Share

29. Bagian 7

Penulis: KSATRIA PENGEMBARA
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Pendekar Tio yang saat itu berada disebelah pendeta Thio ikut terkejut melihat perubahan diwajah kakek gurunya. Pendeta Thio terlihat juga menyerahkan gulungan surat itu kepadanya, setelah membaca, wajah pendekar Tiopun ikut berubah.

“Astaga... Apakah Bintang sudah tahu mengenai hal ini?”. ucap pendekar Tio seakan bertanya pada dirinya sendiri. Nenek Yun Si-u terlihat hanya menggelengkan wajahnya. Sejenak kembali ketiganya menatap kearah tengah arena pertarungan.

“Kau akan merasakan kehebatan jurus Naga Saktiku Ksatria Pengembara”. Ucap Antheia si Jubah Emas Pisces lagi seraya mengembangkan kedua tangannya membentuk cakar. Tiba-tiba saja ke-10 kuku Antheia si Jubah Emas Pisces memanjang hingga ½ jengkal panjangnya dan langsung membentuk cakar. Bintang yang melihat hal itupun cukup terkejut. Tapi Bintang kali ini benar-benar tidak akan menaruh kasihan, puluhan nyawa yang bertebaran disana sini membuat amarah Bintang bergejolak. Bi

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Ksatria Pengembara Season 1   29. Bagian 8

    “Lilitan Naga Sakti heaaa....cleeetarrr...”. dengan diiringi satu lecutan keras, Antheia si Jubah Emas Pisces mengubah serangannya, tiba-tiba saja sosok Antheia si Jubah Emas Pisces melompat tinggi keudara dan langsung melancarkan serangannya kearah Bintang. Kali ini Bintang kembali dikejutkan saat tiba-tiba saja sosok Antheia si Jubah Emas Pisces sudah menjelma menjadi beberapa orang banyaknya dan kesemua bayangan tersebut juga ikut melancarkan serangan cambuknya kearah Bintang.Hal ini membuat Bintang terkejut bukan kepalang dan serangan beberapa orang sosok Antheia si Jubah Emas Pisces berhasil dihindari oleh Bintang, tapi ; “Wuutt...bleeepp”. akhirnya salah satu Cambuk Naga Antheia si Jubah Emas Pisces berhasil melilit tubuh Bintang. Begitu cambuk itu berhasil melilit tubuh Bintang, sosok Antheia si Jubah Emas Pisces langsung menariknya dengan keras, hingga ; “Crasshhh...plasshh”. apa yang terjadi berikutnya sangat men

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Ksatria Pengembara Season 1   29. Bagian 9

    MALAM itu terasa begitu mencekam. Sang bulanpun tampak bersinar redup malam itu semakin menambah suasana kelam malam itu. Hal ini semakin terasa di perguruan Kecapi Sakti dinegeri tibet. Dimana siang tadi sebuah kejadian yang telah merenggut puluhan nyawa telah terjadi secara menggenaskan. Hal ini pula yang membuat malam itu terasa begitu hening dan sepi.Di suatu kamar yang ada di perguruan Kecapi Sakti, terlihat Nenek Yun Si-u tengah berbicara penting dengan pendeta Thio, diantara keduanya juga ada Bae Jeon dan Putri Kim Si Hyang dan pendekar Tio. Tapi tidak terlihat Bintang diantara mereka.“Bagaimana menurut pendapat pendeta Thio?”. ucap Nenek Yun Si-u lagi.“Hhmmm... sebaiknya Bintang juga harus tahu mengenai masalah ini ketua”. Ucap pendeta Thio lagi akhirnya setelah berfikir cukup lama. Nenek Yun Si-u dan yang lainnya terlihat saling pandang.“Tio, panggil Bintang kemari”. Ucap pendeta Thio lagi

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Ksatria Pengembara Season 1   29. Bagian 10

    Pernikahanpun dilangsungkan secara meriah, pernikahan antara Bintang dan Putri Kim Si Hyang. Semua pendekar dunia persilatan maupun orang awam yang menghadiri pernikahan tersebut ikut merayakan kegembiraan tersebut, seakan mereka sudah lupa dengan kejadian menggenaskan yang telah terjadi beberapa waktu yang lalu.Tapi pernikahan itu bagi Putri Kim Si Hyang seakan tidak ada artinya, tak ada keindahan malam pertama yang selama ini didengarnya apabila menjadi pengantin baru, Bintang tidak memperlakukannya sebagaimana seorang istri baginya. Hal inilah yang membuat Putri Kim Si Hyang sedih, Bintang tak menyadari kalau dihati Putri Kim Si Hyang telah tumbuh benih-benih cinta kepada dirinya, tapi Putri Kim Si Hyangpun tak bisa berbuat apa-apa, karena dia tahu hati Bintang hanyalah untuk Putri Liu-xue, saudari kembarnya yang kini telah dibawa oleh Pangeran Kegelapan. Selama satu minggu penuh sudah pernikahan mereka, tapi tidak sedikitpun Bintang menyentuh dirinya, tapi Bintang tetap

