Bukit Yuang Chuan luluh lantah akibat bertemunya kedua pukulan dahsyat itu, bukit yang semula berdiri dengan kokoh kini sudah rata dengan tanah, dipuncak bukit tidak terlihat lagi sosok Bintang dan sosok Iblis Langit dan Iblis Bumi. Lubang-lubang besar terlihat disana sini, reruntuhan bebatuan Bukit Yuang Chuanpun tersebar disana sini, hancur lebur menjadi puing-puing reruntuhan yang menutupi Bukit Yuang Chuan.
“Serrr.....serrr...serr...”. tiga sosok bayangan berkelebat cepat menaiki Bukit Yuang Chuan, tak lama kemudian sosok ketiganya tiba dipuncak Bukit Yuang Chuan dan kini terlihatlah kalau ketiga sosok tersebut adalah sosok Putri Samudra, Putri Yuan Ming Zhu dan Putri Liu-xue. Dan wajah ketiganya langsung berubah saat melihat puncak Bukit Yuang Chuan sudah tak berbentuk lagi. Reruntuhan bebatuan terlihat disana sini. Tapi tak terlihat tanda-tanda keberadan Bintang, Iblis Langit dan Iblis Bumi.
Ketiga
Malam berikutnya. “Bagaimana keadaan kanda?”. ucap Putri Samudra seraya mendekati sosok Bintang yang baru saja menyelesaikan tapa bratanya. “Dinda.”. ucap Bintang tersenyum melihat istri tercintanya Putri Samudra sudah berada didekatnya. Dengan lembut Putri Samudra terlihat memeluk Bintang, Bintang membalasnya dengan hangat. Putri Samudra kemudian merebahkan dirinya dipangkuan Bintang.“Kanda sangat rindu sekali dengan dinda”. ucap Bintang lagi seraya membelai lembut wajah jelita Putri Samudra.“Dinda juga kanda”. ucap Putri Samudra lagi tersenyum, dipeluknya dengan hangat leher Bintang dengan kedua tangannya dan ditariknya, Bintang mengikuti tarikan kedua tangan Putri Samudra yang menarik lehernya dan ; “Uffhhh”. kedua bibir itu bertemu dengan hangat dalam satu lumatan mesra penuh kerinduan. Tapi tiba-tiba Bintang melepas lumatannya dan menatap kearah sekitarnya.“Putri Yuan dan Putri Liu-xue sud
Matahari sudah menapak diufuk timur saat seekor kuda dipacu dengan cepat melintasi gurun mengarah kesebuah pintu gerbang kota Da-Dou. Diatas kedua kuda tersebut terlihat sosok seorang gadis berparas cantik nan jelita yang tengah menungganginya. Bila melihat sosok penampilannya, sosok ini tak lain adalah Putri Liu-xue.Semakin mendekati gerbang kota Da-Dou, Putri Liu-xue dapat melihat disepanjang perjalanan bekas-bekas pertempuran yang tengah terjadi, darah masih berserakan dimana-mana, mayat-mayatpun masih tampak bergelimpangan disana sini, beberapa orang prajurit tampak tengah mengangkut mayat-mayat yang ada ditempat itu, tapi Putri Liu-xue terlihat mengenyitkan keningnya melihat sosok-sosok prajurit yang tidak dikenalinya itu, tanpa memperdulikan hal itu, Putri Liu-xue terus memacu kudanya memasuki pintu gerbang kota Da-Dou.“Berhenti!”. tapi belum lagi Putri Liu-xue memasuki pintu gerbang, tiba-tiba saja seorang prajurit menghe
Sementara itu Putri Yuan Ming Zhu yang tiba di istana Yingtian mendapati kabar tentang kemenangan mereka terhadap Kaisar Shun-ti (Toghon Temur), dengan ditemani beberapa prajurit Yingtian, Putri Yuan Ming Zhu segera berangkat menuju ke kota Da-Dou.Beberapa hari kemudian, rombongan Putri Yuan Ming Zhu tiba di kota Da-Dou, kedatangannya segera disambut langsung oleh Kaisar Zhu dan ayahnya jenderal Yuan. Tapi Putri Yuan Ming Zhu dibuat terkejut saat mendengar kalau Putri Liu-xue baru saja pergi meninggalkan istana Da-Dou untuk menuju ke Goryeo. Kaisar Zhu memerintahkan Laksamana Ho-Tian untuk mengantar langsung Putri Liu-xue ke Goryeo.Beberapa minggu kemudian, Kaisar Zhu Yuan-Zhangpun mengumumkan berakhirnya dinasti Yuan dan dimulainya Dinasti Ming yang artinya Terang, dan Kaisar Zhu Yuan-Zhangpun menjadi kaisar pertama dengan gelar Kaisar Hongwu yang artinya kepahlawan yang tidak berbatas. Penobatan Kaisar
