“Bersiaplah Ksatria Pengembara”. Ucap Pangeran Kegelapan lagi seraya mengangkat pedangnya kearah langit.
“Ksatria Langit Berjubah Dewa, heaaa...”. seiring dengan dihentaknya pedang Ksatria Langit, seiring dengan itu pula sosok bayangan seorang dewa yang tengah memegang pedang menjelma. Begitu besar dan agung.
Melihat hal yang begitu menakjubkan itu tidak membuat Bintang lengah, Bintangpun segera merapal jurus terakhir dari pedang Bintang miliknya, dan ; “Pedang Bintang Petir heaa...”
“Wuuttt...”. sinar biru yang ada dipedang Bintang terlihat langsung melesat tinggi kearah langit menembus cakrawala. “Cleetarrrr...”.tiba-tiba saja di langit yang terang sebuah petir menyambar ujung pedang Bintang hingga kini pedang Bintang langsung mengeluarkan cahaya biru berpadu dengan aliran petir. Hingga kini kedahsyatan pedang Bintang semakin terlihat nyata.
Walaupun terkejut melihat kedahsyat
Pangeran Kegelapan tampak langsung mengambil sikap bersemedi dan memejamkan kedua matanya.Apa yang terjadi ? saat ini Bintang merasa keheranan, walaupun tadi tubuhnya diselimuti oleh jubah hitam milik Pangeran Kegelapan, tapi kini Bintang bukannya merasa didalam belitan sebuah jubah hitam melainkan seolah merasa di berada disebuah ruangan luas yang keadaan didalam ruangan itu hanyalah kegelapan semata. Sejauh mata memandang bisa hanya bisa melihat kegelapan semata.“Apa ini? apa yang terjadi?”. ucap Bintang kebingungan saat menyadari keadaan dirinya yang terkurung dialam kegelapan tersebut.“Ha ha ha... ! kau akan mati dialam kegelapan ini Ksatria Pengembara. Selamanya kau takkan bisa keluar dari tempat ini”. Tiba-tiba saja terdengar suara Pangeran Kegelapan membahana ditempat itu, Bintang tak dapat menebak dari mana arah asal suara, yang Bintang tahu hanya suara itu bergema seolah datang dari semua penjuru.“Tidak mungkin a
Tiba-tiba saja Pangeran Kegelapan terlihat sangat terkejut saat sosok Bintang yang terbungkus dengan jubah hitamnya mengeluarkan sinar cahaya kuning keemasan yang semakin lama semakin menyilaukan, dan ; “Plasshh...”. jubah hitam yang menyelimuti tubuh Bintang langsung sinar, pupus tak berbekas oleh sinar keemasan yang keluar dari tubuh Bintang. Sampai disitu, sinar keemasan yang keluar dari tubuh Bintangpun lenyap, berganti menjadi sosok Bintang yang kini berdiri dihadapan Pangeran Kegelapan.Melihat kenyataan yang sangat mengejutkan itu, Pangeran Kegelapan langsung mengangkat tangan kanannya kearah langit. Di tempatnya wajah Bintang langsung berubah saat tiba-tiba saja alam yang tenang tiba-tiba saja berubah. Awan tebal terlihat langsung menutupi langit hingga keadaan yang terang benderang mulai redup tertutup oleh awan. “Cletarrr...”. petir terdengar menyambar memecah keheningan alam. Sesaat kemudian alam terlihat menggila. Keadaan alam benar-benar s
DUNIA persilatan dihebohkan dengan sayembara yang diadakan oleh Perguruan Kecapi Sakti, dimana pemenang dari sayembara ini akan mendapatkan pusaka sakti tiada tara, KECAPI SAKTI dan juga akan mempersunting Putri Kim Si Hyang yang kecantikan dan keanggunannya sudah tidak diragukan lagi. Oleh karena itulah kenapa sayembara tersebut diikuti oleh ratusan orang pendekar yang datang dari berbagai penjuru dunia. Hampir 3 bulan sudah semenjak sayembara ini dimulai, dan kini pertarungan terakhir hanya menyiakan dua orang peserta, Pangeran Kegelapan penguasa Istana Dewa di Yunani dan Bintang si Ksatria Pengembara. Sebagaimana dikisahkan dalam kisah sebelumnya (Pertarungan Terakhir). “Jagat Cakrawala, heaaa...wuusshh...wuuusshhh”. segelombang awan hitam tebal disertai kilat menyambar mengiringi serangan Pangeran Kegelapan kearah Bintang dengan ganas. “Pukulan Naga Manggala! Heaaa! Wuuusshhh..”. seberkas cahaya biru ke
