Share

42. Bagian 11

last update Last Updated: 2022-03-09 01:03:46

Bintang bangkit berdiri dari jatuhnya, Rambut emas Bintang berkobar, memancarkan cahaya keemasan yang kian kentara, hal ini menandakan Bintang tengah mengerahkan kekuatan Cermin Agung Matahari Rembulannya yang lebih dahsyat.

Bintang mendorong telapak tangan kanannya kedepan, dan ; “Wuut..wuttt..wuuuuttt..wuuuuttt”. belasan cahaya keemasan melesat dari telapak tangan Bintang kearah kedua sosok Raja Kegelapan.

“Duarr.. duar...duar...duar...duarr...duarrr” tapi lagi-lagi Bintang dibuat terkejut karena pukulan Rembulan Jatuh Matahari Luruh yang dilakukan secara beruntun hanya melewati sosok bayangan Raja Kegelapan dan meledak diudara.

“Ha ha ha...! Terus.. Terus serang aku Ksatria Pengembara”. Raja Kegelapan hanya tertawa melihat serangan lawannya tak mempan terhadapnya.

Setelah cukup lama melepaskan pukulan beruntun cahaya keemasannya kearah Raja Kegelapan, Bintang akhirnya menghentikan serangannya.

<
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Ksatria Pengembara Season 1   42. Bagian 12

    Sosok raksasa Raja Kegelapan menyerang kedepan, saat itulah Bintang melepaskan jurus ‘Matahari Terik Rembulan Dingin’, bola energi keemasan tersebut melesat cepat kearah Raja Kegelapan.“Bleeppp” hebat. Raja Kegelapan menahan pukulan Matahari Terik Rembulan Dingin dengan kedua tangannya. “Huaaa..!”. Raja Kegelapan melempar bola energi keemasan itu ke udara, dan ; “Bbleeegaarrrr”. bola energi itu meledak diudara, menimbulkan ledakan suara yang sangat keras, ledakan yang cukup membuat tempat itu bergetar dengan hebat. Di tempatnya Bintang cukup terkejut melihat kehebatan sosok raksasa Raja Kegelapan.“Ha ha ha...! Ayo kerahkan seluruh kemampuanmu Ksatria Pengembara, serang aku!”. ucap Raja Kegelapan dengan sombong.Bintang tampak berpikir. “Terpaksa kugunakan Keagungan Emas”. Ucap Bintang.“Wussshhh”. Angin berhembus kencang saat Bintang mengerahka

    Last Updated : 2022-03-09
  • Ksatria Pengembara Season 1   42. Bagian 13

    Dari Negeri para dewa, kita melompat jauh kesebuah kotaraja. Wijayanagara namanya, kerajaan Wijayanagara adalah sebuah kerajaan besar yang berada di India Selatan yang berbasis di Dataran Tinggi Dekkan. Kekaisaran ini dinamai dari ibukotanya, Wijayanagara. Untuk mengetahui tentang kerajaan ini, baca (TAPAK SAKTI BUDHA VS KSATRIA PENGEMBARA)Malam menyelimuti permukaan langit, kegelapan menghampar disepanjang mata memandang, karena malam itu awan hitam menggumpal menutupi hampir seluruh permukaan langit, bulan dan Bintangpun tak kelihatan malam itu, angin berhembus kencang hingga semakin menambah suramnya malam itu. Di jalan-jalan kotaraja, hanya beberapa orang terlihat masih berkeliaran, yang lain lebih memilih tidur menarik selimut. Beberapa rombongan prajurit kerajaan tampak bergantian ronda untuk memastikan keadaan aman.Kotaraja Wijayanagara memanglah sebuah kotaraja yang makmur, ini dapat terlihat dari bangunan-bangunannya yang tinggi dan berdiri dengan mega

    Last Updated : 2022-03-09
  • Ksatria Pengembara Season 1   42. Bagian 14

    Hari ini adalah hari besar bagi kotaraja Wijayanagara, khususnya bagi keluarga kerajaan Wijayanagara, sampai-sampai perubahan sikap putri Ahisma Rayapun masih kalah dengan kabar mengejutkan bagi kotaraja Wijayanagara, berita kepulangan putra mahkota dari perjalanannya mengembara mencari pengalaman.Persiapan penyambutan sudah dipersiapkan semegah dan semeriah mungkin, seluruh masyarakat kotaraja menghiasi kota dengan hiasan yang mewah dan penuh gemerlap kotaraja. Karena sudah hampir 10 lamanya putra mahkota melakukan perjalanan, dan hari ini akan pulang. Sepanjang jalan kotaraja menuju istana dihiasi dengan penuh kemewahan, barisan prajurit tampak berjejer berbaris rapi bersiap menyambut sang putra mahkota.Di istana, sudah menunggu maharaja dan maharatu beserta para pejabat istana. Sang ratu terlihat tidak sabar menyambut kedatangan sang putra yang dirindukannya.Seorang prajurit datang menghadap.“Sembah hormat hamba kepada maharaja dan maharatu&r

