Malam berjalan cepat, sebagian orang sudah terlelap dialam mimpinya. Sementara itu sebagian lagi terlihat tidak bisa memejamkan matanya, ada banyak pikiran yang menganggu. Angin berhembus kencang malam itu, menerbangkan setiap debu pasir yang terhampar luas di negeri Tibet.
Sementara itu disebuah kamar besar, kamar yang disediakan oleh Perguruan Kecapi Sakti untuk rombongan dari Partai Butong (Wudang). “Besok kalian akan menjalani pertarungan yang sulit”. Terdengar ucapan dari seorang kakek tua yang wajahnya terlihat begitu tenang dan penuh wibawa. Dia adalah pendeta Thio sam hong, ketua Partai Butong yang terkenal. Dihadapan pendeta Thio, terlihat duduk sosok Pendekar Tio dan Bintang.
“Tio, lawanmu besok adalah Xiang Wu Hen... Xiang Wu Hen menguasai kungfu Xiang Yu (Halilintar Ungu), selama ini Xiang Wu Hen selalu dengan mudah memenangkan pertarungannya, kungfu Xiang Yu (Halilintar Ungu) miliknya bukannya tanpa tertandingi, seingatk
Matahari sudah mulai menapak hari, sinarnya tidak lagi terasa hangat dikulit, tapi mulai terasa menyengat dikulit. “Hyattt... hyattttt...wusshh...weessshhh”. di arena pertarungan dihalaman perguruan kecapi satu, sebuah pertarungan hebat tengah terjadi. Pertarungan dari dua pendekar sakti yang sama-sama memiliki kemampuan yang luar biasa.Yang bertarung adalah sosok Pendekar Tio yang sudah mengerahkan kungfu Yang atau yang lebih dikenal dengan Kungfu Matahari, sesekali Pendekar Tio tampak juga menggunakan Ilmu Memindah Langit dan Bumi. Kungfu terhebat di partai Aliran Ming. Dengan kedua jurus ini, Pendekar Tio mampu menghadapi Xiang Wu Hen yang memiliki kungfu Halilintar Ungu yang luar biasa hebatnya.Puluhan jurus sudah terlewati, Pendekar Tio maupun Xiang Wu Hen terlihat sama-sama unggul dalam jurus masing-masing, hanya saja terlihat jurus 9 matahari yang digunakan oleh Tio buki tidak begitu banyak berarti, karena setiap pukulan
“Serrrr..hyattt...duarrr”. tepat disaat pukulan Xiang Wu Hen hampir mengenai sasaran, tiba-tiba saja sebuah bayangan biru berkelebat menyambar tubuh Pendekar Tio buki, hingga pukulan Xiang Wu Hen hanya menghantam tempat kosong yang langsung menimbulkan ledakan yang cukup besar, padang pasir dimana tempat Tio buki tadi berada terlihat berlobang cukup besar.Betapa geramnya Xiang Wu Hen melihat lawannya berhasil lolos dari serangannya, tepatnya bukan lolos, tapi telah diselamatkan oleh seseorang. Xiang Wu Hen segera berbalik dan kini dirinya dapat melihat sesosok tubuh yang cukup dikenalnya telah berdiri menghadapnya, sementara itu terlihat sosok Tio buki yang masih terkapar lemah dibelakangnya.“Ksatria Pengembara, berani sekali kau mencampuri pertarunganku”. Ucap Xiang Wu en geram.“Maaf kalau hamba ikut campur, tapi hamba tidak bisa melihat ada orang yang menyerang lawannya yang sudah tidak berdaya”. Ucap Bintang lagi y
“Sudah lama aku menantikan pertarungan ini, diantara semuanya, kaulah satu-satunya yang sangat ingin aku hadapi Ksatria Pengembara”. Ucap Dewa Iblis Awan Api dingin.“Sungguh suatu kehormatan bagi hamba bisa mendapatkan petunjuk dari tuan”. Ucap Bintang menjura hormat.“Kemarin aku melihatmu mengalahkan Ong Lao Guai dengan jurus tendangan yang sangat luar biasa, kalau boleh aku tahu, apa nama jurus tendangamu itu ?”“Nama jurus hamba itu adalah jurus Tendangan Tanpa Bayangan”. Ucap Bintang lagi, seketika raut wajah Dewa Iblis Awan Api berubah“Tendangan Tanpa Bayangan dari Shaolin”. Ulang Dewa Iblis Awan Api lagi. Bintang hanya tersenyum mendengar hal itu, dari pendeta Thio, Bintang memang tahu kalau di Shaolin juga ada jurus tendangan yang bernama Tendangan Tanpa Bayangan.“Kebetulan nama jurus hamba itu memang sama, tapi jurus Tendangan Tanpa Ba