Sepuluh hari berlalu sudah semenjak pertarungan terakhir yang terjadi antara Ksatria Pengembara dan Pangeran Kegelapan. Berita kemenangan Ksatria Pengembarapun dengan cepat menyebar dari mulut ke mulut, kekalahan Pangeran Kegelapan di pertarungan terakhir membuktikan kalau Istana Dewa bukanlah tanpa terkalahkan. Bersamaan dengan itu Nenek Yun Si-u sebagai Ketua Perguruan Kecapi Saktipun mengumumkan kalau pernikahan Ksatria Pengembara sebagai pemenang sayembara yang akan mempersunting cucunya akan dilaksanakan 3 hari lagi. Semua tokoh-tokoh persilatan diundang untuk menghadiri pernikahan tersebut. Sejak hari itu persiapan kemeriahan pernikahan Ksatria Pengembara diperguruan Kecapi Sakti terlihat begitu sibuk, semua murid-murid perguruan Kecapi Sakti tampak sibuk mempersiapkan segala sesuatunya. Sementara itu keadaan Bintang sendiri sudah pulih dari luka dalam yang dideritanya. Kegembiraan terlihat diwajah semua orang.Siang itu dihari kesebelas, terl
“Jrengg...jrenggg...jrenggg...”“Jrengggg...jrenggggggg...jrengggggg...”Kini terdengarlah alunan kecapi yang beriringan ditempat itu, baik Nenek Yun Si-u maupun Antheia si Jubah Emas Pisces sama-sama memainkan kecapi dengan nada yang berbeda. Tak seberapa lama kemudian ; “Wuutt...wuutt...wuutttt....wwutt”. tiba-tiba saja dari kedua kecapi yang ada ditangan keduanya, melesat sinar-sinar keemasan, dan ; “Duarrr...duarr...duarr.”. terdengar beberapa kali ledakan terjadi saat sinar-sinar itu bertemu diudara.“Jreenggg...jrenggg...wuut...wuuuutttttt...”“Jreenggg...wuuuutttttt...”Sinar-sinar kuning keemasan yang keluar dari alunan kecapi tersebut terus bertebaran kemana-mana. Ledakan terus terus terjadi saat sinar-sinar itu bertemu diudara. Pertarungan yang benar-benar sangat dahsyat. Semua terpana melihat pertarungan tersebut, termasuk Bintang yang juga ikut kagum melihat kedahsy
Sementara itu rombongan perguruan Kecapi Sakti dan partai butong dan sholin terlihat langsung berdiri untuk melindungi Bintang yang tengah mengobati Nenek Yun Si-u.“Ini tidak bisa dibiarkan”. ucap pendekar Tio yang begitu emosi melihat kematian satu persatu para pendekar. Tapi pendeta Thio cepat menghalanginya.“Jangan bertindak gegabah tio, Kecapi Sakti memang senjata yang tidak ada tandingannya.”. ucap pendeta Thio lagi menahan gerakan pendekar Tio yang semula ingin melompat masuk kearena pertarungan.“Duarr...duarr...duarr...duarr...duarr...duarr...duarr”. kembali belasan orang pendekar menjadi korban keganasan Kecapi Sakti. Halaman perguruan Kecapi Sakti benar-benar menjadi tempat berdarah dimana puluhan nyawa sudah melayang akibat keganasan Kecapi Sakti.Melihat betapa dahsyatnya Kecapi Sakti yang ada ditangan Antheia si Jubah Emas Pisces membuat nyali para pen