Malam datang kembali menyelimuti alam, rembulan bersinar terang malam itu, ribuan bintangpun tampak menghiasi cakrawala langit, menemani sang rembulan. Kota Da-Dou tampak begitu tenang malam itu, dibeberapa tempat terlihat para prajurit tengah berjaga, sesekali terlihat beberapa orang prajurit tengah melakukan ronda. Sementara itu ditempat kediaman Jendral Yuan Chonghuan, jenderal ming yang sangat dihormati. Malam itu Jendral Yuan Chonghuan memanggil putri kesayangannya, Putri Yuan Ming Zhu. “Kau tahu kenapa ayah memanggilmu kemari Yuan?”. ucap Jendral Yuan Chonghuan lagi. “Tidak ayah, Yuan tidak tahu” “Yuan. Beberapa malam yang lalu tuan Bintang datang menghadap ke ayah dan kaisar. Tuan Bintang ingin berpamitan untuk pulang kembali kenegerinya.”. ucap Jendral Yuan Chonghuan lagi. Wajah Putri Yuan berubah mendengar hal itu. “Tapi tuan Bintang juga melamarmu untuk menjadi istrinya Yuan.”. sambung Jendral Yuan Chonghuan, belum lagi hilang rasa terkejut dari wajah Putri Yuan, mendeng
Satu minggu sudah Bintang berada di istana, menikmati indahnya bulan madu bersama Putri Yuan Ming Zhu, dan hari ini tiba saatnya untuk Bintang dan Putri Yuan Ming Zhu berpamitan untuk kembali ke negerinya Tanah Jawa. Dengan upacara kebesaran, Kaisar Zhu melepas kepergian Bintang dan Putri Yuan Ming Zhu. Dengan alasan ingin melihat keindahan dataran tengah negeri tiongkok Bintang menolak permintaan Kaisar Zhu yang menawarkan ingin mengantarkan Bintang dan putri angkatnya Putri Yuan Ming Zhu dengan armada kapalnya untuk kembali ke Tanah Jawa.Dengan menggunakan 2 ekor kuda yang gagah, Bintang dan Putri Yuan Ming Zhu meninggalkan istana Da-Dou, ditempatnya Jendral Yuan Chonghuan terlihat menitiskan air matanya melepaskan kepergian putrinya bersama Bintang. Tapi rasa harunya juga bercampur bahagia, melihat putri kesayangannya telah menikah bersama orang yang dicintainya.5 hari perjalanan ditempuh oleh Bintang dan Putri Yuan Ming Zhu hingga akhirnya mereka tiba di
Dari dataran tengah tiongkok, kita melompat kesebuah negeri yang sangat jauh, negeri itu bernama Goryeo. Sebuah negeri yang berada di semenanjung korea. Saat ini Goryeo diperintah oleh seorang raja yang bernama Raja Gongmin. Ia merupakan putra kedua Raja Chungsuk.Seorang gadis berkulit putih dan berparas cantik jelita, mengenakan pakaian putih berbalut rompi yang terbuat dari bulu hewan berwarna hijau, sebuah mahkota indah beruntai permata hijau tersampir dikeningnya yang indah, bibirnya tampak begitu merekah mempesona, begitu menggoda bagi siapa saja lelaki yang memandangnya terlihat memasuki pintu gerbang kota Goryeo, sosoknya yang cantik dan anggun, membuat dirinya menjadi pusat perhatian. Disepanjang jalan kota Goryeo setiap mata menatap kearahnya, dari pakaian yang dikenakannya, orang-orang tahu kalau sosok gadis itu bukanlah orang biasa, melainkan orang dari dunia persilatan, inilah yang membuat orang-orang yang ada disekitarnya hany
