Share

44. Bagian 19

last update Terakhir Diperbarui: 2022-03-18 01:07:15

Dapat dipastikan kali ini kedua jurus puncak ini akan memakan korban salah satu diantara mereka.

“Kakak..”. Ahisma tampak angkat bicara kearah Bintang dengan wajah cemas, tanpa menoleh Bintang hanya menganggukkan kepalanya.

Sesaat sebelum kedua pukulan dahsyat itu bertemu ditengah-tengah. “Serrr..”. tiba-tiba saja sebuah bayangan sudah berdiri tepat ditengah-tengah.

“Pusaran Matahari ..” belum lagi Qiubai dan putri Yuan menyadari apa yang terjadi, tiba-tiba ada satu kekuatan yang membuat serangan mereka langsung mengarah kearah langit.

“Plassshhhh.. Byyarrrrr!”. kedua pukulan dahsyat yang melesat kearah langit itu pecah hingga membuat awan yang ada dilangit langsung terbelah hingga sejauh mata memandang, betapa dahsyatnya, dapat dipastikan kalau kedua pukulan itu bertemu akan memakan korban.

Qiubai dan putri Yuan sama-sama terkejut saat menyadari kalau sosok yang kini berdiri ditengah-tengah

Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Ksatria Pengembara Season 1   44. Bagian 20

    Rembulan bersinar terang malam itu, juga di puncak Bukit Bayangan, rembulan terlihat lebih besar malam itu, mengiringi perjalanan malam yang semakin larut, sebagian mahluk mulai terlelap diperaduannya. Sesekali suara Bintang malam terdengar.Kesunyian dan kesyahduan malam itu, juga dirasakan dibeberapa kamar di rumah megah yang ada diBukit Bayangan. Kamar-kamar dimana para istri-istri Bintang berada. Disemua kamar istrinya, sosok Bintang ada untuk menemani, inilah salah satu cara perlakuan adil yang Bintang berikan kepada para istri-istrinya.Di kamar Yuan Ming Zhu.Dua sosok tubuh tampak tengah terbaring lemas diatas peraduan, sosok polos putri Yuan tampak dengan senyum bahagia merebahkan wajahnya didada bidang Bintang. Bintang sendiri tampak meraih selimut yang ada dibawah kaki mereka dan menutupi tubuh mereka yang polos. Yuan tampak mengangkat wajahnya dan melihat kearah Bintang yang saat itu juga tengah menatapnya dengan senyuman.Dengan senyuman meng

    Terakhir Diperbarui : 2022-03-19
  • Ksatria Pengembara Season 1   44. Bagian 21

    “Oh ya dinda, kekuatan besar yang kanda pergunakan saat menghadapi Qiubai karena kanda mengambil kekuatan energi alam yang ada, tapi sampai sekarang kanda belum tahu harus memberi nama jurus itu, apakah dinda ada saran?” ucap Bintang lagi, Bintang tahu kalau putri Ahisma Raya memiliki kecerdasan pikiran diatas rata-rata.“Hmm.. kanda sudah memiliki jurus maha dahsyat yang bernama Cermin Agung Matahari Rembulan.. menurut dinda, nama yang paling pas dengan jurus kanda yang baru itu adalah Cermin Sakti Alam Semesta”“Cermin Sakti Alam Semesta..”. Ulang Bintang lagi.“Bagaimana menurut kanda?”“Hmmm.. Cermin Sakti Alam Semesta, nama yang sangat cocok sekali..”. Ucap Bintang tersenyum. Putri Ahisma Rayapun ikut tersenyum.“Dinda memang istri kanda yang paling cerdas”. Ucap Bintang lagi. Putri Ahisma Raya hanya tersenyum cantik.Ahisma tampa

    Terakhir Diperbarui : 2022-03-19
  • Ksatria Pengembara Season 1   44. Bagian 22

    “Plasshh..”. tiba-tiba saja tubuh Bintang sudah lenyap dari pandangan.Sementara itu di Bukit Bayangan, kedatangan kakek Baruna, paman randu dan Yuki disambut oleh Setyo Pinangan, Ratih dan istri-istri Bintang. Tak lama sosok Bintangpun sudah muncul dihalaman depan rumah.“Paman..”. Ucap Bintang dengan wajah bahagia melihat sosok lelaki yang merupakan kakak seperguruan dari Setyo Pinangan.“Bintang..”. Ucap sang paman dengan wajah penuh kebahagiaan, keduanya saling berpelukan melepaskan kerinduan, semenjak Bintang bersama kedua orangtuanya kembali ke Bukit Bayangan saat Setyo Pinangan diberhentikan dari jabatannya sebagai patih, Bintang sangat dekat dengan paman randu, dari paman randunya lah Bintang memperdalam ilmu kanuragannya.“Apa kabar paman?”“Paman baik-baik saja Bintang, bagaimana kabarmu selama ini? walau banyak orang yang bilang kalau keponakan paman ini sudah tiada, tapi paman yakin

