Pertempuran besar terjadi di dasar bukit Olympus, para pelindung perunggu dan perak terlihat bertarung hebat dengan para murid-murid Sekte Bulan Purnama dan Sekte Matahari Terbang, sementara itu 7 orang terus bergerak maju. Ke-7 sosok tersebut tak lain adalah Bintang, Hisui Yuki, Putri Yuan, Putri Kim, Huang Fu yi, Raja Muda dan Lian Nishang adanya. Langkah ke-7 nya baru berhenti saat tiba dipintu gerbang raksasa yang bersimbolkan zirah emas domba jantan bertanduk.
“Ingat pada rencana kita”. Ucap Bintang lagi dan terlihat semuanya langsung mengangguk.
“Kreaakkk...”. tiba-tiba saja pintu gerbang raksasa itu terbuka dengan sendirinya. Semua terperanjat kaget melihat hal itu, tapi Bintang cepat bertindak.
“Ayo kita masuk”. Ucap Bintang berkelebat masuk diikuti oleh yang lain, ternyata Kuil pelindung emas Aries cukup besar didalamnya, langkah ke-7nya baru berhenti saat dihadapan mereka kini telah berdiri satu sosok yang mengenakan
Wajah pelindung emas Aries terlihat berubah sesaat setelah mendengar nama Ksatria Pengembara.“Suatu kehormatan hamba bisa berhadapan langsung dengan Ksatria Pengembara yang terkenal”.“Hambapun juga merasa terhormat berhadapan dengan tuan”. Ucap Bintang“Bersiaplah menerima seranganku”. Ucap Aries seraya memasang kuda-kudanya. Sementara itu Bintang masih berdiri dengan tenang.“Plasshhh...”. tiba-tiba saja sosok Aries hilang dari pandangan. Inilah salah satu kemampuan teleportasi yang dimiliki oleh pelindung emas Aries.“Awas serangan!”. tiba-tiba saja sosok Aries telah melancarkan serangan dari arah sebelah kanan Bintang, begitu cepat dan sangat membahayakan sekali.Tak kalah cepat, Bintangpun bergerak menghindari serangan Aries, cukup terkejut melihat lawanpun mampu bergerak cepat menghindari serangannya, bahkan mampu memberikan serangan balasan kepadanya.“Plashh...
Memasuki jurus ke 135, baik Huang Fu yi dan Taurus sama-sama melompat mundur, nafas keduanya terlihat terengah-engah akibat pertarungan hebat yang keduanya lakukan.“Terpaksa kugunakan jurus Cakrawala Merah”. Batin Huang Fu yi lagi seraya merapatkan kedua tangannya didepan, lalu secara perlahan terangkat keatas.“Werrrr...”. seberkas sinar merah terpancar keluar dari kedua telapak tangan Huang Fu yi yang merapat diudara.Wajah Pelindung emas Taurus tampak berubah, tak ingin kalah, kedua tangannyapun menyatu didepan dadanya. “Werrrr...”. sinar kuning keemasan menyemburat keluar dari apitan kedua tangannya.Sinar merah dan kuning keemasan terpancar keluar dari Kuil Taurus, begitu terang, sampai-sampai terlihat dari Kuil-Kuil yang ada diatas dan dibawahnya.“Cakrawala Merah heaaa!!!!”“Titan’s Nova yeaahhh!!!!!”Huang Fu yi dan pelindung emas Tau
“Wusshh...wusshhhh...”. Gemini melancarkan serangan dahsyat pedang es dan api miliknya kearah Yuki, sayang pelindung emas Gemini memang tak pernah tahu kalau yang menjadi lawannya saat ini adalah putri tunggal Raja Pedang, dimana pedang telah menjadi teman Yuki semenjak Yuki kecil.Pertarungan sengit Yuki dan pelindung emas Gemini kita tinggalkan, kita pindah ke Kuil berikutnya.KUIL CANCERPelindung Emas Cancer digambarkan sebagai orang yang sangat sadis dan orang jahat yang menggunakan kekuasaan sesuai keinginannya tanpa takut pada siapapun. Cancer memenuhi kuilnya dengan wajah korban - prajurit dan sipil pria, wanita dan bahkan anak-anak tidak bersalah.“Kau begitu yakin menghadapiku sendirian, hingga menyuruh teman-temanmu meninggalkanmu disini”. Ucap Cancer dengan dinginnya, dihadapan Cancer tengah berdiri satu sosok anggun dengan mengenakan pakaian serba putih beralur emas. Kulitnya mulus dan putih. Rambutnya yang panjang ter