Keesokan harinya, Penasehat Yi In-im menepati janjinya untuk mengantarkan Putri Liu-xue untuk bertemu dengan Raja Gongmin. Ternyata Raja Gongmin tidak tinggal di istana Goryeo. Ini terbukti saat Penasehat Yi In-im mengajak Putri Liu-xue untuk naik kesebuah kereta kuda. Ternyata Penasehat Yi In-im tidak sendiri, dia bersama seorang pemuda yang tak lain adalah putranya. “Ini adalah putra hamba Yi In Yeun”. Penasehat Yi In-im memperkenalkan putranya kepada Putri Liu-xue. Putri Liu-xue hanya terlihat menganggukkan wajahnya kearah Yi In Yeun yang saat itu masih menatapnya dengan kagum. “Selama ini tak ada wanita yang tak bisa aku taklukkan. Aku harus bisa mendapatkan Putri Liu-xue dan menjadikannya istriku.”. batin Yi In Yeun lagi. Di istana Goryeo putra pejabat Yi In-im, Yi In Yeun sudah sangat terkenal akan ketampanannya, karena itulah Yi In Yeun sudah sangat terkenal suka berganti – ganti pasangan. Wajah yang tampan dan berasal dari keluarga p
Dari Goryeo kini melompat lagi ke dataran tengah, ke Perguruan Bunga Teratai. Perguruan Bunga Teratai adalah sebuah perguruan yang memiliki belasan orang murid perempuan. Perguruan Bunga Teratai juga memiliki luas bangunan yang sangat besar untuk murid-muridnya berlatih. Siang itu Bintang dan Putri Yuan Ming Zhu pergi jalan-jalan keluar dari Perguruan Bunga Teratai, Putri Yuan Ming Zhu mengajak Bintang ketempat yang paling disukainya yang berada tak jauh dari Perguruan Bunga Teratai. Sebuah tempat yang berada diatas bukit, dimana ada sebuah air terjun dibukit itu. Saat berada di Perguruan Bunga Teratai, tempat inilah yang paling suka didatangi oleh Putri Yuan Ming Zhu. Selain tempatnya begitu tenang, berada ditempat ini sambil menatap air terjun, sungguh menyejukkan hati. Keindahan dan gemuruh suara terjun semakin menambah indahnya suasana ditempat itu Keadaan alam yang begitu indah inilah yang tampak begitu dinikmati sepasang muda-mudi yang tengah menikmati
Bintang yang melihat kekuatan puncak yang telah dikerahkan oleh Datuk Malenggang Dilangit, segera ikut menghimpun tenaganya. Uap tipis putih terlhat keluar dari tubuh Bintang, uap putih yang mengeluarkan hawa dingin yang sangat menyengat.Dari uap tipis itu, terlihat membentuk sebuah bayangan diatas kepala Bintang, bayangan seekor naga berwarna putih tercipta.“Ledakan besar, khhaaaa!”Tiba-tiba saja sosok Datuk Malenggang Dilangit yang sudah diselimuti magma lahar panas langsung berlari kearah Bintang.Buumm! Buumm! Buumm! Buumm!Di setiap langkah Datuk Malenggang Dilangit terdengar suara ledakan-ledakan akibat tapak magma panas Datuk Malenggang Dilangit yang menjejak tanah, bagaikan seekor banteng ganas, sosok Datuk Malenggang Dilangit yang sudah berubah menjadi monster magma lahar terus berlari kearah Bintang. Beberapa tombak dihadapan Bintang, monster magma Datuk Malenggang Dilangit melompat dan ;Wuussshhh!M
Dhuarr! Dhuarr! Dhuarr! Dhuarr!Ledakan-ledakan dahsyat dan beruntun terjadi diudara hingga terasa menggetarkan alam. Tinju-tinju magma bertemu dengan taburan Bintang-bintang putih kecil yang terang milik Bintang.Dhuarr! Dhuarr! Dhuarr! Dhuarr!Baik Bintang maupun Datuk Malenggang Dilangit terus melepaskan serangan dahsyatnya, hingga ledakan demi ledakan terus terjadi membahana ditempat itu, dalam sekejap saja, pohon-pohon yang ada dipulau itu langsung berterbangan dan bertumbangan entah kemana, tempat itu langsung luluh lantah dibuat oleh ledakan dahsyat oleh serangan Bintang dan Datuk Malenggang Dilangit.Saat Bintang berhasil turun kebawah, pulau itu sudah terbakar setengahnya akibat ledakan yang tadi terjadi, wajah Bintang kembali berubah saat melihat Datuk Malenggang Dilangit terlihat menghimpun tenaganya, magma lahar panas terlihat berkumpul ditelapak tangan Datuk Malenggang Dilangit.Bintang yang melihat hal itu segera ikut mengumpulkan haw