“Tendangan Dewa Menjungkir Langit, heatttt”. dengan bertumpu pada salah satu tangannya Bintang melesat keatas menyongsong serakgan Dewa Iblis Awan Api yang saat itu juga tengah mengarah kebawah kearahnya. Kali ini terlihat dua sosok tubuh yang saling memburu kedepan, serangan Dewa Iblis Awan Api seperti seekor rajawali yang menukik menyambar mangsa, sedangkan sosok Bintangpun seperti seekor rajawali yang terbang keatas menyambut serangan.“Dagggggg”. Kedua kaki itu berbenturan hebat diudara, hingga membuat tubuh keduanya sama-sama terlempar, baik Dewa Iblis Awan Api maupun Bintang sama-sama mampu mengendalikan gerak jatuh tubuh mereka dengan bersalto beberapa kali dan menjejakkan kaki dengan sempurna kepasir yang ada dibawah mereka.Tapi begitu baru saja kedua kakinya menginjak tanah, Dewa Iblis Awan Api langsung menggebrak kembali dengan jurus Tendangan Mautnya.“Selaksa Pasukan Berkuda Menggetarkan Dunia
Dari gumpalan debu pasir yang bertebangan itu, dua sosok tubuh terlihat sama-sama bersalto tinggi kebelakang hingga akhirnya mendaratkan kaki keduanya dengan sempurna di padang pasir yang ada dibawah mereka.Kedua sosok tubuh itu tak lain adalah Bintang dan Dewa Iblis Awan Api adanya, terlihat dibibir keduanya telah merembes darah segar. Hal ini memperlihatkan kalau keduanya tengah menderita luka dalam.Sementara itu terlihat Dewa Iblis Awan Api menatap Bintang dengan tatapan tajam. Selama adu pertarungan sayembara, baru kali ini Dewa Iblis Awan Api merasakan luka dalam, dan hal ini tentu saja sangat membuat geram sosok Dewa Iblis Awan Api, karena dia terlalu meremehkan lawan yang ada dihadapannya.Dewa Iblis Awan Api terlihat melakukan beberapa gerakan yang terlihat langsung meregangkan seluruh urat nadi dan urat saraf ditubuhnya.“Kungfu Pengubah Otot”. batin Bintang melihat hal itu. Sementara itu sosok tubuh Dewa Iblis Awan Api sec
“Tidak ada kekuatan apapun yang bisa mengalahkan jurusku ini Ksatria Pengembara, keluarkan semua kesaktianmu..”. ucap Dewa Iblis Awan Api lagi keras.“Hyattt...ggggrrrr”. dengan menggeram penuh kemarahan, kembali sosok Dewa Iblis Awan Api menyerang Bintang dengan ganas dan cepatnya. Lagi-lagi Bintang harus dibuat kewalahan menghindari setiap serangan yang dilancarkan oleh Dewa Iblis Awan Api. Seraya terus menghindar, Bintang terus berpikir bagaimana cara menghadapi jurus kungfu Pengubah Otot yang begitu hebat.Memasuki jurus ke 112, Bintang terlihat melompat mundur, tapi Dewa Iblis Awan Api tidak membiarkan begitu saja, tangan kekarnya memburu sosok Bintang. Tapi kali ini Bintang tidak berniat untuk menghindar, Bintang menyongsong serangan telapak tangan Dewa Iblis Awan Api dengan telapak tangan miliknya.Semua tersentak terkejut melihat tindakan nekat yang dilakukan oleh Bintang, tapi diantara semua hanya pendeta Thio yang
