Share

45. Bagian 3

last update Last Updated: 2022-03-20 01:03:15

Beberapa hari kemudian, telah diputuskan kalau Bintang bersama ketiga istrinya akan menghadiri undangan dari gusti prabu Jagat Kencana.

“Romo dan bundamu tidak bisa ikut menemani karena jarak ke kerajaan Setyo Kencana cukup jauh dari sini..”

“Yah, pergilah Bintang, disini sudah ada paman yang akan menjaga bundamu”. Ucap paman randu lagi.

“Jangan lupa kakekmu juga ada disini Bintang” ucap Setyo pinangan lagi. Lalu Bintang mengalihkan pandangannya kearah Yuki.

“Sebenarnya Yuki ingin sekali ikut dengan kak Bintang, tapi Yuki masih harus banyak belajar ilmu kanuragan dengan kakek, jadi terpaksa deh Yuki tinggal”. Ucap Yuki dengan bersungut-sungut.

“Hahaha... cucu yang pintar..”. ucap kakek Baruna tertawa.

“Tapi kakek janji akan mengajarkan Yuki aji amblas bumi kan ? ucap Yuki menagih janji.

“Pasti akan kakek ajarkan. Pasti...hehe”. ucap kakek B

Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Ksatria Pengembara Season 1   45. Bagian 4

    Malam semakin larut, saat Bintang kembali meneruskan zikirnya setelah Ahisma Raya akhirnya tertidur dipangkuannya.“Plashhh.. plashhh... plashhh..”. tiba-tiba saja Bintang dikejutkan dengan 3 buah sinar merah yang melesat dari kejauhan kearah mereka. Tak ingin membangunkan istrinya Ahisma Raya yang ada dipangkuannya. Bintang langsung merapal aji Kelana Sukmanya, hingga sukma Bintang bisa keluar dari raganya.Sukma Bintang langsung melompat keluar, bersiap menyambut kedatangan ketiga sinar merah tersebut. Semakin dekat Bintang semakin dapat melihat dengan jelas bentuk ketiga cahaya merah tersebut.Semakin dekat Bintang semakin dapat melihat dengan jelas kalau ketiga cahaya tersebut ternyata adalah 3 sosok mahluk ghaib yang wujudnya mengerikan.“Pelet...”. batin Bintang mengenali ketiga sinar merah tersebut. “Sepertinya pelet ini ditujukan kepada ketiga istriku”. Batin Bintang lagi seraya menatap kearah ket

    Last Updated : 2022-03-20
  • Ksatria Pengembara Season 1   45. Bagian 5

    “Sungguh lancang, sudah bosan hidup kau!”. maharesi Shiwa dengan nada tinggi seraya melancarkan pukulan dahsyatnya kearah Bintang. Serangan maharesi Shiwa mengandung kekuatan guntur yang maha dahsyat, ini terlihat dari aliran-aliran listrik yang keluar dari serangannya.“Tapp.. “. Hebat, walaupun hanya berwujud sukma dan tanpa menoleh, Bintang mampu menangkap serangan maharesi Shiwa dengan tangan kanannya. Hingga kini terjadilah adu tenaga tingkat tinggi diantara keduanya. “Wussshhh..”. segelombang angin dahsyat tercipta dari adu tenaga keduanya.Untuk mengatasi serangan maharesi Shiwa yang mengandung kekuatan guntur yang maha dahsyat, Bintang menyalurkan Cakra Petir ke tangannya yang menangkap serangan maharesi Shiwa, hingga tangan Bintangpun mengeluarkan aliran-aliran petir dahsyat.Melihat hal itu, maharesi Wisnu dan maharesi Brahma langsung bereaksi.“Hentikan!” tiba-tiba saja terdengar suara ke

    Last Updated : 2022-03-20
  • Ksatria Pengembara Season 1   45. Bagian 6

    Kemanakah sukma Bintang. Saat ini sukma Bintang telah kembali keraganya, saat membuka kedua matanya, Bintang dikejutkan saat melihat ketiga istrinya tengah bertempur menghadapi mayat-mayat hidup.Ketiga istrinya tampak berdiri membentuk tameng melindungi Bintang, putri Kim tampak tengah duduk dengan kecapi ditangannya, memberikan serangan-serangan mematikan kepada mayat-mayat hidup yang datang silih berganti. Setiap tubuh mereka hancur terkena serangan alunan kecapi putri Kim, tubuh-tubuh mayat yang hancur kembali bersatu dan kembali melancarkan serangannya kedepan.Putri Yuan tampak tengah menggunakan jurus Pedang Lentur miliknya untuk menghalau serangan-serangan mayat-mayat hidup yang datang kepadanya, sedangkan putri Ahisma Raya sendiri dengan kekuatan tenaga batinnya, mampu membuat para mayat-mayat hidup terpental hanya dengan kibasan tangannya, kemampuan putri Ahisma Raya memiliki kekuatan tenaga batin yang tak tampak oleh mata, tapi kekuatannya mampu mem

