“Jangan bertindak gegabah”. Ucap Mahaguru Kalacakra memperingatkan ketiga maharesi.
“Hanya dengan mengandalkan 3 ilmu dewa kalian bocah-bocah ingin berlagak dihadapanku.”. ucap Malaikat Gila lagi. “Akan kuperlihatkan Ilmu Delapan Dewa kepada kalian”.
“Ilmu Delapan Dewa..”. ulang ketiga maharesi dan Mahaguru Kalacakra hampir bersamaan.
“Lihat jurusku ini!”
“Dewa guntur..!!! Gllaarrr!”. seiring dengan ucapan Malaikat Gila, tiba-tiba saja sebuah guntur menggelegar keras dan menghantam tubuh Malaikat Gila.
“Zzggghhhh..zzggghh”. tubuh Malaikat Gila yang memancarkan cahaya putih tampak diselimuti oleh kilatan-kilatan petir. Bahkan kedua mata Malaikat Gilapun memancarkan aliran petir.
“Serrrr....”. tiba-tiba saja sosok Malaikat Gila bergerak secepat kilat.
“Shiwa, awas!”. M
“Hati-hati Brahma”. Terdengar Mahaguru Kalacakra memperingatkan maharesi Brahma yang ada disebelahnya, tak berpaling dan tak menjawab, maharesi Brahma hanya menganggukkan kepalanya.“Anantaboga, heaaa!”. tiba-tiba saja Malaikat Gila memukulkan kedua telapak tangannya ke dasar panggung pertarungan. Anantaboga adalah nama dewa bumi.“Ggggrrrrrrr”. tiba-tiba saja tempat itu bergetar dengan keras. “Brrusshhhh!”. bahkan panggung arena pertarungan langsung rubuh dibuatnya.“Hyyattt!!! brusshhh!”. tiba-tiba saja Malaikat Gila mengangkat kedua tangannya, dua bongkah tanah besar ikut terangkat dikedua tangan Malaikat Gila, begitu besarnya seperti ukuran 5 ekor sapi.“Wussshhh!” dengan gerakan yang sangat ringan dan cepat, Malaikat Gila melemparkan kedua tanah besar itu kearah maharesi Brahma dan Mahaguru Kalacakra.Maharesi Brahma dan Mahaguru Kalacakra langsung menghi
“Tappp..”. entah kapan Malaikat Gila menggerakkan tangannya, tiba-tiba saja kedua tangannya sudah mencengkram kedua tangan Wira Jagat Kencana yang telah berubah menjadi merah membara.“Weshhh, weesshhh!”. kedua tangan Malaikat Gila yang mencengkram kedua tangan Wira Jagat Kencana telah berubah beku. Kini antara Wira Jagat Kencana dan Malaikat Gila tengah beradu tenaga dalam, siapakah yang akan memenangkan diantara mereka berdua.“Duarrrr!”. ledakan keras terjadi, kedua sosok terseret kebelakang.“Hyattt!”“Hiiyatttt!”Hampir bersamaan pula, keduanya kembali saling melesat kedepan menyerang dan pertarunganpun tak terelakkan. Wira Jagat Kencana dengan ilmu sisik emasnya melawan Malaikat Gila dengan Ilmu Delapan Dewanya.Serangan Malaikat Gila yang cepat dan bervariasi mampu membuat Wira Jagat Kencana tak bisa memberikan serangan balasan, tapi dengan jurus sisik emas,
“Jari pedang emas, yeaahhh!” serangan Wira Jagat Kencana tak berhenti begitu saja, dari jari jemari Wira Jagat Kencana keluar satu garis lurus sebesar lidi yang langsung mengarah kearah Malaikat Gila.“Dewa guntur!”. Malaikat Gila bergerak cepat menghindari serangan-serangan dashayat jari pedang milik Wira Jagat Kencana. “Tapak dewa guntur, heaa!”. Malaikat Gila melepaskan pukulan tapak dewa gunturnya kearah Wira Jagat Kencana dalam jarak dekat, tapi Wira Jagat Kencana yakin dengan kekuatan sisik emasnya.“Guntur selaksa!”. Wira Jagat Kencana melepaskan pukulan dahsyat milik maharesi Shiwa.“Dess, .buuummm!”“Dess, .bllarrrr!”.Bersamaan pukulan keduanya sama-sama menghantam dengan telak ditubuh masing-masing, hingga menimbulkan ledakan dahsyat yang membuat tempat itu bergetar dengan hebat.Kedua tubuh saling terlempar kebelak
