“Aku Dewi Salju mengakui kalau kau adalah lawan yang pantas untukku anak muda. Bila aku harus mati melawanmu, aku tidak akan menyesal”. ucap Dewi Salju lagi hingga mengejutkan Bintang.
“Maaf Dewi Salju, kepandaian hamba masih begitu jauh bila harus dibandingkan dengan Dewi Salju. Hamba tidak berani untuk mengadu jiwa”. Ucap Bintang lagi mencoba menenangkan suasana.
“Jangan terlalu merendah anak muda, jika kau mengalah, aku takkan memberi ampun, nasibmu akan sama seperti orang-orang yang ada didanau es itu”. Ucap Dewi Salju lagi seakan tak berpengaruh dengan ucapan Bintang barusan.
Setelah berkata demikian, Dewi Salju terlihat mengangkat kembali kedua tangannya kearah langit, secara perlahan kini terlihat kristal-Kristal Salju mulai terbentuk dikedua telapak tangan Dewi Salju. Setelah Kristal Salju yang terbentuk cukup besar, Dewi Salju terlihat mulai menurunkan kedua tangannya, dihadapan Dewi Salju kini
PUNCAK gunung Himalaya menjulang tinggi mencakar langit, disana sini hanya pemandangan salju yang terlihat diujung pandangan, hawa dingin jelas begitu terasa disepanjang jalur pegunungan. Saat ini badai memang tengah berlangsung disepanjang pegunungan Himalaya, hingga tidak ada satupun bayangan orang yang melintasi pegunungan tersebut.Di salah satu sudut pegunungan Himalaya, sebuah gubuk tampak berdiri dengan kokoh, atap gubuk itu terlihat sudah tertutupi oleh salju tebal. Di dalam gubuk berukuran kecil itu, tidak terdapat ruangan apapun, hanya ada sebuah meja duduk yang sudah terlihat usang, disudut terlihat sebuah perapian yang biasa digunakan untuk memasak. Disudut yang lain terlihat sebuah tempat pembaringan dimana diatasnya terbaring sosok seorang pemuda berjubah biru dengan keadaan yang sangat menggenaskan. Wajahnya yang tampak terlihat memucat putih seakan tidak ada darah yang mengalir. Sejak tadi, gigi sang pemuda terlihat terus beradu hingga menimbulkan suara celetu
Malam datang, suasana dingin begitu terasa disepanjang pegunungan Himalaya yang sebagian besar sudah tertutup oleh salju. Sementara itu didalam gubuk tempat kediaman Dewi Salju.Benar apa yang dikatakan oleh Dewi Salju. Bila malam tiba, keadaan Bintang benar-benar sangat memprihatinkan, sosok Bintang terlihat menggigil dengan hebat, rasa dingin yang benar-benar begitu menusuk tulang. Hingga Hawa Inti Surya yang ada didalam tubuh Bintangpun tak kuasa untuk membendung hawa dingin yang menyerang kesekujur tubuh Bintang.Putri Kim Si Hyang yang saat itu tengah merebus air tak jauh dari tempat pembaringan Bintang, cukup terkejut melihat sosok Bintang yang tiba-tiba saja menggigil. Dengan cepat Putri Kim Si Hyang mendekati sosok Bintang. Tanpa menunggu waktu lagi Putri Kim Si Hyangpun segera menyalurkan hawa panas dari tenaga dalam yang dimilikinya kedalam tubuh Bintang melalui telapak tangan Bintang.Putri Kim Si Hyang terkejut saat pertama kali menyentuh ta
DERU angin berhembus kencang malam itu. Hawa dingin begitu terasa disepanjang pegunungan Himalaya, saljupun semakin tebal disepanjang mata memandang, menebarkan hawa dinginnya kemana saja angin bertiup. Sementara itu didalam gubuk Dewi Salju. Terlihat sosok Bintang tengah tenggelam dialam tapa bratanya, tak jauh dari Bintang terlihat sosok Putri Kim Si Hyang menantinya dengan wajah cemas. Secara perlahan wajah Bintang mulai terlihat memucat, sepertinya hawa dingin yang menyerang didalam dirinya terlalu kuat untuk Hawa Inti Surya yang dimilikinya. Menyadari hal itu, Putri Kim Si Hyang terlihat bangkit berdiri dan dihadapan Bintang Putri Kim Si Hyang mulai melepaskan satu persatu pakaian yang dikenakannya. “Sreggg”. satu demi satu pakaian itu terjatuh ke lantai. Bintang terlihat membuka kedua matanya dan alangkah terkejutnya Bintang saat melihat kini sosok indah bugil Putri Kim Si Hyang yang tanpa sehelai benangpun yang kini menutupi tubuhnya sudah berdiri dihadapannya. “Adik ki”. belu