“Dewi...”. tanpa sadar Cancer mengucapkan nama sang dewi dibibirnya.“Dosamu sudah begitu banyak, tapi semua akan termaafkan bila kau menyesali semua tindakanmu Cancer”. Hebat, seolah-olah sang dewi mengeluarkan ucapan, padahal bibirnya tak sedikitpun bergerak, tatapan lembutnya membuat Cancer merasa begitu damai.“Bertobatlah Cancer, maka aku akan membimbingmu ke jalan yang benar”. Kembali terdengar suara sang dewi.Pelindung emas Cancer terlihat tertunduk, tak mampu mengangkat wajahnya karena kharismatik sosok sang dewi, hingga ; “Plassshhh...”. tiba-tiba zirah emas yang ada ditubuh Cancer memancarkan cahaya keemasan yang tak kalah terang dari sosok sang dewi.“Sial...!!! dia berhasil memperdayaku”. Ucap Cancer yang tiba-tiba saja mengangkat wajahnya, wajahnya yang tadi sayu kini sudah kembali sangar seperti sebelumnya. Rupanya kekuatan zirah emas yang dikenakannya telah menyelamatkan dirinya d
Kita tinggalkan Kuil leo, kita melompat ke Kuil pelindung emas berikutnya. Virgo.Virgo, adalah salah pelindung emas dari 12 pelindung emas yang mendiami Kuil emas Virgo. Virgo adalah salah satu Pelindung Emas terkuat dari semua Pelindung Emas yang ada, sosoknyapun sangat jarang berinteraksi dengan Pelindung Emas lainnya, hal inilah yang membuat sosoknya sangat misterius, ada yang mengatakan Virgo adalah seorang wanita, tapi hal itu belum pasti, pelindung emas Virgo adalah pelindung emas terkuat dari semua pelindung Kuil dewa, banyak yang mengatakan kalau kemampuan pelindung emas Virgo setaraf dengan dewa.Di dalam Kuil VirgoDua sosok tengah bertarung sengit, yang satu terlihat terus melancarkan serangan gencarnya dengan kibasan tangan yang mengeluarkan serangan cahaya putih perak yang membentuk cahaya sabit. Sementara itu sosok pelindung emas Virgo terus bertahan oleh serangan yang dilancarkan kearahnya.Sosok wanita berparas cantik nan jelita yang seja
Libra tersenyum mendengar hal itu. “Penglihatan nona memang jeli”.Tiba-tiba saja pelindung emas Libra mengangkat kedua gagang pedang ditangannya, dan ; “Sreggg...”. dua gagang pedang bersatu ditangan Libra.Kedua pedang bersatu ditengah, hingga membuat pedang tersebut berhulu dua. “Akan kuperlihatkan jurus andalanku, ‘Pedang Keadilan’”Secara perlahan tapi pasti, Libra mulai memutar-mutar cepat pedang ditangannya hingga mencapai kecepatan yang tidak bisa ditangkap oleh mata biasa. Melihat serangan aneh dan dahsyat itu, Yuan dan Kim saling pandang satu sama lain. Yuan segera mempersiapkan pedang ditangannya untuk menyambut serangan, sementara kim sudah mengambil seruling es dari balik pakaiannya, bersiap dengan jurus Seruling Naga Emasnya.Kedua-duanya saling bersiap dengan penuh tegang, saat Pelindung Emas Libra telah menggebrak kedepan dengan serangan dahsyat Pedang Keadilannya.&l
“Kalau bukan seorang pengecut, keluarlah!”. ucap Putri Kim dengan keras hingga membahana ditempat itu.“HaHa ha ha...!”. tiba-tiba saja sebuah suara tawa keras terdengar membahana ditempat itu, tidak begitu keras, tapi cukup menggema ditempat itu.“Aahhh...”. hampir bersamaan Putri Kim dan Yuan saling terperangah saat melihat satu sosok yang turun dengan sangat menakjubkannya dihadapan mereka.Sosok seorang pelindung emas terlihat turun dari atas dengan gagahnya, mengenakan pakaian pelindung emas yang sangat mengagumkan dan yang membuat penampilan pelindung emas ini sangat menakjubkan adalah sepasang sayap yang tampak mengembang dipunggung bagaikana sepasang sayap burung. Hal inilah yang membuat pelindung emas ini tampak begitu berkharisma turun kebawah, bahkan saat kedua kakinya menatap kelantai, sedikitpun tak terdengar suara menapak, sepasang sayap yang mengembangkan terlihat langsung menutup rapat dibalik punggungnya.