“Tinju beruntun Naga Api, heaa!”.“Wess, weess, .weesss, .weeesss, .weeesss”. wira melepaskan pukulan beruntun tinju Naga Apinya.“Benteng air, heaaa!”. sekali Malaikat Gila mengibaskan tangannya, sebuah benteng yang terbuat dari air terbentuk dan langsung menghadang Tinju beruntun Naga Api milik wira.“Bleshhhhh, .blessshhhhh, .”. pukulan beruntun Naga Api langsung pecah begitu menghantam benteng air.“Gelombang air, heaaa!”. Malaikat Gila melanjutkan serangannya yang kini berbentuk gelombang air kearah Wira Jagat Kencana.“Taring Naga Api, yeaaahhh!”. wira merapatkan kedua telapak tangannya dan memutarnya keatas kebawah lalu didorong kedepan hingga membentuk kepala Naga Api yang menyongsong serangan gelombang air milik Malaikat Gila.“Plasshhh, .duarrrr!”.
Sementara itu guru Qiubai saat ini tengah menghadapi Malaikat Gila, dibantu para senopati dari patih kerajaan Setyo Kencana.“Tolonglah putraku Bintang” ucap gusti prabu Jagat Kencana lagi.“Hamba akan berusaha gusti, kita harus mencari tempat yang tenang agar hamba bisa mengobati gusti prabu wira”. Ucap Bintang lagi seraya mengangkat sosok Wira Jagat Kencana kedalam pondongannya.“Paman mahapatih, tangkap Malaikat Gila hidup atau mati, kerahkan semua ksatria kerajaan untuk menaklukkannya”. Perintah gusti prabu Jagat Kencana kepada Mahapatih Suryo Barata.“Baik gusti prabu, serahkan masalah ini pada hamba, silahkan tuan Bintang”. Ucap Mahapatih Suryo Barata lagi mempersilahkan Bintang untuk meninggalkan tempat itu.Bersama gusti prabu Jagat Kencana dan istri-istrinya Bintang segera meninggalkan tempat itu, sementara itu dikancah pertarungan terjadi pertarungan yang sangat dahsyat, Malaikat Gi
Lagi-lagi Malaikat Gila menggunakan kekuatan energi alamnya hingga kembali sekujur tubuh Malaikat Gila mengeluarkan cahaya putih yang berpedar-pedar.“Akan kuratakan istana megah ini dengan tanah”. Ucap Malaikat Gila menatap istana megah yang ada dibawahnya. Malaikat Gila tampak kembali menghimpun tenaga dalamnya.“Malaikat Gila, hentikan tindakanmu atau aku takkan segan lagi!”. sebuah suara keras membahana membuat Malaikat Gila menahan serangannya, pandangan Malaikat Gila kembali mengarah kebawah, kearah sosok Mahapatih Suryo Barata.Mahapatih Suryo Barata sendiri terlihat mengangkat tangan kanannya keatas. “Plasshhhh!” tiba-tiba saja ditangan kanan Mahapatih Suryo Barata yang terangkat muncul sebuah busur anak panah lengkap dengan satu anak panahnya.Malaikat Gila mengenyitkan pandangannya kearah anak panah yang kini ada ditangan Mahapatih Suryo Barata.“Pasopati..”. ucap Malaikat Gila bergetar begi
Dengan menunggangi 4 ekor kuda jantan yang gagah, bintang dan para istri meninggalkan Setyo Kencana. Perjalanan mereka lancar hingga tiba disebuah hutan. Bintang tampak menghentikan langkah kudanya, diikuti oleh para istri-istrinya.“Dinda yuan, kim, ahisma, kalian tunggu disini”. Ucap Bintang lagi, walau heran dengan apa yang diucapkan Bintang, tapi yuan, kim dan ahisma tak membantah. Setelah melempar senyum, Bintang kembali melanjutkan langkah kaki kudanya memasuki hutan belantara yang ada dihadapannya.Cukup jauh Bintang memasuki hutan tersebut, hingga tiba disebuah tanah lapang yang dipenuhi rumput hijau, Bintang menghentikan langkah kaki kudanya dan turun. Dengan tenang Bintang melangkahkan kakinya kedepan.“Malaikat Gila, keluarlah!”. tiba-tiba saja Bintang mengeluarkan ucapan. Aneh, entah kenapa Bintang berkata seperti itu, hingga ;“Serrrr...”. tiba-tiba saja dihadapan Bintang telah berdiri sosok Malaikat Gila,
