Share

2. Bagian 9

Penulis: KSATRIA PENGEMBARA
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

“Dan yang kedua bernama Raja Iblis Rembulan selain memiliki kesaktian yang amat tinggi, kedua-duanya juga merupakan sahabat karib satu sama lain, bersama mereka melanglang buana menebar keangkara murkaan ditanah jawa ini, tidak ada yang sanggup untuk menandingi kesaktian keduanya, bahkan semua tokoh-tokoh aliran putih yang dulunya mempersatukan kekuatan dibawah pimpinan 5 datuk bersepakat untuk mengakhiri kekejaman dan kekejian yang dilakukan oleh Raja Iblis Gunung Merapi dan Raja Iblis Rembulan, tapi sayang dalam pertarungan terbesar yang pernah terjadi ditanah jawa itu, tokoh-tokoh aliran putih berhasil dikalahkan oleh tokoh-tokoh aliran hitam yang berada dibawah kendali kedua tokoh tersebut, bahkan dalam pertempuran besar itu, 2 dari pimpinan 5 datuk tewas, Datuk Bumi dan Datuk Air sehingga kini nama 5 datuk telah berubah menjadi 3 datuk, di saat-saat yang genting itu pulalah Sesepuh Raja Penidur muncul, dan itu merupakan kemunculannya pertama kali kedunia persilatan hingga banya

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Mahesa Edan
saya yakin penulisnya ini fans sama alm bastian tito beberapa tokohnya ada kesamaan, ceritanya menarik saya suka
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Ksatria Pengembara Season 1   2. Bagian 10

    “Orang yang baru saja kau sebutkan tadi adalah ayahku, namaku Bujang Sakti”. ucap lelaki gemuk itu lagi. “Oh, sungguh suatu kehormatan bagi saya bertemu dengan putra Sesepuh Raja Penidur.” “Kau tidak perlu bersikap seperti itu, panggil saja namaku Bujang.”. “Ayah memang mengatakan kalau hari ini kami akan kedatangan seorang tamu agung dan kurasa orang itu adalah kisanak, kalau boleh aku tahu siapa nama kisanak ?” “namaku Bintang”. “Apakah kisanak murid kakek Benua ?” “Benar” “Ada satu syarat yang harus kisanak penuhi untuk menemui ayahku”. “Syarat, syarat apa itu.?” “Kisanak harus bisa mengalahkanku, dan jika kisanak bisa baru kuizinkan untuk menemui ayahku, bagaimana?!”. “Hem.... baiklah”. ucap Bintang lagi setuju, bagaimanapun ini adalah kesempatan yang sangat langka bagi Bintang bisa bertarung langsung dengan putra Sesepuh Raja Penidur. “Ayo jangan sungkan keluarkan seluruh kemampuanmu untuk m

  • Ksatria Pengembara Season 1   2. Bagian 11

    “Kau hebat kisanak, biasanya tidak yang mampu berdiri bila sudah terkena Pukulan Pemecah Karangku itu”. ucap Bujang tiba-tiba saja berucap dan mengacungkan jempolnya kearah Bintang. “Pp.....Pukulan Pemecah Karang, rupanya gerakannya menahan seranganku tadi memang bukan gerakan sembarangan, tapi merupakan Pukulan Pemecah Karang, hebat, sangat hebat sekali”. batin Bintang lagi. “Sebaiknya kau sembuhkan luka dalammu dulu kisanak, besok saja kita lanjutkan pertarungan kita.”. ucap Bujang lagi dengan seenaknya seraya berbalik dan ingin melangkah pergi. “Tunggu!!”. Ucapan Bintang terlihat menahan gerakannya. Sosok Bujang terlihat berbalik. “Ayo kita lanjutkan kembali”. “Jangan memaksakan diri kisanak, besok saja kita lanjutkan pertarungan kita ini.”. “Tidak, aku belum kalah, ayo kita lanjutkan.” “Kalau kau memaksa baiklah, jangan salahkan aku kalau sekarat ditempat ini.”. ucap Bujang Sakti lagi. “Ja

