“Bukit Bayangan cukup jauh dari sini”. Ucap Gusti Prabu Jagat Kencana lagi tersedia sejenak.
“Paman mahapatih, pergilah ke Bukit Bayangan, undang raden Bintang ke istana, aku ingin raden Bintang menjadi tamu kehormatan pada penobatan putra mahkota” ucap Gusti Prabu Jagat Kencana.
“Tapi gusti prabu, penobatan putra mahkota hanya tinggal beberapa hari saja lagi, rasanya tidak mungkin untuk mengundang raden Bintang kemari dalam waktu sedekat ini”.
“Undurkan saja waktunya paman mahapatih”
“Tapi undangan telah disebar gusti prabu”
“Buat undangan baru paman mahapatih”. Ucap Gusti Prabu Jagat Kencana lagi cepat. mahapatih Suryo Barata tampak terdiam, tak lama, kemudian tersenyum.
“Baik gusti prabu”
“Jangan lupa bawakan upeti yang banyak paman mahapatih sebagai hadiah atas pengangkatan raden Bintang menjadi pemimpin dunia persilatan”
&
Kedudukan Bintang sebagai pemimpin dunia persilatan yang baru, membuat banyak raja-raja, para tumenggung dan adipati mengirimkan upeti sebagai tanda persahabatan, tapi tentu dengan alasan yang berbeda-beda. Bila alasan gusti Prabu Jagat Kencana mengirimkan utusan untuk mengundang Bintang menjadi tamu kehormatan pada acara penobatan putra mahkota Wira Jagat Kencana, sementara para raja, tumenggung dan adipati mengirimkan upeti kepada Bintang hanya sekedar ingin membuktikan kabar yang tersebar di dunia persilatan mengenai kecantikan istri-istri Bintang yang bagaikan bidadari dari kayangan.Sekarang kita melompat kembali ke Bukit Bayangan. Tepatya di salah satu tempat disebelah timur Bukit Bayangan. Disebuah lapangan tandus, terlihat seorang Bintang yang tengah berlatih ilmu kanuragan.Jurus-jurus Bintang begitu lembut dan selaras dengan keadaan alam disekitarnya, gerakan Bintang seperti mengikuti kemana angin bertiup. Dari gerakan lembut sesekali Bintang menggebrak
Di puncak Bukit Bayangan, terlihat rombongan kerajaan yang telah menunggu kehadiran Bintang, saat ini ayahanda Bintang, Setyo Pinangan yang tengah menjamu mereka semua.Tak lama, Bintangpun muncul dari dalam rumah. Bintang terkejut saat mengenali siapa sosok yang datang tersebut.“Paman ranang”. Ucap Bintang tersenyum saat mengenali sosok yang ada dihadapannya, tentu Bintang sangat mengenali sosok lelaki tua yang ada dihadapannya, karena dia adalah Mahapatih Ranang dari kerajaan Karangsewu.“Selamat Bintang, atas pengangkatanmu menjadi pemimpin dunia persilatan”. Ucap Mahapatih Ranang menyambut kedatangan Bintang. Bintang hanya tersenyum mendengar hal itu.Lalu Bintang juga menatap kearah seorang pemuda yang sebaya dengannya. “Raden Santang..”. Ucap Bintang menjura hormat pada putra Mahapatih Ranang yang rupanya ikut bersama Mahapatih Ranang saat itu, raden Santang tampak tersenyum hambar seraya membalas juraan hormat B
“Hamba Bintang memberi hormat pada tuan”. Ucap Bintang lagi.“Apakah tuan ini berasal dari daratan mongol?”. Ucap Bintang lagi.“Ucapan tuan memang tidak salah, hamba dari daratan mongol, hamba dulu adalah pengikut kaisar Dinasti Yuan” ucap Qiubai lagi hingga membuat wajah Bintang berubah.“Hamba juga adalah sahabat dari Iblis Langit dan Iblis Bumi yang pernah tuan kalahkan”. Ucapan Qiubai lagi-lagi membuat wajah Bintang berubah. “Tapi kedatangan hamba kemari bukan ingin membalas dendam... Hamba hanya ingin bertemu dengan orang hebat yang telah mengalahkan 4 jenderal besar kaisar juga mengalahkan sahabat-sahabat hamba Iblis Langit dan Iblis Bumi..” ucap Qiubai lagi.“Hamba sungguh merasa terhormat mendapatkan pujian tuan Qiubai”. Ucap Bintang lagi.Bintang tahu sejak tadi, putra mahkota Jagat Kencana selalu menatap kearah dirinya, tapi Bintang mencoba tidak peduli dengan hal it