    Terakhir Diperbarui : 2022-03-19
  • Ksatria Pengembara Season 1   44. Bagian 23

    Ketiga maharesi inilah yang dipercaya sang mahaguru untuk mendidik putra mahkota Wira Jagat Kencana hingga menjadi pendekar yang pilih tanding di dunia persilatan, Wira Jagat Kencana sangat segan kepada ketiga maharesi yang menjadi guru ilmu kanuragannya, apalagi terhadap mahaguru. Kemegahan bangunan yang menjadi tempat pemujaan ini merupakan sumbangan dari Wira Jagat Kencana.Kedatangan Wira Jagat Kencana, membuat para pengikut dan murid-murid sang mahaguru langsung memberikan jalan kepada sang putra mahkota.Wira Jagat Kencana maju kehadapan ketiga maharesi, lalu ikut larut dalam pemujaan yang tengah berlangsung. Mantra-mantra syair terus berkumandang ditempat itu, semuanya larut dalam kekhusukan meditasi mereka. Sepertinya Wira Jagat Kencana juga sudah terbiasa melakukan semua ini. Dan hal itu berlangsung hingga pagi datang menjelang.Saat pagi datang, pancaran cahaya di wajah sang mahaguru tampak menghilang seiring dengan terbukanya kedua mata sang mahaguru.

    Terakhir Diperbarui : 2022-03-19
  • Ksatria Pengembara Season 1   45. Kidung Mayat

    BUKIT bayangan tampak berdiri tegar didalam kabut, tak sembarangan orang yang mampu mencapai tempat ini. “Kharrkkkhhh”. sebuah suara keras melengking tampak membahana di Bukit Bayangan, suara yang ternyata berasal dari seekor rajawali yang cukup besar yang tampak terbang berputar-putar diatas Bukit Bayangan. Seekor burung rajawali yang sudah cukup dewasa, warna bulunya yang putih bersih membuat lesatannya diangkasa seperti kilat putih menyambar.Di kaki bukit, 4 ekor kuda menaiki Bukit Bayangan dengan pelan, sepasang kuda didepan tampak ditunggangi oleh dua orang lelaki yang berperawakan gagah seperti pendekar. Yang satu adalah sosok seorang lelaki muda dan gagah. Mengenakan pakaian rompi dengan bertelanjang dada, sebuah rompi putih dikenakan, dikepalnya juga tampak mengenakan ikat kepala putih yang langsung menguncir rambutnya. Di punggung tampak tersampir sebilah pedang dengan gagang kepala rajawali. Didepannya tampak pula duduk seoran

    Terakhir Diperbarui : 2022-03-20
  • Ksatria Pengembara Season 1   45. Bagian 2

    “Benar kek, guru sudah lama wafat”“Kini nama besar gurumu sudah kau sandang sebagai Pendekar Rajawali Sakti” ucap kakek Baruna lagi, Bayu hanya tersenyum mendengar hal itu. Lalu semuanya menatap kearah halaman depan, dimana terlihat seekor rajawali putih berukuran besar tampak tengah asyik memakan rumput segar yang ada dihalaman.“Sepertinya langit sedang mengandung ya Bayu?”. ucap Bintang tiba-tiba, hingga membuat wajah Bayu berubah.“Bagaimana kau bisa tahu Bintang?”Bintang hanya tersenyum mendengar hal itu.“Oh ya Bintang, bisa katakan padaku tentang masa lalu istriku, Mawar?”Bintang tampak menarik nafas panjang.“Dulu aku dan Mawar pernah bekerja sama menghadapi seorang demang, yang dari cerita Mawar kalau demang itu yang telah membunuh seluruh keluarganya, tapi sayang saat terjadi pertarungan, Mawar terjatuh kedalam jurang.. Cuma itu saja yang aku tahu Bayu&rdqu