    Last Updated : 2022-03-21
  • Ksatria Pengembara Season 1   45. Bagian 7

    Malam datang, rembulan bersinar redup malam itu, awan-awan hitam tampak datang bergerombol dari arah utara. Dari kejauhan sebuah gunung berdiri dengan angkernya, rembulan tampak bertengger tepat dipuncak gunung malam itu. GUNUNG MERAPI, demikianlah nama gunung tersebut, sebuah tempat yang sudah terkenal keangkerannya, karena disana bersemanyam seorang tokoh wanita yang namanya sudah amat terkenal diseantero jagat dunia persilatan, MAK JONGGRANG. Gunung merapi baru-baru ini juga menjadi saksi pertarungan hebat antara Raja Iblis Gunung Merapi dan Raja Iblis Rembulan menghadapi Ksatria Pengembara. Pertarungan yang mempertaruhkan masa depan golongan putih dan golongan hitam. Untunglah Bintang berhasil mengalahkan dan melenyapkan kedua tokoh sesat tersebut.Kematian Raja Iblis Gunung Merapi dan Raja Iblis Rembulan tentu saja sangat menggegerkan dunia persilatan, berita menggegerkan itu bukan saja menyebar ditanah jawa, tapi juga pulau-pulau disekitarnya. Para begal rampok yang sel

    Last Updated : 2022-03-21
  • Ksatria Pengembara Season 1   45. Bagian 8

    Seperti malam-malam sebelumnya, kali ini Bintang dan ketiga istrinya bermalam ditepian sebuah hutan yang begitu tenang dan sunyi. Ketiga istrinya sudah terlelap sejak tadi, hanya Bintang yang terlihat masih tenggelam dalam zikir malamnya.Tiba-tiba saja zikir tangan Bintang terhenti, kedua mata Bintang terbuka. Indra Bintang yang sudah sangat tajam dapat merasakan ada sesuatu yang berunsur jahat tengah mendekat kearahnya. Bintang bangkit dari tempatnya duduk, lalu berjalan melangkah kedepan, Bintang tak ingin membangun istri – istrinya.Yang di nanti akhirnya tiba, sesosok laki-laki dengan pakaian serba hitam tiba dihadapan Bintang. Kedua mata Bintang menyipit menatap kearah lelaki yang ada dihadapannya, sekali pandang saja, Bintang sudah tahu kalau lelaki bertampang sangar yang ada dihadapannya ini bukanlah sosok hidup, melainkan sosok mayat berjalan. Yang paling mengerikan dari sosok lelaki ini adalah kedua matanya tampak serba menghitam tanpa ada putihnya.

    Last Updated : 2022-03-21
  • Ksatria Pengembara Season 1   45. Bagian 9

    Di tempatnya Bintang hanya menarik nafas lega melihat hal itu, lalu sosok Bintang berbalik dan ingin melangkah kembali kearah tempat istri-istrinya berada, tapi baru beberapa langkah, tiba-tiba saja langkah Bintang berhenti, tubuh Bintang kembali berbalik.Entah darimana datangnya tiba-tiba saja beberapa tombak dihadapan Bintang, muncul sepasang kakek nenek berpakaian serba merah, sama seperti sosok Sibayang Maut, kedua mata kakek nenek inipun tampak hanya berwarna hitam.Dipunggung keduanya tampak sebilah tombak yang diujungnya tampak ditutupi oleh kain putih yang tampak sudah begitu usang.“Hebat juga kau anak muda, bisa mengalahkan Sibayang Maut itu dengan mudahnya”. Terdengar suara cempreng sinenek dibalik rambutnya yang tebal memutih.“Mohon maaf, dengan siapakah hamba saat ini berhadapan?”. ucap Bintang dengan lembut tersenyum.“Kau sungguh sopan anak muda, dulu rimba persilatan mengenal kami dengan sebutan Sepas