SEBUAH pulau kosong tak berpenghuni dipilih oleh Bintang untuk menjadi tempat pertarungannya dengan Datuk Malenggang Dilangit. Kini kedua-duanya sudah saling berdiri berhadapan, Bintang kini sudah kembali ke sosoknya semula, demikian pula Datuk Malenggang Dilangit yang kini sudah berdiri diatas tanah tempatnya berpijak. Kedua-duanya saling berhadapan dengan tatapan tajam.Wweerrrr..!Tanpa banyak bicara, sosok Datuk Malenggang Dilangit tiba-tiba saja mengeluarkan magma lahar panas dari sekujur tubuhnya, terutama dibagian kedua tangan, kedua kaki dan kepala. Sedangkan sebagian besar tubuhnya belum berubah menjadi magma lahar panas.Bintang yang melihat hal itupun tak tinggal diam, dan ;Blesshhhh...!Tiba-tiba saja tubuh Bintang telah diliputi energi putih keperakan, rambut Bintangpun telah berubah menjadi berwarna putih keperakan dengan balur-balur keemasan yang mengeluarkan hawa dingin. Rupanya Bintang langsung menggunakan wujud Pangeran Bulan
Wuusshhh!Tombak melesat dengan sangat cepat dan kuat kearah Datuk Malenggang Dilangit.Blepp!Kembali tombak yang dilemparkan oleh Sutan Rajo Alam hangus terbakar begitu menyentuh sosok Datuk Malenggang Dilangit.“Cepat ungsikan paduka rajo” teriak Datuk Rajo Dilangit memperingatkan para pejabat istana yang berdiri bersama Paduka Ananggawarman.“Tidak, aku takkan lari!” ucap Paduka Ananggawarman dengan keras hati hingga membuat Datuk Rajo Dilangit dan Sutan Rajo Alam hanya menarik nafas panjang melihat kekerasan hati Paduka Ananggawarman.Sementara itu magma lahar panas terus semakin banyak menjalar menutupi halaman istana Nagari Batuah.Datuk Rajo Dilangit dan Sutan Rajo Alam terlihat tengah memikirkan rencana untuk mengatasi hal itu, waktu yang sempat dan mendesak membuat keduanya sedikit khawatir dengan keadaan yang terjadi, hingga ;“Datuak Malenggang Di
Istana Nagari Batuah terlihat begitu sibuk dengan segala macam aktivitasnya, karena hari ini adalah janji yang ditetapkan oleh Datuak Malenggang Dilangit terhadap wilayah Nagari Batuah, dengan dipimpin oleh Datuk Rajo Dilangit, Paduka Ananggawarman berniat untuk melawan Datuk Malenggang Dilangit dengan segenap kekuatan istana Nagari Batuah, para hulubalang, panglima dan pejabat istana Nagari Batuahpun memberikan tanda kesiapan mereka berjuang hidup atau mati demi mempertahankan kedaulatan istana Nagari Batuah.Datuk Rajo Dilangit dipercaya oleh Paduka Ananggawarman untuk memimpin seluruh pasukan yang ada di istana Nagari Batuah dan Datuk Rajo Dilangit menerimanya untuk menjalankan taktik yang akan digunakan untuk melawan amukan Datuk Malenggang Dilangit. Seluruh masyarakat kotaraja Nagari Batuah sudah diungsikan demi keselamatan mereka. Paduka Ananggawarman menolak untuk ikut me