“Bunda.. Yuan... Kim.. Ahisma. Perkenalkan, ini Mahapatih Ranang dan raden Santang..”. Ucap Bintang“Ini mahapatih Suryo Barata, tuan Qiubai dan putra mahkota kerajaan Setyo Kencana”. Ucap Bintang lagi memperkenalkan.Ketiga istri Bintang segera menjura hormat dengan anggunnya. “Hahaha.. ternyata benar kabar yang beredar dirimba persilatan, kau memiliki istri- istri bidadari Bintang”. Ucap mahapatih Suryo Barata lagi. Bintang ikut tersenyum mendengarnya.“Tuan Qiubai, tak disangka kita akan bertemu disini..”. Ucap putri Ahisma Raya tiba-tiba hingga mengejutkan Qiubai dan menatap sosok putri Ahisma Raya yang menawan dengan tatapan yang penuh arti.“Putri Ahisma Raya...“. Ucap Qiubai lagi yang akhirnya mengenali sosok putri Ahisma Raya.Dulu Qiubai pernah diutus oleh kaisar Yuan ke India untuk menundukkan kerajaan Wijayanagara, tapi berkat kecerdasan putri Ahisma Raya yang menantang Qiubai d
Qiubai menyambut serangan dengan jurus yang sangat unik, tapi gerakan Qiubai mampu menetrlisir serangan putri Yuan. Inilah kehebatan jurus yang dimiliki oleh Qiubai, sedahsyat apapun serangan yang diterimanya, Qiubai mampu menetralisirnya. Qiubai menguasai jurus Sisik Emas, dan jurus yang saat ini digunakan oleh Qiubai dinamakan lembaran gunung dan laut, tapi putri Yuan tak patah semangat, serangan pertama berhasil dipatahkan, putri Yuan mengerahkan serangan kedua.“Teratai Salju!”. kali ini putri Yuan mengerahkan jurus yang mengandung hawa dingin yang dahsyat.Untuk menghindari serangan tersebut, Qiubai langsung mengerahkan jurus gugur daun, salah satu jurus Sisik Emas yang dimilikinya, Qiubai bergerak cepat menghindari serangan dingin oleh putri Yuan.Pertarungan berlangsung sengit, jurus Bunga Teratai yang berunsur lembut, berpadan apik dengan jurus Sisik Emas yang juga berunsur lembut
“Dengan jurus ini hamba dulu hampir mengalahkan jenderal Yuan Chonghuan” ucap Qiubai lagi.“Weesshhh..”. Baru saja Qiubai berucap demikian, hembusan angin kencang menerpa dirinya, kedua mata Qiubai membesar menatap kearah sosok putri Yuan yang tengah menghimpun kekuatan.Saat putri Yuan menggerakkan tangannya secara perlahan, tampak gelombang api mengikuti gerakannya. Ditempatnya Qiubai tampak terkejut melihat hal itu.“Jurus apa yang dipergunakannya, kuat sekali”. Batin Qiubai lagi. Pancaran jurus yang dipergunakan oleh putri Yuan terasa begitu kuat dan mematikan, Qiubai merasakan bulu kuduknya meregang. Tak heran, karena saat ini putri Yuan tengah menggunakan jurus Bunga Mentari miliknya yang sangat dahsyat.“Menggulung Awan!”. Ucap putri Yuan tiba-tiba melancarkan serangannya kearah Qiubai.Di tempatnya, Qiubai sangat terkejut melihat serangan api yang menggulung kearahnya, lebih
