“Srrreeeeggg” Kougeki mencabut lepas ketiga samurai yang ada ditubuhnya. Dua samurai dipegang dengan dua tangan kanan dan kiri, sedangkan satu samurai lagi tampak diletakkannya didalam mulut dan dicengkram dengan giginya.
“Zzgggghhh...zzzgghh” tiba-tiba saja kedua samurai yang ada dikedua tangan Kougeki mengeluarkan percikan kilat.
“Serrrr...” tanpa banyak basa basi, Kougeki melesat kearah Bintang dengan sangat cepat, Kougeki memadukan kecepatan gerak dan kemampuannya menghentikan waktu untuk menyerang Bintang, sehingga sosok Kougeki terlihat menghilang dan secara tiba-tiba muncul dihadapan Bintang.
Kalau biasanya Kougeki sangat mudah untuk mengalahkan lawannya, sangat jarang sekali Kougeki menggunakan teknik samurai yang dia miliki untuk mengalahkan lawannya, tapi kali ini Kougeki bertemu lawan yang sepadan sehingga terpaksa harus menggunakan ketiga pedang samurainya, tapi sayang yang dihadapi oleh Kougeki saat ini adalah Bin
Bahkan si ninja wanita sampai terpana melihat hal itu, ada pancaran aneh yang keluar dari jurus pedang yang akan digunakan oleh Bintang, hal ini pula yang membuat Kougeki juga bergidik melihatnya, tapi Kougeki meyakinkan hatinya, jurus Kiki Kyutoryu Asura belum tertandingi sampai saat ini.“Kiki Kyutoryu Asura, heaaa!”“Serrrr...” sosok Kougeki melesat kedepan dengan jurus mautnya.“Hyaatt! Serrr..” sosok Bintang ikut melesat kedepan dengan cepatnya, mengerahkan salah satu dari 4 jurus dahsyat ilmu pedang yang pernah diajarkan oleh Raja Pedang padanya.Gerakan Bintang dan Kougeki benar-benar sangat cepat luar biasa, hingga saat keduanya saling bertemu ditengah dan saling melewati tubuh masing-masing. Baik sosok Kougeki maupun Bintang sama-sama terdiam ditempatnya, ini seperti duel dua samurai hidup dan mati dalam satu jurus pamungkas, juga seperti duel koboi dalam adu tembak ditempat hidup dan mati. Sa
Malam datang. Saat Bintang dan ninja wanita yang bersamanya memutuskan untuk bermalam disebuah goa kecil yang ada dilereng sebuah bukit.“Nona...nona” sebuah suara lembut menyadarkan si ninja wanita yang seperti baru terbangun dari sadarnya.“Ughh” terdengar erangan lembut dari balik kain hitam yang menutupi sebagian wajah si ninja wanita, menandakan kalau dia sudah mulai sadar dari keadaannya.Perlahan si ninja wanita ini tampak membuka kedua matanya, yang pertama dilihatnya adalah nyala terang dari sebuah api unggun yang menyala hangat didalam goa kecil itu. Diseberangnya tampak seorang pemuda tampan yang tak lain adalah Bintang yang tampak masih sibuk membolak balik ayam panggang yang ada diatas api unggun.Si ninja wanita mencoba mengingat kembali apa yang sebenarnya terjadi, dan dia hanya mengingat saat baru tiba dipintu goa, tiba-tiba saja pemuda yang menolongnya menotok dirinya hingga membuat dirinya tak sadarkan diri. Mengi
FAJAR baru saja menyingsing, saat sinar mentari sudah menerangi alam. “Ughh” terdengar erangan lembut keluar dari bibir indah merekah nona Zhang yang baru saja terbangun dari tidurnya. Nona Zhang seakan baru menyadari kalau saat ini dirinya berselimutkan jubah yang dikenalinya sebagai jubah Bintang. Nona Zhang bangkit dari rebahannya dan memperhatikan keadaan sekitarnya, tidak ada ditemuinya Bintang ditempat itu.“Auuuuuugg!” tiba-tiba saja dari depan pintu goa terdengar suara lolongan srigala, dan entah kenapa tiba-tiba saja nona Zhang merasakan bulu kuduknya merinding.“Auuuuuugg!”“Auuuuuugg!”“Auuuuuugg!”Kejap berikutnya, suara lolongan srigala semakin banyak, nona Zhang merasakan sesuatu yang tidak beres, segera bangkit dan meraih samurainya lalu berjalan kearah luar goa.Betapa terkejutnya nona Zhang, saat sudah diluar, 8 ekor srigala telah mengepung tempat itu, ukurannyapun