MENCEKAM. Mungkin suasana inilah yang saat ini dapat mengambarkan keadaan di halaman depan perguruan Kecapi Sakti, belasan bahkan mungkin puluhan mayat terlihat bergelimpangan disana sini dengan keadaan yang amat menggenaskan. Banyak diantara mayat yang sudah tidak utuh lagi. Di tengah-tengah halaman terlihat dua sosok tubuh sudah saling berdiri saling berhadapan. Antheia si Jubah Emas Pisces dan Bintang sudah saling berhadapan hanya berjarak beberapa tombak saja.“Kekejamanmu sudah kelewat batas nona”. Terdengar ucapan dingin Bintang.“Ksatria Pengembara, jangan terlalu banyak omong. Aku akan membalaskan dendam tuan muda kami Pangeran Kegelapan”. Ucap Antheia si Jubah Emas Pisces lagi dengan sinisnya. Kedua tangannya terlihat sudah siap untuk memainkan Kecapi Sakti yang ada dihadapannya.Bintang sendiri sangat terkejut melihat hal itu, sepertinya Antheia si Jubah Emas Pisces benar-benar tak ingin membuang waktunya. Meny
Nenek Yun Si-u sendiri terlihat hanya termangu terdiam melihat pusaka yang selama ini telah membesarkan namanya hancur, tapi kemudian terlihat seulas senyum dibibirnya di iringi anggukan di wajahnya kearah Bintang.“Kubunuh kau Ksatria Pengembara, hyatttt..!”. tiba-tiba saja mereka sudah dikejutkan oleh serangan Antheia si Jubah Emas Pisces yang begitu cepat kearah Bintang.Untung saja gerakan reflek Bintang cepat bereaksi, hingga serangan cepat yang dilancarkan oleh Antheia si Jubah Emas Pisces berhasil dihindarinya, tapi lagi-lagi Bintang dibuat terkejut saat serangan Antheia si Jubah Emas Pisces ternyata sangat beruntun, sambung menyambung mencecar bagian-bagian berbahaya ditubuh Bintang.Kini Bintang baru menyadari kalau ternyata sosok Antheia si Jubah Emas Pisces yang menyerangnya bukan Cuma seorang saja, melainkan ada 4 sosok Antheia si Jubah Emas Pisces. Hal inilah rupanya yang membuat serangan Antheia si Jubah Emas Pisces tiada putus-putusnya
Bintang yang melihat kekuatan puncak yang telah dikerahkan oleh Datuk Malenggang Dilangit, segera ikut menghimpun tenaganya. Uap tipis putih terlhat keluar dari tubuh Bintang, uap putih yang mengeluarkan hawa dingin yang sangat menyengat.Dari uap tipis itu, terlihat membentuk sebuah bayangan diatas kepala Bintang, bayangan seekor naga berwarna putih tercipta.“Ledakan besar, khhaaaa!”Tiba-tiba saja sosok Datuk Malenggang Dilangit yang sudah diselimuti magma lahar panas langsung berlari kearah Bintang.Buumm! Buumm! Buumm! Buumm!Di setiap langkah Datuk Malenggang Dilangit terdengar suara ledakan-ledakan akibat tapak magma panas Datuk Malenggang Dilangit yang menjejak tanah, bagaikan seekor banteng ganas, sosok Datuk Malenggang Dilangit yang sudah berubah menjadi monster magma lahar terus berlari kearah Bintang. Beberapa tombak dihadapan Bintang, monster magma Datuk Malenggang Dilangit melompat dan ;Wuussshhh!M
Dhuarr! Dhuarr! Dhuarr! Dhuarr!Ledakan-ledakan dahsyat dan beruntun terjadi diudara hingga terasa menggetarkan alam. Tinju-tinju magma bertemu dengan taburan Bintang-bintang putih kecil yang terang milik Bintang.Dhuarr! Dhuarr! Dhuarr! Dhuarr!Baik Bintang maupun Datuk Malenggang Dilangit terus melepaskan serangan dahsyatnya, hingga ledakan demi ledakan terus terjadi membahana ditempat itu, dalam sekejap saja, pohon-pohon yang ada dipulau itu langsung berterbangan dan bertumbangan entah kemana, tempat itu langsung luluh lantah dibuat oleh ledakan dahsyat oleh serangan Bintang dan Datuk Malenggang Dilangit.Saat Bintang berhasil turun kebawah, pulau itu sudah terbakar setengahnya akibat ledakan yang tadi terjadi, wajah Bintang kembali berubah saat melihat Datuk Malenggang Dilangit terlihat menghimpun tenaganya, magma lahar panas terlihat berkumpul ditelapak tangan Datuk Malenggang Dilangit.Bintang yang melihat hal itu segera ikut mengumpulkan haw