    Last Updated : 2022-03-21
  • Ksatria Pengembara Season 1   45. Bagian 10

    “Duarrr”. sinar merah memanjang tersebut hanya menghantam permukaan tanah dimana tempat Bintang berdiri hingga menimbulkan ledakan keras yang langsung membuat permukaan tanah tersebut langsung menimbulkan lobang besar. Hal ini membuktikan betapa dahsyatnya serangan sinar merah yang dilancarkan oleh Sepasang Tombak Setan.“Wuutt..wuuttt..wuutttt!” Sepasang Tombak Setan terus menyerang Bintang dengan sinar merah yang keluar dari mata tombak mereka.“Duar..duarrr...duarrrr”. ledakan-ledakan keras terdengar ditempat itu, membuat dalam sekejap saja tempat itu sudah hancur berantakan.Bintang yang melihat hancurnya tempat itu, segera mengambil tindakan, agar tempat itu tidak benar-benar hancur oleh serangan Sepasang Tombak Setan.“Hyattt!”. Bintang melompat tinggi keudara dan langsung menghimpun kekuatan.“Zzgggghhh...zzzgghh.....!”. tiba-tiba saja dikedua tangan Bintang muncul kilatan-kilatan p

    Last Updated : 2022-03-21
  • Ksatria Pengembara Season 1   45. Bagian 11

    Malam berikutnya, Bintang dan para istri tiba disebuah desa yang cukup ramai penduduknya, Bintang memutuskan untuk mencari penginapan malam itu didesa tersebut, dan Bintang langsung memesan 3 kamar untuk dirinya dan istri-istrinya. Semakin malam semakin dingin, keadaan desa itupun mulai terlihat sepi, hanya sesekali terlihat beberapa orang pemuda yang tengah melakukan ronda malam. Seperti biasa, Bintang menemani ketiga istrinya dimasing-masing kamar. Malam semakin larut, keadaan alam sudah sepi, sang bulanpun tampak tertidur malu-malu ditutupi oleh segumpalan awan hitam yang mulai semakin banyak menggumpal dilangit.Disalah satu kamar, dimana sosok putri Yuan Ming Zhu tampak tengah tertidur pulas dipelukan Bintang. Selimut yang menutupi tubuh keduanya tak mampu menyembunyikan kedua sosok bugil dibalik selimut tersebut. Dikamar sebelah kondisinyapun tak jauh beda. Hanya saja saat ini Bintang dan Putri Ahisma masih memacu birahi, entah untuk yang keberapa kali. Nafsu Bintang ya

    Last Updated : 2022-03-21

Latest chapter

  • Ksatria Pengembara Season 1   87. Bagian 20

    Bintang yang melihat kekuatan puncak yang telah dikerahkan oleh Datuk Malenggang Dilangit, segera ikut menghimpun tenaganya. Uap tipis putih terlhat keluar dari tubuh Bintang, uap putih yang mengeluarkan hawa dingin yang sangat menyengat.Dari uap tipis itu, terlihat membentuk sebuah bayangan diatas kepala Bintang, bayangan seekor naga berwarna putih tercipta.“Ledakan besar, khhaaaa!”Tiba-tiba saja sosok Datuk Malenggang Dilangit yang sudah diselimuti magma lahar panas langsung berlari kearah Bintang.Buumm! Buumm! Buumm! Buumm!Di setiap langkah Datuk Malenggang Dilangit terdengar suara ledakan-ledakan akibat tapak magma panas Datuk Malenggang Dilangit yang menjejak tanah, bagaikan seekor banteng ganas, sosok Datuk Malenggang Dilangit yang sudah berubah menjadi monster magma lahar terus berlari kearah Bintang. Beberapa tombak dihadapan Bintang, monster magma Datuk Malenggang Dilangit melompat dan ;Wuussshhh!M

  • Ksatria Pengembara Season 1   87. Bagian 19

    Dhuarr! Dhuarr! Dhuarr! Dhuarr!Ledakan-ledakan dahsyat dan beruntun terjadi diudara hingga terasa menggetarkan alam. Tinju-tinju magma bertemu dengan taburan Bintang-bintang putih kecil yang terang milik Bintang.Dhuarr! Dhuarr! Dhuarr! Dhuarr!Baik Bintang maupun Datuk Malenggang Dilangit terus melepaskan serangan dahsyatnya, hingga ledakan demi ledakan terus terjadi membahana ditempat itu, dalam sekejap saja, pohon-pohon yang ada dipulau itu langsung berterbangan dan bertumbangan entah kemana, tempat itu langsung luluh lantah dibuat oleh ledakan dahsyat oleh serangan Bintang dan Datuk Malenggang Dilangit.Saat Bintang berhasil turun kebawah, pulau itu sudah terbakar setengahnya akibat ledakan yang tadi terjadi, wajah Bintang kembali berubah saat melihat Datuk Malenggang Dilangit terlihat menghimpun tenaganya, magma lahar panas terlihat berkumpul ditelapak tangan Datuk Malenggang Dilangit.Bintang yang melihat hal itu segera ikut mengumpulkan haw

