Hari yang dinantipun tiba, Kaisar Shun-Ti berangkat memimpin langsung 250 ribu pasukannya untuk menyerang Yingtian. Barisan puluhan ribu prajurit mongol terlihat membentang disepanjang mata memandang. Peperangan ini akan menjadi sejarah dalam masa peperangan dimasa kaisar Yuan sebagai Kaisar Shun-Ti yang bertahta dikota Da-Dou.
Dari Yingtian sendiri, dipimpin langsung oleh Jenderal Yuan Chonghuan dan kaisar Zhu Yuan-Zhang sendiri juga memimpin 200 ribu orang pasukan yang terdiri dari gabungan para prajurit dan orang-orang dari partai rimba persilatan. Tampaknya peperangan diantara kedua kerajaan ini benar-benar tak bisa dihindari lagi. Dalam beberapa hari kedepan, sejarah baru akan tercipta.
Sementara itu di Istana Yuan, tepatnya didalam penjara bawah tanah, terlihat sosok gadis berparas cantik nan jelita yang tak lain adalah Putri Liu-xue tampak memasuki terowongan penjara bawah tanah tersebut. Melihat kedatangan Putri Liu-xue, belasan orang prajurit
“Ternyata nama besar Ksatria Pengembara bukanlah nama kosong belaka. Aku Pangeran Chen menjura hormat padamu”. ucap sosok pemuda yang ternyata adalah Pangeran Chen, putra mahkota kerajaan yuan.“Dan mereka adalah Iblis Langit dan Iblis Bumi”. ucap Pangeran Chen memperkenalkan kedua lelaki tua yang ada didekatnya. Bintang terlihat menatap keadaan disekelilingnya, dimana saat ini Bintang lebih memikirkan keselamatan Putri Yuan Ming Zhu.“Dimana Putri Yuan Ming Zhu?”. ucap Bintang lagi“Ha ha ha...! aku suka dengan sikapmu Ksatria Pengembara. Langsung ke pokok permasalahan”. ucap Pangeran Chen lagi.“Aku berjanji akan melepaskan Putri Yuan Ming Zhu, bila kau bisa keluar hidup-hidup dari tempat ini”. ucap Pangeran Chen lagi. Mendengar ucapan Pangeran Chen, Bintang justru tersenyum sinis.“Dasar orang-orang yang tak bisa menepati janji. sungguh Tindakan yang sangat pengecut sekali”.
“Hyattt.”. sosok Pangeran Chen berkelebat kedepan.“Hyattttt...”. Bintangpun tak mau hanya tinggal diam begitu saja, Pedang Lentur ditangannya bergerak kedepan menyambut serangan Pangeran Chen, dan ; “Trangg...trang...”. beberapa kali terdengar kedua pedang itu berbenturan hingga menimbulkan percikan bunga api.Kali ini jurus Pedang Lentur yang dipergunakan oleh Bintang masih mampu mengimbangi serangan-serangan yang dilancarkan oleh Pangeran Chen. Kalau jurus pedang Pangeran Chen terlihat keras bagaikan baja. Jurus pedang yang dipergunakan oleh Bintang justru sebaliknya, begitu lentur meliuk-liuk seperti ular.“Trang...trang...tranggg...”. kembali kedua pedang berbenturan. Dengan Pedang Lentur, Bintang bukan saja mampu mengimbangi serangan Pangeran Chen, tapi Bintang juga terkadang memberikan serangan balasan yang cukup merepotkan Pangeran Chen, bahkan ; “Bretttt”. memasuki ju
“Tapi jangan sampai adik liu terluka.”. ucap Pangeran Chen lagi.“Liu-xue, Iblis Bumi biar aku yang hadapi. Dialah yang telah melukai guru dan saudari-saudari seperguruanku kemarin...”. ucap Putri Yuan lagi. Dan Putri Liu-xue hanya menganggukkan wajahnya.Sementara itu Putri Liu-xue sendiri kini sudah berhadapan dengan Iblis Langit.“Jangan bertindak bodoh tuan putri”. ucap Iblis Langit lagi.Mengetahui siapa yang dihadapinya saat ini, Putri Liu-xuepun tak mau setengah-setengah, tangan Putri Liu-xue terlihat masuk kebalik pakaiannya dan terlihatlah kini Putri Liu-xue telah menarik keluar seruling berwarna putih salju.“Seruling Es.”. ucap Iblis Langit lagi dengan paras berubah.“Maaf kalau aku lancang tuan putri”. ucap Iblis Langit lagi seraya mempersiapkan serangannya.“Hyattt...hyyatttt...haatttt...”. hampir bersamaan ketiganya saling terlibat dalam sat