“Ugghhh” nona Zhang terbangun saat merasakan hawa panas menerpa wajahnya, saat matanya terbuka rupanya sinar mentari yang tengah menerpa wajahnya, hal ini membuat nona Zhang kembali memejamkan matanya dan mencoba mengingat kembali apa yang telah dialaminya, dan saat mengingat semuanya, nona Zhang tiba-tiba saja membuka kedua matanya dan bangkit dari rebahannya, nona Zhang terlihat dengan cepat memeriksa dadanya, terlihat pakaian dibagian dadanya sobek bekas cakaran, tapi luka bekas cakaran telah lenyap, nona Zhang baru tersadar kalau saat ini tubuhnya sedang mengenakan jubah biru yang sangat dikenalinya, milik pemuda penolongnya. Tuan Bintang.“Lagi-lagi lukaku sembuh dan lenyap seperti sebelumnya” batin nona Zhang lagi memikirkan hal itu, saat teringkat kalau luka yang terakhir dialaminya adalah dibagian dadanya, tiba-tiba saja wajah nona Zhang berubah merah, dapat dipastikan kalau orang yang menolongnya telah melihat dadanya. Hal ini membuat nona Zha
“Nona Zhang” tiba-tiba saja terdengar suara lembut Bintang yang duduk didepan. Hal ini cukup menyadarkan nona Zhang dari lamunannya. Sejauh ini, nona Zhang masih mampu duduk dibelakang punggung kuda tanpa harus memegang pinggang Bintang. Nona Zhang termasuk orang yang lihai dalam mengendarai kuda hingga mampu mengendalikan duduknya dengan sempurna.“I-iya tuan Bintang, ada apa?” ucap nona Zhang gugup“Apakah jauh aliran Loucha itu berada?”“Jika berjalan kaki mungkin membutuhkan waktu 3 hari 3 malam tuan Bintang, tapi dengan mengendarai kuda secepat ini, mungkin bisa lebih cepat” ucap nona Zhang lagi hingga membuat Bintang mengangguk.“Aliran Loucha berada di wilayah istana selatan, aku harus membawa tuan Bintang memutari daerah selatan agar tidak bertemu dengan orang-orang istana selatan” batin Zhang Yuqi lagi.Perjalanan memutar inilah yang membuat panjang perjalanan mereka, tapi hal ini
“Nona, bolehkah hamba meminta tolong?” ucap Bintang tiba-tiba seraya mengambil sikap duduk bermeditasi.“Jika hamba bisa menolong, pasti akan hamba bantu tuan” ucap nona Zhang lagi ikut jongkok didekat Bintang.“Tolong jagakan tubuh hamba nona Zhang, hamba akan mengirimkan jiwa hamba untuk masuk kedalam benteng itu!” ucap Bintang lagi hingga kontan langsung membuat wajah nona Zhang berubah.“Ji...jiwa tuan” ucap nona Zhang lagi, dan Bintang hanya mengangguk pasti.Tak lama, Bintang pun tenggelam dialam meditasinya. Cukup lama hingga membuat nona Zhang menjadi bingung sendiri, perlahan dicoba didekatinya sosok Bintang. Untuk meyakinkan dirinya, nona Zhang terlihat mendekatkan jari telunjuknya kebawah hidung Bintang, dan wajah nona Zhang berubah saat tak merasakan nafas Bintang. Nona Zhang mencoba memeriksa nadi ditangan Bintang, lagi-lagi tak ada detak nadi, kembali wajah nona Zhang berubah, dicoba didekatkan
