FAJAR baru saja datang. Disuatu pulau terpencil, terlihat sosok Bintang dan Sennokage masih berdiri bugar, padahal keduanya baru saja bertempur sehari semalam. Bintang sendiri yang melihat sosok Sennokage masih segar bugar tidak terlalu heran, karena Bintang dapat melihat bagaimana Sennokage mampu menyedot kekuatan alam yang ada disektiarnya. Sementara bagi Sennokage sendiri, melihat sosok lawannyapun masih segar bugar agak sedikit heran melihat kenyataan yang ada dihadapannya.
Entah sudah berapa keduanya berdiri berhadapan, sementara angin mulai berhembus kencang ditempat itu, mengibarkan pakaian yang dikenakan oleh Bintang dan Sennokage.
Perlahan terlihat Sennokage mengangkat kedua tangannya keatas. Ditempatnya Bintang masih berdiri dengan tenang.
“Ggrrr..” tiba-tiba saja tempat itu bergetar dengan hebat, kedua mata Bintang membesar saat melihat puluhan pohon dan bebatuan yang ada ditempat itu terlihat terangkat ke atas, semakin lama semakin banyak
“Graaauuummm!” King mengaum dahsyat, auamannya sampai membuat gelombang badai angin yang cukup dahsyat hingga menerbangkan apa saja yang ada dihadapannya. Bintang sendiri cukup mampu bertahan dari sapuan gelombang badai yang keluar dari auman King.“Weesshhh!” tiba-tiba saja sosok King sudah melesat dengan sangat cepat menerkam kearah Bintang. Walaupun sosoknya besar dan perkasa, tidak membuat gerakan King lamban, justru kecepatannya mengagumkan, menyambar kearah Bintang dengan garangnya. Kuku-kuku King yang tajam dan sangat besar terlihat siap mengoyak-ngoyak tubuh Bintang, dari besarnya ukuran kuku-kuku jari King, bahkan sebuah gunungpun mungkin akan hancur bila terkena cakaran King.“Serrrr...” Bintang bergerak cepat menghindari terkaman King. Tapi King sendiri begitu terkamannya lolos, langsung berbalik dan kembali memburu sosok Bintang, kemanapun tubuh Bintang bergerak, King dengan cepat memburunya.“Wesshhh! wesshh
“Zzzgggghhhhhhh!” kedua serangan dahsyat itupun bertemu ditengah-tengah. Terlihat untuk sesaat bijuu dama dan pusaran chakra bulan rasenshuriken milik Bintang saling mengadu kekuatan. pusaran chakra bulan rasenshuriken bintang sendiri tampak secara perlahan membesar hingga menyamai besarnya bijuu dama milik Sennokage.“Bbbblllleeeegggaaarrrrr!”Langit terasa pecah, bumi terasa bergoncang dengan hebat saat ledakan dahsyat itu terjadi, pulau tanpa penghuni itupun terlihat terbelah menjadi dua. Kepulan asap membumbung tinggi hingga terlihat dari ratusan kilometer jauhnya.“Wuussshhh!”Di tempatnya, Sennokage terlihat sangat terkejut saat dari balik asap, tiba-tiba pusaran chakra matahari rasenshuriken tengah menuju kearahnya, rupanya kesempatan setelah terdampak ledakan, dimanfaatkan Bintang untuk melepaskan pusaran chakra matahari rasenshurikennya kearah Sennokage dan King.“Shinra Tense