Dalam beberapa hari berikutnya, kehidupan Bintang dan Putri Kim Si Hyang digubuk milik Dewi Salju, bagaimana sepasang penganten baru yang tengah menikmati bulan madu mereka yang tertunda, tiada waktu yang terlepaskan untuk merajut asmara. Kecantikan dan keanggunan sosok Putri Kim Si Hyang telah membuat Bintang lupa akan racun dingin yang ada didalam dirinya. Sementara itu kejantanan dan keperkasaan Bintang telah membuat Putri Kim Si Hyang semakin terlena menikmati kenikmatan bersama Bintang dan perseteruan birahi diantara mereka.Dari puncak gunung Himalaya kita melompat kesuatu tempat yang berada jauh. Sebuah tempat dimana legenda para dewa dimulai. Yunani, negeri para dewa bersemanyam.ISTANA DEWA. Sebuah tempat yang berbentuk kuil suci yang amat dihormati keberadaannya dinegeri para dewa. Istana Dewa terdiri dari 12 tingkat istana, dimana disetiap tingkatnya dijaga oleh seorang ksatria dewa berjubah emas.Selama beberapa abad lamanya, legenda tentang Istana D
Para Ksatria Jubah Emaspun segera bangkit dari juraan hormat mereka dan segera duduk dikursi emas mereka masing-masing.“Apakah ada laporan terbaru?”. terdengar Pangeran Kegelapan angkat bicara.Para Ksatria Jubah Emas terlihat saling pandang satu sama lain, hingga akhirnya salah seorang diantara mereka bangkit berdiri.“Sepertinya Antheia telah gagal melaksanakan tugasnya pangeran”. Ucapnya lagi. Sesaat wajah Pangeran Kegelapan terlihat berubah, lalu pandangannya beralih kearah Goldblin pembantu setianya.Seakan mengerti dengan maksud tatapan Pangeran Kegelapan, Goldblin terlihat memejamkan kedua matanya, tongkat ditangannya terangkat. Sesaat terlihat semburat cahaya biru yang keluar dari batu diujung tongkatnya bersinar terang, lalu perlahan redup, seiring dengan itu Goldblin kembali membuka kedua matanya.“Antheia sudah tewas pangeran”. Ucap Goldblin singkat. Wajah Pangeran Kegelapan terlihat memerah.&
HIMALAYA adalah salah satu pegunungan tertinggi didunia, berdiri kokoh dengan hamparan salju disepanjang mata memandang, begitu putih, indah dipandang mata. Keindahan pegunungan Himalaya yang terlihat dari jauh tapi kenyataannya tidaklah demikian, sudah menjadi rahasia umum, bahwa sangat jarang ada orang yang berhasil melintasi pegunungan Himalaya dengan selamat, selain dikarenakan rute perjalanannya yang panjang ditambah lagi hawa dingin yang menusuk, hingga dapat dipastikan sangat sulit untuk melewati rute pegunungan Himalaya. Bahkan kini sudah tersiar kabar santer kalau di puncak Himalaya tengah berdiam seorang tokoh sakti yang bergelar Dewi Salju. Jadi walaupun berhasil melewati rute perjalanan yang sulit dipegunungan Himalaya, berhadapan dengan Dewi Saljupun merupakan salah satu masalah besar. Tempat kediaman Dewi Salju memang berada disalah satu puncak pegunungan Himalaya, sebuah tempat kediaman berupa gubuk yang cukup besar. Atap gubuk tersebut terlihat sudah tertutupi oleh timb