Bumm...bumm...bummm...” ledakan-ledakan dahsyat terdengar didalam sebuah hutan, tepatnya disebuah dataran luas, terlihat sebuah pertarungan yang sangat sulit untuk diikuti dengan pandangan mata biasa, pertarungan sengit antara seorang pemuda melawan seorang kakek berpakaian dan berjubah putih. Seperti yang dikisahkan dalam kisah sebelumnya (Bangkitnya Malaikat Gila), dalam perjalanan pulang ke Bukit Bayangan, Bintang dihadang oleh Malaikat Gila yang berniat untuk membunuh Bintang sebagai balas dendam terhadap Manusia ½ Dewa.Jurus Malaikat Gila tampak begitu lembut tapi mengandung kekuatan dahsyat, ini terlihat dari setiap serangan kosong yang dilepaskan oleh Malaikat Gila menimbulkan ledakan-ledakan dahsyat. Sementara Bintang tampak begitu hati-hati dalam menghindari setiap serangan Malaikat Gila. Pertarungan dahsyat itu rupanya tak luput dari perhatian 3 sosok wanita yang berada tak jauh dari area pertarungan, ketiga wanita bercadar ini tak lain adalah
Bintang yang melihat kekuatan puncak yang telah dikerahkan oleh Datuk Malenggang Dilangit, segera ikut menghimpun tenaganya. Uap tipis putih terlhat keluar dari tubuh Bintang, uap putih yang mengeluarkan hawa dingin yang sangat menyengat.Dari uap tipis itu, terlihat membentuk sebuah bayangan diatas kepala Bintang, bayangan seekor naga berwarna putih tercipta.“Ledakan besar, khhaaaa!”Tiba-tiba saja sosok Datuk Malenggang Dilangit yang sudah diselimuti magma lahar panas langsung berlari kearah Bintang.Buumm! Buumm! Buumm! Buumm!Di setiap langkah Datuk Malenggang Dilangit terdengar suara ledakan-ledakan akibat tapak magma panas Datuk Malenggang Dilangit yang menjejak tanah, bagaikan seekor banteng ganas, sosok Datuk Malenggang Dilangit yang sudah berubah menjadi monster magma lahar terus berlari kearah Bintang. Beberapa tombak dihadapan Bintang, monster magma Datuk Malenggang Dilangit melompat dan ;Wuussshhh!M
Dhuarr! Dhuarr! Dhuarr! Dhuarr!Ledakan-ledakan dahsyat dan beruntun terjadi diudara hingga terasa menggetarkan alam. Tinju-tinju magma bertemu dengan taburan Bintang-bintang putih kecil yang terang milik Bintang.Dhuarr! Dhuarr! Dhuarr! Dhuarr!Baik Bintang maupun Datuk Malenggang Dilangit terus melepaskan serangan dahsyatnya, hingga ledakan demi ledakan terus terjadi membahana ditempat itu, dalam sekejap saja, pohon-pohon yang ada dipulau itu langsung berterbangan dan bertumbangan entah kemana, tempat itu langsung luluh lantah dibuat oleh ledakan dahsyat oleh serangan Bintang dan Datuk Malenggang Dilangit.Saat Bintang berhasil turun kebawah, pulau itu sudah terbakar setengahnya akibat ledakan yang tadi terjadi, wajah Bintang kembali berubah saat melihat Datuk Malenggang Dilangit terlihat menghimpun tenaganya, magma lahar panas terlihat berkumpul ditelapak tangan Datuk Malenggang Dilangit.Bintang yang melihat hal itu segera ikut mengumpulkan haw