    Terakhir Diperbarui : 2022-03-20
  • Ksatria Pengembara Season 1   45. Bagian 3

    Beberapa hari kemudian, telah diputuskan kalau Bintang bersama ketiga istrinya akan menghadiri undangan dari gusti prabu Jagat Kencana.“Romo dan bundamu tidak bisa ikut menemani karena jarak ke kerajaan Setyo Kencana cukup jauh dari sini..”“Yah, pergilah Bintang, disini sudah ada paman yang akan menjaga bundamu”. Ucap paman randu lagi.“Jangan lupa kakekmu juga ada disini Bintang” ucap Setyo pinangan lagi. Lalu Bintang mengalihkan pandangannya kearah Yuki.“Sebenarnya Yuki ingin sekali ikut dengan kak Bintang, tapi Yuki masih harus banyak belajar ilmu kanuragan dengan kakek, jadi terpaksa deh Yuki tinggal”. Ucap Yuki dengan bersungut-sungut.“Hahaha... cucu yang pintar..”. ucap kakek Baruna tertawa.“Tapi kakek janji akan mengajarkan Yuki aji amblas bumi kan ? ucap Yuki menagih janji.“Pasti akan kakek ajarkan. Pasti...hehe”. ucap kakek B

    Terakhir Diperbarui : 2022-03-20
  • Ksatria Pengembara Season 1   45. Bagian 4

    Malam semakin larut, saat Bintang kembali meneruskan zikirnya setelah Ahisma Raya akhirnya tertidur dipangkuannya.“Plashhh.. plashhh... plashhh..”. tiba-tiba saja Bintang dikejutkan dengan 3 buah sinar merah yang melesat dari kejauhan kearah mereka. Tak ingin membangunkan istrinya Ahisma Raya yang ada dipangkuannya. Bintang langsung merapal aji Kelana Sukmanya, hingga sukma Bintang bisa keluar dari raganya.Sukma Bintang langsung melompat keluar, bersiap menyambut kedatangan ketiga sinar merah tersebut. Semakin dekat Bintang semakin dapat melihat dengan jelas bentuk ketiga cahaya merah tersebut.Semakin dekat Bintang semakin dapat melihat dengan jelas kalau ketiga cahaya tersebut ternyata adalah 3 sosok mahluk ghaib yang wujudnya mengerikan.“Pelet...”. batin Bintang mengenali ketiga sinar merah tersebut. “Sepertinya pelet ini ditujukan kepada ketiga istriku”. Batin Bintang lagi seraya menatap kearah ket

    Terakhir Diperbarui : 2022-03-20

Bab terbaru

  • Ksatria Pengembara Season 1   87. Bagian 20

    Bintang yang melihat kekuatan puncak yang telah dikerahkan oleh Datuk Malenggang Dilangit, segera ikut menghimpun tenaganya. Uap tipis putih terlhat keluar dari tubuh Bintang, uap putih yang mengeluarkan hawa dingin yang sangat menyengat.Dari uap tipis itu, terlihat membentuk sebuah bayangan diatas kepala Bintang, bayangan seekor naga berwarna putih tercipta.“Ledakan besar, khhaaaa!”Tiba-tiba saja sosok Datuk Malenggang Dilangit yang sudah diselimuti magma lahar panas langsung berlari kearah Bintang.Buumm! Buumm! Buumm! Buumm!Di setiap langkah Datuk Malenggang Dilangit terdengar suara ledakan-ledakan akibat tapak magma panas Datuk Malenggang Dilangit yang menjejak tanah, bagaikan seekor banteng ganas, sosok Datuk Malenggang Dilangit yang sudah berubah menjadi monster magma lahar terus berlari kearah Bintang. Beberapa tombak dihadapan Bintang, monster magma Datuk Malenggang Dilangit melompat dan ;Wuussshhh!M

  • Ksatria Pengembara Season 1   87. Bagian 19

    Dhuarr! Dhuarr! Dhuarr! Dhuarr!Ledakan-ledakan dahsyat dan beruntun terjadi diudara hingga terasa menggetarkan alam. Tinju-tinju magma bertemu dengan taburan Bintang-bintang putih kecil yang terang milik Bintang.Dhuarr! Dhuarr! Dhuarr! Dhuarr!Baik Bintang maupun Datuk Malenggang Dilangit terus melepaskan serangan dahsyatnya, hingga ledakan demi ledakan terus terjadi membahana ditempat itu, dalam sekejap saja, pohon-pohon yang ada dipulau itu langsung berterbangan dan bertumbangan entah kemana, tempat itu langsung luluh lantah dibuat oleh ledakan dahsyat oleh serangan Bintang dan Datuk Malenggang Dilangit.Saat Bintang berhasil turun kebawah, pulau itu sudah terbakar setengahnya akibat ledakan yang tadi terjadi, wajah Bintang kembali berubah saat melihat Datuk Malenggang Dilangit terlihat menghimpun tenaganya, magma lahar panas terlihat berkumpul ditelapak tangan Datuk Malenggang Dilangit.Bintang yang melihat hal itu segera ikut mengumpulkan haw