Dapat dipastikan kali ini kedua jurus puncak ini akan memakan korban salah satu diantara mereka.“Kakak..”. Ahisma tampak angkat bicara kearah Bintang dengan wajah cemas, tanpa menoleh Bintang hanya menganggukkan kepalanya.Sesaat sebelum kedua pukulan dahsyat itu bertemu ditengah-tengah. “Serrr..”. tiba-tiba saja sebuah bayangan sudah berdiri tepat ditengah-tengah.“Pusaran Matahari ..” belum lagi Qiubai dan putri Yuan menyadari apa yang terjadi, tiba-tiba ada satu kekuatan yang membuat serangan mereka langsung mengarah kearah langit.“Plassshhhh.. Byyarrrrr!”. kedua pukulan dahsyat yang melesat kearah langit itu pecah hingga membuat awan yang ada dilangit langsung terbelah hingga sejauh mata memandang, betapa dahsyatnya, dapat dipastikan kalau kedua pukulan itu bertemu akan memakan korban.Qiubai dan putri Yuan sama-sama terkejut saat menyadari kalau sosok yang kini berdiri ditengah-tengah
Rembulan bersinar terang malam itu, juga di puncak Bukit Bayangan, rembulan terlihat lebih besar malam itu, mengiringi perjalanan malam yang semakin larut, sebagian mahluk mulai terlelap diperaduannya. Sesekali suara Bintang malam terdengar.Kesunyian dan kesyahduan malam itu, juga dirasakan dibeberapa kamar di rumah megah yang ada diBukit Bayangan. Kamar-kamar dimana para istri-istri Bintang berada. Disemua kamar istrinya, sosok Bintang ada untuk menemani, inilah salah satu cara perlakuan adil yang Bintang berikan kepada para istri-istrinya.Di kamar Yuan Ming Zhu.Dua sosok tubuh tampak tengah terbaring lemas diatas peraduan, sosok polos putri Yuan tampak dengan senyum bahagia merebahkan wajahnya didada bidang Bintang. Bintang sendiri tampak meraih selimut yang ada dibawah kaki mereka dan menutupi tubuh mereka yang polos. Yuan tampak mengangkat wajahnya dan melihat kearah Bintang yang saat itu juga tengah menatapnya dengan senyuman.Dengan senyuman meng
Bintang yang melihat kekuatan puncak yang telah dikerahkan oleh Datuk Malenggang Dilangit, segera ikut menghimpun tenaganya. Uap tipis putih terlhat keluar dari tubuh Bintang, uap putih yang mengeluarkan hawa dingin yang sangat menyengat.Dari uap tipis itu, terlihat membentuk sebuah bayangan diatas kepala Bintang, bayangan seekor naga berwarna putih tercipta.“Ledakan besar, khhaaaa!”Tiba-tiba saja sosok Datuk Malenggang Dilangit yang sudah diselimuti magma lahar panas langsung berlari kearah Bintang.Buumm! Buumm! Buumm! Buumm!Di setiap langkah Datuk Malenggang Dilangit terdengar suara ledakan-ledakan akibat tapak magma panas Datuk Malenggang Dilangit yang menjejak tanah, bagaikan seekor banteng ganas, sosok Datuk Malenggang Dilangit yang sudah berubah menjadi monster magma lahar terus berlari kearah Bintang. Beberapa tombak dihadapan Bintang, monster magma Datuk Malenggang Dilangit melompat dan ;Wuussshhh!M
Dhuarr! Dhuarr! Dhuarr! Dhuarr!Ledakan-ledakan dahsyat dan beruntun terjadi diudara hingga terasa menggetarkan alam. Tinju-tinju magma bertemu dengan taburan Bintang-bintang putih kecil yang terang milik Bintang.Dhuarr! Dhuarr! Dhuarr! Dhuarr!Baik Bintang maupun Datuk Malenggang Dilangit terus melepaskan serangan dahsyatnya, hingga ledakan demi ledakan terus terjadi membahana ditempat itu, dalam sekejap saja, pohon-pohon yang ada dipulau itu langsung berterbangan dan bertumbangan entah kemana, tempat itu langsung luluh lantah dibuat oleh ledakan dahsyat oleh serangan Bintang dan Datuk Malenggang Dilangit.Saat Bintang berhasil turun kebawah, pulau itu sudah terbakar setengahnya akibat ledakan yang tadi terjadi, wajah Bintang kembali berubah saat melihat Datuk Malenggang Dilangit terlihat menghimpun tenaganya, magma lahar panas terlihat berkumpul ditelapak tangan Datuk Malenggang Dilangit.Bintang yang melihat hal itu segera ikut mengumpulkan haw