    Last Updated : 2022-03-09
  • Ksatria Pengembara Season 1   42. Bagian 15

    Beberapa waktu telah berlalu, pada suatu malam, Pangeran Harihara Akbar mengendap-endap menuju kesuatu kamar, kamar putri Ahisma Raya. Pangeran Harihara Akbar sudah tidak sabar bertemu dengan adik kesayangannya tersebut, hingga saat berada didepan pintu kamar tersebut, tanpa mengetuk terlebih dahulu Pangeran Harihara Akbar langsung memegang grendel pintu untuk membuat pintu kamar tersebut, Pangeran Harihara Akbar sengaja ingin memberikan kejutan ke adik kesayangannya tersebut, tapi ;“Aakhhhh..!”. Pangeran Harihara Akbar berteriak pelan, terkejut saat merasakan ada satu tenaga kuat yang membuat tangannya seperti kesetrum saat memegang grendel pintu tersebut.Kali ini Pangeran Harihara Akbar bermaksud untuk mendorong pintu tersebut tanpa memegang grendel pintu, dan ; “Akhhh!”. lagi-lagi tubuh Pangeran Harihara Akbar terdorong kebelakang.“Kuat sekali”. Batin Pangeran Harihara Akbar lagi.Pangeran Harihara Akbar bukanlah

    Last Updated : 2022-03-09
  • Ksatria Pengembara Season 1   42. Bagian 16

    “Hamba yakin, saat ini adik sedang dirasuki oleh sukma jahat ayahanda dan hamba ingin membantu adik untuk lepas dari pengaruh jahat itu”“Apa kau mampu melakukannya anakku?”“InsyaAllah ayahanda... semoga Allah menolong hamba”Malam itu Pangeran Harihara Akbar telah berada didepan pintu kamar Putri Ahisma Raya, Pangeran Harihara Akbar terlihat tengah duduk, dihadapannya tampak sebuah kitab besar terbuka. Tak lama suara merdu Pangeran Harihara Akbar terdengar melantunkan ayat-ayat suci Al-Qur’an. Sementara itu dikejauhan, maharaja dan para prajurit terlihat berjaga-jaga, untuk mencegah sesuatu yang tidak diinginkan.“Brakkk” tiba-tiba saja pintu kamar Putri Ahisma Raya hancur berantakan, bagaikan didobrak oleh sebuah tenaga kuat, dari dalam kamar, sosok Putri Ahisma Raya muncul dengan tatapan tajam kearah Pangeran Harihara Akbar.Pangeran Harihara Akbar sendiri seakan tak perduli dengan hal itu,

    Last Updated : 2022-03-10
  • Ksatria Pengembara Season 1   42. Bagian 17

    Beberapa waktu berlalu, para putra mahkota dari beberapa kerajaan ikut melakukan pencarian, bisa menikahi Putri Ahisma Raya tentulah menjadi tujuan utama mereka.Dua minggu sudah berlalu, tapi keberadaan Putri Ahisma Raya masih menjadi misteri.Siang itu, di pintu gerbang masuk kotaraja, tampak serombongan musafik yang mengenakan jubah dan sorban putih memasuki kotaraja, setelah melewati pemeriksaan, rombongan tersebut diijinkan untuk memasuki kotaraja.“Ramai sekali kotaraja ini ya abi”. Ucap salah seorang dari rombongan tersebut kepada seorang laki-laki yang sudah tua, tapi masih terlihat gagah dan penuh wibawa. Wajahnya yang bersih terlihat dihiasi oleh janggut dan jabik yang memenuhi sekeliling wajahnya, kharisma dirinya terlihat jelas dari pakaian yang dikenakannya, mengenakan pakaian putih dan sorban putih dikepalanya, bahkan ditangannyapun terlihat tasbih berwarna putih yang terus digerakkannya dengan jarinya. Dari bibir keringnya terdengar&nb