“Dinda.”. ucap Bintang perlahan. Orang yang disebut dinda itu memang tak lain adalah Putri Samudra sendiri yang secara mendadak muncul di Bukit Yuang Chuan. Begitu kedua kakinya menjejak bukit, sosok cantik Putri Samudra segera berbalik kearah Bintang, pedang ditangannya sudah kembali disarungkannya.“Kanda...”. ucap Putri Samudra lagi seraya langsung mendekati sosok Bintang.“Dinda”. Bintang menyambut istri tercintanya ini dengan penuh senyum.“Kanda tidak apa-apa?”. ucap Putri Samudra lagi terlihat khawatir.“Kanda tidak apa-apa dinda. Kanda rindu sekali dengan dinda”. ucap Bintang lagi, Putri Samudra terlihat tersenyum indah. “Dinda juga rindu sekali sama kanda”. ucap Putri Samudra lagi seraya merangkul tubuh Bintang. Bintangpun balas merangkul tubuh Putri Samudra kedalam pelukan hangatnya. Hal ini membuat semua yang ada ditempat itu terkejut. Terlebih sosok Putri Liu-xue dan Putri
Jurus pedang yang digunakan keduanya, terlihat sangat berbeda sekali, kalau jurus Pedang Putra Langit milik Pangeran Chen terlihat lebih bertenaga dan angker, ini terlihat dari betapa kuatnya angin serangan yang keluar dari serangan pedang yang dilakukan oleh Pangeran Chen, sementara itu Pedang Dewi milik Putri Samudra terlihat begitu lembut, gerakan-gerakan yang dilakukan oleh Putri Samudra seperti seorang dewi yang tengah bermain pedang, tapi walaupun begitu, tak sedikitpun jurus Pedang Putra Langit bisa menyentuh sosok Putri Samudra apalagi sampai mendesak sosok Putri Samudra.Di tempatnya Bintang menatap kagum melihat kehebatan jurus Pedang Dewi yang dipergunakan oleh Putri Samudra, sosok Putri Samudra benar-benar begitu anggun dalam memperguna-kan jurusnya. Kekhawatiran Bintang pupus sudah.Pertarungan semakin berlangsung sengit, memasuki jurus ke 78, hampir bersamaan sosok Pangeran Chen dan Putri Samudra saling melompat m
Sementara itu Bintang sudah kembali membuka kedua matanya, saat ini Bintang memang tengah menggunakan salah satu ajiannya, 1000 Bayangan Siluman pemberian Maharaja Yudha. Hingga kini belasan orang sosok Bintang langsung bergerak melingkar mengepung sosok Iblis Langit dan Iblis Bumi.“Hyyaatttt.”. hampir bersamaan belasan orang sosok Bintang langsung menyerang kearah Iblis Langit dan Iblis Bumi.Iblis Bumi tampak maju beberapa tindak kedepan, dan ;“Tapak Bumi Bergoncang...heaaa...bummmmm.”.Iblis Bumi tampak memukulkan kedua telapak tangannya ketanah dan seketika terdengar suara ledakan dahsyat dari dalam tanah, Bukit Yuang Chuan bergetar hebat, sementara itu belasan sosok Bintang terlihat langsung terlempar jauh kebelakang. Belasan orang sosok Bintang kini sudah lenyap, yang tersisa hanya 5 sosok Bintang saja lagi. Hal ini tentu saja akibat serangan dahsyat yang tadi dipergunakan oleh Iblis Bumi.Bintang menyadari