  • Ksatria Pengembara Season 1   2. Bagian 12

    “Apakah tidak berhasil juga”. batin Bintang menatap kearah sosok Bujang Sakti yang masih berdiri tegar ditempatnya. “Ayo serang aku lagi, apakah hanya itu serangan yang kau andal....” ucapan Bujang Sakti tiba-tiba saja terhenti, raut wajahnya tiba-tiba saja berubah, dan ; “Bruukkk”. tubuhnya yang besar dan gemuk tiba-tiba saja terjatuh ditempatnya, hal ini bukan saja mengejutkan Bujang Sakti sendiri, bahkan Bintang sendiri ikut terperanjat melihat hal itu. “Berhasil!!”. batin Bintang gembira melihat sosok Bujang Sakti tampak tersimpuh tak berdaya ditempatnya. “Kenapa dengan tubuhku, aku merasakan tubuhku seakan tak bertenaga”. ucap Bujang Sakti pada dirinya sendiri. “Kau telah terkena jurus Totokan 5 Benuaku Bujang”. ucap Bintang lagi saat sudah berada didekat tubuh Bujang Sakti, dan terlihat Bintang memijit beberapa bagian ditubuh Bujang Sakti, beberapa saat kemudian Bujang dapat merasakan tenaga didalam tubuhnya mulai kembali seperti semula

  • Ksatria Pengembara Season 1   2. Bagian 13

    Pada hari hari ke 15, Bujang Sakti datang seperti biasanya membawakan makanan, setiap siang selama setiap hari, Bujang selalu datang membawakan buah-buahan kepada Bintang untuk dimakan. “Bagaimana, apakah sudah ada perkembangan?”. ucap Bujang lagi disela-sela kegiatan makannya. Bintang hanya terlihat menggelengkan kepalanya seraya ikut memakan buah-buahan yang dibawa oleh Bujang. “Sabar, ini baru hari ke-15, aku saja memerlukan waktu paling cepat 3 bulan baru bisa mendengarkannya”. “Apa....!! 3 bulan”. ucap Bintang dengan suara terkejut, Bujang Sakti hanya terlihat tersenyum mendengar keterkejutan Bintang. “Yah, 3 bulan, itupun belum sempurna betul, sebenarnya saat itu aku sangat putus asa.....dan hampir-hampir saja aku tidak kuasa untuk melanjutkannya, tapi ayah terus mendorong semangatku, ayah bilang bila aku bisa menguasai dengan sempurna aji Tatar Netra itu, aku akan menjadi pendekar yang tiada tandingannya didunia persilatan ini...”. uca

  • Ksatria Pengembara Season 1   2. Bagian 14

    Perlahan tapi pasti, Bintang kini dapat merasakan suara-suara binatang malam yang dikenalnya, suara jangkrik, kodok dan suara-suara lainnya, anehnya suara-suara tersebut dapat Bintang dengar dengan jelas termasuk suara terpaan air terjun yang menerpa dirinya, walau riuhnya suara air terjun tersebut tapi Bintang masih dapat merasakan ada suara-suara lain ditempat itu. “Aku berhasil! aku berhasil”. ucap Bintang lagi gembira dengan segera membuka kedua matanya dan ternyata malam masih berjalan dan kini dengan mata terbuka Bintang semakin dapat dengan jelas mendengarkan suara-suara tersebut. “Luar biasa, aku bisa mendengarnya”. batin Bintang dengan wajah gembira dan takjub merasakan hal itu. *** Sang surya baru saja menampakkan dirinya di ufuk timur, sinar kuning keemasan tampak memancar keluar dari raut wajahnya yang hangat, hal ini seakan-akan memberikan pertanda kalau dimulainya kehidupan pada hari itu. Kehangatannya teras

  • Ksatria Pengembara Season 1   2. Bagian 15

    Sore itu, ditengah redupnya sang surya yang tampaknya sebentar lagi akan segera tenggelam diufuk barat, tampak tidak begitu mempengaruhi sosok seorang pemuda yang tengah berlatih ilmu kanuragan seorang diri, pemuda berparas tampan berambut kuncir seperti ekor kuda itu tampak begitu menikmati jurus-jurus kanuragan yang tengah dilatihnya, gerakan kakinya begitu cepat sekali sampai-sampai bayangan kakinyapun tidak terlihat. Entah sudah seberapa lama pemuda itu berlatih seorang diri, keringat tampak sudah membanjiri sekujur tubuhnya, sementara itu tanpa disadarinya dua sosok tubuh telah berada tak jauh dari tempatnya berlatihnya, keduanya sosok tersebut tampak tidak begitu beda satu sama lain, sama-sama bertubuh gemuk dan subur, dengan pakaian yang serba kedodoran, hanya saja salah seorang dari mereka terlihat lebih muda dan yang seorang lagi yang cukup tua umurnya. Yang berwajah muda tampak acuh tak acuh seraya terus memakan buah-buahan yang tampak bergantungan dibahu k