  • Ksatria Pengembara Season 1   87. Bagian 18

    SEBUAH pulau kosong tak berpenghuni dipilih oleh Bintang untuk menjadi tempat pertarungannya dengan Datuk Malenggang Dilangit. Kini kedua-duanya sudah saling berdiri berhadapan, Bintang kini sudah kembali ke sosoknya semula, demikian pula Datuk Malenggang Dilangit yang kini sudah berdiri diatas tanah tempatnya berpijak. Kedua-duanya saling berhadapan dengan tatapan tajam.Wweerrrr..!Tanpa banyak bicara, sosok Datuk Malenggang Dilangit tiba-tiba saja mengeluarkan magma lahar panas dari sekujur tubuhnya, terutama dibagian kedua tangan, kedua kaki dan kepala. Sedangkan sebagian besar tubuhnya belum berubah menjadi magma lahar panas.Bintang yang melihat hal itupun tak tinggal diam, dan ;Blesshhhh...!Tiba-tiba saja tubuh Bintang telah diliputi energi putih keperakan, rambut Bintangpun telah berubah menjadi berwarna putih keperakan dengan balur-balur keemasan yang mengeluarkan hawa dingin. Rupanya Bintang langsung menggunakan wujud Pangeran Bulan

  • Ksatria Pengembara Season 1   87. Bagian 17

    Wuusshhh!Tombak melesat dengan sangat cepat dan kuat kearah Datuk Malenggang Dilangit.Blepp!Kembali tombak yang dilemparkan oleh Sutan Rajo Alam hangus terbakar begitu menyentuh sosok Datuk Malenggang Dilangit.“Cepat ungsikan paduka rajo” teriak Datuk Rajo Dilangit memperingatkan para pejabat istana yang berdiri bersama Paduka Ananggawarman.“Tidak, aku takkan lari!” ucap Paduka Ananggawarman dengan keras hati hingga membuat Datuk Rajo Dilangit dan Sutan Rajo Alam hanya menarik nafas panjang melihat kekerasan hati Paduka Ananggawarman.Sementara itu magma lahar panas terus semakin banyak menjalar menutupi halaman istana Nagari Batuah.Datuk Rajo Dilangit dan Sutan Rajo Alam terlihat tengah memikirkan rencana untuk mengatasi hal itu, waktu yang sempat dan mendesak membuat keduanya sedikit khawatir dengan keadaan yang terjadi, hingga ;“Datuak Malenggang Di

  • Ksatria Pengembara Season 1   87. Bagian 16

    Istana Nagari Batuah terlihat begitu sibuk dengan segala macam aktivitasnya, karena hari ini adalah janji yang ditetapkan oleh Datuak Malenggang Dilangit terhadap wilayah Nagari Batuah, dengan dipimpin oleh Datuk Rajo Dilangit, Paduka Ananggawarman berniat untuk melawan Datuk Malenggang Dilangit dengan segenap kekuatan istana Nagari Batuah, para hulubalang, panglima dan pejabat istana Nagari Batuahpun memberikan tanda kesiapan mereka berjuang hidup atau mati demi mempertahankan kedaulatan istana Nagari Batuah.Datuk Rajo Dilangit dipercaya oleh Paduka Ananggawarman untuk memimpin seluruh pasukan yang ada di istana Nagari Batuah dan Datuk Rajo Dilangit menerimanya untuk menjalankan taktik yang akan digunakan untuk melawan amukan Datuk Malenggang Dilangit. Seluruh masyarakat kotaraja Nagari Batuah sudah diungsikan demi keselamatan mereka. Paduka Ananggawarman menolak untuk ikut me