Matahari semakin meninggi dipuncaknya, sinarnya yang panas mulai terasa menyengat kulit. Sementara itu diperbatasan kota Yingtian, tempat kekuasaan Kaisar Zhu Yuan-Zhang. Pertempuran besar tengah terjadi, antara pasukan mongol yang berjumlah ratusan ribu orang melawan pasukan Kaisar Zhu Yuan-Zhang yang dibantu oleh orang-orang dunia persilatan. Entah sudah berapa lama pertempuran itu terjadi, dikedua belah korban mulai berjatuhan, Kaisar Zhu Yuan-Zhang langsung memimpin pasukannya untuk melawan pasukan mongol, sementara itu pasukan mongol sendiri tampak langsung dikomandoi oleh Toghon Temur atau yang lebih dikenal sebagai Kaisar Shun-Ti. Walaupun jumlah pasukan mongol lebih banyak, tapi perlawanan yang dilakukan oleh prajurit Kaisar Zhu Yuan-Zhang benar-benar sangat mengagumkan, dibantu oleh para pendekar dunia persilatan, mereka berhasil mengimbangi gempuran hebat pasukan mongol. Di masing-masing pihak, baik Kaisar Zhu Yuan-Zhang maupun kaisar shun-
Bukit Yuang Chuan adalah sebuah bukit yang terdiri dari tebing-tebing curam dimana dibawahnya terlihat hamparan laut bersama batu-batu cadas. Bukit ini cukup tinggi diatas permukaan laut, dapat dibayang bila ada sesuatu yang jatuh kebawahnya, pasti akan langsung mati dengan tubuh pecah karena menghantam bebantuan cadas yang ada dibawahnya. Bila memandang jauh, sebuah lautan luas terbentang dihadapan mata. Sebagaimana dikisahkan dalam buku sebelumnya (Iblis Langit & Iblis Bumi), Iblis Langit dan Iblis Bumi menantang Bintang bertarung dibukit itu dengan jaminan nyawa Putri Yuan Ming Zhu, oleh karena itulah Bintang terpaksa harus memenuhi tantangan tersebut, tapi saat tiba di Bukit Yuang Chuan, Bintang tidak menemukan sosok Putri Yuan Ming Zhu, Bintang justru harus menghadapi pangeran Chen. Disaat itulah Putri Yuan Ming Zhu dan Putri Liu-xue muncul. Disaat Bintang berhasil didesak oleh pangeran Chen dengan jurus pedang putra langitnya, Putri Samud
Bintang yang melihat kekuatan puncak yang telah dikerahkan oleh Datuk Malenggang Dilangit, segera ikut menghimpun tenaganya. Uap tipis putih terlhat keluar dari tubuh Bintang, uap putih yang mengeluarkan hawa dingin yang sangat menyengat.Dari uap tipis itu, terlihat membentuk sebuah bayangan diatas kepala Bintang, bayangan seekor naga berwarna putih tercipta.“Ledakan besar, khhaaaa!”Tiba-tiba saja sosok Datuk Malenggang Dilangit yang sudah diselimuti magma lahar panas langsung berlari kearah Bintang.Buumm! Buumm! Buumm! Buumm!Di setiap langkah Datuk Malenggang Dilangit terdengar suara ledakan-ledakan akibat tapak magma panas Datuk Malenggang Dilangit yang menjejak tanah, bagaikan seekor banteng ganas, sosok Datuk Malenggang Dilangit yang sudah berubah menjadi monster magma lahar terus berlari kearah Bintang. Beberapa tombak dihadapan Bintang, monster magma Datuk Malenggang Dilangit melompat dan ;Wuussshhh!M
Dhuarr! Dhuarr! Dhuarr! Dhuarr!Ledakan-ledakan dahsyat dan beruntun terjadi diudara hingga terasa menggetarkan alam. Tinju-tinju magma bertemu dengan taburan Bintang-bintang putih kecil yang terang milik Bintang.Dhuarr! Dhuarr! Dhuarr! Dhuarr!Baik Bintang maupun Datuk Malenggang Dilangit terus melepaskan serangan dahsyatnya, hingga ledakan demi ledakan terus terjadi membahana ditempat itu, dalam sekejap saja, pohon-pohon yang ada dipulau itu langsung berterbangan dan bertumbangan entah kemana, tempat itu langsung luluh lantah dibuat oleh ledakan dahsyat oleh serangan Bintang dan Datuk Malenggang Dilangit.Saat Bintang berhasil turun kebawah, pulau itu sudah terbakar setengahnya akibat ledakan yang tadi terjadi, wajah Bintang kembali berubah saat melihat Datuk Malenggang Dilangit terlihat menghimpun tenaganya, magma lahar panas terlihat berkumpul ditelapak tangan Datuk Malenggang Dilangit.Bintang yang melihat hal itu segera ikut mengumpulkan haw