    Last Updated : 2022-03-10
  • Ksatria Pengembara Season 1   42. Bagian 18

    Malam semakin larut, sebagian mahluk sudah terlelap dalam tidur, begitu pula dengan Bintang yang juga terlelap diatas peraduan, istri tercintanya tampak juga tengah terlelap tidur dipelukan Bintang, bahkan dikamar yang satunyapun terlihat sosok Bintang yang tengah tertidur lelap dengan memeluk seorang wanita dengan paras jelita. Begitulah Bintang memperlakukan ke-2 istrinya, dengan membagi dirinya menjadi 2 orang dan tidur menemani kedua istrinya. Hampir bersamaan kedua sosok Bintang yang tengah tertidur lelap mengalami mimpi yang sama, suatu hal yang sangat jarang terjadi pada Bintang. Di mimpi tersebut Bintang dapat melihat sosok Syekh Muhammad Karim Al Qusyairi yang sangat jauh dari dirinya. “Bintang, datanglah ke kotaraja Wijayanagara secepatnya!”. Walaupun Syekh Muhammad Karim Al Qusyairi jauh darinya, tapi Bintang bisa mendengar dengan jelas suara Syekh Muhammad Karim Al Qusyairi. Bintang langsung terbangun dari mimpinya. “Wijayanagara”. ucap Bintang tanpa sadar memikirkan ar

    Last Updated : 2022-03-10
  • Ksatria Pengembara Season 1   42. Bagian 19

    TIGA Minggu sudah berlalu sejak sayembara dikotaraja Wijayanagara diadakan, tapi sampai sekarang keberadaan Putri Ahisma Raya sampai sekarangpun masih misteri, kini keadaan kotaraja Wijayanagara begitu ramai sekali, banyaknya orang yang ingin mengikuti sayembara, baik orang biasa, putra mahkota kerajaan tak ketinggalan para pendekar-pendekar dunia persilatan ikut tak terhitung banyaknya yang mengikuti sayembara tersebut.Semua tempat penginapan yang ada dikotaraja sudah terisi penuh, di semua jalan yang ada di kotaraja selalu ramai oleh orang yang berlalu lalang kesana kemari, dan diantara keramaian orang tersebut, tiga sosok tubuh tampak berjalan dengan menggandeng 3 ekor kuda mereka, padatnya orang-orang membuat ketiganya harus membawa kuda mereka dengan tangan mereka tanpa biasa menaikinya, yang berada paling depan adalah sosok seorang pemuda tampan dengan pakaian seperti seorang bangsawan, dengan rambut khas dikuncir bagaikan ekor kuda, sepasang matanya yang tajam tampak

    Last Updated : 2022-03-10

Latest chapter

  • Ksatria Pengembara Season 1   87. Bagian 20

    Bintang yang melihat kekuatan puncak yang telah dikerahkan oleh Datuk Malenggang Dilangit, segera ikut menghimpun tenaganya. Uap tipis putih terlhat keluar dari tubuh Bintang, uap putih yang mengeluarkan hawa dingin yang sangat menyengat.Dari uap tipis itu, terlihat membentuk sebuah bayangan diatas kepala Bintang, bayangan seekor naga berwarna putih tercipta.“Ledakan besar, khhaaaa!”Tiba-tiba saja sosok Datuk Malenggang Dilangit yang sudah diselimuti magma lahar panas langsung berlari kearah Bintang.Buumm! Buumm! Buumm! Buumm!Di setiap langkah Datuk Malenggang Dilangit terdengar suara ledakan-ledakan akibat tapak magma panas Datuk Malenggang Dilangit yang menjejak tanah, bagaikan seekor banteng ganas, sosok Datuk Malenggang Dilangit yang sudah berubah menjadi monster magma lahar terus berlari kearah Bintang. Beberapa tombak dihadapan Bintang, monster magma Datuk Malenggang Dilangit melompat dan ;Wuussshhh!M

  • Ksatria Pengembara Season 1   87. Bagian 19

    Dhuarr! Dhuarr! Dhuarr! Dhuarr!Ledakan-ledakan dahsyat dan beruntun terjadi diudara hingga terasa menggetarkan alam. Tinju-tinju magma bertemu dengan taburan Bintang-bintang putih kecil yang terang milik Bintang.Dhuarr! Dhuarr! Dhuarr! Dhuarr!Baik Bintang maupun Datuk Malenggang Dilangit terus melepaskan serangan dahsyatnya, hingga ledakan demi ledakan terus terjadi membahana ditempat itu, dalam sekejap saja, pohon-pohon yang ada dipulau itu langsung berterbangan dan bertumbangan entah kemana, tempat itu langsung luluh lantah dibuat oleh ledakan dahsyat oleh serangan Bintang dan Datuk Malenggang Dilangit.Saat Bintang berhasil turun kebawah, pulau itu sudah terbakar setengahnya akibat ledakan yang tadi terjadi, wajah Bintang kembali berubah saat melihat Datuk Malenggang Dilangit terlihat menghimpun tenaganya, magma lahar panas terlihat berkumpul ditelapak tangan Datuk Malenggang Dilangit.Bintang yang melihat hal itu segera ikut mengumpulkan haw