  • Ksatria Pengembara Season 1   2. Bagian 16

    Akhirnya Bintangpun mengalah dan Bintangpun mulai membuka kuda-kuda, jurus Tendangan Tanpa Bayangan. “Ayo kita mulai!!” “Maafkan saya guru, Hyyatt..!” Debb! Debb! Debb! Debb! Dengan satu hentakan keras Bintang melesat kedepan dengan satu tendangan cepat dan dasyat, gerakan Bintang begitu cepat dan sangat luar biasa hebatnya serangan awal yang dilakukan oleh Bintang. “Kau akan melihat salah satu dari jurus Kijang Kelanaku ini Bintang, jurus ini kunamakan Kijang Kelana Poros Bumi.”. ucap Raja Penidur lagi tiba-tiba berucap, bersamaan dengan itu serangan Bintangpun dapat menghampar, tapi anehnya hanya meliukkan tubuhnya sedikit serangan dasyat yang dilancarkan oleh Bintang lewat begitu saja, tapi Bintang tidak tinggal diam begitu saja, begitu kakinya sudah menyentuh tanah, Bintang kembali berkelebat menyerang dengan kecepatan yang tak kalah cepatnya, tapi kembali kakek Raja Penidur memperlihatkan kelasnya sebag

  • Ksatria Pengembara Season 1   2. Bagian 17

    Delapan bulan sudah Bintang berada di Lembah Sunyi dan selama itu pula kakek Raja Penidur membimbing dan mendidik Bintang dengan melatih dan menyempurnakan semua ilmu-ilmu yang dimiliki Bintang. Banyak pelajaran yang Bintang dapat selama berada dibawah bimbingan dan didikan kakek Raja Penidur, jurus-jurus Tendangan Tanpa Bayangan, Telapak Bayangan dan jurus ilmu Pedang Lenturnya kini sudah jauh dari sempurna setelah mendapat beberapa pembaharuan dan penyempurnaan dari kakek Raja Penidur. Bahkan dalam berbagai pemahaman, ada beberapa pelajaran yang amat berbeda yang Bintang dapat dari kakek Raja Penidur, terutama dalam menghadapi setiap lawan dalam setiap pertarungan. Kakeknya, Dewa Tanpa Bayangan dan Kakek Benua Peramal 5 Benua selalu mengatakan kalau dalam menghadapi sebuah pertarungan jangan pernah meremehkan setiap lawan yang dihadapi, tapi bagi kakek Raja Penidur sangat berbeda, dalam menghadapi setiap lawan jangan pernah menganggap law

Bab terbaru

  • Ksatria Pengembara Season 1   87. Bagian 20

    Bintang yang melihat kekuatan puncak yang telah dikerahkan oleh Datuk Malenggang Dilangit, segera ikut menghimpun tenaganya. Uap tipis putih terlhat keluar dari tubuh Bintang, uap putih yang mengeluarkan hawa dingin yang sangat menyengat.Dari uap tipis itu, terlihat membentuk sebuah bayangan diatas kepala Bintang, bayangan seekor naga berwarna putih tercipta.“Ledakan besar, khhaaaa!”Tiba-tiba saja sosok Datuk Malenggang Dilangit yang sudah diselimuti magma lahar panas langsung berlari kearah Bintang.Buumm! Buumm! Buumm! Buumm!Di setiap langkah Datuk Malenggang Dilangit terdengar suara ledakan-ledakan akibat tapak magma panas Datuk Malenggang Dilangit yang menjejak tanah, bagaikan seekor banteng ganas, sosok Datuk Malenggang Dilangit yang sudah berubah menjadi monster magma lahar terus berlari kearah Bintang. Beberapa tombak dihadapan Bintang, monster magma Datuk Malenggang Dilangit melompat dan ;Wuussshhh!M

  • Ksatria Pengembara Season 1   87. Bagian 19

    Dhuarr! Dhuarr! Dhuarr! Dhuarr!Ledakan-ledakan dahsyat dan beruntun terjadi diudara hingga terasa menggetarkan alam. Tinju-tinju magma bertemu dengan taburan Bintang-bintang putih kecil yang terang milik Bintang.Dhuarr! Dhuarr! Dhuarr! Dhuarr!Baik Bintang maupun Datuk Malenggang Dilangit terus melepaskan serangan dahsyatnya, hingga ledakan demi ledakan terus terjadi membahana ditempat itu, dalam sekejap saja, pohon-pohon yang ada dipulau itu langsung berterbangan dan bertumbangan entah kemana, tempat itu langsung luluh lantah dibuat oleh ledakan dahsyat oleh serangan Bintang dan Datuk Malenggang Dilangit.Saat Bintang berhasil turun kebawah, pulau itu sudah terbakar setengahnya akibat ledakan yang tadi terjadi, wajah Bintang kembali berubah saat melihat Datuk Malenggang Dilangit terlihat menghimpun tenaganya, magma lahar panas terlihat berkumpul ditelapak tangan Datuk Malenggang Dilangit.Bintang yang melihat hal itu segera ikut mengumpulkan haw