SEBUAH pulau kosong tak berpenghuni dipilih oleh Bintang untuk menjadi tempat pertarungannya dengan Datuk Malenggang Dilangit. Kini kedua-duanya sudah saling berdiri berhadapan, Bintang kini sudah kembali ke sosoknya semula, demikian pula Datuk Malenggang Dilangit yang kini sudah berdiri diatas tanah tempatnya berpijak. Kedua-duanya saling berhadapan dengan tatapan tajam.Wweerrrr..!Tanpa banyak bicara, sosok Datuk Malenggang Dilangit tiba-tiba saja mengeluarkan magma lahar panas dari sekujur tubuhnya, terutama dibagian kedua tangan, kedua kaki dan kepala. Sedangkan sebagian besar tubuhnya belum berubah menjadi magma lahar panas.Bintang yang melihat hal itupun tak tinggal diam, dan ;Blesshhhh...!Tiba-tiba saja tubuh Bintang telah diliputi energi putih keperakan, rambut Bintangpun telah berubah menjadi berwarna putih keperakan dengan balur-balur keemasan yang mengeluarkan hawa dingin. Rupanya Bintang langsung menggunakan wujud Pangeran Bulan
Wuusshhh!Tombak melesat dengan sangat cepat dan kuat kearah Datuk Malenggang Dilangit.Blepp!Kembali tombak yang dilemparkan oleh Sutan Rajo Alam hangus terbakar begitu menyentuh sosok Datuk Malenggang Dilangit.“Cepat ungsikan paduka rajo” teriak Datuk Rajo Dilangit memperingatkan para pejabat istana yang berdiri bersama Paduka Ananggawarman.“Tidak, aku takkan lari!” ucap Paduka Ananggawarman dengan keras hati hingga membuat Datuk Rajo Dilangit dan Sutan Rajo Alam hanya menarik nafas panjang melihat kekerasan hati Paduka Ananggawarman.Sementara itu magma lahar panas terus semakin banyak menjalar menutupi halaman istana Nagari Batuah.Datuk Rajo Dilangit dan Sutan Rajo Alam terlihat tengah memikirkan rencana untuk mengatasi hal itu, waktu yang sempat dan mendesak membuat keduanya sedikit khawatir dengan keadaan yang terjadi, hingga ;“Datuak Malenggang Di
Istana Nagari Batuah terlihat begitu sibuk dengan segala macam aktivitasnya, karena hari ini adalah janji yang ditetapkan oleh Datuak Malenggang Dilangit terhadap wilayah Nagari Batuah, dengan dipimpin oleh Datuk Rajo Dilangit, Paduka Ananggawarman berniat untuk melawan Datuk Malenggang Dilangit dengan segenap kekuatan istana Nagari Batuah, para hulubalang, panglima dan pejabat istana Nagari Batuahpun memberikan tanda kesiapan mereka berjuang hidup atau mati demi mempertahankan kedaulatan istana Nagari Batuah.Datuk Rajo Dilangit dipercaya oleh Paduka Ananggawarman untuk memimpin seluruh pasukan yang ada di istana Nagari Batuah dan Datuk Rajo Dilangit menerimanya untuk menjalankan taktik yang akan digunakan untuk melawan amukan Datuk Malenggang Dilangit. Seluruh masyarakat kotaraja Nagari Batuah sudah diungsikan demi keselamatan mereka. Paduka Ananggawarman menolak untuk ikut me