SEBUAH pulau kosong tak berpenghuni dipilih oleh Bintang untuk menjadi tempat pertarungannya dengan Datuk Malenggang Dilangit. Kini kedua-duanya sudah saling berdiri berhadapan, Bintang kini sudah kembali ke sosoknya semula, demikian pula Datuk Malenggang Dilangit yang kini sudah berdiri diatas tanah tempatnya berpijak. Kedua-duanya saling berhadapan dengan tatapan tajam.Wweerrrr..!Tanpa banyak bicara, sosok Datuk Malenggang Dilangit tiba-tiba saja mengeluarkan magma lahar panas dari sekujur tubuhnya, terutama dibagian kedua tangan, kedua kaki dan kepala. Sedangkan sebagian besar tubuhnya belum berubah menjadi magma lahar panas.Bintang yang melihat hal itupun tak tinggal diam, dan ;Blesshhhh...!Tiba-tiba saja tubuh Bintang telah diliputi energi putih keperakan, rambut Bintangpun telah berubah menjadi berwarna putih keperakan dengan balur-balur keemasan yang mengeluarkan hawa dingin. Rupanya Bintang langsung menggunakan wujud Pangeran Bulan
Wuusshhh!Tombak melesat dengan sangat cepat dan kuat kearah Datuk Malenggang Dilangit.Blepp!Kembali tombak yang dilemparkan oleh Sutan Rajo Alam hangus terbakar begitu menyentuh sosok Datuk Malenggang Dilangit.“Cepat ungsikan paduka rajo” teriak Datuk Rajo Dilangit memperingatkan para pejabat istana yang berdiri bersama Paduka Ananggawarman.“Tidak, aku takkan lari!” ucap Paduka Ananggawarman dengan keras hati hingga membuat Datuk Rajo Dilangit dan Sutan Rajo Alam hanya menarik nafas panjang melihat kekerasan hati Paduka Ananggawarman.Sementara itu magma lahar panas terus semakin banyak menjalar menutupi halaman istana Nagari Batuah.Datuk Rajo Dilangit dan Sutan Rajo Alam terlihat tengah memikirkan rencana untuk mengatasi hal itu, waktu yang sempat dan mendesak membuat keduanya sedikit khawatir dengan keadaan yang terjadi, hingga ;“Datuak Malenggang Di
Istana Nagari Batuah terlihat begitu sibuk dengan segala macam aktivitasnya, karena hari ini adalah janji yang ditetapkan oleh Datuak Malenggang Dilangit terhadap wilayah Nagari Batuah, dengan dipimpin oleh Datuk Rajo Dilangit, Paduka Ananggawarman berniat untuk melawan Datuk Malenggang Dilangit dengan segenap kekuatan istana Nagari Batuah, para hulubalang, panglima dan pejabat istana Nagari Batuahpun memberikan tanda kesiapan mereka berjuang hidup atau mati demi mempertahankan kedaulatan istana Nagari Batuah.Datuk Rajo Dilangit dipercaya oleh Paduka Ananggawarman untuk memimpin seluruh pasukan yang ada di istana Nagari Batuah dan Datuk Rajo Dilangit menerimanya untuk menjalankan taktik yang akan digunakan untuk melawan amukan Datuk Malenggang Dilangit. Seluruh masyarakat kotaraja Nagari Batuah sudah diungsikan demi keselamatan mereka. Paduka Ananggawarman menolak untuk ikut me