SEBUAH pulau kosong tak berpenghuni dipilih oleh Bintang untuk menjadi tempat pertarungannya dengan Datuk Malenggang Dilangit. Kini kedua-duanya sudah saling berdiri berhadapan, Bintang kini sudah kembali ke sosoknya semula, demikian pula Datuk Malenggang Dilangit yang kini sudah berdiri diatas tanah tempatnya berpijak. Kedua-duanya saling berhadapan dengan tatapan tajam.Wweerrrr..!Tanpa banyak bicara, sosok Datuk Malenggang Dilangit tiba-tiba saja mengeluarkan magma lahar panas dari sekujur tubuhnya, terutama dibagian kedua tangan, kedua kaki dan kepala. Sedangkan sebagian besar tubuhnya belum berubah menjadi magma lahar panas.Bintang yang melihat hal itupun tak tinggal diam, dan ;Blesshhhh...!Tiba-tiba saja tubuh Bintang telah diliputi energi putih keperakan, rambut Bintangpun telah berubah menjadi berwarna putih keperakan dengan balur-balur keemasan yang mengeluarkan hawa dingin. Rupanya Bintang langsung menggunakan wujud Pangeran Bulan
Wuusshhh!Tombak melesat dengan sangat cepat dan kuat kearah Datuk Malenggang Dilangit.Blepp!Kembali tombak yang dilemparkan oleh Sutan Rajo Alam hangus terbakar begitu menyentuh sosok Datuk Malenggang Dilangit.“Cepat ungsikan paduka rajo” teriak Datuk Rajo Dilangit memperingatkan para pejabat istana yang berdiri bersama Paduka Ananggawarman.“Tidak, aku takkan lari!” ucap Paduka Ananggawarman dengan keras hati hingga membuat Datuk Rajo Dilangit dan Sutan Rajo Alam hanya menarik nafas panjang melihat kekerasan hati Paduka Ananggawarman.Sementara itu magma lahar panas terus semakin banyak menjalar menutupi halaman istana Nagari Batuah.Datuk Rajo Dilangit dan Sutan Rajo Alam terlihat tengah memikirkan rencana untuk mengatasi hal itu, waktu yang sempat dan mendesak membuat keduanya sedikit khawatir dengan keadaan yang terjadi, hingga ;“Datuak Malenggang Di
Istana Nagari Batuah terlihat begitu sibuk dengan segala macam aktivitasnya, karena hari ini adalah janji yang ditetapkan oleh Datuak Malenggang Dilangit terhadap wilayah Nagari Batuah, dengan dipimpin oleh Datuk Rajo Dilangit, Paduka Ananggawarman berniat untuk melawan Datuk Malenggang Dilangit dengan segenap kekuatan istana Nagari Batuah, para hulubalang, panglima dan pejabat istana Nagari Batuahpun memberikan tanda kesiapan mereka berjuang hidup atau mati demi mempertahankan kedaulatan istana Nagari Batuah.Datuk Rajo Dilangit dipercaya oleh Paduka Ananggawarman untuk memimpin seluruh pasukan yang ada di istana Nagari Batuah dan Datuk Rajo Dilangit menerimanya untuk menjalankan taktik yang akan digunakan untuk melawan amukan Datuk Malenggang Dilangit. Seluruh masyarakat kotaraja Nagari Batuah sudah diungsikan demi keselamatan mereka. Paduka Ananggawarman menolak untuk ikut me