SAAT fajar baru saja menyingsing, diatas bukit tempat Bintang dan nona Zhang berada, terlihat sosok Bintangmasih berada dalam keadaan meditasi Kelana Sukmanya. Nona Zhang sendiri tampak masih duduk termangu menatap kearah benteng aliran Loucha dikejauhan. Sesaat nona Zhang terlihat menoleh kearah timur, dimana sinar mentari mulai menyemburat menerangi alam.“Maaf telah membuat nona Zhang menunggu lama” tiba-tiba saja sebuah suara mengejutkan nona Zhang yang langsung berpaling.“Tuan Bintang” ucap nona Zhang tersenyum, Bintang sendiri kini mengambil duduk disebelah nona Zhang dan ikut menatap kearah benteng Loucha diujung pandangan.“Apakah urusan tuan sudah selesai?”“Ya”“Sekarang kemana lagi tujuan tuan?” tanya nona Zhang lagi seraya menatap kearah Bintang, hanya terlihat diam sejenak, dan ;“Hamba ingin ke selatan” ucap Bintang singkat, wajah nona Zhang terli
Sepeninuman teh, baru nona Zhang mendengar di kejauhan ada serombongan orang tengah menuju kearah mereka. Hal ini tentu saja membuat nona Zhang langsung mengalihkan pandangannya kearah Bintang dengan tatapan kagum. “Benar-benar hebat, tuan Bintang mampu mendengar sesuatu yang jaraknya sangat jauh sekalipun” batin nona Zhang lagi.Tak lama kemudian, rombongan yang ditunggupun tiba, Terlihat serombongan ninja berpakaian merah yang tengah mengawal ratusan orang tahanan yang dibawa dengan tangan diborgol. Dan wajah nona Zhang terlihat berubah melihat hal itu.“Apa kau mengenal mereka nona Zhang?” tanya Bintang lagi seraya terus memperhatikan rombongan tersebut.“Ya tuan, mereka berasal dari Klan Light Ninja, salah satu klan ninja terkuat yang ada dinegeri ini” ucap nona Zhang lagi.“Bagaimana nona Zhang bisa mengenali mereka?”“Tanda lempengan besi yang ada di kepala mereka, itu adalah Klan Light Ni
Bintang yang melihat kekuatan puncak yang telah dikerahkan oleh Datuk Malenggang Dilangit, segera ikut menghimpun tenaganya. Uap tipis putih terlhat keluar dari tubuh Bintang, uap putih yang mengeluarkan hawa dingin yang sangat menyengat.Dari uap tipis itu, terlihat membentuk sebuah bayangan diatas kepala Bintang, bayangan seekor naga berwarna putih tercipta.“Ledakan besar, khhaaaa!”Tiba-tiba saja sosok Datuk Malenggang Dilangit yang sudah diselimuti magma lahar panas langsung berlari kearah Bintang.Buumm! Buumm! Buumm! Buumm!Di setiap langkah Datuk Malenggang Dilangit terdengar suara ledakan-ledakan akibat tapak magma panas Datuk Malenggang Dilangit yang menjejak tanah, bagaikan seekor banteng ganas, sosok Datuk Malenggang Dilangit yang sudah berubah menjadi monster magma lahar terus berlari kearah Bintang. Beberapa tombak dihadapan Bintang, monster magma Datuk Malenggang Dilangit melompat dan ;Wuussshhh!M
Dhuarr! Dhuarr! Dhuarr! Dhuarr!Ledakan-ledakan dahsyat dan beruntun terjadi diudara hingga terasa menggetarkan alam. Tinju-tinju magma bertemu dengan taburan Bintang-bintang putih kecil yang terang milik Bintang.Dhuarr! Dhuarr! Dhuarr! Dhuarr!Baik Bintang maupun Datuk Malenggang Dilangit terus melepaskan serangan dahsyatnya, hingga ledakan demi ledakan terus terjadi membahana ditempat itu, dalam sekejap saja, pohon-pohon yang ada dipulau itu langsung berterbangan dan bertumbangan entah kemana, tempat itu langsung luluh lantah dibuat oleh ledakan dahsyat oleh serangan Bintang dan Datuk Malenggang Dilangit.Saat Bintang berhasil turun kebawah, pulau itu sudah terbakar setengahnya akibat ledakan yang tadi terjadi, wajah Bintang kembali berubah saat melihat Datuk Malenggang Dilangit terlihat menghimpun tenaganya, magma lahar panas terlihat berkumpul ditelapak tangan Datuk Malenggang Dilangit.Bintang yang melihat hal itu segera ikut mengumpulkan haw