  • Ksatria Pengembara Season 1   87. Bagian 15

    Pagi itu di Istana Bunian, panglima Kitty yang tiba-tiba saja datang menghadap, disaat Bintang dan Ratu Bunian tengah bercengkrama mesra berdua. “Sembah hormat hamba paduka, ratu” ucap panglima Kitty berlutut dihadapan keduanya. Ratu Bunian terlihat mengangkat tangannya sebagai tanda menerima hormat panglima Kitty. “Ada apa Kitty?” “Ampun ratu, Datuak Malenggang Dilangit sudah muncul kembali” ucap Kitty lagi hingga membuat wajah Ratu Bunian berubah pucat. Bintang yang ada didekatnya mulai tertarik mendengarnya. “Untung saja kita cepat memindahkan Negeri Bunian jauh dari gunung marapi. Kalau tidak, Datuak Malenggang Dilangit pasti sudah datang kemari” ucap Ratu Bunian lagi. Panglima Kitty terlihat mengangguk-anggukkan kepalanya. “Dimana Datuak Malenggang Dilangit muncul Kitty?” tanya Bintang cepat hingga membuat Ratu Bunian dan panglima Kitty memandang kearah Bintang. “Ampun paduka, Datuak Malenggang Dilangit mengacau di istana Nagari Batuah” “Istana Nagari Batuah?!” ulang Bintan

  • Ksatria Pengembara Season 1   87. Bagian 14

    “Maafkan kelancangan ambo datuak” ucap Datuk Rajo Dilangit lagi. Entah apa maksud Datuk Rajo Dilangit yang tiba-tiba saja berjongkok. Perlahan sosok Datuk Rajo Dilangit mulai berubah menjadi seekor harimau loreng yang sangat besar, 2x ukuran harimau dewasa, sama besarnya dengan harimau putih jelmaan Datuk Malenggang Dilangit.Grraaauuummm!Grraaauuummm!Dua harimau besar ini saling mengaum dengan dahsyat, begitu dahsyatnya banyak para prajurit yang ada ditempat itu jatuh terduduk karena lemas lututnya.Grraaauuummm!Grraaauuummm!Kembali kedua harimau besar ini saling mengaum, tapi kali ini disertai dengan sama-sama saling menerkam kedepan.Kembali terjadi dua pertarungan raja rimba yang sama-sama berwujud besar. Saling terkam, saling cakar dan saling gigit, dilakukan oleh kedua harimau berbeda warna ini. Kali ini harimau belang jelmaan Datuk Rajo Dilangit mampu memberikan perlawanan sen

  • Ksatria Pengembara Season 1   87. Bagian 13

    Sekarang Datuk Malenggang Dilangit telah dikeroyok oleh dua pengguna harimau dan macan kumbang, tapi bukannya terdesak, Datuk Malenggang Dilangit justru tertawa-tawa senang melayani serangan keduanya.“Hahaha.. sudah lama aku tidak bertarung sesenang ini” ucap Datuk Malenggang Dilangit lagi.Sebenarnya jurus-jurus harimau putih milik Datuk Malenggang Dilangit tidaklah jauh berada diatas jurus harimau singgalang milik Wijaya dan jurus macan kumbang milik Panglima Kumbang, hanya saja perbedaan kekuatan dan pengalaman yang membuat Datuk Malenggang Dilangit lebih unggul.Memasuki jurus ke 88, Wijaya dan Panglima Kumbang terlihat sama-sama melompat mundur kebelakang.Graaauumm!Ggrraaamm!Tiba-tiba saja Wijaya dan Panglima Kumbang terdengar mengaum. Sosok Wijaya sendiri yang sudah berjongkok merangkak tiba-tiba saja berubah wujud menjadi seekor harimau belang kuning dewasa, sedangkan sosok Panglima Kumbang y

  • Ksatria Pengembara Season 1   87. Bagian 12

    Wusshhh!Seperti melempar karung saja, Datuk Malenggang Dilangit dengan ringannya melemparkan sosok Rajo mudo Basa kehadapan Paduka Ananggawarman.Tapp!Sesosok tubuh tampak langsung bergerak didepan Paduka Ananggawarman dan langsung menangkap tubuh Rajo mudo Basa yang dilemparkan oleh Datuk Malenggang Dilangit. Rupanya dia adalah Panglima Kumbang.“Rajo mudo, anakku” ucap Panglima Kumbang dengan wajah berubah yang melihat keadaan Rajo mudo Basa yang babak belur. Panglima Kumbang dengan cepat memeriksa keadaan putranya tersebut. Walaupun babak belur, Panglima Kumbang masih dapat merasakan tanda-tanda kehidupan ditubuh Rajo mudo Basa walaupun sangat lemah sekali. Panglima Kumbang segera memerintahkan beberapa prajurit untuk membawa sosok Rajo mudo Basa.“Apa yang datuak lakukan pada putra hamba?” tanya Panglima Kumbang lagi. Nada suara Panglima Kumbang sedikit meninggi.“Putramu, siapa kau?&rdqu

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status