, terlihat membentuk sebuah bayangan diatas kepala Bintang, bayangan seekor naga berwarna putih tercipta.“Ledakan besar, khhaaaa!”Tiba-tiba saja sosok Datuk Malenggang Dilangit yang sudah diselimuti magma lahar panas langsung berlari kearah Bintang.Buumm! Buumm! Buumm! Buumm!Di setiap langkah Datuk Malenggang Dilangit terdengar suara ledakan-ledakan akibat tapak magma panas Datuk Malenggang Dilangit yang menjejak tanah, bagaikan seekor banteng ganas, sosok Datuk Malenggang Dilangit yang sudah berubah menjadi monster magma lahar terus berlari kearah Bintang. Beberapa tombak dihadapan Bintang, monster magma Datuk Malenggang Dilangit melompat dan ;Wuussshhh!M
Dhuarr! Dhuarr! Dhuarr! Dhuarr!Ledakan-ledakan dahsyat dan beruntun terjadi diudara hingga terasa menggetarkan alam. Tinju-tinju magma bertemu dengan taburan Bintang-bintang putih kecil yang terang milik Bintang.Dhuarr! Dhuarr! Dhuarr! Dhuarr!Baik Bintang maupun Datuk Malenggang Dilangit terus melepaskan serangan dahsyatnya, hingga ledakan demi ledakan terus terjadi membahana ditempat itu, dalam sekejap saja, pohon-pohon yang ada dipulau itu langsung berterbangan dan bertumbangan entah kemana, tempat itu langsung luluh lantah dibuat oleh ledakan dahsyat oleh serangan Bintang dan Datuk Malenggang Dilangit.Saat Bintang berhasil turun kebawah, pulau itu sudah terbakar setengahnya akibat ledakan yang tadi terjadi, wajah Bintang kembali berubah saat melihat Datuk Malenggang Dilangit terlihat menghimpun tenaganya, magma lahar panas terlihat berkumpul ditelapak tangan Datuk Malenggang Dilangit.Bintang yang melihat hal itu segera ikut mengumpulkan haw
SEBUAH pulau kosong tak berpenghuni dipilih oleh Bintang untuk menjadi tempat pertarungannya dengan Datuk Malenggang Dilangit. Kini kedua-duanya sudah saling berdiri berhadapan, Bintang kini sudah kembali ke sosoknya semula, demikian pula Datuk Malenggang Dilangit yang kini sudah berdiri diatas tanah tempatnya berpijak. Kedua-duanya saling berhadapan dengan tatapan tajam.Wweerrrr..!Tanpa banyak bicara, sosok Datuk Malenggang Dilangit tiba-tiba saja mengeluarkan magma lahar panas dari sekujur tubuhnya, terutama dibagian kedua tangan, kedua kaki dan kepala. Sedangkan sebagian besar tubuhnya belum berubah menjadi magma lahar panas.Bintang yang melihat hal itupun tak tinggal diam, dan ;Blesshhhh...!Tiba-tiba saja tubuh Bintang telah diliputi energi putih keperakan, rambut Bintangpun telah berubah menjadi berwarna putih keperakan dengan balur-balur keemasan yang mengeluarkan hawa dingin. Rupanya Bintang langsung menggunakan wujud Pangeran Bulan
Wuusshhh!Tombak melesat dengan sangat cepat dan kuat kearah Datuk Malenggang Dilangit.Blepp!Kembali tombak yang dilemparkan oleh Sutan Rajo Alam hangus terbakar begitu menyentuh sosok Datuk Malenggang Dilangit.“Cepat ungsikan paduka rajo” teriak Datuk Rajo Dilangit memperingatkan para pejabat istana yang berdiri bersama Paduka Ananggawarman.“Tidak, aku takkan lari!” ucap Paduka Ananggawarman dengan keras hati hingga membuat Datuk Rajo Dilangit dan Sutan Rajo Alam hanya menarik nafas panjang melihat kekerasan hati Paduka Ananggawarman.Sementara itu magma lahar panas terus semakin banyak menjalar menutupi halaman istana Nagari Batuah.Datuk Rajo Dilangit dan Sutan Rajo Alam terlihat tengah memikirkan rencana untuk mengatasi hal itu, waktu yang sempat dan mendesak membuat keduanya sedikit khawatir dengan keadaan yang terjadi, hingga ;“Datuak Malenggang Di
Istana Nagari Batuah terlihat begitu sibuk dengan segala macam aktivitasnya, karena hari ini adalah janji yang ditetapkan oleh Datuak Malenggang Dilangit terhadap wilayah Nagari Batuah, dengan dipimpin oleh Datuk Rajo Dilangit, Paduka Ananggawarman berniat untuk melawan Datuk Malenggang Dilangit dengan segenap kekuatan istana Nagari Batuah, para hulubalang, panglima dan pejabat istana Nagari Batuahpun memberikan tanda kesiapan mereka berjuang hidup atau mati demi mempertahankan kedaulatan istana Nagari Batuah.Datuk Rajo Dilangit dipercaya oleh Paduka Ananggawarman untuk memimpin seluruh pasukan yang ada di istana Nagari Batuah dan Datuk Rajo Dilangit menerimanya untuk menjalankan taktik yang akan digunakan untuk melawan amukan Datuk Malenggang Dilangit. Seluruh masyarakat kotaraja Nagari Batuah sudah diungsikan demi keselamatan mereka. Paduka Ananggawarman menolak untuk ikut me