Sore datang menjelang disaat satu bayangan putih berkelebat dengan cepat melintasi pegunungan Himalaya. Salju-salju berterbangan saat bayangan putih itu melintasinya. Begitu cepatnya hingga tak seberapa lama bayangan itu sudah berhenti didepan sebuah gubuk tua yang tampak sudah sebagian besar ditutupi oleh timbunan salju tebal diatapnya. Kini kita dapat melihat kalau sosok bayangan putih yang tadi berkelebat adalah sosok seorang nenek yang berpakaian serba putih, bahkan seluruh rambut sinenek yang panjangpun terlihat memutih semua. Tapi walaupun begitu, wajah sang nenek masih terlihat segar, bahkan masih memancarkan raut-raut kecantikannya dimasa muda. Kita tentu mengenal sosok nenek ini, dimana diepisode sebelumnya telah diceritakan tentang sosok Dewi Salju. (baca Kemelut Berdarah Di Perguruan Kecapi Sakti).Di tangan kanan Dewi Salju terlihat dua kuntum bunga berukuran besar tergenggam, setelah lama memandangi pintu gubuk tempat kediamannya. Dewi Salju segera beran
“Apakah tidak mungkin untuk dikalahkan dewi?”“Mungkin saja, karena walaupun dia berhasil menyempurnakan hingga tingkat ke-8, tapi tanpa pusaka Seruling Es ini, jurus ke-8 tidak ada artinya.”. ucap Dewi Salju lagi.“Jadi jurus ke-8 harus menggunakan Seruling Es?”“Benar. Jurus ke-8 dari Salju Himalaya, Auman Naga dipuncak Himalaya harus menggunakan Seruling Es.”.“Auman Naga dipuncak Himalaya”. ulang Putri Kim Si Hyang lagi dengan wajah berubah. Sejenak terlihat Putri Kim Si Hyang tengah memikirkan sesuatu. Dan tiba-tiba saja Putri Kim Si Hyang berlutut dihadapan Dewi Salju. “Tolong ajarkan hamba jurus Salju Himalaya dewi”.Dewi Salju terkejut dan terdiam melihat permohonan Putri Kim Si Hyang kepadanya.“Aku pernah bersumpah tidak akan pernah mengangkat murid lagi setelah murid penghianat itu menghianatiku.”. ucap Dewi Salj
Bintang yang melihat kekuatan puncak yang telah dikerahkan oleh Datuk Malenggang Dilangit, segera ikut menghimpun tenaganya. Uap tipis putih terlhat keluar dari tubuh Bintang, uap putih yang mengeluarkan hawa dingin yang sangat menyengat.Dari uap tipis itu, terlihat membentuk sebuah bayangan diatas kepala Bintang, bayangan seekor naga berwarna putih tercipta.“Ledakan besar, khhaaaa!”Tiba-tiba saja sosok Datuk Malenggang Dilangit yang sudah diselimuti magma lahar panas langsung berlari kearah Bintang.Buumm! Buumm! Buumm! Buumm!Di setiap langkah Datuk Malenggang Dilangit terdengar suara ledakan-ledakan akibat tapak magma panas Datuk Malenggang Dilangit yang menjejak tanah, bagaikan seekor banteng ganas, sosok Datuk Malenggang Dilangit yang sudah berubah menjadi monster magma lahar terus berlari kearah Bintang. Beberapa tombak dihadapan Bintang, monster magma Datuk Malenggang Dilangit melompat dan ;Wuussshhh!M
Dhuarr! Dhuarr! Dhuarr! Dhuarr!Ledakan-ledakan dahsyat dan beruntun terjadi diudara hingga terasa menggetarkan alam. Tinju-tinju magma bertemu dengan taburan Bintang-bintang putih kecil yang terang milik Bintang.Dhuarr! Dhuarr! Dhuarr! Dhuarr!Baik Bintang maupun Datuk Malenggang Dilangit terus melepaskan serangan dahsyatnya, hingga ledakan demi ledakan terus terjadi membahana ditempat itu, dalam sekejap saja, pohon-pohon yang ada dipulau itu langsung berterbangan dan bertumbangan entah kemana, tempat itu langsung luluh lantah dibuat oleh ledakan dahsyat oleh serangan Bintang dan Datuk Malenggang Dilangit.Saat Bintang berhasil turun kebawah, pulau itu sudah terbakar setengahnya akibat ledakan yang tadi terjadi, wajah Bintang kembali berubah saat melihat Datuk Malenggang Dilangit terlihat menghimpun tenaganya, magma lahar panas terlihat berkumpul ditelapak tangan Datuk Malenggang Dilangit.Bintang yang melihat hal itu segera ikut mengumpulkan haw