“Bunga Teratai Bermekaran!”. Yuan segera mengerahkan jurus pertahanan dan menghindarnya dengan cepat.Kim Si Hyang pun tak ingin ketinggalan ; “Embun Salju!”Kini pertarungan berlangsung seru, kedua belah pihak seakan tak ingin ada yang mengalah, jurus demi jurus tingkat tinggipun diperlihatkan oleh mereka. Walau menghadapi dua wanita berkemampuan tinggi, Sagitarius masih terlihat mampu untuk menghadapinya. Ternyata sepasang sayap emas yang ada dipunggung zirah emasnya, bukan saja digunakan untuk bertahan, tapi sesekali juga melancarkan serangan mematikan terhadap Yuan dan Kim, untunglah kerjasama diantaranya keduanya benar-benar kompak dan saling menutupi kelemahan.Memasuki jurus ke 88, Sagitarius melompat mundur menjauh, entah siasat atau ingin menghela nafas, tapi Yuan dan Kim sama-sama mengambil kesempatan ini untuk melancarkan serangan. Keduanya sama-sama menggebrak kedepan.“Tinju Komet Pegasus
Bintang yang melihat kekuatan puncak yang telah dikerahkan oleh Datuk Malenggang Dilangit, segera ikut menghimpun tenaganya. Uap tipis putih terlhat keluar dari tubuh Bintang, uap putih yang mengeluarkan hawa dingin yang sangat menyengat.Dari uap tipis itu, terlihat membentuk sebuah bayangan diatas kepala Bintang, bayangan seekor naga berwarna putih tercipta.“Ledakan besar, khhaaaa!”Tiba-tiba saja sosok Datuk Malenggang Dilangit yang sudah diselimuti magma lahar panas langsung berlari kearah Bintang.Buumm! Buumm! Buumm! Buumm!Di setiap langkah Datuk Malenggang Dilangit terdengar suara ledakan-ledakan akibat tapak magma panas Datuk Malenggang Dilangit yang menjejak tanah, bagaikan seekor banteng ganas, sosok Datuk Malenggang Dilangit yang sudah berubah menjadi monster magma lahar terus berlari kearah Bintang. Beberapa tombak dihadapan Bintang, monster magma Datuk Malenggang Dilangit melompat dan ;Wuussshhh!M
Dhuarr! Dhuarr! Dhuarr! Dhuarr!Ledakan-ledakan dahsyat dan beruntun terjadi diudara hingga terasa menggetarkan alam. Tinju-tinju magma bertemu dengan taburan Bintang-bintang putih kecil yang terang milik Bintang.Dhuarr! Dhuarr! Dhuarr! Dhuarr!Baik Bintang maupun Datuk Malenggang Dilangit terus melepaskan serangan dahsyatnya, hingga ledakan demi ledakan terus terjadi membahana ditempat itu, dalam sekejap saja, pohon-pohon yang ada dipulau itu langsung berterbangan dan bertumbangan entah kemana, tempat itu langsung luluh lantah dibuat oleh ledakan dahsyat oleh serangan Bintang dan Datuk Malenggang Dilangit.Saat Bintang berhasil turun kebawah, pulau itu sudah terbakar setengahnya akibat ledakan yang tadi terjadi, wajah Bintang kembali berubah saat melihat Datuk Malenggang Dilangit terlihat menghimpun tenaganya, magma lahar panas terlihat berkumpul ditelapak tangan Datuk Malenggang Dilangit.Bintang yang melihat hal itu segera ikut mengumpulkan haw