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Ksatria Pengembara Season 1   29. Bagian 11

    SIANG itu matahari bersinar dengan terik dicakrawala langit, hawanya yang panas seakan ingin membakar seluruh isi alam mayapada ini. Disebuah sebuah dataran pegunungan yang terjal, terlihat sebuah kuda dipacu dengan cepatnya melintasi lembah batu tersebut. Diatasnya terlihat seorang pemuda yang tengah memacu kudanya dengan cepatnya, hebatnya, tidak ada keringat yang mengucur diwajah dan tubuhnya, padahal hari itu matahari bersinar dengan terik.Pemuda berparas tampan dan memiliki pandangan yang tajam ini terlihat mengenakan jubah biru ditubuhnya, rambutnya yang dikuncir bak ekor kuda ditambah dengan sebilah pedang yang tersampir dipunggungnya, membuat kita dapat mengenalinya dengan mudah. Sosok pemuda ini tak lain adalah Bintang alias Ksatria Pengembara. Sebuah nama yang saat ini sudah sangat terkenal disepanjang dataran tengah dan dinegeri tibet. Kini nama Ksatria Pengembara menjadi bahan pembicaraan dimana-mana setelah Bintang berhasil memenangkan pertarungan yang diadakan

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Ksatria Pengembara Season 1   29. Bagian 12

    Malam itu, keduanyapun menginap dikaki gunung Himalaya yang berdiri kokoh dihadapan mereka. Setelah membuatkan api unggun untuk menghangatkan tubuh, Bintangpun segera pergi untuk mencarikan makan malam. Sepeninggalkan Bintang, Putri Kim Si Hyang hanya terlihat tersenyum. Entah kenapa hatinya begitu bahagia melihat dan merasakan bagaimana Bintang begitu memperhatikan dirinya. Rasa cinta yang selama ini tumbuh dihatinya kini semakin bersemi, kini dihati Putri Kim Si Hyang sudah bertekad bila memang harus berbagi cinta dengan saudari kembarnya Liu-xue, dia tidak akan keberatan.“Weesshh...weeesshhh...” angin berhembus kencang malam itu, angin yang datang dari puncak pegunungan Himalaya membuat suasana malam itu begitu dingin. Sejenak Putri Kim Si Hyang terlihat mengalihkan pandangannya kearah puncak pegunungan Himalaya yang membentang luas dipandangan matanya.Sejenak lamunan Putri Kim Si Hyang terlihat melayang jauh kembali keperguruan Kecapi Sakti.

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Ksatria Pengembara Season 1   29. Bagian 13

    Hari tampak begitu terang siang itu, tapi tak terlihat sang matahari terpancar keluar ditempatnya berada, hawa dingin meringkupi tempat itu dan disepanjang mata memandang hanya hambaran pegunungan salju yang terlihat dihadapan. Dan ini pula yang kini disaksikan sepasang muda-mudi yang berdiri kokoh menatap pegunungan es dihadapan mereka. “Inilah pegunungan Himalaya itu kak Bintang. Sampai disini kita tidak bisa menaiki kuda kita lagi.”. ucap sang gadis yang berwajah jelita yang tak lain adalah Putri Kim Si Hyang sendiri, sedangkan pemuda yang ada disebelahnya tak lain adalah Bintang adanya. Putri Kim Si Hyang terlihat mengeluarkan beberapa helai pakaian tebal dari balik punggung kudanya dan memberikannya kepada Bintang. Bintang memakai pakaian tebal tersebut untuk mengurangi hawa dingin. Putri Kim Si Hyangpun terlihat melakukan hal yang sama. Bintang menatap dengan tatapan takjub kearah pemandangan yang ada dihadapannya, sebuah hamparan luas pegunungan salju terbenta

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Ksatria Pengembara Season 1   29. Bagian 14