  • Ksatria Pengembara Season 1   87. Bagian 18

    SEBUAH pulau kosong tak berpenghuni dipilih oleh Bintang untuk menjadi tempat pertarungannya dengan Datuk Malenggang Dilangit. Kini kedua-duanya sudah saling berdiri berhadapan, Bintang kini sudah kembali ke sosoknya semula, demikian pula Datuk Malenggang Dilangit yang kini sudah berdiri diatas tanah tempatnya berpijak. Kedua-duanya saling berhadapan dengan tatapan tajam.Wweerrrr..!Tanpa banyak bicara, sosok Datuk Malenggang Dilangit tiba-tiba saja mengeluarkan magma lahar panas dari sekujur tubuhnya, terutama dibagian kedua tangan, kedua kaki dan kepala. Sedangkan sebagian besar tubuhnya belum berubah menjadi magma lahar panas.Bintang yang melihat hal itupun tak tinggal diam, dan ;Blesshhhh...!Tiba-tiba saja tubuh Bintang telah diliputi energi putih keperakan, rambut Bintangpun telah berubah menjadi berwarna putih keperakan dengan balur-balur keemasan yang mengeluarkan hawa dingin. Rupanya Bintang langsung menggunakan wujud Pangeran Bulan

  • Ksatria Pengembara Season 1   87. Bagian 17

    Wuusshhh!Tombak melesat dengan sangat cepat dan kuat kearah Datuk Malenggang Dilangit.Blepp!Kembali tombak yang dilemparkan oleh Sutan Rajo Alam hangus terbakar begitu menyentuh sosok Datuk Malenggang Dilangit.“Cepat ungsikan paduka rajo” teriak Datuk Rajo Dilangit memperingatkan para pejabat istana yang berdiri bersama Paduka Ananggawarman.“Tidak, aku takkan lari!” ucap Paduka Ananggawarman dengan keras hati hingga membuat Datuk Rajo Dilangit dan Sutan Rajo Alam hanya menarik nafas panjang melihat kekerasan hati Paduka Ananggawarman.Sementara itu magma lahar panas terus semakin banyak menjalar menutupi halaman istana Nagari Batuah.Datuk Rajo Dilangit dan Sutan Rajo Alam terlihat tengah memikirkan rencana untuk mengatasi hal itu, waktu yang sempat dan mendesak membuat keduanya sedikit khawatir dengan keadaan yang terjadi, hingga ;“Datuak Malenggang Di

  • Ksatria Pengembara Season 1   87. Bagian 16

    Istana Nagari Batuah terlihat begitu sibuk dengan segala macam aktivitasnya, karena hari ini adalah janji yang ditetapkan oleh Datuak Malenggang Dilangit terhadap wilayah Nagari Batuah, dengan dipimpin oleh Datuk Rajo Dilangit, Paduka Ananggawarman berniat untuk melawan Datuk Malenggang Dilangit dengan segenap kekuatan istana Nagari Batuah, para hulubalang, panglima dan pejabat istana Nagari Batuahpun memberikan tanda kesiapan mereka berjuang hidup atau mati demi mempertahankan kedaulatan istana Nagari Batuah.Datuk Rajo Dilangit dipercaya oleh Paduka Ananggawarman untuk memimpin seluruh pasukan yang ada di istana Nagari Batuah dan Datuk Rajo Dilangit menerimanya untuk menjalankan taktik yang akan digunakan untuk melawan amukan Datuk Malenggang Dilangit. Seluruh masyarakat kotaraja Nagari Batuah sudah diungsikan demi keselamatan mereka. Paduka Ananggawarman menolak untuk ikut me