“Plassshhh! plassshhh!” perhatian Sennokage kembali terarah kelawannya, wajahnya berubah.Di tangan kanan dan kiri Bintang tampak dua buah bola energi muncul. Di tangan kiri bola energi yang berwarna merah dengan kilatan-kilatan petir didalamnya. Di tangan kanan bola energi berwarna biru dengan kilatan-kilatan petir didalamnya.Inilah pukulan Matahari Terik Rembulan Dingin milik Bintang, salah satu pukulan dahsyat dari Cermin Agung Matahari Rembulan, tapi kedua bola energi yang ada di tangan Bintang tak bisa dibandingkan dengan bola energi merah bijuu dama milik Sennokage yang ukurannya sangat besar.Bintang sendiri secara perlahan terlihat mengangkat kedua tangannya yang sudah ada dua bola energi berbeda warna, kedua mata Sennokage dibalik topeng Asuranya tampak menyipit melihat apa yang dilakukan oleh Bintang, Bintang tampak menyatukan kedua bola energi dahsyat yang ada di tangannya, secara perlahan kedua bola energi itu
“Aaaaaakkkhhhhhhh....!”“Graaauummmm....!”Jeritan keras Sennokage dan King terdengar, tiba-tiba saja bola keemasan cahaya warna warni yang tadi ada disegitiga tangan Bintang, tiba-tiba saja sudah menghantam dada Sennokage dan sosok King.“Plassshhh....”. kejadian yang sangat cepat sekali, sosok King singa perkasa tiba-tiba saja menghilang, seiring itu pula bijuu dama hitamnya ikut menghilang.“Plassshhh! dhuarrrrr!” berbeda dengan Sennokage, bola keemasan cahaya warna warni yang menghantam dadanya langsung membuat bijuu dama merah miliknya meledak tepat di tangan Sennokage. Ledakan dahsyat itu dengan telak menghantam sosok Sennokage sendiri.Ledakan dahsyat itu juga menimbulkan asap tebal yang menutupi langit. “Wusshhh!” segelombang angin dahsyat terlihat langsung menyapu sirna asap yang ada ditempat itu. Dan kini terlihatlah sosok Sennokage yang masih
Kita kembali ke istana utara. Fajar baru saja menyingsing saat Jenderal Miyamoto Kojiro telah memerintahkan semua prajurit dan masyarakat untuk bekerja sama bahu membahu membersihkan puing-puing kotaraja yang hancur berantakan akibat serangan Klan Asura beberapa waktu yang lalu. Jenderal Miyamoto Kojiro juga memerintahkan ribuan prajuritnya untuk membangun tenda-tenda penampungan dan camp-camp bagi prajurit untuk sementara. Keadaan wilayah kotaraja istana utara benar-benar hancur rata dengan tanah.Jenderal Miyamoto Kojiro juga hari ini memerintahkan untuk berkumpul kepada semua orang-orang penting di istana utara, baik itu pejabat, perwira, panglima dan sekutu-sekutu istana utara.“Bagaimana laporan jumlah korban Hyuga?” tanya Jenderal Miyamoto Kojiro.“Prajurit kita yang tewas hampir mencapai 1.500 orang ayah, korban dari masyarakat awam hampir mencapai 800 orang, yang terluka sampai saat ini sudah mencapai 3.000 orang lebih” ucap
Matahari baru saja terbit di ufuk timur saat seorang wanita cantik jelita tampak berdiri diatas benteng sebuah bangunan yang mirip istana, tapi bangunan tersebut tampak hancur berantakan disana sini. Wanita cantik yang berdiri diatas benteng tampak terus menatap kearah timur, seperti tengah menanti sesuatu. Bila kita menilik lebih dekat, wanita cantik jelita ini tak lain adalah Putri Zhang adanya.“Serrr..” sebuah bayangan kini sudah berdiri disebelahnya.“Kenapa tidak ikut pertemuan didalam Zhang?” ucap sosok yang baru saja muncul tersebut, tapi Zhang tetap diam. “Sudah dua hari kau menunggu kedatangannya Zhang, lebih baik kau beristirahat..” ucap sosok itu lagi lagi.Zhang hanya tersenyum tipis tanpa berpaling.“Bagaimana kabar saudara-saudara seperguruan kak Ryuki?” tanya Zhang tanpa berpaling, rupanya sosok Ryuki yang kini ada disebelahnya.“Semua baik-baik saja” ucap Ryuki singkat.