    “Oh maaf... Maaf Dewi Salju”. Ucap Bintang cepat menyadari ucapannya. Sedikit banyak Bintang kini tahu bagaimana sifat nenek yang ada dihadapannya. “Kau memang pandai bersikap anak muda, aku suka itu. Tidak seperti orang-orang goblok yang ada diatas danau es itu”. Ucap Dewi Salju lagi hingga kontan wajah Bintang berubah. “Astaga! Jadi patung-patung yang ada diatas danau es itu adalah...”. Ucap Bintang tak melanjutkan ucapannya. “Benar, mereka adalah orang-orang yang tak tahu diri dan mereka pantas untuk menerima hukuman”. Ucap Dewi Salju lagi dingin. “Kejam sekali”. ucap Bintang tanpa sadar begitu Dewi Salju membenarkan prasangkanya kalau patung-patung yang ada diatas danau es tersebut adalah orang-orang sungguhan. “Kejam... Ha ha ha...! benar, aku memang kejam...haha..”. ucap Dewi Salju tertawa keras hingga suara tawanya menggetarkan tempat itu. “Kekejamanmu benar-benar sudah melewati batas Dewi Salju dan aku tak bisa membiarkan hal i

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Ksatria Pengembara Season 1   29. Bagian 15

    “Aku Dewi Salju mengakui kalau kau adalah lawan yang pantas untukku anak muda. Bila aku harus mati melawanmu, aku tidak akan menyesal”. ucap Dewi Salju lagi hingga mengejutkan Bintang.“Maaf Dewi Salju, kepandaian hamba masih begitu jauh bila harus dibandingkan dengan Dewi Salju. Hamba tidak berani untuk mengadu jiwa”. Ucap Bintang lagi mencoba menenangkan suasana.“Jangan terlalu merendah anak muda, jika kau mengalah, aku takkan memberi ampun, nasibmu akan sama seperti orang-orang yang ada didanau es itu”. Ucap Dewi Salju lagi seakan tak berpengaruh dengan ucapan Bintang barusan.Setelah berkata demikian, Dewi Salju terlihat mengangkat kembali kedua tangannya kearah langit, secara perlahan kini terlihat kristal-Kristal Salju mulai terbentuk dikedua telapak tangan Dewi Salju. Setelah Kristal Salju yang terbentuk cukup besar, Dewi Salju terlihat mulai menurunkan kedua tangannya, dihadapan Dewi Salju kini

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29

Bab terbaru

  • Ksatria Pengembara Season 1   87. Bagian 20

    Bintang yang melihat kekuatan puncak yang telah dikerahkan oleh Datuk Malenggang Dilangit, segera ikut menghimpun tenaganya. Uap tipis putih terlhat keluar dari tubuh Bintang, uap putih yang mengeluarkan hawa dingin yang sangat menyengat.Dari uap tipis itu, terlihat membentuk sebuah bayangan diatas kepala Bintang, bayangan seekor naga berwarna putih tercipta.“Ledakan besar, khhaaaa!”Tiba-tiba saja sosok Datuk Malenggang Dilangit yang sudah diselimuti magma lahar panas langsung berlari kearah Bintang.Buumm! Buumm! Buumm! Buumm!Di setiap langkah Datuk Malenggang Dilangit terdengar suara ledakan-ledakan akibat tapak magma panas Datuk Malenggang Dilangit yang menjejak tanah, bagaikan seekor banteng ganas, sosok Datuk Malenggang Dilangit yang sudah berubah menjadi monster magma lahar terus berlari kearah Bintang. Beberapa tombak dihadapan Bintang, monster magma Datuk Malenggang Dilangit melompat dan ;Wuussshhh!M

  • Ksatria Pengembara Season 1   87. Bagian 19

    Dhuarr! Dhuarr! Dhuarr! Dhuarr!Ledakan-ledakan dahsyat dan beruntun terjadi diudara hingga terasa menggetarkan alam. Tinju-tinju magma bertemu dengan taburan Bintang-bintang putih kecil yang terang milik Bintang.Dhuarr! Dhuarr! Dhuarr! Dhuarr!Baik Bintang maupun Datuk Malenggang Dilangit terus melepaskan serangan dahsyatnya, hingga ledakan demi ledakan terus terjadi membahana ditempat itu, dalam sekejap saja, pohon-pohon yang ada dipulau itu langsung berterbangan dan bertumbangan entah kemana, tempat itu langsung luluh lantah dibuat oleh ledakan dahsyat oleh serangan Bintang dan Datuk Malenggang Dilangit.Saat Bintang berhasil turun kebawah, pulau itu sudah terbakar setengahnya akibat ledakan yang tadi terjadi, wajah Bintang kembali berubah saat melihat Datuk Malenggang Dilangit terlihat menghimpun tenaganya, magma lahar panas terlihat berkumpul ditelapak tangan Datuk Malenggang Dilangit.Bintang yang melihat hal itu segera ikut mengumpulkan haw