Seakan tidak berpengaruh apa-apa, Dewa Iblis Awan Api terus melancarkan serangannya kepada Bintang. “Tuk... tukkk...:”. kembali dua totokan Bintang bersarang ditubuh Dewa Iblis Awan Api. Lagi-lagi Dewa Iblis Awan Api tidak merasakan pengaruh apa-apa ditubuhnya hingga terus melancarkan serangan mautnya kearah Bintang.Memasuki jurus ke 255, Bintang melompat tinggi diatas tubuh Dewa Iblis Awan Api untuk menyarangkan totokannya yang terakhir, yaitu ditengkuk lawannya. Tapi disaat itu pula serangan Dewa Iblis Awan Api datang, hingga ;“Tukkk...deesss...akhh..”. Bintang berhasil menyarangkan totokannya ditengkuk Dewa Iblis Awan Api, sedangkan serangan Dewa Iblis Awan Api pun mengenai dada Bintang dengan keras. Hingga kedua-duanya saling terlempar dengan keras kebelakang. Tubuh Bintang terlempar hingga 5 tombak jauhnya, sementara itu tubuh Dewa Iblis Awan Api hanya terseret beberapa langkah saja kebelakang. Bintang terlihat tersungkur tanpa mamp
Keesokan harinya. Ribuan orang sudah berkumpul mengelilingi halaman luas Perguruan Kecapi Sakti. Semua terlihat sudah tak sabar untuk menantikan pertarungan antara Pangeran Chen yang akan berhadapan dengan Utusan Kegelapan. Tak lama kemudian saat yang dinantikanpun tiba. Dimana saat rombongan ketua Perguruan Kecapi Sakti bersama para pembesar perguruan sudah menaiki penggung kehormatan. Sosok Bae Jeon terlihat maju kedepan beberapa tindak dan menjura hormat.“Hari ini hanya akan ada satu pertarungan yaitu antara Utusan Kegelapan yang akan berhadapan dengan Pangeran Chen, setelah ini sayembara akan kembali dihentikan selama 7 hari untuk para peserta memulihkan tenaga dan menyembuhkan luka dalam”“Untuk kedua peserta, silahkan maju kelapangan”. Ucap Bae Jeon lagi memberikan satu pengumuman. Sebagian terlihat kecewa mendengar pengumuman tersebut, tapi sebagian lagi terlihat menarik nafas lega, salah satunya adalah rombongan Partai Butong. Terlebih
Bintang yang melihat kekuatan puncak yang telah dikerahkan oleh Datuk Malenggang Dilangit, segera ikut menghimpun tenaganya. Uap tipis putih terlhat keluar dari tubuh Bintang, uap putih yang mengeluarkan hawa dingin yang sangat menyengat.Dari uap tipis itu, terlihat membentuk sebuah bayangan diatas kepala Bintang, bayangan seekor naga berwarna putih tercipta.“Ledakan besar, khhaaaa!”Tiba-tiba saja sosok Datuk Malenggang Dilangit yang sudah diselimuti magma lahar panas langsung berlari kearah Bintang.Buumm! Buumm! Buumm! Buumm!Di setiap langkah Datuk Malenggang Dilangit terdengar suara ledakan-ledakan akibat tapak magma panas Datuk Malenggang Dilangit yang menjejak tanah, bagaikan seekor banteng ganas, sosok Datuk Malenggang Dilangit yang sudah berubah menjadi monster magma lahar terus berlari kearah Bintang. Beberapa tombak dihadapan Bintang, monster magma Datuk Malenggang Dilangit melompat dan ;Wuussshhh!M
Dhuarr! Dhuarr! Dhuarr! Dhuarr!Ledakan-ledakan dahsyat dan beruntun terjadi diudara hingga terasa menggetarkan alam. Tinju-tinju magma bertemu dengan taburan Bintang-bintang putih kecil yang terang milik Bintang.Dhuarr! Dhuarr! Dhuarr! Dhuarr!Baik Bintang maupun Datuk Malenggang Dilangit terus melepaskan serangan dahsyatnya, hingga ledakan demi ledakan terus terjadi membahana ditempat itu, dalam sekejap saja, pohon-pohon yang ada dipulau itu langsung berterbangan dan bertumbangan entah kemana, tempat itu langsung luluh lantah dibuat oleh ledakan dahsyat oleh serangan Bintang dan Datuk Malenggang Dilangit.Saat Bintang berhasil turun kebawah, pulau itu sudah terbakar setengahnya akibat ledakan yang tadi terjadi, wajah Bintang kembali berubah saat melihat Datuk Malenggang Dilangit terlihat menghimpun tenaganya, magma lahar panas terlihat berkumpul ditelapak tangan Datuk Malenggang Dilangit.Bintang yang melihat hal itu segera ikut mengumpulkan haw