Pagi itu di Istana Bunian, panglima Kitty yang tiba-tiba saja datang menghadap, disaat Bintang dan Ratu Bunian tengah bercengkrama mesra berdua. “Sembah hormat hamba paduka, ratu” ucap panglima Kitty berlutut dihadapan keduanya. Ratu Bunian terlihat mengangkat tangannya sebagai tanda menerima hormat panglima Kitty. “Ada apa Kitty?” “Ampun ratu, Datuak Malenggang Dilangit sudah muncul kembali” ucap Kitty lagi hingga membuat wajah Ratu Bunian berubah pucat. Bintang yang ada didekatnya mulai tertarik mendengarnya. “Untung saja kita cepat memindahkan Negeri Bunian jauh dari gunung marapi. Kalau tidak, Datuak Malenggang Dilangit pasti sudah datang kemari” ucap Ratu Bunian lagi. Panglima Kitty terlihat mengangguk-anggukkan kepalanya. “Dimana Datuak Malenggang Dilangit muncul Kitty?” tanya Bintang cepat hingga membuat Ratu Bunian dan panglima Kitty memandang kearah Bintang. “Ampun paduka, Datuak Malenggang Dilangit mengacau di istana Nagari Batuah” “Istana Nagari Batuah?!” ulang Bintan
“Maafkan kelancangan ambo datuak” ucap Datuk Rajo Dilangit lagi. Entah apa maksud Datuk Rajo Dilangit yang tiba-tiba saja berjongkok. Perlahan sosok Datuk Rajo Dilangit mulai berubah menjadi seekor harimau loreng yang sangat besar, 2x ukuran harimau dewasa, sama besarnya dengan harimau putih jelmaan Datuk Malenggang Dilangit.Grraaauuummm!Grraaauuummm!Dua harimau besar ini saling mengaum dengan dahsyat, begitu dahsyatnya banyak para prajurit yang ada ditempat itu jatuh terduduk karena lemas lututnya.Grraaauuummm!Grraaauuummm!Kembali kedua harimau besar ini saling mengaum, tapi kali ini disertai dengan sama-sama saling menerkam kedepan.Kembali terjadi dua pertarungan raja rimba yang sama-sama berwujud besar. Saling terkam, saling cakar dan saling gigit, dilakukan oleh kedua harimau berbeda warna ini. Kali ini harimau belang jelmaan Datuk Rajo Dilangit mampu memberikan perlawanan sen
Sekarang Datuk Malenggang Dilangit telah dikeroyok oleh dua pengguna harimau dan macan kumbang, tapi bukannya terdesak, Datuk Malenggang Dilangit justru tertawa-tawa senang melayani serangan keduanya.“Hahaha.. sudah lama aku tidak bertarung sesenang ini” ucap Datuk Malenggang Dilangit lagi.Sebenarnya jurus-jurus harimau putih milik Datuk Malenggang Dilangit tidaklah jauh berada diatas jurus harimau singgalang milik Wijaya dan jurus macan kumbang milik Panglima Kumbang, hanya saja perbedaan kekuatan dan pengalaman yang membuat Datuk Malenggang Dilangit lebih unggul.Memasuki jurus ke 88, Wijaya dan Panglima Kumbang terlihat sama-sama melompat mundur kebelakang.Graaauumm!Ggrraaamm!Tiba-tiba saja Wijaya dan Panglima Kumbang terdengar mengaum. Sosok Wijaya sendiri yang sudah berjongkok merangkak tiba-tiba saja berubah wujud menjadi seekor harimau belang kuning dewasa, sedangkan sosok Panglima Kumbang y
Wusshhh!Seperti melempar karung saja, Datuk Malenggang Dilangit dengan ringannya melemparkan sosok Rajo mudo Basa kehadapan Paduka Ananggawarman.Tapp!Sesosok tubuh tampak langsung bergerak didepan Paduka Ananggawarman dan langsung menangkap tubuh Rajo mudo Basa yang dilemparkan oleh Datuk Malenggang Dilangit. Rupanya dia adalah Panglima Kumbang.“Rajo mudo, anakku” ucap Panglima Kumbang dengan wajah berubah yang melihat keadaan Rajo mudo Basa yang babak belur. Panglima Kumbang dengan cepat memeriksa keadaan putranya tersebut. Walaupun babak belur, Panglima Kumbang masih dapat merasakan tanda-tanda kehidupan ditubuh Rajo mudo Basa walaupun sangat lemah sekali. Panglima Kumbang segera memerintahkan beberapa prajurit untuk membawa sosok Rajo mudo Basa.“Apa yang datuak lakukan pada putra hamba?” tanya Panglima Kumbang lagi. Nada suara Panglima Kumbang sedikit meninggi.“Putramu, siapa kau?&rdqu