SEBUAH pulau kosong tak berpenghuni dipilih oleh Bintang untuk menjadi tempat pertarungannya dengan Datuk Malenggang Dilangit. Kini kedua-duanya sudah saling berdiri berhadapan, Bintang kini sudah kembali ke sosoknya semula, demikian pula Datuk Malenggang Dilangit yang kini sudah berdiri diatas tanah tempatnya berpijak. Kedua-duanya saling berhadapan dengan tatapan tajam.Wweerrrr..!Tanpa banyak bicara, sosok Datuk Malenggang Dilangit tiba-tiba saja mengeluarkan magma lahar panas dari sekujur tubuhnya, terutama dibagian kedua tangan, kedua kaki dan kepala. Sedangkan sebagian besar tubuhnya belum berubah menjadi magma lahar panas.Bintang yang melihat hal itupun tak tinggal diam, dan ;Blesshhhh...!Tiba-tiba saja tubuh Bintang telah diliputi energi putih keperakan, rambut Bintangpun telah berubah menjadi berwarna putih keperakan dengan balur-balur keemasan yang mengeluarkan hawa dingin. Rupanya Bintang langsung menggunakan wujud Pangeran Bulan
Wuusshhh!Tombak melesat dengan sangat cepat dan kuat kearah Datuk Malenggang Dilangit.Blepp!Kembali tombak yang dilemparkan oleh Sutan Rajo Alam hangus terbakar begitu menyentuh sosok Datuk Malenggang Dilangit.“Cepat ungsikan paduka rajo” teriak Datuk Rajo Dilangit memperingatkan para pejabat istana yang berdiri bersama Paduka Ananggawarman.“Tidak, aku takkan lari!” ucap Paduka Ananggawarman dengan keras hati hingga membuat Datuk Rajo Dilangit dan Sutan Rajo Alam hanya menarik nafas panjang melihat kekerasan hati Paduka Ananggawarman.Sementara itu magma lahar panas terus semakin banyak menjalar menutupi halaman istana Nagari Batuah.Datuk Rajo Dilangit dan Sutan Rajo Alam terlihat tengah memikirkan rencana untuk mengatasi hal itu, waktu yang sempat dan mendesak membuat keduanya sedikit khawatir dengan keadaan yang terjadi, hingga ;“Datuak Malenggang Di
Istana Nagari Batuah terlihat begitu sibuk dengan segala macam aktivitasnya, karena hari ini adalah janji yang ditetapkan oleh Datuak Malenggang Dilangit terhadap wilayah Nagari Batuah, dengan dipimpin oleh Datuk Rajo Dilangit, Paduka Ananggawarman berniat untuk melawan Datuk Malenggang Dilangit dengan segenap kekuatan istana Nagari Batuah, para hulubalang, panglima dan pejabat istana Nagari Batuahpun memberikan tanda kesiapan mereka berjuang hidup atau mati demi mempertahankan kedaulatan istana Nagari Batuah.Datuk Rajo Dilangit dipercaya oleh Paduka Ananggawarman untuk memimpin seluruh pasukan yang ada di istana Nagari Batuah dan Datuk Rajo Dilangit menerimanya untuk menjalankan taktik yang akan digunakan untuk melawan amukan Datuk Malenggang Dilangit. Seluruh masyarakat kotaraja Nagari Batuah sudah diungsikan demi keselamatan mereka. Paduka Ananggawarman menolak untuk ikut me