SEBUAH pulau kosong tak berpenghuni dipilih oleh Bintang untuk menjadi tempat pertarungannya dengan Datuk Malenggang Dilangit. Kini kedua-duanya sudah saling berdiri berhadapan, Bintang kini sudah kembali ke sosoknya semula, demikian pula Datuk Malenggang Dilangit yang kini sudah berdiri diatas tanah tempatnya berpijak. Kedua-duanya saling berhadapan dengan tatapan tajam.Wweerrrr..!Tanpa banyak bicara, sosok Datuk Malenggang Dilangit tiba-tiba saja mengeluarkan magma lahar panas dari sekujur tubuhnya, terutama dibagian kedua tangan, kedua kaki dan kepala. Sedangkan sebagian besar tubuhnya belum berubah menjadi magma lahar panas.Bintang yang melihat hal itupun tak tinggal diam, dan ;Blesshhhh...!Tiba-tiba saja tubuh Bintang telah diliputi energi putih keperakan, rambut Bintangpun telah berubah menjadi berwarna putih keperakan dengan balur-balur keemasan yang mengeluarkan hawa dingin. Rupanya Bintang langsung menggunakan wujud Pangeran Bulan
Wuusshhh!Tombak melesat dengan sangat cepat dan kuat kearah Datuk Malenggang Dilangit.Blepp!Kembali tombak yang dilemparkan oleh Sutan Rajo Alam hangus terbakar begitu menyentuh sosok Datuk Malenggang Dilangit.“Cepat ungsikan paduka rajo” teriak Datuk Rajo Dilangit memperingatkan para pejabat istana yang berdiri bersama Paduka Ananggawarman.“Tidak, aku takkan lari!” ucap Paduka Ananggawarman dengan keras hati hingga membuat Datuk Rajo Dilangit dan Sutan Rajo Alam hanya menarik nafas panjang melihat kekerasan hati Paduka Ananggawarman.Sementara itu magma lahar panas terus semakin banyak menjalar menutupi halaman istana Nagari Batuah.Datuk Rajo Dilangit dan Sutan Rajo Alam terlihat tengah memikirkan rencana untuk mengatasi hal itu, waktu yang sempat dan mendesak membuat keduanya sedikit khawatir dengan keadaan yang terjadi, hingga ;“Datuak Malenggang Di
Istana Nagari Batuah terlihat begitu sibuk dengan segala macam aktivitasnya, karena hari ini adalah janji yang ditetapkan oleh Datuak Malenggang Dilangit terhadap wilayah Nagari Batuah, dengan dipimpin oleh Datuk Rajo Dilangit, Paduka Ananggawarman berniat untuk melawan Datuk Malenggang Dilangit dengan segenap kekuatan istana Nagari Batuah, para hulubalang, panglima dan pejabat istana Nagari Batuahpun memberikan tanda kesiapan mereka berjuang hidup atau mati demi mempertahankan kedaulatan istana Nagari Batuah.Datuk Rajo Dilangit dipercaya oleh Paduka Ananggawarman untuk memimpin seluruh pasukan yang ada di istana Nagari Batuah dan Datuk Rajo Dilangit menerimanya untuk menjalankan taktik yang akan digunakan untuk melawan amukan Datuk Malenggang Dilangit. Seluruh masyarakat kotaraja Nagari Batuah sudah diungsikan demi keselamatan mereka. Paduka Ananggawarman menolak untuk ikut me