  • Ksatria Pengembara Season 1   87. Bagian 18

    SEBUAH pulau kosong tak berpenghuni dipilih oleh Bintang untuk menjadi tempat pertarungannya dengan Datuk Malenggang Dilangit. Kini kedua-duanya sudah saling berdiri berhadapan, Bintang kini sudah kembali ke sosoknya semula, demikian pula Datuk Malenggang Dilangit yang kini sudah berdiri diatas tanah tempatnya berpijak. Kedua-duanya saling berhadapan dengan tatapan tajam.Wweerrrr..!Tanpa banyak bicara, sosok Datuk Malenggang Dilangit tiba-tiba saja mengeluarkan magma lahar panas dari sekujur tubuhnya, terutama dibagian kedua tangan, kedua kaki dan kepala. Sedangkan sebagian besar tubuhnya belum berubah menjadi magma lahar panas.Bintang yang melihat hal itupun tak tinggal diam, dan ;Blesshhhh...!Tiba-tiba saja tubuh Bintang telah diliputi energi putih keperakan, rambut Bintangpun telah berubah menjadi berwarna putih keperakan dengan balur-balur keemasan yang mengeluarkan hawa dingin. Rupanya Bintang langsung menggunakan wujud Pangeran Bulan

  • Ksatria Pengembara Season 1   87. Bagian 17

    Wuusshhh!Tombak melesat dengan sangat cepat dan kuat kearah Datuk Malenggang Dilangit.Blepp!Kembali tombak yang dilemparkan oleh Sutan Rajo Alam hangus terbakar begitu menyentuh sosok Datuk Malenggang Dilangit.“Cepat ungsikan paduka rajo” teriak Datuk Rajo Dilangit memperingatkan para pejabat istana yang berdiri bersama Paduka Ananggawarman.“Tidak, aku takkan lari!” ucap Paduka Ananggawarman dengan keras hati hingga membuat Datuk Rajo Dilangit dan Sutan Rajo Alam hanya menarik nafas panjang melihat kekerasan hati Paduka Ananggawarman.Sementara itu magma lahar panas terus semakin banyak menjalar menutupi halaman istana Nagari Batuah.Datuk Rajo Dilangit dan Sutan Rajo Alam terlihat tengah memikirkan rencana untuk mengatasi hal itu, waktu yang sempat dan mendesak membuat keduanya sedikit khawatir dengan keadaan yang terjadi, hingga ;“Datuak Malenggang Di

  • Ksatria Pengembara Season 1   87. Bagian 16

    Istana Nagari Batuah terlihat begitu sibuk dengan segala macam aktivitasnya, karena hari ini adalah janji yang ditetapkan oleh Datuak Malenggang Dilangit terhadap wilayah Nagari Batuah, dengan dipimpin oleh Datuk Rajo Dilangit, Paduka Ananggawarman berniat untuk melawan Datuk Malenggang Dilangit dengan segenap kekuatan istana Nagari Batuah, para hulubalang, panglima dan pejabat istana Nagari Batuahpun memberikan tanda kesiapan mereka berjuang hidup atau mati demi mempertahankan kedaulatan istana Nagari Batuah.Datuk Rajo Dilangit dipercaya oleh Paduka Ananggawarman untuk memimpin seluruh pasukan yang ada di istana Nagari Batuah dan Datuk Rajo Dilangit menerimanya untuk menjalankan taktik yang akan digunakan untuk melawan amukan Datuk Malenggang Dilangit. Seluruh masyarakat kotaraja Nagari Batuah sudah diungsikan demi keselamatan mereka. Paduka Ananggawarman menolak untuk ikut me