Pagi itu di Istana Bunian, panglima Kitty yang tiba-tiba saja datang menghadap, disaat Bintang dan Ratu Bunian tengah bercengkrama mesra berdua. “Sembah hormat hamba paduka, ratu” ucap panglima Kitty berlutut dihadapan keduanya. Ratu Bunian terlihat mengangkat tangannya sebagai tanda menerima hormat panglima Kitty. “Ada apa Kitty?” “Ampun ratu, Datuak Malenggang Dilangit sudah muncul kembali” ucap Kitty lagi hingga membuat wajah Ratu Bunian berubah pucat. Bintang yang ada didekatnya mulai tertarik mendengarnya. “Untung saja kita cepat memindahkan Negeri Bunian jauh dari gunung marapi. Kalau tidak, Datuak Malenggang Dilangit pasti sudah datang kemari” ucap Ratu Bunian lagi. Panglima Kitty terlihat mengangguk-anggukkan kepalanya. “Dimana Datuak Malenggang Dilangit muncul Kitty?” tanya Bintang cepat hingga membuat Ratu Bunian dan panglima Kitty memandang kearah Bintang. “Ampun paduka, Datuak Malenggang Dilangit mengacau di istana Nagari Batuah” “Istana Nagari Batuah?!” ulang Bintan
“Maafkan kelancangan ambo datuak” ucap Datuk Rajo Dilangit lagi. Entah apa maksud Datuk Rajo Dilangit yang tiba-tiba saja berjongkok. Perlahan sosok Datuk Rajo Dilangit mulai berubah menjadi seekor harimau loreng yang sangat besar, 2x ukuran harimau dewasa, sama besarnya dengan harimau putih jelmaan Datuk Malenggang Dilangit.Grraaauuummm!Grraaauuummm!Dua harimau besar ini saling mengaum dengan dahsyat, begitu dahsyatnya banyak para prajurit yang ada ditempat itu jatuh terduduk karena lemas lututnya.Grraaauuummm!Grraaauuummm!Kembali kedua harimau besar ini saling mengaum, tapi kali ini disertai dengan sama-sama saling menerkam kedepan.Kembali terjadi dua pertarungan raja rimba yang sama-sama berwujud besar. Saling terkam, saling cakar dan saling gigit, dilakukan oleh kedua harimau berbeda warna ini. Kali ini harimau belang jelmaan Datuk Rajo Dilangit mampu memberikan perlawanan sen
Sekarang Datuk Malenggang Dilangit telah dikeroyok oleh dua pengguna harimau dan macan kumbang, tapi bukannya terdesak, Datuk Malenggang Dilangit justru tertawa-tawa senang melayani serangan keduanya.“Hahaha.. sudah lama aku tidak bertarung sesenang ini” ucap Datuk Malenggang Dilangit lagi.Sebenarnya jurus-jurus harimau putih milik Datuk Malenggang Dilangit tidaklah jauh berada diatas jurus harimau singgalang milik Wijaya dan jurus macan kumbang milik Panglima Kumbang, hanya saja perbedaan kekuatan dan pengalaman yang membuat Datuk Malenggang Dilangit lebih unggul.Memasuki jurus ke 88, Wijaya dan Panglima Kumbang terlihat sama-sama melompat mundur kebelakang.Graaauumm!Ggrraaamm!Tiba-tiba saja Wijaya dan Panglima Kumbang terdengar mengaum. Sosok Wijaya sendiri yang sudah berjongkok merangkak tiba-tiba saja berubah wujud menjadi seekor harimau belang kuning dewasa, sedangkan sosok Panglima Kumbang y
Wusshhh!Seperti melempar karung saja, Datuk Malenggang Dilangit dengan ringannya melemparkan sosok Rajo mudo Basa kehadapan Paduka Ananggawarman.Tapp!Sesosok tubuh tampak langsung bergerak didepan Paduka Ananggawarman dan langsung menangkap tubuh Rajo mudo Basa yang dilemparkan oleh Datuk Malenggang Dilangit. Rupanya dia adalah Panglima Kumbang.“Rajo mudo, anakku” ucap Panglima Kumbang dengan wajah berubah yang melihat keadaan Rajo mudo Basa yang babak belur. Panglima Kumbang dengan cepat memeriksa keadaan putranya tersebut. Walaupun babak belur, Panglima Kumbang masih dapat merasakan tanda-tanda kehidupan ditubuh Rajo mudo Basa walaupun sangat lemah sekali. Panglima Kumbang segera memerintahkan beberapa prajurit untuk membawa sosok Rajo mudo Basa.“Apa yang datuak lakukan pada putra hamba?” tanya Panglima Kumbang lagi. Nada suara Panglima Kumbang sedikit meninggi.“Putramu, siapa kau?&rdqu