  • Ksatria Pengembara Season 1   87. Bagian 15

    Pagi itu di Istana Bunian, panglima Kitty yang tiba-tiba saja datang menghadap, disaat Bintang dan Ratu Bunian tengah bercengkrama mesra berdua. “Sembah hormat hamba paduka, ratu” ucap panglima Kitty berlutut dihadapan keduanya. Ratu Bunian terlihat mengangkat tangannya sebagai tanda menerima hormat panglima Kitty. “Ada apa Kitty?” “Ampun ratu, Datuak Malenggang Dilangit sudah muncul kembali” ucap Kitty lagi hingga membuat wajah Ratu Bunian berubah pucat. Bintang yang ada didekatnya mulai tertarik mendengarnya. “Untung saja kita cepat memindahkan Negeri Bunian jauh dari gunung marapi. Kalau tidak, Datuak Malenggang Dilangit pasti sudah datang kemari” ucap Ratu Bunian lagi. Panglima Kitty terlihat mengangguk-anggukkan kepalanya. “Dimana Datuak Malenggang Dilangit muncul Kitty?” tanya Bintang cepat hingga membuat Ratu Bunian dan panglima Kitty memandang kearah Bintang. “Ampun paduka, Datuak Malenggang Dilangit mengacau di istana Nagari Batuah” “Istana Nagari Batuah?!” ulang Bintan

  • Ksatria Pengembara Season 1   87. Bagian 14

    “Maafkan kelancangan ambo datuak” ucap Datuk Rajo Dilangit lagi. Entah apa maksud Datuk Rajo Dilangit yang tiba-tiba saja berjongkok. Perlahan sosok Datuk Rajo Dilangit mulai berubah menjadi seekor harimau loreng yang sangat besar, 2x ukuran harimau dewasa, sama besarnya dengan harimau putih jelmaan Datuk Malenggang Dilangit.Grraaauuummm!Grraaauuummm!Dua harimau besar ini saling mengaum dengan dahsyat, begitu dahsyatnya banyak para prajurit yang ada ditempat itu jatuh terduduk karena lemas lututnya.Grraaauuummm!Grraaauuummm!Kembali kedua harimau besar ini saling mengaum, tapi kali ini disertai dengan sama-sama saling menerkam kedepan.Kembali terjadi dua pertarungan raja rimba yang sama-sama berwujud besar. Saling terkam, saling cakar dan saling gigit, dilakukan oleh kedua harimau berbeda warna ini. Kali ini harimau belang jelmaan Datuk Rajo Dilangit mampu memberikan perlawanan sen

  • Ksatria Pengembara Season 1   87. Bagian 13

    Sekarang Datuk Malenggang Dilangit telah dikeroyok oleh dua pengguna harimau dan macan kumbang, tapi bukannya terdesak, Datuk Malenggang Dilangit justru tertawa-tawa senang melayani serangan keduanya.“Hahaha.. sudah lama aku tidak bertarung sesenang ini” ucap Datuk Malenggang Dilangit lagi.Sebenarnya jurus-jurus harimau putih milik Datuk Malenggang Dilangit tidaklah jauh berada diatas jurus harimau singgalang milik Wijaya dan jurus macan kumbang milik Panglima Kumbang, hanya saja perbedaan kekuatan dan pengalaman yang membuat Datuk Malenggang Dilangit lebih unggul.Memasuki jurus ke 88, Wijaya dan Panglima Kumbang terlihat sama-sama melompat mundur kebelakang.Graaauumm!Ggrraaamm!Tiba-tiba saja Wijaya dan Panglima Kumbang terdengar mengaum. Sosok Wijaya sendiri yang sudah berjongkok merangkak tiba-tiba saja berubah wujud menjadi seekor harimau belang kuning dewasa, sedangkan sosok Panglima Kumbang y

  • Ksatria Pengembara Season 1   87. Bagian 12

    Wusshhh!Seperti melempar karung saja, Datuk Malenggang Dilangit dengan ringannya melemparkan sosok Rajo mudo Basa kehadapan Paduka Ananggawarman.Tapp!Sesosok tubuh tampak langsung bergerak didepan Paduka Ananggawarman dan langsung menangkap tubuh Rajo mudo Basa yang dilemparkan oleh Datuk Malenggang Dilangit. Rupanya dia adalah Panglima Kumbang.“Rajo mudo, anakku” ucap Panglima Kumbang dengan wajah berubah yang melihat keadaan Rajo mudo Basa yang babak belur. Panglima Kumbang dengan cepat memeriksa keadaan putranya tersebut. Walaupun babak belur, Panglima Kumbang masih dapat merasakan tanda-tanda kehidupan ditubuh Rajo mudo Basa walaupun sangat lemah sekali. Panglima Kumbang segera memerintahkan beberapa prajurit untuk membawa sosok Rajo mudo Basa.“Apa yang datuak lakukan pada putra hamba?” tanya Panglima Kumbang lagi. Nada suara Panglima Kumbang sedikit meninggi.“Putramu, siapa kau?&rdqu

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status