TUBUH Putri Zhang terlihat bergetar. Mulutnya seakan terkunci, wajahnya terlihat pucat menatap kearah depan. Bahkan tanpa sadar kedua kaki Putri Zhang terlihat melangkah mundur. Beberapa langkah dihadapannya tampak berdiri seorang pemuda gagah berparas tampan yang tampak tersenyum kearahnya.“K-kak Bintang!” ucap Putri Zhang dengan suara tercekat, Putri Zhang terlihat berpaling memandang kearah Ryuki yang saat itu hanya diam saja didekatnya. Putri Zhang kembali memalingkan pandangannya kearah Bintang, tapi kembali kedua mata Putri Zhang membesar saat tak melihat lagi sosok Bintang dihadapannya.Putri Zhang terlihat langsung memalingkan pandangannya kebelakang kearah istana. Terlihat sosok Bintang sudah berjalan menuju istana. Jauh didepannya.“Zhang..” terdengar suara lembut Ryuki disebelahnya.“Pergi.. Jangan dekati aku lagi” ucap Putri Zhang tiba-tiba marah dengan kedua mata melotot kearahnya.Sementara itu Bin
Dari istana utara, kita melompat ke istana selatan.Jenderal Sasaki Mushahi tiba-tiba saja mengumpulkan semua pejabat dan petinggi kerajaan. Tak perlu menunggu lama untuk mengumpulkan semuanya di aula pertemuan.“Ada apa jenderal mengumpulkan kami semua disini?” tanya seorang pejabat istana selatan.“Ada kabar yang sangat mengejutkan” ucap Jenderal Sasaki Mushahi.“Kabar apa itu jenderal?”“Ketua Klan Asura telah menyerang wilayah utara” ucap Jenderal Sasaki Mushahi lagi hingga mengejutkan semua yang ada ditempat itu. “Souji, ceritakan!” sambung Jenderal Sasaki Mushahi.“Telik sandi hamba telah menyampaikan berita yang sangat terpercaya, kotaraja utara saat ini sudah rata dengan tanah karena diamuk ketua Klan Asura.... ribuan orang tewas dan terluka” ucap Souji lagi hingga semakin mengejutkan orang-orang yang ada ditempat itu.“Tapi ketua Klan Asura juga kab
Bintang yang melihat kekuatan puncak yang telah dikerahkan oleh Datuk Malenggang Dilangit, segera ikut menghimpun tenaganya. Uap tipis putih terlhat keluar dari tubuh Bintang, uap putih yang mengeluarkan hawa dingin yang sangat menyengat.Dari uap tipis itu, terlihat membentuk sebuah bayangan diatas kepala Bintang, bayangan seekor naga berwarna putih tercipta.“Ledakan besar, khhaaaa!”Tiba-tiba saja sosok Datuk Malenggang Dilangit yang sudah diselimuti magma lahar panas langsung berlari kearah Bintang.Buumm! Buumm! Buumm! Buumm!Di setiap langkah Datuk Malenggang Dilangit terdengar suara ledakan-ledakan akibat tapak magma panas Datuk Malenggang Dilangit yang menjejak tanah, bagaikan seekor banteng ganas, sosok Datuk Malenggang Dilangit yang sudah berubah menjadi monster magma lahar terus berlari kearah Bintang. Beberapa tombak dihadapan Bintang, monster magma Datuk Malenggang Dilangit melompat dan ;Wuussshhh!M
Dhuarr! Dhuarr! Dhuarr! Dhuarr!Ledakan-ledakan dahsyat dan beruntun terjadi diudara hingga terasa menggetarkan alam. Tinju-tinju magma bertemu dengan taburan Bintang-bintang putih kecil yang terang milik Bintang.Dhuarr! Dhuarr! Dhuarr! Dhuarr!Baik Bintang maupun Datuk Malenggang Dilangit terus melepaskan serangan dahsyatnya, hingga ledakan demi ledakan terus terjadi membahana ditempat itu, dalam sekejap saja, pohon-pohon yang ada dipulau itu langsung berterbangan dan bertumbangan entah kemana, tempat itu langsung luluh lantah dibuat oleh ledakan dahsyat oleh serangan Bintang dan Datuk Malenggang Dilangit.Saat Bintang berhasil turun kebawah, pulau itu sudah terbakar setengahnya akibat ledakan yang tadi terjadi, wajah Bintang kembali berubah saat melihat Datuk Malenggang Dilangit terlihat menghimpun tenaganya, magma lahar panas terlihat berkumpul ditelapak tangan Datuk Malenggang Dilangit.Bintang yang melihat hal itu segera ikut mengumpulkan haw