Pagi itu di Istana Bunian, panglima Kitty yang tiba-tiba saja datang menghadap, disaat Bintang dan Ratu Bunian tengah bercengkrama mesra berdua. “Sembah hormat hamba paduka, ratu” ucap panglima Kitty berlutut dihadapan keduanya. Ratu Bunian terlihat mengangkat tangannya sebagai tanda menerima hormat panglima Kitty. “Ada apa Kitty?” “Ampun ratu, Datuak Malenggang Dilangit sudah muncul kembali” ucap Kitty lagi hingga membuat wajah Ratu Bunian berubah pucat. Bintang yang ada didekatnya mulai tertarik mendengarnya. “Untung saja kita cepat memindahkan Negeri Bunian jauh dari gunung marapi. Kalau tidak, Datuak Malenggang Dilangit pasti sudah datang kemari” ucap Ratu Bunian lagi. Panglima Kitty terlihat mengangguk-anggukkan kepalanya. “Dimana Datuak Malenggang Dilangit muncul Kitty?” tanya Bintang cepat hingga membuat Ratu Bunian dan panglima Kitty memandang kearah Bintang. “Ampun paduka, Datuak Malenggang Dilangit mengacau di istana Nagari Batuah” “Istana Nagari Batuah?!” ulang Bintan
“Maafkan kelancangan ambo datuak” ucap Datuk Rajo Dilangit lagi. Entah apa maksud Datuk Rajo Dilangit yang tiba-tiba saja berjongkok. Perlahan sosok Datuk Rajo Dilangit mulai berubah menjadi seekor harimau loreng yang sangat besar, 2x ukuran harimau dewasa, sama besarnya dengan harimau putih jelmaan Datuk Malenggang Dilangit.Grraaauuummm!Grraaauuummm!Dua harimau besar ini saling mengaum dengan dahsyat, begitu dahsyatnya banyak para prajurit yang ada ditempat itu jatuh terduduk karena lemas lututnya.Grraaauuummm!Grraaauuummm!Kembali kedua harimau besar ini saling mengaum, tapi kali ini disertai dengan sama-sama saling menerkam kedepan.Kembali terjadi dua pertarungan raja rimba yang sama-sama berwujud besar. Saling terkam, saling cakar dan saling gigit, dilakukan oleh kedua harimau berbeda warna ini. Kali ini harimau belang jelmaan Datuk Rajo Dilangit mampu memberikan perlawanan sen
Sekarang Datuk Malenggang Dilangit telah dikeroyok oleh dua pengguna harimau dan macan kumbang, tapi bukannya terdesak, Datuk Malenggang Dilangit justru tertawa-tawa senang melayani serangan keduanya.“Hahaha.. sudah lama aku tidak bertarung sesenang ini” ucap Datuk Malenggang Dilangit lagi.Sebenarnya jurus-jurus harimau putih milik Datuk Malenggang Dilangit tidaklah jauh berada diatas jurus harimau singgalang milik Wijaya dan jurus macan kumbang milik Panglima Kumbang, hanya saja perbedaan kekuatan dan pengalaman yang membuat Datuk Malenggang Dilangit lebih unggul.Memasuki jurus ke 88, Wijaya dan Panglima Kumbang terlihat sama-sama melompat mundur kebelakang.Graaauumm!Ggrraaamm!Tiba-tiba saja Wijaya dan Panglima Kumbang terdengar mengaum. Sosok Wijaya sendiri yang sudah berjongkok merangkak tiba-tiba saja berubah wujud menjadi seekor harimau belang kuning dewasa, sedangkan sosok Panglima Kumbang y
Wusshhh!Seperti melempar karung saja, Datuk Malenggang Dilangit dengan ringannya melemparkan sosok Rajo mudo Basa kehadapan Paduka Ananggawarman.Tapp!Sesosok tubuh tampak langsung bergerak didepan Paduka Ananggawarman dan langsung menangkap tubuh Rajo mudo Basa yang dilemparkan oleh Datuk Malenggang Dilangit. Rupanya dia adalah Panglima Kumbang.“Rajo mudo, anakku” ucap Panglima Kumbang dengan wajah berubah yang melihat keadaan Rajo mudo Basa yang babak belur. Panglima Kumbang dengan cepat memeriksa keadaan putranya tersebut. Walaupun babak belur, Panglima Kumbang masih dapat merasakan tanda-tanda kehidupan ditubuh Rajo mudo Basa walaupun sangat lemah sekali. Panglima Kumbang segera memerintahkan beberapa prajurit untuk membawa sosok Rajo mudo Basa.“Apa yang datuak lakukan pada putra hamba?” tanya Panglima Kumbang lagi. Nada suara Panglima Kumbang sedikit meninggi.“Putramu, siapa kau?&rdqu