  • Ksatria Pengembara Season 1   87. Bagian 18

    SEBUAH pulau kosong tak berpenghuni dipilih oleh Bintang untuk menjadi tempat pertarungannya dengan Datuk Malenggang Dilangit. Kini kedua-duanya sudah saling berdiri berhadapan, Bintang kini sudah kembali ke sosoknya semula, demikian pula Datuk Malenggang Dilangit yang kini sudah berdiri diatas tanah tempatnya berpijak. Kedua-duanya saling berhadapan dengan tatapan tajam.Wweerrrr..!Tanpa banyak bicara, sosok Datuk Malenggang Dilangit tiba-tiba saja mengeluarkan magma lahar panas dari sekujur tubuhnya, terutama dibagian kedua tangan, kedua kaki dan kepala. Sedangkan sebagian besar tubuhnya belum berubah menjadi magma lahar panas.Bintang yang melihat hal itupun tak tinggal diam, dan ;Blesshhhh...!Tiba-tiba saja tubuh Bintang telah diliputi energi putih keperakan, rambut Bintangpun telah berubah menjadi berwarna putih keperakan dengan balur-balur keemasan yang mengeluarkan hawa dingin. Rupanya Bintang langsung menggunakan wujud Pangeran Bulan

  • Ksatria Pengembara Season 1   87. Bagian 17

    Wuusshhh!Tombak melesat dengan sangat cepat dan kuat kearah Datuk Malenggang Dilangit.Blepp!Kembali tombak yang dilemparkan oleh Sutan Rajo Alam hangus terbakar begitu menyentuh sosok Datuk Malenggang Dilangit.“Cepat ungsikan paduka rajo” teriak Datuk Rajo Dilangit memperingatkan para pejabat istana yang berdiri bersama Paduka Ananggawarman.“Tidak, aku takkan lari!” ucap Paduka Ananggawarman dengan keras hati hingga membuat Datuk Rajo Dilangit dan Sutan Rajo Alam hanya menarik nafas panjang melihat kekerasan hati Paduka Ananggawarman.Sementara itu magma lahar panas terus semakin banyak menjalar menutupi halaman istana Nagari Batuah.Datuk Rajo Dilangit dan Sutan Rajo Alam terlihat tengah memikirkan rencana untuk mengatasi hal itu, waktu yang sempat dan mendesak membuat keduanya sedikit khawatir dengan keadaan yang terjadi, hingga ;“Datuak Malenggang Di

  • Ksatria Pengembara Season 1   87. Bagian 16

    Istana Nagari Batuah terlihat begitu sibuk dengan segala macam aktivitasnya, karena hari ini adalah janji yang ditetapkan oleh Datuak Malenggang Dilangit terhadap wilayah Nagari Batuah, dengan dipimpin oleh Datuk Rajo Dilangit, Paduka Ananggawarman berniat untuk melawan Datuk Malenggang Dilangit dengan segenap kekuatan istana Nagari Batuah, para hulubalang, panglima dan pejabat istana Nagari Batuahpun memberikan tanda kesiapan mereka berjuang hidup atau mati demi mempertahankan kedaulatan istana Nagari Batuah.Datuk Rajo Dilangit dipercaya oleh Paduka Ananggawarman untuk memimpin seluruh pasukan yang ada di istana Nagari Batuah dan Datuk Rajo Dilangit menerimanya untuk menjalankan taktik yang akan digunakan untuk melawan amukan Datuk Malenggang Dilangit. Seluruh masyarakat kotaraja Nagari Batuah sudah diungsikan demi keselamatan mereka. Paduka Ananggawarman menolak untuk ikut me