SEBUAH pulau kosong tak berpenghuni dipilih oleh Bintang untuk menjadi tempat pertarungannya dengan Datuk Malenggang Dilangit. Kini kedua-duanya sudah saling berdiri berhadapan, Bintang kini sudah kembali ke sosoknya semula, demikian pula Datuk Malenggang Dilangit yang kini sudah berdiri diatas tanah tempatnya berpijak. Kedua-duanya saling berhadapan dengan tatapan tajam.Wweerrrr..!Tanpa banyak bicara, sosok Datuk Malenggang Dilangit tiba-tiba saja mengeluarkan magma lahar panas dari sekujur tubuhnya, terutama dibagian kedua tangan, kedua kaki dan kepala. Sedangkan sebagian besar tubuhnya belum berubah menjadi magma lahar panas.Bintang yang melihat hal itupun tak tinggal diam, dan ;Blesshhhh...!Tiba-tiba saja tubuh Bintang telah diliputi energi putih keperakan, rambut Bintangpun telah berubah menjadi berwarna putih keperakan dengan balur-balur keemasan yang mengeluarkan hawa dingin. Rupanya Bintang langsung menggunakan wujud Pangeran Bulan
Wuusshhh!Tombak melesat dengan sangat cepat dan kuat kearah Datuk Malenggang Dilangit.Blepp!Kembali tombak yang dilemparkan oleh Sutan Rajo Alam hangus terbakar begitu menyentuh sosok Datuk Malenggang Dilangit.“Cepat ungsikan paduka rajo” teriak Datuk Rajo Dilangit memperingatkan para pejabat istana yang berdiri bersama Paduka Ananggawarman.“Tidak, aku takkan lari!” ucap Paduka Ananggawarman dengan keras hati hingga membuat Datuk Rajo Dilangit dan Sutan Rajo Alam hanya menarik nafas panjang melihat kekerasan hati Paduka Ananggawarman.Sementara itu magma lahar panas terus semakin banyak menjalar menutupi halaman istana Nagari Batuah.Datuk Rajo Dilangit dan Sutan Rajo Alam terlihat tengah memikirkan rencana untuk mengatasi hal itu, waktu yang sempat dan mendesak membuat keduanya sedikit khawatir dengan keadaan yang terjadi, hingga ;“Datuak Malenggang Di
Istana Nagari Batuah terlihat begitu sibuk dengan segala macam aktivitasnya, karena hari ini adalah janji yang ditetapkan oleh Datuak Malenggang Dilangit terhadap wilayah Nagari Batuah, dengan dipimpin oleh Datuk Rajo Dilangit, Paduka Ananggawarman berniat untuk melawan Datuk Malenggang Dilangit dengan segenap kekuatan istana Nagari Batuah, para hulubalang, panglima dan pejabat istana Nagari Batuahpun memberikan tanda kesiapan mereka berjuang hidup atau mati demi mempertahankan kedaulatan istana Nagari Batuah.Datuk Rajo Dilangit dipercaya oleh Paduka Ananggawarman untuk memimpin seluruh pasukan yang ada di istana Nagari Batuah dan Datuk Rajo Dilangit menerimanya untuk menjalankan taktik yang akan digunakan untuk melawan amukan Datuk Malenggang Dilangit. Seluruh masyarakat kotaraja Nagari Batuah sudah diungsikan demi keselamatan mereka. Paduka Ananggawarman menolak untuk ikut me