Pagi itu di Istana Bunian, panglima Kitty yang tiba-tiba saja datang menghadap, disaat Bintang dan Ratu Bunian tengah bercengkrama mesra berdua. “Sembah hormat hamba paduka, ratu” ucap panglima Kitty berlutut dihadapan keduanya. Ratu Bunian terlihat mengangkat tangannya sebagai tanda menerima hormat panglima Kitty. “Ada apa Kitty?” “Ampun ratu, Datuak Malenggang Dilangit sudah muncul kembali” ucap Kitty lagi hingga membuat wajah Ratu Bunian berubah pucat. Bintang yang ada didekatnya mulai tertarik mendengarnya. “Untung saja kita cepat memindahkan Negeri Bunian jauh dari gunung marapi. Kalau tidak, Datuak Malenggang Dilangit pasti sudah datang kemari” ucap Ratu Bunian lagi. Panglima Kitty terlihat mengangguk-anggukkan kepalanya. “Dimana Datuak Malenggang Dilangit muncul Kitty?” tanya Bintang cepat hingga membuat Ratu Bunian dan panglima Kitty memandang kearah Bintang. “Ampun paduka, Datuak Malenggang Dilangit mengacau di istana Nagari Batuah” “Istana Nagari Batuah?!” ulang Bintan
“Maafkan kelancangan ambo datuak” ucap Datuk Rajo Dilangit lagi. Entah apa maksud Datuk Rajo Dilangit yang tiba-tiba saja berjongkok. Perlahan sosok Datuk Rajo Dilangit mulai berubah menjadi seekor harimau loreng yang sangat besar, 2x ukuran harimau dewasa, sama besarnya dengan harimau putih jelmaan Datuk Malenggang Dilangit.Grraaauuummm!Grraaauuummm!Dua harimau besar ini saling mengaum dengan dahsyat, begitu dahsyatnya banyak para prajurit yang ada ditempat itu jatuh terduduk karena lemas lututnya.Grraaauuummm!Grraaauuummm!Kembali kedua harimau besar ini saling mengaum, tapi kali ini disertai dengan sama-sama saling menerkam kedepan.Kembali terjadi dua pertarungan raja rimba yang sama-sama berwujud besar. Saling terkam, saling cakar dan saling gigit, dilakukan oleh kedua harimau berbeda warna ini. Kali ini harimau belang jelmaan Datuk Rajo Dilangit mampu memberikan perlawanan sen
Sekarang Datuk Malenggang Dilangit telah dikeroyok oleh dua pengguna harimau dan macan kumbang, tapi bukannya terdesak, Datuk Malenggang Dilangit justru tertawa-tawa senang melayani serangan keduanya.“Hahaha.. sudah lama aku tidak bertarung sesenang ini” ucap Datuk Malenggang Dilangit lagi.Sebenarnya jurus-jurus harimau putih milik Datuk Malenggang Dilangit tidaklah jauh berada diatas jurus harimau singgalang milik Wijaya dan jurus macan kumbang milik Panglima Kumbang, hanya saja perbedaan kekuatan dan pengalaman yang membuat Datuk Malenggang Dilangit lebih unggul.Memasuki jurus ke 88, Wijaya dan Panglima Kumbang terlihat sama-sama melompat mundur kebelakang.Graaauumm!Ggrraaamm!Tiba-tiba saja Wijaya dan Panglima Kumbang terdengar mengaum. Sosok Wijaya sendiri yang sudah berjongkok merangkak tiba-tiba saja berubah wujud menjadi seekor harimau belang kuning dewasa, sedangkan sosok Panglima Kumbang y
Wusshhh!Seperti melempar karung saja, Datuk Malenggang Dilangit dengan ringannya melemparkan sosok Rajo mudo Basa kehadapan Paduka Ananggawarman.Tapp!Sesosok tubuh tampak langsung bergerak didepan Paduka Ananggawarman dan langsung menangkap tubuh Rajo mudo Basa yang dilemparkan oleh Datuk Malenggang Dilangit. Rupanya dia adalah Panglima Kumbang.“Rajo mudo, anakku” ucap Panglima Kumbang dengan wajah berubah yang melihat keadaan Rajo mudo Basa yang babak belur. Panglima Kumbang dengan cepat memeriksa keadaan putranya tersebut. Walaupun babak belur, Panglima Kumbang masih dapat merasakan tanda-tanda kehidupan ditubuh Rajo mudo Basa walaupun sangat lemah sekali. Panglima Kumbang segera memerintahkan beberapa prajurit untuk membawa sosok Rajo mudo Basa.“Apa yang datuak lakukan pada putra hamba?” tanya Panglima Kumbang lagi. Nada suara Panglima Kumbang sedikit meninggi.“Putramu, siapa kau?&rdqu