SEBUAH pulau kosong tak berpenghuni dipilih oleh Bintang untuk menjadi tempat pertarungannya dengan Datuk Malenggang Dilangit. Kini kedua-duanya sudah saling berdiri berhadapan, Bintang kini sudah kembali ke sosoknya semula, demikian pula Datuk Malenggang Dilangit yang kini sudah berdiri diatas tanah tempatnya berpijak. Kedua-duanya saling berhadapan dengan tatapan tajam.Wweerrrr..!Tanpa banyak bicara, sosok Datuk Malenggang Dilangit tiba-tiba saja mengeluarkan magma lahar panas dari sekujur tubuhnya, terutama dibagian kedua tangan, kedua kaki dan kepala. Sedangkan sebagian besar tubuhnya belum berubah menjadi magma lahar panas.Bintang yang melihat hal itupun tak tinggal diam, dan ;Blesshhhh...!Tiba-tiba saja tubuh Bintang telah diliputi energi putih keperakan, rambut Bintangpun telah berubah menjadi berwarna putih keperakan dengan balur-balur keemasan yang mengeluarkan hawa dingin. Rupanya Bintang langsung menggunakan wujud Pangeran Bulan
Wuusshhh!Tombak melesat dengan sangat cepat dan kuat kearah Datuk Malenggang Dilangit.Blepp!Kembali tombak yang dilemparkan oleh Sutan Rajo Alam hangus terbakar begitu menyentuh sosok Datuk Malenggang Dilangit.“Cepat ungsikan paduka rajo” teriak Datuk Rajo Dilangit memperingatkan para pejabat istana yang berdiri bersama Paduka Ananggawarman.“Tidak, aku takkan lari!” ucap Paduka Ananggawarman dengan keras hati hingga membuat Datuk Rajo Dilangit dan Sutan Rajo Alam hanya menarik nafas panjang melihat kekerasan hati Paduka Ananggawarman.Sementara itu magma lahar panas terus semakin banyak menjalar menutupi halaman istana Nagari Batuah.Datuk Rajo Dilangit dan Sutan Rajo Alam terlihat tengah memikirkan rencana untuk mengatasi hal itu, waktu yang sempat dan mendesak membuat keduanya sedikit khawatir dengan keadaan yang terjadi, hingga ;“Datuak Malenggang Di
Istana Nagari Batuah terlihat begitu sibuk dengan segala macam aktivitasnya, karena hari ini adalah janji yang ditetapkan oleh Datuak Malenggang Dilangit terhadap wilayah Nagari Batuah, dengan dipimpin oleh Datuk Rajo Dilangit, Paduka Ananggawarman berniat untuk melawan Datuk Malenggang Dilangit dengan segenap kekuatan istana Nagari Batuah, para hulubalang, panglima dan pejabat istana Nagari Batuahpun memberikan tanda kesiapan mereka berjuang hidup atau mati demi mempertahankan kedaulatan istana Nagari Batuah.Datuk Rajo Dilangit dipercaya oleh Paduka Ananggawarman untuk memimpin seluruh pasukan yang ada di istana Nagari Batuah dan Datuk Rajo Dilangit menerimanya untuk menjalankan taktik yang akan digunakan untuk melawan amukan Datuk Malenggang Dilangit. Seluruh masyarakat kotaraja Nagari Batuah sudah diungsikan demi keselamatan mereka. Paduka Ananggawarman menolak untuk ikut me