  • Ksatria Pengembara Season 1   87. Bagian 18

    SEBUAH pulau kosong tak berpenghuni dipilih oleh Bintang untuk menjadi tempat pertarungannya dengan Datuk Malenggang Dilangit. Kini kedua-duanya sudah saling berdiri berhadapan, Bintang kini sudah kembali ke sosoknya semula, demikian pula Datuk Malenggang Dilangit yang kini sudah berdiri diatas tanah tempatnya berpijak. Kedua-duanya saling berhadapan dengan tatapan tajam.Wweerrrr..!Tanpa banyak bicara, sosok Datuk Malenggang Dilangit tiba-tiba saja mengeluarkan magma lahar panas dari sekujur tubuhnya, terutama dibagian kedua tangan, kedua kaki dan kepala. Sedangkan sebagian besar tubuhnya belum berubah menjadi magma lahar panas.Bintang yang melihat hal itupun tak tinggal diam, dan ;Blesshhhh...!Tiba-tiba saja tubuh Bintang telah diliputi energi putih keperakan, rambut Bintangpun telah berubah menjadi berwarna putih keperakan dengan balur-balur keemasan yang mengeluarkan hawa dingin. Rupanya Bintang langsung menggunakan wujud Pangeran Bulan

  • Ksatria Pengembara Season 1   87. Bagian 17

    Wuusshhh!Tombak melesat dengan sangat cepat dan kuat kearah Datuk Malenggang Dilangit.Blepp!Kembali tombak yang dilemparkan oleh Sutan Rajo Alam hangus terbakar begitu menyentuh sosok Datuk Malenggang Dilangit.“Cepat ungsikan paduka rajo” teriak Datuk Rajo Dilangit memperingatkan para pejabat istana yang berdiri bersama Paduka Ananggawarman.“Tidak, aku takkan lari!” ucap Paduka Ananggawarman dengan keras hati hingga membuat Datuk Rajo Dilangit dan Sutan Rajo Alam hanya menarik nafas panjang melihat kekerasan hati Paduka Ananggawarman.Sementara itu magma lahar panas terus semakin banyak menjalar menutupi halaman istana Nagari Batuah.Datuk Rajo Dilangit dan Sutan Rajo Alam terlihat tengah memikirkan rencana untuk mengatasi hal itu, waktu yang sempat dan mendesak membuat keduanya sedikit khawatir dengan keadaan yang terjadi, hingga ;“Datuak Malenggang Di

  • Ksatria Pengembara Season 1   87. Bagian 16

    Istana Nagari Batuah terlihat begitu sibuk dengan segala macam aktivitasnya, karena hari ini adalah janji yang ditetapkan oleh Datuak Malenggang Dilangit terhadap wilayah Nagari Batuah, dengan dipimpin oleh Datuk Rajo Dilangit, Paduka Ananggawarman berniat untuk melawan Datuk Malenggang Dilangit dengan segenap kekuatan istana Nagari Batuah, para hulubalang, panglima dan pejabat istana Nagari Batuahpun memberikan tanda kesiapan mereka berjuang hidup atau mati demi mempertahankan kedaulatan istana Nagari Batuah.Datuk Rajo Dilangit dipercaya oleh Paduka Ananggawarman untuk memimpin seluruh pasukan yang ada di istana Nagari Batuah dan Datuk Rajo Dilangit menerimanya untuk menjalankan taktik yang akan digunakan untuk melawan amukan Datuk Malenggang Dilangit. Seluruh masyarakat kotaraja Nagari Batuah sudah diungsikan demi keselamatan mereka. Paduka Ananggawarman menolak untuk ikut me