SEBUAH pulau kosong tak berpenghuni dipilih oleh Bintang untuk menjadi tempat pertarungannya dengan Datuk Malenggang Dilangit. Kini kedua-duanya sudah saling berdiri berhadapan, Bintang kini sudah kembali ke sosoknya semula, demikian pula Datuk Malenggang Dilangit yang kini sudah berdiri diatas tanah tempatnya berpijak. Kedua-duanya saling berhadapan dengan tatapan tajam.Wweerrrr..!Tanpa banyak bicara, sosok Datuk Malenggang Dilangit tiba-tiba saja mengeluarkan magma lahar panas dari sekujur tubuhnya, terutama dibagian kedua tangan, kedua kaki dan kepala. Sedangkan sebagian besar tubuhnya belum berubah menjadi magma lahar panas.Bintang yang melihat hal itupun tak tinggal diam, dan ;Blesshhhh...!Tiba-tiba saja tubuh Bintang telah diliputi energi putih keperakan, rambut Bintangpun telah berubah menjadi berwarna putih keperakan dengan balur-balur keemasan yang mengeluarkan hawa dingin. Rupanya Bintang langsung menggunakan wujud Pangeran Bulan
Wuusshhh!Tombak melesat dengan sangat cepat dan kuat kearah Datuk Malenggang Dilangit.Blepp!Kembali tombak yang dilemparkan oleh Sutan Rajo Alam hangus terbakar begitu menyentuh sosok Datuk Malenggang Dilangit.“Cepat ungsikan paduka rajo” teriak Datuk Rajo Dilangit memperingatkan para pejabat istana yang berdiri bersama Paduka Ananggawarman.“Tidak, aku takkan lari!” ucap Paduka Ananggawarman dengan keras hati hingga membuat Datuk Rajo Dilangit dan Sutan Rajo Alam hanya menarik nafas panjang melihat kekerasan hati Paduka Ananggawarman.Sementara itu magma lahar panas terus semakin banyak menjalar menutupi halaman istana Nagari Batuah.Datuk Rajo Dilangit dan Sutan Rajo Alam terlihat tengah memikirkan rencana untuk mengatasi hal itu, waktu yang sempat dan mendesak membuat keduanya sedikit khawatir dengan keadaan yang terjadi, hingga ;“Datuak Malenggang Di
Istana Nagari Batuah terlihat begitu sibuk dengan segala macam aktivitasnya, karena hari ini adalah janji yang ditetapkan oleh Datuak Malenggang Dilangit terhadap wilayah Nagari Batuah, dengan dipimpin oleh Datuk Rajo Dilangit, Paduka Ananggawarman berniat untuk melawan Datuk Malenggang Dilangit dengan segenap kekuatan istana Nagari Batuah, para hulubalang, panglima dan pejabat istana Nagari Batuahpun memberikan tanda kesiapan mereka berjuang hidup atau mati demi mempertahankan kedaulatan istana Nagari Batuah.Datuk Rajo Dilangit dipercaya oleh Paduka Ananggawarman untuk memimpin seluruh pasukan yang ada di istana Nagari Batuah dan Datuk Rajo Dilangit menerimanya untuk menjalankan taktik yang akan digunakan untuk melawan amukan Datuk Malenggang Dilangit. Seluruh masyarakat kotaraja Nagari Batuah sudah diungsikan demi keselamatan mereka. Paduka Ananggawarman menolak untuk ikut me
Pagi itu di Istana Bunian, panglima Kitty yang tiba-tiba saja datang menghadap, disaat Bintang dan Ratu Bunian tengah bercengkrama mesra berdua. “Sembah hormat hamba paduka, ratu” ucap panglima Kitty berlutut dihadapan keduanya. Ratu Bunian terlihat mengangkat tangannya sebagai tanda menerima hormat panglima Kitty. “Ada apa Kitty?” “Ampun ratu, Datuak Malenggang Dilangit sudah muncul kembali” ucap Kitty lagi hingga membuat wajah Ratu Bunian berubah pucat. Bintang yang ada didekatnya mulai tertarik mendengarnya. “Untung saja kita cepat memindahkan Negeri Bunian jauh dari gunung marapi. Kalau tidak, Datuak Malenggang Dilangit pasti sudah datang kemari” ucap Ratu Bunian lagi. Panglima Kitty terlihat mengangguk-anggukkan kepalanya. “Dimana Datuak Malenggang Dilangit muncul Kitty?” tanya Bintang cepat hingga membuat Ratu Bunian dan panglima Kitty memandang kearah Bintang. “Ampun paduka, Datuak Malenggang Dilangit mengacau di istana Nagari Batuah” “Istana Nagari Batuah?!” ulang Bintan