Pagi itu di Istana Bunian, panglima Kitty yang tiba-tiba saja datang menghadap, disaat Bintang dan Ratu Bunian tengah bercengkrama mesra berdua. “Sembah hormat hamba paduka, ratu” ucap panglima Kitty berlutut dihadapan keduanya. Ratu Bunian terlihat mengangkat tangannya sebagai tanda menerima hormat panglima Kitty. “Ada apa Kitty?” “Ampun ratu, Datuak Malenggang Dilangit sudah muncul kembali” ucap Kitty lagi hingga membuat wajah Ratu Bunian berubah pucat. Bintang yang ada didekatnya mulai tertarik mendengarnya. “Untung saja kita cepat memindahkan Negeri Bunian jauh dari gunung marapi. Kalau tidak, Datuak Malenggang Dilangit pasti sudah datang kemari” ucap Ratu Bunian lagi. Panglima Kitty terlihat mengangguk-anggukkan kepalanya. “Dimana Datuak Malenggang Dilangit muncul Kitty?” tanya Bintang cepat hingga membuat Ratu Bunian dan panglima Kitty memandang kearah Bintang. “Ampun paduka, Datuak Malenggang Dilangit mengacau di istana Nagari Batuah” “Istana Nagari Batuah?!” ulang Bintan
“Maafkan kelancangan ambo datuak” ucap Datuk Rajo Dilangit lagi. Entah apa maksud Datuk Rajo Dilangit yang tiba-tiba saja berjongkok. Perlahan sosok Datuk Rajo Dilangit mulai berubah menjadi seekor harimau loreng yang sangat besar, 2x ukuran harimau dewasa, sama besarnya dengan harimau putih jelmaan Datuk Malenggang Dilangit.Grraaauuummm!Grraaauuummm!Dua harimau besar ini saling mengaum dengan dahsyat, begitu dahsyatnya banyak para prajurit yang ada ditempat itu jatuh terduduk karena lemas lututnya.Grraaauuummm!Grraaauuummm!Kembali kedua harimau besar ini saling mengaum, tapi kali ini disertai dengan sama-sama saling menerkam kedepan.Kembali terjadi dua pertarungan raja rimba yang sama-sama berwujud besar. Saling terkam, saling cakar dan saling gigit, dilakukan oleh kedua harimau berbeda warna ini. Kali ini harimau belang jelmaan Datuk Rajo Dilangit mampu memberikan perlawanan sen
Sekarang Datuk Malenggang Dilangit telah dikeroyok oleh dua pengguna harimau dan macan kumbang, tapi bukannya terdesak, Datuk Malenggang Dilangit justru tertawa-tawa senang melayani serangan keduanya.“Hahaha.. sudah lama aku tidak bertarung sesenang ini” ucap Datuk Malenggang Dilangit lagi.Sebenarnya jurus-jurus harimau putih milik Datuk Malenggang Dilangit tidaklah jauh berada diatas jurus harimau singgalang milik Wijaya dan jurus macan kumbang milik Panglima Kumbang, hanya saja perbedaan kekuatan dan pengalaman yang membuat Datuk Malenggang Dilangit lebih unggul.Memasuki jurus ke 88, Wijaya dan Panglima Kumbang terlihat sama-sama melompat mundur kebelakang.Graaauumm!Ggrraaamm!Tiba-tiba saja Wijaya dan Panglima Kumbang terdengar mengaum. Sosok Wijaya sendiri yang sudah berjongkok merangkak tiba-tiba saja berubah wujud menjadi seekor harimau belang kuning dewasa, sedangkan sosok Panglima Kumbang y
Wusshhh!Seperti melempar karung saja, Datuk Malenggang Dilangit dengan ringannya melemparkan sosok Rajo mudo Basa kehadapan Paduka Ananggawarman.Tapp!Sesosok tubuh tampak langsung bergerak didepan Paduka Ananggawarman dan langsung menangkap tubuh Rajo mudo Basa yang dilemparkan oleh Datuk Malenggang Dilangit. Rupanya dia adalah Panglima Kumbang.“Rajo mudo, anakku” ucap Panglima Kumbang dengan wajah berubah yang melihat keadaan Rajo mudo Basa yang babak belur. Panglima Kumbang dengan cepat memeriksa keadaan putranya tersebut. Walaupun babak belur, Panglima Kumbang masih dapat merasakan tanda-tanda kehidupan ditubuh Rajo mudo Basa walaupun sangat lemah sekali. Panglima Kumbang segera memerintahkan beberapa prajurit untuk membawa sosok Rajo mudo Basa.“Apa yang datuak lakukan pada putra hamba?” tanya Panglima Kumbang lagi. Nada suara Panglima Kumbang sedikit meninggi.“Putramu, siapa kau?&rdqu