Pagi itu di Istana Bunian, panglima Kitty yang tiba-tiba saja datang menghadap, disaat Bintang dan Ratu Bunian tengah bercengkrama mesra berdua. “Sembah hormat hamba paduka, ratu” ucap panglima Kitty berlutut dihadapan keduanya. Ratu Bunian terlihat mengangkat tangannya sebagai tanda menerima hormat panglima Kitty. “Ada apa Kitty?” “Ampun ratu, Datuak Malenggang Dilangit sudah muncul kembali” ucap Kitty lagi hingga membuat wajah Ratu Bunian berubah pucat. Bintang yang ada didekatnya mulai tertarik mendengarnya. “Untung saja kita cepat memindahkan Negeri Bunian jauh dari gunung marapi. Kalau tidak, Datuak Malenggang Dilangit pasti sudah datang kemari” ucap Ratu Bunian lagi. Panglima Kitty terlihat mengangguk-anggukkan kepalanya. “Dimana Datuak Malenggang Dilangit muncul Kitty?” tanya Bintang cepat hingga membuat Ratu Bunian dan panglima Kitty memandang kearah Bintang. “Ampun paduka, Datuak Malenggang Dilangit mengacau di istana Nagari Batuah” “Istana Nagari Batuah?!” ulang Bintan
“Maafkan kelancangan ambo datuak” ucap Datuk Rajo Dilangit lagi. Entah apa maksud Datuk Rajo Dilangit yang tiba-tiba saja berjongkok. Perlahan sosok Datuk Rajo Dilangit mulai berubah menjadi seekor harimau loreng yang sangat besar, 2x ukuran harimau dewasa, sama besarnya dengan harimau putih jelmaan Datuk Malenggang Dilangit.Grraaauuummm!Grraaauuummm!Dua harimau besar ini saling mengaum dengan dahsyat, begitu dahsyatnya banyak para prajurit yang ada ditempat itu jatuh terduduk karena lemas lututnya.Grraaauuummm!Grraaauuummm!Kembali kedua harimau besar ini saling mengaum, tapi kali ini disertai dengan sama-sama saling menerkam kedepan.Kembali terjadi dua pertarungan raja rimba yang sama-sama berwujud besar. Saling terkam, saling cakar dan saling gigit, dilakukan oleh kedua harimau berbeda warna ini. Kali ini harimau belang jelmaan Datuk Rajo Dilangit mampu memberikan perlawanan sen
Sekarang Datuk Malenggang Dilangit telah dikeroyok oleh dua pengguna harimau dan macan kumbang, tapi bukannya terdesak, Datuk Malenggang Dilangit justru tertawa-tawa senang melayani serangan keduanya.“Hahaha.. sudah lama aku tidak bertarung sesenang ini” ucap Datuk Malenggang Dilangit lagi.Sebenarnya jurus-jurus harimau putih milik Datuk Malenggang Dilangit tidaklah jauh berada diatas jurus harimau singgalang milik Wijaya dan jurus macan kumbang milik Panglima Kumbang, hanya saja perbedaan kekuatan dan pengalaman yang membuat Datuk Malenggang Dilangit lebih unggul.Memasuki jurus ke 88, Wijaya dan Panglima Kumbang terlihat sama-sama melompat mundur kebelakang.Graaauumm!Ggrraaamm!Tiba-tiba saja Wijaya dan Panglima Kumbang terdengar mengaum. Sosok Wijaya sendiri yang sudah berjongkok merangkak tiba-tiba saja berubah wujud menjadi seekor harimau belang kuning dewasa, sedangkan sosok Panglima Kumbang y
Wusshhh!Seperti melempar karung saja, Datuk Malenggang Dilangit dengan ringannya melemparkan sosok Rajo mudo Basa kehadapan Paduka Ananggawarman.Tapp!Sesosok tubuh tampak langsung bergerak didepan Paduka Ananggawarman dan langsung menangkap tubuh Rajo mudo Basa yang dilemparkan oleh Datuk Malenggang Dilangit. Rupanya dia adalah Panglima Kumbang.“Rajo mudo, anakku” ucap Panglima Kumbang dengan wajah berubah yang melihat keadaan Rajo mudo Basa yang babak belur. Panglima Kumbang dengan cepat memeriksa keadaan putranya tersebut. Walaupun babak belur, Panglima Kumbang masih dapat merasakan tanda-tanda kehidupan ditubuh Rajo mudo Basa walaupun sangat lemah sekali. Panglima Kumbang segera memerintahkan beberapa prajurit untuk membawa sosok Rajo mudo Basa.“Apa yang datuak lakukan pada putra hamba?” tanya Panglima Kumbang lagi. Nada suara Panglima Kumbang sedikit meninggi.“Putramu, siapa kau?&rdqu