SEBUAH pulau kosong tak berpenghuni dipilih oleh Bintang untuk menjadi tempat pertarungannya dengan Datuk Malenggang Dilangit. Kini kedua-duanya sudah saling berdiri berhadapan, Bintang kini sudah kembali ke sosoknya semula, demikian pula Datuk Malenggang Dilangit yang kini sudah berdiri diatas tanah tempatnya berpijak. Kedua-duanya saling berhadapan dengan tatapan tajam.Wweerrrr..!Tanpa banyak bicara, sosok Datuk Malenggang Dilangit tiba-tiba saja mengeluarkan magma lahar panas dari sekujur tubuhnya, terutama dibagian kedua tangan, kedua kaki dan kepala. Sedangkan sebagian besar tubuhnya belum berubah menjadi magma lahar panas.Bintang yang melihat hal itupun tak tinggal diam, dan ;Blesshhhh...!Tiba-tiba saja tubuh Bintang telah diliputi energi putih keperakan, rambut Bintangpun telah berubah menjadi berwarna putih keperakan dengan balur-balur keemasan yang mengeluarkan hawa dingin. Rupanya Bintang langsung menggunakan wujud Pangeran Bulan
Wuusshhh!Tombak melesat dengan sangat cepat dan kuat kearah Datuk Malenggang Dilangit.Blepp!Kembali tombak yang dilemparkan oleh Sutan Rajo Alam hangus terbakar begitu menyentuh sosok Datuk Malenggang Dilangit.“Cepat ungsikan paduka rajo” teriak Datuk Rajo Dilangit memperingatkan para pejabat istana yang berdiri bersama Paduka Ananggawarman.“Tidak, aku takkan lari!” ucap Paduka Ananggawarman dengan keras hati hingga membuat Datuk Rajo Dilangit dan Sutan Rajo Alam hanya menarik nafas panjang melihat kekerasan hati Paduka Ananggawarman.Sementara itu magma lahar panas terus semakin banyak menjalar menutupi halaman istana Nagari Batuah.Datuk Rajo Dilangit dan Sutan Rajo Alam terlihat tengah memikirkan rencana untuk mengatasi hal itu, waktu yang sempat dan mendesak membuat keduanya sedikit khawatir dengan keadaan yang terjadi, hingga ;“Datuak Malenggang Di
Istana Nagari Batuah terlihat begitu sibuk dengan segala macam aktivitasnya, karena hari ini adalah janji yang ditetapkan oleh Datuak Malenggang Dilangit terhadap wilayah Nagari Batuah, dengan dipimpin oleh Datuk Rajo Dilangit, Paduka Ananggawarman berniat untuk melawan Datuk Malenggang Dilangit dengan segenap kekuatan istana Nagari Batuah, para hulubalang, panglima dan pejabat istana Nagari Batuahpun memberikan tanda kesiapan mereka berjuang hidup atau mati demi mempertahankan kedaulatan istana Nagari Batuah.Datuk Rajo Dilangit dipercaya oleh Paduka Ananggawarman untuk memimpin seluruh pasukan yang ada di istana Nagari Batuah dan Datuk Rajo Dilangit menerimanya untuk menjalankan taktik yang akan digunakan untuk melawan amukan Datuk Malenggang Dilangit. Seluruh masyarakat kotaraja Nagari Batuah sudah diungsikan demi keselamatan mereka. Paduka Ananggawarman menolak untuk ikut me