“Maafkan kelancangan ambo datuak” ucap Datuk Rajo Dilangit lagi. Entah apa maksud Datuk Rajo Dilangit yang tiba-tiba saja berjongkok. Perlahan sosok Datuk Rajo Dilangit mulai berubah menjadi seekor harimau loreng yang sangat besar, 2x ukuran harimau dewasa, sama besarnya dengan harimau putih jelmaan Datuk Malenggang Dilangit.Grraaauuummm!Grraaauuummm!Dua harimau besar ini saling mengaum dengan dahsyat, begitu dahsyatnya banyak para prajurit yang ada ditempat itu jatuh terduduk karena lemas lututnya.Grraaauuummm!Grraaauuummm!Kembali kedua harimau besar ini saling mengaum, tapi kali ini disertai dengan sama-sama saling menerkam kedepan.Kembali terjadi dua pertarungan raja rimba yang sama-sama berwujud besar. Saling terkam, saling cakar dan saling gigit, dilakukan oleh kedua harimau berbeda warna ini. Kali ini harimau belang jelmaan Datuk Rajo Dilangit mampu memberikan perlawanan sen
Sekarang Datuk Malenggang Dilangit telah dikeroyok oleh dua pengguna harimau dan macan kumbang, tapi bukannya terdesak, Datuk Malenggang Dilangit justru tertawa-tawa senang melayani serangan keduanya.“Hahaha.. sudah lama aku tidak bertarung sesenang ini” ucap Datuk Malenggang Dilangit lagi.Sebenarnya jurus-jurus harimau putih milik Datuk Malenggang Dilangit tidaklah jauh berada diatas jurus harimau singgalang milik Wijaya dan jurus macan kumbang milik Panglima Kumbang, hanya saja perbedaan kekuatan dan pengalaman yang membuat Datuk Malenggang Dilangit lebih unggul.Memasuki jurus ke 88, Wijaya dan Panglima Kumbang terlihat sama-sama melompat mundur kebelakang.Graaauumm!Ggrraaamm!Tiba-tiba saja Wijaya dan Panglima Kumbang terdengar mengaum. Sosok Wijaya sendiri yang sudah berjongkok merangkak tiba-tiba saja berubah wujud menjadi seekor harimau belang kuning dewasa, sedangkan sosok Panglima Kumbang y
Wusshhh!Seperti melempar karung saja, Datuk Malenggang Dilangit dengan ringannya melemparkan sosok Rajo mudo Basa kehadapan Paduka Ananggawarman.Tapp!Sesosok tubuh tampak langsung bergerak didepan Paduka Ananggawarman dan langsung menangkap tubuh Rajo mudo Basa yang dilemparkan oleh Datuk Malenggang Dilangit. Rupanya dia adalah Panglima Kumbang.“Rajo mudo, anakku” ucap Panglima Kumbang dengan wajah berubah yang melihat keadaan Rajo mudo Basa yang babak belur. Panglima Kumbang dengan cepat memeriksa keadaan putranya tersebut. Walaupun babak belur, Panglima Kumbang masih dapat merasakan tanda-tanda kehidupan ditubuh Rajo mudo Basa walaupun sangat lemah sekali. Panglima Kumbang segera memerintahkan beberapa prajurit untuk membawa sosok Rajo mudo Basa.“Apa yang datuak lakukan pada putra hamba?” tanya Panglima Kumbang lagi. Nada suara Panglima Kumbang sedikit meninggi.“Putramu, siapa kau?&rdqu