Pagi itu di Istana Bunian, panglima Kitty yang tiba-tiba saja datang menghadap, disaat Bintang dan Ratu Bunian tengah bercengkrama mesra berdua. “Sembah hormat hamba paduka, ratu” ucap panglima Kitty berlutut dihadapan keduanya. Ratu Bunian terlihat mengangkat tangannya sebagai tanda menerima hormat panglima Kitty. “Ada apa Kitty?” “Ampun ratu, Datuak Malenggang Dilangit sudah muncul kembali” ucap Kitty lagi hingga membuat wajah Ratu Bunian berubah pucat. Bintang yang ada didekatnya mulai tertarik mendengarnya. “Untung saja kita cepat memindahkan Negeri Bunian jauh dari gunung marapi. Kalau tidak, Datuak Malenggang Dilangit pasti sudah datang kemari” ucap Ratu Bunian lagi. Panglima Kitty terlihat mengangguk-anggukkan kepalanya. “Dimana Datuak Malenggang Dilangit muncul Kitty?” tanya Bintang cepat hingga membuat Ratu Bunian dan panglima Kitty memandang kearah Bintang. “Ampun paduka, Datuak Malenggang Dilangit mengacau di istana Nagari Batuah” “Istana Nagari Batuah?!” ulang Bintan
“Maafkan kelancangan ambo datuak” ucap Datuk Rajo Dilangit lagi. Entah apa maksud Datuk Rajo Dilangit yang tiba-tiba saja berjongkok. Perlahan sosok Datuk Rajo Dilangit mulai berubah menjadi seekor harimau loreng yang sangat besar, 2x ukuran harimau dewasa, sama besarnya dengan harimau putih jelmaan Datuk Malenggang Dilangit.Grraaauuummm!Grraaauuummm!Dua harimau besar ini saling mengaum dengan dahsyat, begitu dahsyatnya banyak para prajurit yang ada ditempat itu jatuh terduduk karena lemas lututnya.Grraaauuummm!Grraaauuummm!Kembali kedua harimau besar ini saling mengaum, tapi kali ini disertai dengan sama-sama saling menerkam kedepan.Kembali terjadi dua pertarungan raja rimba yang sama-sama berwujud besar. Saling terkam, saling cakar dan saling gigit, dilakukan oleh kedua harimau berbeda warna ini. Kali ini harimau belang jelmaan Datuk Rajo Dilangit mampu memberikan perlawanan sen
Sekarang Datuk Malenggang Dilangit telah dikeroyok oleh dua pengguna harimau dan macan kumbang, tapi bukannya terdesak, Datuk Malenggang Dilangit justru tertawa-tawa senang melayani serangan keduanya.“Hahaha.. sudah lama aku tidak bertarung sesenang ini” ucap Datuk Malenggang Dilangit lagi.Sebenarnya jurus-jurus harimau putih milik Datuk Malenggang Dilangit tidaklah jauh berada diatas jurus harimau singgalang milik Wijaya dan jurus macan kumbang milik Panglima Kumbang, hanya saja perbedaan kekuatan dan pengalaman yang membuat Datuk Malenggang Dilangit lebih unggul.Memasuki jurus ke 88, Wijaya dan Panglima Kumbang terlihat sama-sama melompat mundur kebelakang.Graaauumm!Ggrraaamm!Tiba-tiba saja Wijaya dan Panglima Kumbang terdengar mengaum. Sosok Wijaya sendiri yang sudah berjongkok merangkak tiba-tiba saja berubah wujud menjadi seekor harimau belang kuning dewasa, sedangkan sosok Panglima Kumbang y
Wusshhh!Seperti melempar karung saja, Datuk Malenggang Dilangit dengan ringannya melemparkan sosok Rajo mudo Basa kehadapan Paduka Ananggawarman.Tapp!Sesosok tubuh tampak langsung bergerak didepan Paduka Ananggawarman dan langsung menangkap tubuh Rajo mudo Basa yang dilemparkan oleh Datuk Malenggang Dilangit. Rupanya dia adalah Panglima Kumbang.“Rajo mudo, anakku” ucap Panglima Kumbang dengan wajah berubah yang melihat keadaan Rajo mudo Basa yang babak belur. Panglima Kumbang dengan cepat memeriksa keadaan putranya tersebut. Walaupun babak belur, Panglima Kumbang masih dapat merasakan tanda-tanda kehidupan ditubuh Rajo mudo Basa walaupun sangat lemah sekali. Panglima Kumbang segera memerintahkan beberapa prajurit untuk membawa sosok Rajo mudo Basa.“Apa yang datuak lakukan pada putra hamba?” tanya Panglima Kumbang lagi. Nada suara Panglima Kumbang sedikit meninggi.“Putramu, siapa kau?&rdqu