Pagi itu di Istana Bunian, panglima Kitty yang tiba-tiba saja datang menghadap, disaat Bintang dan Ratu Bunian tengah bercengkrama mesra berdua. “Sembah hormat hamba paduka, ratu” ucap panglima Kitty berlutut dihadapan keduanya. Ratu Bunian terlihat mengangkat tangannya sebagai tanda menerima hormat panglima Kitty. “Ada apa Kitty?” “Ampun ratu, Datuak Malenggang Dilangit sudah muncul kembali” ucap Kitty lagi hingga membuat wajah Ratu Bunian berubah pucat. Bintang yang ada didekatnya mulai tertarik mendengarnya. “Untung saja kita cepat memindahkan Negeri Bunian jauh dari gunung marapi. Kalau tidak, Datuak Malenggang Dilangit pasti sudah datang kemari” ucap Ratu Bunian lagi. Panglima Kitty terlihat mengangguk-anggukkan kepalanya. “Dimana Datuak Malenggang Dilangit muncul Kitty?” tanya Bintang cepat hingga membuat Ratu Bunian dan panglima Kitty memandang kearah Bintang. “Ampun paduka, Datuak Malenggang Dilangit mengacau di istana Nagari Batuah” “Istana Nagari Batuah?!” ulang Bintan
“Maafkan kelancangan ambo datuak” ucap Datuk Rajo Dilangit lagi. Entah apa maksud Datuk Rajo Dilangit yang tiba-tiba saja berjongkok. Perlahan sosok Datuk Rajo Dilangit mulai berubah menjadi seekor harimau loreng yang sangat besar, 2x ukuran harimau dewasa, sama besarnya dengan harimau putih jelmaan Datuk Malenggang Dilangit.Grraaauuummm!Grraaauuummm!Dua harimau besar ini saling mengaum dengan dahsyat, begitu dahsyatnya banyak para prajurit yang ada ditempat itu jatuh terduduk karena lemas lututnya.Grraaauuummm!Grraaauuummm!Kembali kedua harimau besar ini saling mengaum, tapi kali ini disertai dengan sama-sama saling menerkam kedepan.Kembali terjadi dua pertarungan raja rimba yang sama-sama berwujud besar. Saling terkam, saling cakar dan saling gigit, dilakukan oleh kedua harimau berbeda warna ini. Kali ini harimau belang jelmaan Datuk Rajo Dilangit mampu memberikan perlawanan sen
Sekarang Datuk Malenggang Dilangit telah dikeroyok oleh dua pengguna harimau dan macan kumbang, tapi bukannya terdesak, Datuk Malenggang Dilangit justru tertawa-tawa senang melayani serangan keduanya.“Hahaha.. sudah lama aku tidak bertarung sesenang ini” ucap Datuk Malenggang Dilangit lagi.Sebenarnya jurus-jurus harimau putih milik Datuk Malenggang Dilangit tidaklah jauh berada diatas jurus harimau singgalang milik Wijaya dan jurus macan kumbang milik Panglima Kumbang, hanya saja perbedaan kekuatan dan pengalaman yang membuat Datuk Malenggang Dilangit lebih unggul.Memasuki jurus ke 88, Wijaya dan Panglima Kumbang terlihat sama-sama melompat mundur kebelakang.Graaauumm!Ggrraaamm!Tiba-tiba saja Wijaya dan Panglima Kumbang terdengar mengaum. Sosok Wijaya sendiri yang sudah berjongkok merangkak tiba-tiba saja berubah wujud menjadi seekor harimau belang kuning dewasa, sedangkan sosok Panglima Kumbang y
Wusshhh!Seperti melempar karung saja, Datuk Malenggang Dilangit dengan ringannya melemparkan sosok Rajo mudo Basa kehadapan Paduka Ananggawarman.Tapp!Sesosok tubuh tampak langsung bergerak didepan Paduka Ananggawarman dan langsung menangkap tubuh Rajo mudo Basa yang dilemparkan oleh Datuk Malenggang Dilangit. Rupanya dia adalah Panglima Kumbang.“Rajo mudo, anakku” ucap Panglima Kumbang dengan wajah berubah yang melihat keadaan Rajo mudo Basa yang babak belur. Panglima Kumbang dengan cepat memeriksa keadaan putranya tersebut. Walaupun babak belur, Panglima Kumbang masih dapat merasakan tanda-tanda kehidupan ditubuh Rajo mudo Basa walaupun sangat lemah sekali. Panglima Kumbang segera memerintahkan beberapa prajurit untuk membawa sosok Rajo mudo Basa.“Apa yang datuak lakukan pada putra hamba?” tanya Panglima Kumbang lagi. Nada suara Panglima Kumbang sedikit meninggi.“Putramu, siapa kau?&rdqu