  • Ksatria Pengembara Season 1   87. Bagian 15

    Pagi itu di Istana Bunian, panglima Kitty yang tiba-tiba saja datang menghadap, disaat Bintang dan Ratu Bunian tengah bercengkrama mesra berdua. “Sembah hormat hamba paduka, ratu” ucap panglima Kitty berlutut dihadapan keduanya. Ratu Bunian terlihat mengangkat tangannya sebagai tanda menerima hormat panglima Kitty. “Ada apa Kitty?” “Ampun ratu, Datuak Malenggang Dilangit sudah muncul kembali” ucap Kitty lagi hingga membuat wajah Ratu Bunian berubah pucat. Bintang yang ada didekatnya mulai tertarik mendengarnya. “Untung saja kita cepat memindahkan Negeri Bunian jauh dari gunung marapi. Kalau tidak, Datuak Malenggang Dilangit pasti sudah datang kemari” ucap Ratu Bunian lagi. Panglima Kitty terlihat mengangguk-anggukkan kepalanya. “Dimana Datuak Malenggang Dilangit muncul Kitty?” tanya Bintang cepat hingga membuat Ratu Bunian dan panglima Kitty memandang kearah Bintang. “Ampun paduka, Datuak Malenggang Dilangit mengacau di istana Nagari Batuah” “Istana Nagari Batuah?!” ulang Bintan

  • Ksatria Pengembara Season 1   87. Bagian 14

    “Maafkan kelancangan ambo datuak” ucap Datuk Rajo Dilangit lagi. Entah apa maksud Datuk Rajo Dilangit yang tiba-tiba saja berjongkok. Perlahan sosok Datuk Rajo Dilangit mulai berubah menjadi seekor harimau loreng yang sangat besar, 2x ukuran harimau dewasa, sama besarnya dengan harimau putih jelmaan Datuk Malenggang Dilangit.Grraaauuummm!Grraaauuummm!Dua harimau besar ini saling mengaum dengan dahsyat, begitu dahsyatnya banyak para prajurit yang ada ditempat itu jatuh terduduk karena lemas lututnya.Grraaauuummm!Grraaauuummm!Kembali kedua harimau besar ini saling mengaum, tapi kali ini disertai dengan sama-sama saling menerkam kedepan.Kembali terjadi dua pertarungan raja rimba yang sama-sama berwujud besar. Saling terkam, saling cakar dan saling gigit, dilakukan oleh kedua harimau berbeda warna ini. Kali ini harimau belang jelmaan Datuk Rajo Dilangit mampu memberikan perlawanan sen

  • Ksatria Pengembara Season 1   87. Bagian 13

    Sekarang Datuk Malenggang Dilangit telah dikeroyok oleh dua pengguna harimau dan macan kumbang, tapi bukannya terdesak, Datuk Malenggang Dilangit justru tertawa-tawa senang melayani serangan keduanya.“Hahaha.. sudah lama aku tidak bertarung sesenang ini” ucap Datuk Malenggang Dilangit lagi.Sebenarnya jurus-jurus harimau putih milik Datuk Malenggang Dilangit tidaklah jauh berada diatas jurus harimau singgalang milik Wijaya dan jurus macan kumbang milik Panglima Kumbang, hanya saja perbedaan kekuatan dan pengalaman yang membuat Datuk Malenggang Dilangit lebih unggul.Memasuki jurus ke 88, Wijaya dan Panglima Kumbang terlihat sama-sama melompat mundur kebelakang.Graaauumm!Ggrraaamm!Tiba-tiba saja Wijaya dan Panglima Kumbang terdengar mengaum. Sosok Wijaya sendiri yang sudah berjongkok merangkak tiba-tiba saja berubah wujud menjadi seekor harimau belang kuning dewasa, sedangkan sosok Panglima Kumbang y

  • Ksatria Pengembara Season 1   87. Bagian 12

    Wusshhh!Seperti melempar karung saja, Datuk Malenggang Dilangit dengan ringannya melemparkan sosok Rajo mudo Basa kehadapan Paduka Ananggawarman.Tapp!Sesosok tubuh tampak langsung bergerak didepan Paduka Ananggawarman dan langsung menangkap tubuh Rajo mudo Basa yang dilemparkan oleh Datuk Malenggang Dilangit. Rupanya dia adalah Panglima Kumbang.“Rajo mudo, anakku” ucap Panglima Kumbang dengan wajah berubah yang melihat keadaan Rajo mudo Basa yang babak belur. Panglima Kumbang dengan cepat memeriksa keadaan putranya tersebut. Walaupun babak belur, Panglima Kumbang masih dapat merasakan tanda-tanda kehidupan ditubuh Rajo mudo Basa walaupun sangat lemah sekali. Panglima Kumbang segera memerintahkan beberapa prajurit untuk membawa sosok Rajo mudo Basa.“Apa yang datuak lakukan pada putra hamba?” tanya Panglima Kumbang lagi. Nada suara Panglima Kumbang sedikit meninggi.“Putramu, siapa kau?&rdqu

DMCA.com Protection Status