  • Ksatria Pengembara Season 1   87. Bagian 15

    Pagi itu di Istana Bunian, panglima Kitty yang tiba-tiba saja datang menghadap, disaat Bintang dan Ratu Bunian tengah bercengkrama mesra berdua. “Sembah hormat hamba paduka, ratu” ucap panglima Kitty berlutut dihadapan keduanya. Ratu Bunian terlihat mengangkat tangannya sebagai tanda menerima hormat panglima Kitty. “Ada apa Kitty?” “Ampun ratu, Datuak Malenggang Dilangit sudah muncul kembali” ucap Kitty lagi hingga membuat wajah Ratu Bunian berubah pucat. Bintang yang ada didekatnya mulai tertarik mendengarnya. “Untung saja kita cepat memindahkan Negeri Bunian jauh dari gunung marapi. Kalau tidak, Datuak Malenggang Dilangit pasti sudah datang kemari” ucap Ratu Bunian lagi. Panglima Kitty terlihat mengangguk-anggukkan kepalanya. “Dimana Datuak Malenggang Dilangit muncul Kitty?” tanya Bintang cepat hingga membuat Ratu Bunian dan panglima Kitty memandang kearah Bintang. “Ampun paduka, Datuak Malenggang Dilangit mengacau di istana Nagari Batuah” “Istana Nagari Batuah?!” ulang Bintan

  • Ksatria Pengembara Season 1   87. Bagian 14

    “Maafkan kelancangan ambo datuak” ucap Datuk Rajo Dilangit lagi. Entah apa maksud Datuk Rajo Dilangit yang tiba-tiba saja berjongkok. Perlahan sosok Datuk Rajo Dilangit mulai berubah menjadi seekor harimau loreng yang sangat besar, 2x ukuran harimau dewasa, sama besarnya dengan harimau putih jelmaan Datuk Malenggang Dilangit.Grraaauuummm!Grraaauuummm!Dua harimau besar ini saling mengaum dengan dahsyat, begitu dahsyatnya banyak para prajurit yang ada ditempat itu jatuh terduduk karena lemas lututnya.Grraaauuummm!Grraaauuummm!Kembali kedua harimau besar ini saling mengaum, tapi kali ini disertai dengan sama-sama saling menerkam kedepan.Kembali terjadi dua pertarungan raja rimba yang sama-sama berwujud besar. Saling terkam, saling cakar dan saling gigit, dilakukan oleh kedua harimau berbeda warna ini. Kali ini harimau belang jelmaan Datuk Rajo Dilangit mampu memberikan perlawanan sen

  • Ksatria Pengembara Season 1   87. Bagian 13

    Sekarang Datuk Malenggang Dilangit telah dikeroyok oleh dua pengguna harimau dan macan kumbang, tapi bukannya terdesak, Datuk Malenggang Dilangit justru tertawa-tawa senang melayani serangan keduanya.“Hahaha.. sudah lama aku tidak bertarung sesenang ini” ucap Datuk Malenggang Dilangit lagi.Sebenarnya jurus-jurus harimau putih milik Datuk Malenggang Dilangit tidaklah jauh berada diatas jurus harimau singgalang milik Wijaya dan jurus macan kumbang milik Panglima Kumbang, hanya saja perbedaan kekuatan dan pengalaman yang membuat Datuk Malenggang Dilangit lebih unggul.Memasuki jurus ke 88, Wijaya dan Panglima Kumbang terlihat sama-sama melompat mundur kebelakang.Graaauumm!Ggrraaamm!Tiba-tiba saja Wijaya dan Panglima Kumbang terdengar mengaum. Sosok Wijaya sendiri yang sudah berjongkok merangkak tiba-tiba saja berubah wujud menjadi seekor harimau belang kuning dewasa, sedangkan sosok Panglima Kumbang y

  • Ksatria Pengembara Season 1   87. Bagian 12

    Wusshhh!Seperti melempar karung saja, Datuk Malenggang Dilangit dengan ringannya melemparkan sosok Rajo mudo Basa kehadapan Paduka Ananggawarman.Tapp!Sesosok tubuh tampak langsung bergerak didepan Paduka Ananggawarman dan langsung menangkap tubuh Rajo mudo Basa yang dilemparkan oleh Datuk Malenggang Dilangit. Rupanya dia adalah Panglima Kumbang.“Rajo mudo, anakku” ucap Panglima Kumbang dengan wajah berubah yang melihat keadaan Rajo mudo Basa yang babak belur. Panglima Kumbang dengan cepat memeriksa keadaan putranya tersebut. Walaupun babak belur, Panglima Kumbang masih dapat merasakan tanda-tanda kehidupan ditubuh Rajo mudo Basa walaupun sangat lemah sekali. Panglima Kumbang segera memerintahkan beberapa prajurit untuk membawa sosok Rajo mudo Basa.“Apa yang datuak lakukan pada putra hamba?” tanya Panglima Kumbang lagi. Nada suara Panglima Kumbang sedikit meninggi.“Putramu, siapa kau?&rdqu

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status