Pagi itu di Istana Bunian, panglima Kitty yang tiba-tiba saja datang menghadap, disaat Bintang dan Ratu Bunian tengah bercengkrama mesra berdua. “Sembah hormat hamba paduka, ratu” ucap panglima Kitty berlutut dihadapan keduanya. Ratu Bunian terlihat mengangkat tangannya sebagai tanda menerima hormat panglima Kitty. “Ada apa Kitty?” “Ampun ratu, Datuak Malenggang Dilangit sudah muncul kembali” ucap Kitty lagi hingga membuat wajah Ratu Bunian berubah pucat. Bintang yang ada didekatnya mulai tertarik mendengarnya. “Untung saja kita cepat memindahkan Negeri Bunian jauh dari gunung marapi. Kalau tidak, Datuak Malenggang Dilangit pasti sudah datang kemari” ucap Ratu Bunian lagi. Panglima Kitty terlihat mengangguk-anggukkan kepalanya. “Dimana Datuak Malenggang Dilangit muncul Kitty?” tanya Bintang cepat hingga membuat Ratu Bunian dan panglima Kitty memandang kearah Bintang. “Ampun paduka, Datuak Malenggang Dilangit mengacau di istana Nagari Batuah” “Istana Nagari Batuah?!” ulang Bintan
“Maafkan kelancangan ambo datuak” ucap Datuk Rajo Dilangit lagi. Entah apa maksud Datuk Rajo Dilangit yang tiba-tiba saja berjongkok. Perlahan sosok Datuk Rajo Dilangit mulai berubah menjadi seekor harimau loreng yang sangat besar, 2x ukuran harimau dewasa, sama besarnya dengan harimau putih jelmaan Datuk Malenggang Dilangit.Grraaauuummm!Grraaauuummm!Dua harimau besar ini saling mengaum dengan dahsyat, begitu dahsyatnya banyak para prajurit yang ada ditempat itu jatuh terduduk karena lemas lututnya.Grraaauuummm!Grraaauuummm!Kembali kedua harimau besar ini saling mengaum, tapi kali ini disertai dengan sama-sama saling menerkam kedepan.Kembali terjadi dua pertarungan raja rimba yang sama-sama berwujud besar. Saling terkam, saling cakar dan saling gigit, dilakukan oleh kedua harimau berbeda warna ini. Kali ini harimau belang jelmaan Datuk Rajo Dilangit mampu memberikan perlawanan sen
Sekarang Datuk Malenggang Dilangit telah dikeroyok oleh dua pengguna harimau dan macan kumbang, tapi bukannya terdesak, Datuk Malenggang Dilangit justru tertawa-tawa senang melayani serangan keduanya.“Hahaha.. sudah lama aku tidak bertarung sesenang ini” ucap Datuk Malenggang Dilangit lagi.Sebenarnya jurus-jurus harimau putih milik Datuk Malenggang Dilangit tidaklah jauh berada diatas jurus harimau singgalang milik Wijaya dan jurus macan kumbang milik Panglima Kumbang, hanya saja perbedaan kekuatan dan pengalaman yang membuat Datuk Malenggang Dilangit lebih unggul.Memasuki jurus ke 88, Wijaya dan Panglima Kumbang terlihat sama-sama melompat mundur kebelakang.Graaauumm!Ggrraaamm!Tiba-tiba saja Wijaya dan Panglima Kumbang terdengar mengaum. Sosok Wijaya sendiri yang sudah berjongkok merangkak tiba-tiba saja berubah wujud menjadi seekor harimau belang kuning dewasa, sedangkan sosok Panglima Kumbang y
Wusshhh!Seperti melempar karung saja, Datuk Malenggang Dilangit dengan ringannya melemparkan sosok Rajo mudo Basa kehadapan Paduka Ananggawarman.Tapp!Sesosok tubuh tampak langsung bergerak didepan Paduka Ananggawarman dan langsung menangkap tubuh Rajo mudo Basa yang dilemparkan oleh Datuk Malenggang Dilangit. Rupanya dia adalah Panglima Kumbang.“Rajo mudo, anakku” ucap Panglima Kumbang dengan wajah berubah yang melihat keadaan Rajo mudo Basa yang babak belur. Panglima Kumbang dengan cepat memeriksa keadaan putranya tersebut. Walaupun babak belur, Panglima Kumbang masih dapat merasakan tanda-tanda kehidupan ditubuh Rajo mudo Basa walaupun sangat lemah sekali. Panglima Kumbang segera memerintahkan beberapa prajurit untuk membawa sosok Rajo mudo Basa.“Apa yang datuak lakukan pada putra hamba?” tanya Panglima Kumbang lagi. Nada suara Panglima Kumbang sedikit meninggi.“Putramu, siapa kau?&rdqu