  • Ksatria Pengembara Season 1   87. Bagian 15

    Pagi itu di Istana Bunian, panglima Kitty yang tiba-tiba saja datang menghadap, disaat Bintang dan Ratu Bunian tengah bercengkrama mesra berdua. “Sembah hormat hamba paduka, ratu” ucap panglima Kitty berlutut dihadapan keduanya. Ratu Bunian terlihat mengangkat tangannya sebagai tanda menerima hormat panglima Kitty. “Ada apa Kitty?” “Ampun ratu, Datuak Malenggang Dilangit sudah muncul kembali” ucap Kitty lagi hingga membuat wajah Ratu Bunian berubah pucat. Bintang yang ada didekatnya mulai tertarik mendengarnya. “Untung saja kita cepat memindahkan Negeri Bunian jauh dari gunung marapi. Kalau tidak, Datuak Malenggang Dilangit pasti sudah datang kemari” ucap Ratu Bunian lagi. Panglima Kitty terlihat mengangguk-anggukkan kepalanya. “Dimana Datuak Malenggang Dilangit muncul Kitty?” tanya Bintang cepat hingga membuat Ratu Bunian dan panglima Kitty memandang kearah Bintang. “Ampun paduka, Datuak Malenggang Dilangit mengacau di istana Nagari Batuah” “Istana Nagari Batuah?!” ulang Bintan

  • Ksatria Pengembara Season 1   87. Bagian 14

    “Maafkan kelancangan ambo datuak” ucap Datuk Rajo Dilangit lagi. Entah apa maksud Datuk Rajo Dilangit yang tiba-tiba saja berjongkok. Perlahan sosok Datuk Rajo Dilangit mulai berubah menjadi seekor harimau loreng yang sangat besar, 2x ukuran harimau dewasa, sama besarnya dengan harimau putih jelmaan Datuk Malenggang Dilangit.Grraaauuummm!Grraaauuummm!Dua harimau besar ini saling mengaum dengan dahsyat, begitu dahsyatnya banyak para prajurit yang ada ditempat itu jatuh terduduk karena lemas lututnya.Grraaauuummm!Grraaauuummm!Kembali kedua harimau besar ini saling mengaum, tapi kali ini disertai dengan sama-sama saling menerkam kedepan.Kembali terjadi dua pertarungan raja rimba yang sama-sama berwujud besar. Saling terkam, saling cakar dan saling gigit, dilakukan oleh kedua harimau berbeda warna ini. Kali ini harimau belang jelmaan Datuk Rajo Dilangit mampu memberikan perlawanan sen

  • Ksatria Pengembara Season 1   87. Bagian 13

    Sekarang Datuk Malenggang Dilangit telah dikeroyok oleh dua pengguna harimau dan macan kumbang, tapi bukannya terdesak, Datuk Malenggang Dilangit justru tertawa-tawa senang melayani serangan keduanya.“Hahaha.. sudah lama aku tidak bertarung sesenang ini” ucap Datuk Malenggang Dilangit lagi.Sebenarnya jurus-jurus harimau putih milik Datuk Malenggang Dilangit tidaklah jauh berada diatas jurus harimau singgalang milik Wijaya dan jurus macan kumbang milik Panglima Kumbang, hanya saja perbedaan kekuatan dan pengalaman yang membuat Datuk Malenggang Dilangit lebih unggul.Memasuki jurus ke 88, Wijaya dan Panglima Kumbang terlihat sama-sama melompat mundur kebelakang.Graaauumm!Ggrraaamm!Tiba-tiba saja Wijaya dan Panglima Kumbang terdengar mengaum. Sosok Wijaya sendiri yang sudah berjongkok merangkak tiba-tiba saja berubah wujud menjadi seekor harimau belang kuning dewasa, sedangkan sosok Panglima Kumbang y

  • Ksatria Pengembara Season 1   87. Bagian 12

    Wusshhh!Seperti melempar karung saja, Datuk Malenggang Dilangit dengan ringannya melemparkan sosok Rajo mudo Basa kehadapan Paduka Ananggawarman.Tapp!Sesosok tubuh tampak langsung bergerak didepan Paduka Ananggawarman dan langsung menangkap tubuh Rajo mudo Basa yang dilemparkan oleh Datuk Malenggang Dilangit. Rupanya dia adalah Panglima Kumbang.“Rajo mudo, anakku” ucap Panglima Kumbang dengan wajah berubah yang melihat keadaan Rajo mudo Basa yang babak belur. Panglima Kumbang dengan cepat memeriksa keadaan putranya tersebut. Walaupun babak belur, Panglima Kumbang masih dapat merasakan tanda-tanda kehidupan ditubuh Rajo mudo Basa walaupun sangat lemah sekali. Panglima Kumbang segera memerintahkan beberapa prajurit untuk membawa sosok Rajo mudo Basa.“Apa yang datuak lakukan pada putra hamba?” tanya Panglima Kumbang lagi. Nada suara Panglima Kumbang sedikit meninggi.“Putramu, siapa kau?&rdqu

DMCA.com Protection Status