Pagi itu di Istana Bunian, panglima Kitty yang tiba-tiba saja datang menghadap, disaat Bintang dan Ratu Bunian tengah bercengkrama mesra berdua. “Sembah hormat hamba paduka, ratu” ucap panglima Kitty berlutut dihadapan keduanya. Ratu Bunian terlihat mengangkat tangannya sebagai tanda menerima hormat panglima Kitty. “Ada apa Kitty?” “Ampun ratu, Datuak Malenggang Dilangit sudah muncul kembali” ucap Kitty lagi hingga membuat wajah Ratu Bunian berubah pucat. Bintang yang ada didekatnya mulai tertarik mendengarnya. “Untung saja kita cepat memindahkan Negeri Bunian jauh dari gunung marapi. Kalau tidak, Datuak Malenggang Dilangit pasti sudah datang kemari” ucap Ratu Bunian lagi. Panglima Kitty terlihat mengangguk-anggukkan kepalanya. “Dimana Datuak Malenggang Dilangit muncul Kitty?” tanya Bintang cepat hingga membuat Ratu Bunian dan panglima Kitty memandang kearah Bintang. “Ampun paduka, Datuak Malenggang Dilangit mengacau di istana Nagari Batuah” “Istana Nagari Batuah?!” ulang Bintan
“Maafkan kelancangan ambo datuak” ucap Datuk Rajo Dilangit lagi. Entah apa maksud Datuk Rajo Dilangit yang tiba-tiba saja berjongkok. Perlahan sosok Datuk Rajo Dilangit mulai berubah menjadi seekor harimau loreng yang sangat besar, 2x ukuran harimau dewasa, sama besarnya dengan harimau putih jelmaan Datuk Malenggang Dilangit.Grraaauuummm!Grraaauuummm!Dua harimau besar ini saling mengaum dengan dahsyat, begitu dahsyatnya banyak para prajurit yang ada ditempat itu jatuh terduduk karena lemas lututnya.Grraaauuummm!Grraaauuummm!Kembali kedua harimau besar ini saling mengaum, tapi kali ini disertai dengan sama-sama saling menerkam kedepan.Kembali terjadi dua pertarungan raja rimba yang sama-sama berwujud besar. Saling terkam, saling cakar dan saling gigit, dilakukan oleh kedua harimau berbeda warna ini. Kali ini harimau belang jelmaan Datuk Rajo Dilangit mampu memberikan perlawanan sen
Sekarang Datuk Malenggang Dilangit telah dikeroyok oleh dua pengguna harimau dan macan kumbang, tapi bukannya terdesak, Datuk Malenggang Dilangit justru tertawa-tawa senang melayani serangan keduanya.“Hahaha.. sudah lama aku tidak bertarung sesenang ini” ucap Datuk Malenggang Dilangit lagi.Sebenarnya jurus-jurus harimau putih milik Datuk Malenggang Dilangit tidaklah jauh berada diatas jurus harimau singgalang milik Wijaya dan jurus macan kumbang milik Panglima Kumbang, hanya saja perbedaan kekuatan dan pengalaman yang membuat Datuk Malenggang Dilangit lebih unggul.Memasuki jurus ke 88, Wijaya dan Panglima Kumbang terlihat sama-sama melompat mundur kebelakang.Graaauumm!Ggrraaamm!Tiba-tiba saja Wijaya dan Panglima Kumbang terdengar mengaum. Sosok Wijaya sendiri yang sudah berjongkok merangkak tiba-tiba saja berubah wujud menjadi seekor harimau belang kuning dewasa, sedangkan sosok Panglima Kumbang y
Wusshhh!Seperti melempar karung saja, Datuk Malenggang Dilangit dengan ringannya melemparkan sosok Rajo mudo Basa kehadapan Paduka Ananggawarman.Tapp!Sesosok tubuh tampak langsung bergerak didepan Paduka Ananggawarman dan langsung menangkap tubuh Rajo mudo Basa yang dilemparkan oleh Datuk Malenggang Dilangit. Rupanya dia adalah Panglima Kumbang.“Rajo mudo, anakku” ucap Panglima Kumbang dengan wajah berubah yang melihat keadaan Rajo mudo Basa yang babak belur. Panglima Kumbang dengan cepat memeriksa keadaan putranya tersebut. Walaupun babak belur, Panglima Kumbang masih dapat merasakan tanda-tanda kehidupan ditubuh Rajo mudo Basa walaupun sangat lemah sekali. Panglima Kumbang segera memerintahkan beberapa prajurit untuk membawa sosok Rajo mudo Basa.“Apa yang datuak lakukan pada putra hamba?” tanya Panglima Kumbang lagi. Nada suara Panglima Kumbang sedikit meninggi.“Putramu, siapa kau?&rdqu